Anda di halaman 1dari 19

Nama Kelompok

Reina Ranawijaya (J3A119180)


Shamita Sefi Nurhanifah (J3A119212)
Yurike Rahmawati (J3A119248)
Tania Rachma Putri (J3A219390)
Khairunnajmi Alif Pratama (J3A219337)
Sistem Kebahasaan
Bahasa Baduy adalah bahasa yang digunakan suku Baduy.
Penuturnya tersebar di gunung Kendeng, Rangkasbitung,
Lebak; Pandeglang; dan Sukabumi. Dari segi linguistik,
bahasa Baduy bukan dialek dari bahasa Sunda, tapi
dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa Sunda, yang
sendirinya merupakan kelompok dalam rumpun bahasa
Melayu-Sumbawa di cabang Melayu-Polinesia dalam
rumpun bahasa Austronesia.
Hukum di Tatanan Masyarakat Baduy
1. Hukuman ringan biasanya dalam bentuk pemanggilan sipelanggar
aturan oleh Pu’un untuk diberikan peringatan. Yang termasuk ke
dalam jenis pelanggaran ringan antara lain cekcok atau beradu-
mulut antara dua atau lebih warga Baduy.
2. Hukuman Berat diperuntukkan bagi mereka yang melakukan
pelanggaran berat. Pelaku pelanggaran yang mendapatkan
hukuman ini dipanggil oleh Jaro setempat dan diberi peringatan.
Selain mendapat peringatan berat, siterhukum juga akan
dimasukan ke dalam lembaga pemasyarakatan (LP) atau rumah
tahanan adat selama 40 hari. Selain itu, jika hampir bebas akan
ditanya kembali apakah dirinya masih mau berada di Baduy Dalam
atau akan keluar dan menjadi warga Baduy Luar di hadapan para
Pu’un dan Jaro. Masyarakat Baduy Luar lebih longgar dalam
menerapkan aturan adat dan ketentuan Baduy.
MATA PENCAHARIAN SUKU BADUY

Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah bertani dan


menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan.
Ketika pekerjaan mereka diladang tidak mencukupi, orang
Baduy biasanya berkelana ke kota besar sekitar wilayah
mereka dengan berjalan kaki, umumnya mereka berangkat
dengan jumlah yang kecil antara 3 sampai 5 orang untuk
mejual madu dan kerajinan tangan mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Perdagangan yang semula hanya
dilakukan dengan barter kini sudah menggunakan mata
uang rupiah.
SISTEM PENGETAHUAN

Sistem pengetahuan orang Baduy adalah Pikukuh yaitu


memegang teguh segala perangkat peraturan yang
diturunkan oleh leluhurnya. Dalam hal pengetahuan ini,
orang Baduy memiliki tingkat toleransi, tata krama, jiwa
social, dan teknik bertani yang diwariskan oleh leluhurnya.
Dalam pendidikan modern orang Baduy masih tertinggal
jauh namun mereka belajar secara otodidak.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai