satu komoditas andalan nasional dan berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan devisa bagi negara disamping mendorong berkembangnya agrobisnis kakao dan agroindustri. Keadaan iklim dan kondisi lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kakao akan mendorong pengembangan pembangunan perkebunan kakao Indonesia. • Dalam budidaya kakao ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya adalah serangan hama yang mengganggu proses pertumbuhan dan produksi tanaman kakao 1. Penggerek Batang Kakao (Zeuzera coffeae) 2. Penggerek Buah Kakao (Conophomorpha cramerella) 3. Penghisap Buah Kakao (Helopeltis antonii) 4. Kutu Putih (Planococus citri) 5. Ulat Kantong (Clania sp. dan Mahasena sp.) 6. Ulat api (Darna trima) 7. Ulat jengkal 8. Kumbang apogonia 9. Bekicot 10. Nematoda 11. Tikus dan Tupai 12. Kelelawar Penggerek Batang Kakao (Zeuzera coffeae) • Termasuk family Cossidae dari ordo Lepidoptera. • Fase penyerangan : saat serangga masih berada dalam fase ulat • Tanda serangan : adanya liang gerekan pada batang disertai dengan adanya kotoran berbentuk silindrik dan berwarna merah kehitam-hitaman yang keluar dari liang gerekan. Cara pengendalian • Lubang gerekan dibersihkan dan ulat yang ditemukan dimusnahkan. • Cara mekanis yang lain adalah memotong batang/ cabang terserang 10 cm di bawah lubang gerekan ke arah batang/ cabang, kemudian ulatnya dimusnahkan/ dibakar. • Cara hayati bisa dipakai, misalnya dengan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain. Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) • Menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil tanaman yang dibudidayakan dengan kerugian mencapai hingga 85%. • Larva penggerek buah kakao, menggerek buah dan menyebabkan daging buah membusuk. Setelah kemudian ditinggalkan larva, pertumbuhan buah dan biji yang telah terserang akan menjadi terganggu. Biji akan saling menempel satu sama lain karena plasenta buah habis dimakan larva. Serangan penggerek buah kakao juga menyebabkan biji menjadi berdempetan dan kadar lemak biji menjadi turun hingga 4 sd 5 %. Pengendalian • Sanitasi • Karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; • Pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen; • Mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; • Kondomisasi ??? • Cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali. • Metode Perempesan Buah Penghisap Buah Kakao (Helopeltis antonii) • Menimbulkan kerusakan pada beberapa bagian tanaman seperti buah, daun muda, hingga kuncup buah. • Cara menyerang : menghisap bagian-bagian tanaman tadi menggunakan mulutnya. Bekas hisapan pada bagian tanaman tersebut biasanya akan meninggalkan bekas berupa bercak-bercak hitam. Bercak tersebut timbul akibat cairan ludah yang dikeluarkan serangga ini ketika akan menghisap. • Menjadi vektor beberapa jamur penyebab penyakit tanaman seperti jamur Botryodiploida theobromae, dan Penicillium janthinellum. Serangan pada buah tua tidak terlalu merugikan, tetapi sebaliknya pada buah muda. Buah muda yang terserang mengering lalu rontok, tetapi jika tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Serangan pada buah tua, tampak penuh bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman, kulitnya mengeras dan retak. Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan pucuk layu dan mati, ranting mengering dan meranggas. Pengendalian Secara biologis Menggunakan musuh alami, yaitu semut hitam (Delichoderus biruberculatus). Secara teknis Memasang light trap Secara kultur Secara Kimia Pemanfaatan ekstrak limbah tembakau. Pengendalian serangga Helopeltis secara kimia, yaitu pengendalian dengan meng- gunakan insektisida dengan tujuan memberantas seluruh populasi hama Helopeltis. Dalam pengendalian serangga Helopeltis secara kimia, hal yang harus diperhatikan adalah ketepatan konsentrasi larutan insektisida, dan jenis insektisida yang diguna- kan. Ke-dua hal tersebut menjadi penting agar musuh alami serangga Helopeltis tidak terbunuh, seperti semut hitam yang menguntungkan Kutu Putih (Planococcus lilacinus) • Termasuk famili Pseudococcidae dari ordo Hemiptera • Kutu putih menyerang bagian pucuk (tunas muda) yang dapat menyebabkan pertumbuhan bibit terhambat karena bentuk daun menjadi keriting (melengkung).Kerusakan akibat serangan kutu ini akan menjadi lebih parah,apabila dibarengi dengan serangan cendawan jelaga (sooty mold) karena dapat mengganggu proses fotosintesis pada daun. Ulat api (Darna trima) • Termasuk ordo Lepidoptera famili Limacodidae • Serangannya mengakibatkan rontoknya daun kakao. Pada awal serangan daging daun dimakan sehingga warna daun menjadi kuning. Sambil memakan daun, ulat api mengeluarkan cairan. Serangannya tidak hanya pada beberapa helai daun, tetapi juga meliputi seluruh daun kakao. Pengendalian • Meningkatkan sanitasi di bawah pohon kakao. • Memanfaatkan musuh alami • Jika menggunakan lamtoro sebagai tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting- ranting lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian dimusnahkan. Ulat Jengkal (Hyposidra talaca) • Larva ini bisa turun ke daun kakao dengan bantuan benang-benang halus pada waktu siang hari. • Larva mulai menyerang sejak mulai menetas, terutama pada daun yang muda. Daun-daun nampak berlubang- lubang dan pada serangan yang berat tanaman menjadi gundul. Hal ini dapat mengganggu proses fotosintesis sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Bila daun- daun muda telah habis maka hama ini akan meningkatkan serangannya ke daun-daun tua. Dengan demikian bila hama ini menyerang tanaman bibit maka tanaman tersebut akan menjadi gundul (tak berdaun) sama sekali. Pengendalian • Pengendalian dilakukan dengan sanitasi kebun, mekanis (ulat dan kepompong dimusnahkan), dan menggunakan pestisida nabati (jika memang diperlukan). Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan (lihat halaman 30-57). Jika menggunakan lamtoro sebagai tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting ranting lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian dimusnahkan. Kumbang Apogonia (Apogonia sp. ) • Serangga dewasa menyerang tanaman kakao muda dengan naik ke bagian daun pada malam hari. Larvanya dapat merusak akar. • Serangannya berlangsung pada malam hari. Apogonia sp. merusak daun kakao muda sehingga kelangsungan fotosintesis terhambat. Apogonia sp. menggerek mulai dari bagian pinggir daun. Tingkat serangan Apogonia sp. tampaknya berhubungan dengan kerapatan pohon pelindung. Pada areal yang penanaman pohon pelindungnya sangat intensif, tingkat serangan Apogonia sp. tinggi. Tingkat serangan juga dipengaruhi oleh keadaan gulma di areal pertanaman kakao. Bekicot Serangan bekicot terutama terjadi pada persemaian dengan lingkungan yang lembab.Pada siang hari, bekicot dijumpai bersembunyi pada tempat-tempat yang teduh untuk menghindari sengatan matahari. Sedangkan pada malam hari mulai aktif memakan tunas – tunas bibit yang masih muda dan lunak. Akibat serangan bekicot tersebut dapat menyebabkan bibit yang masih dipersemaian akan mengalami kematian. Pada saat ini serangan hama bekicot sudah jarang ditemukan. Nematoda • Hama pada pembibitan kakao.Beberapa jenis nematoda yang sering menyerang pembibitan kakao, antara lain Meloidogyne spp dan Hemicycliophora spp. • Bibit yang terserang nematoda akan tampak terhambat pertumbuhannya,kerdil,daun-daun tampak khlorosis,pertumbuhannya merana dalam jangka waktu yang lama dan lama kelamaan akan mengalami kematian. Gejala serangan nematoda akan tampak pada bagian perakaran dengan terjadinya bercak- bercak (berwarna coklat.Kadang-kadang pada bagian perakaran terbentuk bintil (puru,gall) yang ukurannya tergantung pada ringan atau beratnya tingkat serangan. Tikus (Rattus argentiventer Rob. & Kloss ) • Buah kakao yang terserang akan berlubang dan akan rusak atau busuk karena kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur. Pengendalian • Melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu untuk mengurangi jumlah hama ini. • Memasang perangkap • Menggunakan rodentisida • Memusnahkan sarang Pengendalian • Karantina Tumbuhan Untuk mencegah tersebarnya OPT berbahaya dari satu daerah kedaerah lain maupun dari luar negeri,maka upaya memasukkan benih/bibit dari satu daerah kedaerah lain maupun dari luar negeri kedalam wilayah Republik Indonesia harus melalui izin khusus,tindakan pemeriksaan dan pengawasan karantina serta harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. • Perlakuan Benih Walaupun benih kakao tidak memiliki masa istirahat yang lama,namun sejak benih dikeluarkandari kulit atau polong sampai dipersemaian,tidak akan luput dari kontaminasi OPT (pathogen).Perlakuan benih yang dapat dilaksanakan antara lain : Pengusapan daging buah (pulp) dengan menggunakan air kapur Merendam biji dengan larutan pestisida Penurunan kadar air Seleksi kebun sumber benih, pohon induk, buah, biji dan bibit • Perlakuan tanah • Pemberian pestisida Untuk mencegah terjadinya gangguan OPT tanah terhadap benih/bibit kakao maka tanah untuk persemaian/pembibitan kakao sebelumnya perlu diberikan perlakuan pestisida. • Pengolahan tanah • Tanah diolah terlebih dahulu secara intensif dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan organic kasar atau sisa-sisa akar. • Penutupan tanah • Tanah yang telah diberi perlakuan pestisida dan telah disiram secara ringan tersebut,kemudian ditutup dengan lembaran plastic selama 7-10 hari,selanjutnya plastic dibuka dan tanah diangin-anginkan selama 3-4 hari sebelum digunakan baik untuk bedengan,persemaian,maupun untuk persemaian polybag. • Kultur teknis • Mengatur kelembaban bedengan dengan pengaturan pohon pelindung atau mengatur kerapatan atap bedengan agar cahaya yang masuk dapat diatur. • Membuat drainase yang baik pada tiap bedengan. • Penambahan bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman. • Sanitasi lingkungan • Mekanis • Pengendalian secara makanis • Apabila dari hasil pengamatan pada pembibitan kakao diketahui adanya serangan OPT berbahaya,mialnya penyakit VSD,maka segera dilakukan tindakan pengendalian,yaitu dengan cara pencabutan bibit yang dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur didalam tanah.Atau apabila masih memungkinkan dilakukan tindakan pemotongan atau pemangkasan agar masih dapat tumbuh dan bertunas kembali. Biologi • Pemanfaatan musuh alami Hama Penggerek Batang Kakao (Zeuzera coffear) 2. Penggerek Buah Kakao (Conophomorpha cramerella) 3. Penghisap Buah Kakao (Helopeltis antonii) 4. Kutu Putih (Planococus citri) 5. Ulat Kantong (Clania sp. dan Mahasena sp.) 6. Ulat api (Darna trima) Ulat jengkal Kumbang apogonia Bekicot Nematoda 6. Tikus dan Tupai (Famili Muridae dan Sciuridae, Ordo Rodentia)
• Penambahan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan populasi
parasite,antagonis atau predator dari OPT. • Penggunaan varietas/hibrida/kion kakao tahan terhadap OPT penting. • Pengendalian secara kimiawi • Sesuai dengan konsep PHT,bahwa pestisida hanya digunakan sebagai alternatife terakhir,yaitu hanya digunakan apabila cara pengendalian lain tidak dapat mencegah gangguan OPT.