Anda di halaman 1dari 51

Mental Health Disaster :

Indonesia’s Experience

M. Faisal Idrus
Psychiatric Department
Medical Faculty
Hasanuddin University
Pendahuluan
Indonesia merupakan negeri yang sangat heterogen
(beragam ethnik, beragam agama, dan beragam
budaya) dan terletak pada pertemuan tiga
lempengan tektonik, yaitu :
1) Lempengan Australia di selatan
2) Lempengan Euro-Asia di barat
3) Lempengan Samudra Pasifik di timur
Keadaan ini menyebabkan Indonesia menjadi
daerah rawan bencana baik bencana alam maupun
bencana psikososial
DAMPAK PSIKOSOSIAL BENCANA
• PENELITIAN RAMH(2001), PENELITIAN THD PENGUNGSI
DI MALUKU UTARA, PONTIANAK, MADURA DAN
BITUNG
• SPT, anxietas, depresi & g/ psikosomatik
• “Domestic Violence” Child abuse
• Penyalahgunaan alkohol
• Perilaku agresif di lingkungan
• Antar pengungsi
• Dg penduduk setempat
• Masalah psikososial lain
• Problem belajar,
• ekonomi,
• kenakalan remaja,
• sikap pesimis dan
• kecenderungan ketergantungan pd bantuan
• DAMPAK PSIKOSOSIAL BENCANA
– (SURVEI WFP 2001)
• Hubungan ayah-ibu-anak memburuk
• Peningkatan
– kriminalitas,
– prostitusi,
– pengangguran,
– anak putus sekolah
– penyalahgunaan napza
• Ekonomi memburuk
• Kemunculan dan peningkatan
– Masalah mental emosional dan perilaku setelah
mengungsi
• DAMPAK PSIKOSOSIAL BENCANA
– PENELITIAN POSO (DESEMBER 2001)
• BEBAN PSIKOLOGIS
– 54,1 % PADA KELOMPOK USIA ANAK
– 53,4 % PD KELOMPOK DEWASA
– 81 % PD KELOMPOK USILA
• PENINGKATAN KASUS PROBLEM PERILAKU
ANAK & REMAJA
Dampak Psikologis Bencana
Dari Hasil Pengamatan Bencana Banjir Bandang di Sinjai (2005)
didapatkan :
- Gangguan psikiatris terbanyak adalah :
1. Post Traumatic Stres 74%
2. Cemas / Anxietas 19,5%
3. Depresi 6,5%
- Keluhan terbanyak adalah :
1. Sulit Tidur 91,3%
2. Ketakutan 84,7%
3. Flash Back 71,7%
Definisi Bencana
• Menurut UNDMTP (United Nations Disaster Training
Program) Bencana adalah gangguan serius dari
berfungsinya suatu masyarakat yang menyebabkan
kerugian besar terhadap jiwa (manusia), harta-benda
(properti) dan kerusakan lingkungannya yang
melebihi kemampuan masyarakat itu
menanggulanginya dengan hanya menggunakan
sumber daya masyarakat itu sendiri
Definisi Bencana
Menurut Jan Hoesada, Bencana merupakan interupsi
signifikan terhadap kesinambungan kegiatan operasi
sehari-hari yang bersifat normal dan berkesinambungan
bagi suatu entitas, yang berpengaruh kepada anggota
dalam entitas, pemasok entitas, pelanggan entitas dan
berbagai stakeholder. Interupsi dapat
menyebabkan berbagai proyek, program dan
kegiatan pemda yang hampir selesai tiba-tiba
menjadi sia-sia.
Masalah Kesehatan Masyarakat
Akibat Bencana
Bencana yang terjadi akan menyebabkan
berbagai masalah kesehatan antara lain :
1.Reaksi Sosial
2.Penyakit Menular
3.Perpindahan Penduduk
4.Masalah Gizi
5.Masalah Air dan Sanitasi
6.Masalah Kesehatan Jiwa
Kehidupan tidak menentu
Tidak bertujuan
Sepertinya tidak dapat
direncanakan
SIAPA YANG TERPENGARUH
DENGAN BENCANA
Adapted from Taylor,A.J.W & Frazer ,A.G.(1981)

Rashmi L. Narayana,DNB 12
DAMPAK PSIKOLOGI AKIBAT BENCANA

PENGALAMAN
PERISTIWA BENCANA

TRAUMA KEHILANGAN

STRES
SEKUNDER

SYOK BERKABUNG
KETAKUTAN RASA BERSALAH

PULIH DEPRESI
ADIKSI
PTSD DEPRESI GG. PENYESUAIAN
(recovery) GG. PSIKOSOMATIK
TINGKAT KEPARAHAN DAN
JUMLAH ORANG YANG TERKENA
BENCANA
(Stith-Butler, Panzer, Goldfrank, 2003)

Contoh: reaksi ringan :


Jumlah orang yang terkena

•Insomnia, Cemas, kebingungan

Contoh reaksi sedang:


bencana

•Insomnia menetap, Ansietas

Contoh reaksi beratt:


•PTSD, Depresi

sedikit Keparahan atau banyaknya gejala banyak

Lesson 19: Mental Health Consequences of


Rashmi L. Narayana,DNB 14
Disasters
Besaran Masalah Kesehatan Jiwa
dan Respon terhadap masalah
• Setiap orang yang terkena bencana akan
mempunyai masalah yang sama  80-90%
• Distres psikologis ringan : 20-40%
– Tidak dibutuhkan intervensi
• Distres psikologis sedang: 30-50%
– Tersedianya intervensi sosial dan bantuan
psikologis pertama
• Gangguan jiwa ringan /sedang : 10-20%
– Pelayanan Kesehatan Jiwa melalui puskesmas
• Gangguan jiwa berat : 2-4%
– Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat
• Setiap orang yang terkena bencana harus
dijangkau
• Tokoh masyarakat / relawan setempat
dibutuhkan untuk memberikan bantuan
pertama psikososial (psychological first
aid)
• Program yang dilakukan harus sensitif
dengan budaya setempat
• Budaya dapat mempengaruhi respons dari
masyarakat
• Budaya dapat mempengaruhi pilihan
intervensi
• Banyak dukungan relawan pada awal
kejadian bencana
• Banyak orang dan organisasi yang peduli
• Melakukan sesuatu adalah lebih baik dari
pada tidak melakukan apapun
• Banyak orang melakukan hal yang sama
Koordinasi merupakan hal penting
Respon dari orang-orang yang terkena bencana dapat dibagi atas
3 kategori utama
 Respon psikologis normal, tidak membutuhkan
intevensi khusus
 Respon psikologis disebabkan distres atau
disfungsi sesaat, membutuhkan bantuan pertama
psikososial (psychological first aid)
 Distress atau disfungsi berat yang
membutuhkan bantuan profesi kesehatan jiwa
INTERVENSI PSIKOLOGIS

• MENGIKUTI PRINSIP ‘psychological first aid’:


– Pendengar yang baik
– Ikut berbela rasa
– Nilai kebutuhan
– Jamin bahwa kebutuhan fisik dasar terpenuhi
– Jangan paksa bicara
– Temani mereka, bila mungkin oleh keluarga
– Mendorong dukungan sosial, tetapi jangan paksakan
– Lindungi mereka dari bahaya lebih lanjut
Reaksi segera ( dalam 24 jam)
 Tegang, cemas dan panik’
 Kaget, linglung, syok, tidak percaya
 Gelisah,bingung
 Agitasi, menangis, menarik diri
 Rasa bersalah pada korban yang selamat

Reaksi ini tampak hampir pada setiap orang didaerah bencana dan ini
dipertimbangkan sebagai
Reaksi Alamiah pada Situasi Abnormal
TIDAK membutuhkan
intervensi psikologis khusus
Reaksi terjadi dalam hari sampai minggu setelah bencana

 Ketakutan,waspada, siaga berlebihan


 Mudah tersinggung, marah, tidak bisa tidur
 Khawatir, sangat sedih
 “flashbacks’ berulang ( ingatan terhadap peristiwa yang
selalu datang berulang dalam pikiran)
 Menangis, rasa bersalah
 Kesedihan
 Reaksi positif:  Menerima bencana sebagai suatu Takdir
Semua ini adalah Reaksi Alamiah
Dan HANYA membutuhkan intervensi psikososial
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah bencana
Reaksi yang sebelumnya ada dapat menetap dengan gejala seperti :
 Gelisah
 Perasaan panik
 Kesedihan yang mendalam dan berlanjut, pikiran pesimistik yang tidak
realistik
 Tidak melakukan aktivitas keluar, isolasi, perilaku menarik diri
 Ansietas atau kecemasan dengan manifestasi gejala fiisk seperti
palpitasi, pusing, mual, lelah, sakit kepala

Reaksi ini TIDAK PERLU diperhitungkan sebagai gangguan jiwa


Gejala ini dapat diatasi oleh tokoh masyarakat yang telah dilatih agar
mampu memberikan intervensi psikologik dasar
Coping skills yang SEHAT
 Kemampuan untuk menghadapi sendiri masalah dengan
cepat
 Tepat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
 Tepat menggunakan bantuan
 Tepat mengekpresikan emosi yang menyakitkan
 Toleransi terhadap ketidak jelasan tanpa memilih perilaku
agresif

Tidak semua reaksi emosional dari orang yang terkena dampak bencana
adalah maladaptif
Kebanyakan mereka memperlihatkan respon coping yang SEHAT dan
MATANG terhadap situasi
Coping skills yang TIDAK SEHAT

 Menyangkal dan menghindar secara berlebihan


 Perilaku impulsif
 Sangat-Ketergantungan pada orang lain
 Ketidakmampuan untuk membangkitkan perasaan dari
orang lain
 Penekanan emosi
 Penyalahgunaan zat
Selama fase emergensi (3 minggu pertama)
 Menyediakan informasi yang sederhana dan mudah
dimengerti dan akses
 Tidak mengecilkan arti dari upacara pengurusan jenazah
 Menyediakan pencarian keluarga untuk yang tinggal
sendiri, orang lanjut usia dan kelompok rentan lainnya
 Menganjurkan mereka membentuk kelompok-kelompok
seperti, keagamaan, spritual dan sosio keagamaan
lainnya
 Menganjurkan anggota tim lapangan untuk secara aktif
berpartisipasi selama masa berkabung
Selama fase emergensi (3 minggu pertama)
 Menyediakan kegiatan bermain untuk anak
 Memberikan informasi tentang reaksi psikologi normal
yang terjadi setelah bencana. Yakinkan mereka bahwa
ini adalah NORMAL, SEMENTARA, dan DAPAT HILANG
DENGAN SENDIRINYA, dan SEMUA AKAN MERASAKAN HAL
YANG SAMA
 Tokoh agama, guru dan tokoh sosial lainnya harus
terlibat secara aktif
Selama fase emergensi (3 minggu pertama)
 Menganjurkan mereka untuk bekerja bersama-sama menjaga apa
yang mereka butuhkan
 Libatkan korban yang sehat dalam pekerjaan bantuan
 Motivasi tokoh masyarakat dan tokoh kunci lainnya untuk mengajak
mereka dalam diskusi kelompok dan berbagi tentang perasaan
mereka
 Jamin distribusi bantuan secara tepat
 Sediakan layanan “ cara penyembuhan” yang memperlihatkan
sikap peduli terhadap setiap orang
Ringkasan intervensi selama fase emergensi
(3 minggu pertama)
 Menyampaikan perasaan turut berduka
 Mendengarkan
 Nilai kebutuhan
 Jamin kebutuhan fisik dasar
 Jangan paksa mereka untuk bicara
 Menganjurkan tapi tidak memaksa dukungan sosial
 Melindungi mereka dari dampak-dampak yang
merugikan
Yang boleh dilakukan (DO’s)
• Dekati mereka secara aktif
• Dengarkan mereka
• Empati, hindari simpati
• Hargai martabat mereka
• Terima dan hargai pandangan mereka tentang
masalahnya
• Ketahui kebutuhan mereka untuk “privacy” dan
“confidential”
• Jamin perawatan yang berkelanjutan
Yang tidak boleh dilakukan (DONT’s)
• Jangan paksakan dukungan dan bantuan pada
mereka
• Jangan interupsi mereka bila mereka sedang
menyampaikan emosinya
• Jangan mengasihani mereka
• Jangan menghakimi mereka
• Jangan sebarkan rumor
• Jangan melabel mereka dengan gangguan
psikiatri (lebih baik rujuk ke dokter atau profesi
keswa)
DAMPAK PSIKOSOSIAL PADA SITUASI
DARURAT BENCANA
 Bencana alam dan konflik mempunyai
pengaruh psikososial pada masyarakat
Dampak psikososial dapat berlangsung:
o Jangka panjang
o Jangka pendek
Dampak psikososial ini dibagai atas:
o Masalah Sosial
o Masalah psikologik
MASALAH SOSIAL
MASALAH PSIKOLOGIK
FAKTOR RISIKO
MASALAH PSIKOLOGI
PRINSIP DAN STRATEGI
• KESEHATAN JIWA DAN DUKUNGAN
PSIKOSOSIAL
• BERBAGAI BENTUK KEGIATAN UNTUK:
MELINDUNGI DAN MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN PSIKOSOSIAL
MELINDUNGI / MENGOBATI GANGGUAN JIWA
PRINSIP UTAMA
• MELINDUNGI HAK AZASI MANUSIA
• PARTISIPASI MASYARAKAT
• TIDAK ADA DAMPAK BURUK (“DO NO HARM”)
• MEMBANGUN KEMAMPUAN / SUMBERDAYA
• SISTEM DUKUNGAN YANG TERINTEGRASI
• DUKUNGAN YANG BERLAPIS
DUKUNGAN BERLAPIS

IASC, 2007
RESPON KESEHATAN JIWA DAN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
• KOORDINASI • PELAYANAN KESEHATAN
• NEED ASSESSMENT / • PENDIDIKAN
MONITORING EVALUASI • DISEMINASI INFORMASI
• PERLINDUNGAN HAM • MAKANAN DAN GIZI
• SUMBERDAYA MANUSIA • PERUMAHAN
• DUKUNGAN / • AIR DAN SANITASI
MOBILISASI
MASYARAKAT
STRATEGI
• PSYCHOLOGICAL FIRST AIDS
• DISASTER MENTAL HEALTH
• LSM LOKAL
• PELAYANAN PERTOLONGAN INTERNASIONAL
BANTUAN
PSIKOSOSIAL
Bantuan psikososial adalah usaha untuk membantu
individu yang mengalami masalah/kesulitan, dengan
meninjau masalah itu dalam kaitan dengan lingkungan
Individu. Masalah tersebut ditelaah dan dipahami dari
sudut pandang psikologis dan sosial orang itu sendiri.
Dari segi psikologis, individu mempunyai kebutuhan yang
berkaitan dengan :
• Emosi
• Kemampuan belajar
• Perkembangan kognitif
Dari segi sosial, individu mempunyai kebutuhan untuk :
• Berinteraksi dengan keluarga
• Berinteraksi dengan masyarakat
• Beradaptasi dalam lingkungan sosial

Tujuan Pemberian Bantuan Psikososial


1. Memulihkan fungsi psikososial individu kembali ke
taraf semula
2. Mempertahankan fungsi psikososial agar tetap
pada taraf tertentu
3. Meningkatkan fungsi psikososial individu
Jenis Bantuan Psikososial
1. Dukungan psikososial – dirancang untuk
mempertahankan dan mendukung aspek positif dari
aspek sosial
2. Pemulihkan kognitif – diarahkan untuk
mengganti,mengubah atau memodifikasi fungsi sosial
3. Modifikasi lingkungan – hal-hal yang mengubah atau
memodifikasi hubungan antara klien dan
lingkungannya.
Semua jenis bantuan psikososial yang disebutkan
diatas dapat diberikan untuk satu individu yang sama
Reaksi terhadap trauma Tujuan
Mengembalikan rasa
Kecemasan
aman,
Rasa tidak berdaya
meningkatkan kendali
Merasa tidak diri
mampu
dan mengurangi dampak
mengendalikan diri
merugikan dari ketakutan
dan kecemasan

Pemulihan
Memulihkan kelekatan
Perubahan dalam dan keterkaitan
berbagai hubungan dengan
Perubahan orang lain yang dapat
kemampuan memberi dukungan
untuk akrab/intim dan
Dukacita perhatian, kepedulian
emosional
Harcurnya segala keyakinan
sebelumnya :
Kehilangan rasa percaya,
hancurnya makna Mengembalikan makna
dan identitas diri, dan
berubahnya tujuan hidup
pandangan terhadap masa
depan
Memulihkan rasa harga
diri dan nilai-nilai,
Rasa bersalah
termasuk
Rasa Malu mengurangi rasa bersalah
dan rasa malu yang
Kesimpulan
• Indonesia daerah rawan bencana sehingga perlu adanya sikap
tanggap terhadap bencana yang akan terjadi
• Bencana yang terjadi tidak hanya sebagai akibat fenomena
alam, tetapi juga sebagai akibat kelalaian dan kejahatan
manusia serta konflik sosial dimasyarakat
• Bencana tidak hanya infrastruktur masyarakat, tapi juga
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat pada umum
dan juga gangguan kejiwaan
• Masalah kesehatan jiwa yang paling sering terjadi sebagai
akibat bencana adalah post traumatic stress disorder.
• Masalah kesehatan jiwa ini perlu ditangani dengan serius agar
tidak berlanjut menjadi psikotik.
NAD W. Kalimantan C. Kalimantan S. Kalimantan E. Kalimantan Gorontalo N. Sulawesi
2,3,4,5,6,7,14 1,3,8,4,6,10,9,5,11,13,14 6.10,8,9,3,11,7, 3,10,5,13,14 3,10, 8,9,5,14 3,14 1,3,8,2,4,11,13,14
14

N. Sumatra C. Sulawesi
3,4,7,14 2,3,6,9,7,13,14

W Sumatra S. Sulawesi
1,2, 3,4,8,11,14 3,4,6,7,13,14

Bangka Belitung S.E Sulawesi


3,14 3,6,14

S. Sumatra
3,4,14 N.Maluku
2,4,6,7,9,13,14

Riau
3,5,7,8,14
Papua
2,3,4,6,7,9,11,13,14
Kep Riau
14
3

Lampung Maluku
2,3,14 2,3,6,7,9,11,13,14

Bengkulu
2,4,14 NTT
1,3,6,9,11,2,13,4,5,14

Jambi
3,14 Jogyakarta E. java
Jakarta W, Java C. Java 1,11,14 1,2, 3,5,6,7,9
3,4,6,7,9, 14 2,3,4,5,6,7,11,14 1,2,3,4,5,9,11,12,14 ,11,12,13,14, Bali
2,3,4,6,7,9,14 NTB
Banten 3,6,2,9,4,5,11,7,14
2,3,5,12,14

Type of Emergency and Disaster

Volcano 5. Hurricane 9. Disease Outbreak 13. Tsunami


arthquake 6. Conflict 10. Disease Outbreak 14. Transportation
ood 7. Terrorism 11. Drought Accident
andslide 8. Environment Pollution 12. Industrial Accident

Anda mungkin juga menyukai