Anda di halaman 1dari 32

Farmasi di Indonesia

Yosef Wijoyo
HYBRIDISASI ILMU KEFARMASIAN

FARMAKOGNOSI FITOKIMIAWI
basis tanaman obat

KIMIA

BIOLOGI FARMAKOLOGI FARMAKOKINETIKA


Basis manusia/hewan

FISIKA
KIMIA FARMASI KIMIA MEDISINAL
MATEMATIKA
BIOFARMASI FARMASI KLINIK
FARMASETIKA
TEHNOLOGI FARMASI FARMASI
MANUFAKTUR/
INDUSTRI

DERIVAT MIPA U /
ILMU DASAR MENERANGKAN
APLIKASI DALAM APLIKASI DI
FENOMENA FARMASI SISTEM BIOLOGIK PASIEN
KURIKULUM PENDIDIKAN KEPROFESIAN

Spektrum
pengalaman
belajar
FARMASIS
Kemampuan Pertimbangan
dan Pengambilan keputusan
Pengalaman Penguasaan
Ketrampilan
Sertifikasi
Pengalaman Kasus
Pola Pengujian

TUTOR

LULUSAN Sarana tempat


S-1 Pengalaman Belajar-
berlatih

Jangka waktu pendidikan, 2000 jam ( 5 jam/hari)


Patient centered practice

Dokter Pharmaceutical Pharmaceutical


public health care

Apoteker Perawat

Organization
and Professional
Patient management

Peningkatan Kualitas Kesehatan


Pelayanan kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia
Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kualitas kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta
Sistem pelayanan kesehatan

Pelayanan Pelayanan Pelayanan


medis Keperawatan Kefarmasian

Profesi
kesehatan lain

Ketersediaan (available), Adil dan merata (equity), Tercapai (accessible), Terjangkau (affordable),
dapat diterma (acceptable), wajar (appropriate), efektif (effective), efisien (efficient), menyeluruh
(comprehensive), terpadu (integrated), berkelanjutan (continues), bermutu (quality) dan
berkesinambungan (sustainable)
Pharmaceutical care

• Dimensi baru pelayanan kefarmasian yang berkembang dari “product


oriented” ke “patient oriented” menuntut kesiapan tenaga kefarmasian
untuk menjamin ketersediaan sediaan farmasi yang bermutu tinggi dan
mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian secara komprehensif yaitu
“pharmaceutical care”.
• “pharmaceutical care is the responsible provision of drug therapy for the
purpose of achieving definite outcomes that improve a patient quality of
life” (Hepler and Strand, 1989)
• “…They saw the aim of PhC as to assure the responsible use of medicine”.
The responsible use of medicine is based on WHO definition meaning the
effectiveness, including quality of live, efficiency and safety of medicine.”
(Alleman et al., 2014)
Lulusan farmasi (SKAI)

Star of pharmacist
Pharmaceutical Pharmaceutical
public health care

Population focus Patient focus

UKAI Organization
and Professional
management
UNESCO
System focus Practice focus

JATI DIRI KOMPETEN RUANG LINGKUP PRAKTEK


Sejarah Perkembangan Pelayanan Farmasi di
Indonesia

Obat dari bahan


The art of Bentuk sediaan
alam (parem, pilis,
compounding farmasi modern
seduhan dll)
GENERAL PHARMACIST (1)
GMP GDP GPP

Menyimpan
Membuat dan Melayankan
Menyalurkan
Pharmaceutical dosage form

PERFORMANCE

Keterampilan Manajemen Keterampilan


dan organisasi Praktek Profesional-Legal-Etik kefarmasian
Keterampilan Mawas diri dan
Landasan ilmiah KIE
personal pengembangan diri
GENERAL PHARMACIST (2)

GMP GDP GPP

Data Masalah Solusi Record Report

Komunikasi Efektif

Profesional-Legal-Etik
Apoteker (menurut FIP)
• Kemauan individu untuk melakukan praktek kefarmasian sesuai syarat
legal minimum yang berlaku serta mematuhi standar profesi dan etik
kefarmasian

• Setiap apoteker harus disertifikasi secara formal oleh lembaga


keprofesian untuk tujuan diakuinya keahlian pekerjaan
keprofesiannya. Kegiatan profesi merupakan implikasi dari
kompetensi, otoritas, teknikal dan moral profesi sehingga menjadi
seorang professional yang bermanfaat
Ciri-ciri PROFESI
• Memiliki dasar pengetahuan yang berbatas jelas
• Pendidikan khusus berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi
• Memberikan pelayanan kepada masyarakat, praktek dalam bidang
keprofesian
• Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom
• Memberlakukan kode etik kefarmasian
• Memiliki motivasi altrustik dalam memberikan pelayanan
• Proses pembelajaran seumur hidup
• Mendapatkan jasa profesi
WHO-star of pharmacist

• WHO (1997) menetapkan “the Seven-Star


Leader
Pharmacist” sebagai peran esensial
sekaligus minimal yang diharapkan dari
apoteker. Ketujuh peran tersebut adalah: Teach
(1) care giver, (2) decision maker, (3) Manager
communicator, (4) leader, (5) manager, er
(6) life-long learner, dan (7) teacher. CG, DM,
Meningkatnya kompleksitas C, LLL
permasalahan terkait obat membuat
pilihan intervensi obat tidak lagi dapat
hanya didasarkan pada pilihan atau
pengalaman pribadi. Researche Pharmapreneur
• Rasionalitas pilihan intervensi obat harus r
menggunakan pendekatan evidencebased
medicine, untuk itu diperlukan
kemampuan researcher.
• WHO di tahun 2014 menambahkan satu
lagi yaitu pharmapreneur. JATI DIRI FARMASIS
Good Pharmacy Practice (WHO)

• Apoteker harus peduli terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi


dan kondisi
• Kegiatan inti farmasi adalah menyediakan obat, produk pelayanan
kesehatan lain, menjamin kualitas, informai dan saran yang memadai
kepada pasien dan memonitor penggunaan obat yang digunakan pasien
• Bagian integral apoteker adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan
peresepan yang rasional dan ekonomis serta penggunaan obat yang tepat
• Tujuan tiap pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai untuk setiap
individu, didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan secara efektif
kepada semua pihak yang terkait
4 elemen penting dalam GPP

Elemen penting Elemen tambahan


• Kegiatan yang berhubungan • Apoteker bekerjasama dengan tenaga
kesehatan masyarakat berupaya
dengan promosi kesehatan dan mencegah penyalahgunaan obat dan
pencegahan penyakit penggunaan obat yang salah yang terjadi
di masyarakat
• Penyediaan dan penggunaan • Menilai produk obat dan produk
obat resep dokter dan produk pelayanan kesehatan lain secara
professional
pelayanan kesehatan lain
• Penyebarluasan informasi obat dan
• Pengobatan mandiri berbagai aspek pelayanan kesehatan yang
telah dievaluasi
• Mempengaruhi peresepan dan • Terlibat dalam semua tahap-tahap
penggunaan obat pelaksanaan uji klinis
Bentuk pelayanan kefarmasian

Utama Lain-lain

Industri Pemerintahan

PBF Puskesmas

Rumah Sakit dan Apotek Pendidikan


Kompetensi apoteker Indonesia
1. Praktik kefarmasian secara professional dan etik
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
8. Komunikasi efektif
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
10. Landasan ilmiah dan peningkatan kompetensi diri
1. Praktik kefarmasian secara professional dan etik

Menguasai kode Memahami dan menghayati penerapan


etik yang berlaku kode etik pada praktek profesi

Praktek legal sesuai Mampu melakukan praktek kefarmasian


secara legal sesuai dengan ketentuan regulasi
regulasi

Mampu melakukan praktek kefarmasian


Praktek professional secara professional dan etik
dan etik
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi

Upaya penggunaan obat rasional


Melakukan POR sesuai pertimbangan ilmiah,
pedoman dan berbasis bukti
Konsultasi dan konseling sediaan Melakukan konsultasi dan konseling SF sesuai
farmasi kebutuhan dan pemahaman pasien
Melakukan pelayanan swamedikasi secara tepat
Pelayanan swamedikasi
sesuai kebutuhan pasien
Mengelola ESO untuk memastikan keamanan
Farmakovigilans
penggunaan obat dan SF lain
Melakukan evaluasi penggunaan obat berdasarkan
Evaluasi penggunaan obat
pertimbangan ilmiah dgn pendekatan berbasis bukti
Pelayanan farmasi klinik berbasis
Melakukan pelayanan farmasi klinik berbasis
biofarmasi-farmakokinetika biofarmasi-farmakokinetika
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan

Penyiapan Mampu melakukan penyiapan SF sesuai


SF standar

Penyerahan Mampu menyerahkan SF dan alkes serta


memberikan informasi terkait SF dan
SF dan alkes alkes kepada pasien
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan

Pencarian Mampu melakukan penelusuran


informasi serta menyediakan informasi
informasi SF dan yang tepat, akurat dan relevan dan
alkes terkini terkait SF dan alkes

Pemberian Mampu mendiseminasikan informasi terkait


informasi SF dan SF dan alkes yang tepat, akurat dan relevan
dan terkini terkait dengan kebutuhan
alkes penerima informasi
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi

Prinsip dan prosedur Mampu menjelaskan prinsip-prinsip


pembuatan SF dan prosedur pembuatan SF

Formulasi SF Mampu menetapkan formula yang


tepat, sesuai standar dan perUU

Pembuatan SF Mampu membuat dan menjamin mutu SF


sesuai standar serta ketentuan perUU

Penjaminan mutu SF Mampu menjamin mutu SF sesuai


standar dan ketentuan perUU
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan
masyarakat
Mampu melakukan penelusuran informasi dan
Penyediaan informasi obat
menyediakan informasi yang tepat, akurat, relevan
dan pelayanan kesehatan
dan terkini terkait obat dan pelayanan kesehatan

Upaya promosi Mampu mengidentifikasi dan melakukan


penggunaan SF yang baik promosi solusi masalah penggunaan obat
dan benar atau SF lainnya di masyarakat

Upaya preventif dan Mampu mengidentifikasi kebutuhan, merancang


promotif kesehatan dan melakukan upaya preventif dan promotif
masyarakat kesehatan masyarakat sesuai kebutuhan
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan

Seleksi
1. Mampu merancang dan melakukan seleksi kebutuhan bahan
baku, SF dan alkes secara efektif dan efisien
Pengadaan
2. Mampu merancang dan melakukan pengadaan bahan baku,
SF dan alkes sesuai ketentuan perUU secara efektif dan
Penyimpanan dan pendistribusian efisien
3. Mampu merancang dan melakukan penyimpanan serta
pendistribusian bahan baku, SF dan alkes sesuai ketentuan
Pemusnahan perUU secara efektif dan efisien
4. Mampu merancang dan melakukan pemusnahan bahan
baku, SF dan alkes sesuai ketentuan perUU
Penarikan 5. Mampu menetapkan system dan melakukan penarikan
bahan baku, SF dan alkes secara efektif dan efisien
Pengelolaan infrastruktur 6. Mampu mengelola infrastruktur sesuai kewenangan bidang
kerjanya secara efektif dan efisien

Bahan baku, SF dan alkes


8. Komunikasi efektif

Mampu menunjukkan
Keterampilan komunikasi
keterampilan komunikasi efektif

Keterampilan komunikasi Mampu menunjukkan keterampilan


dengan pasien komunikasi terapetik dengan pasien

Mampu menunjukkan keterampilan komunikasi


Keterampilan komunikasi
dengan tenaga kesehatan
dengan tenaga kesehatan

Keterampilan komunikasi Mampu menunjukkan keterampilan


secara non verbal komunikasi secara non-verbal
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan
interpersonal

Elemen Kompetensi
1. Penjaminan mutu dan penelitian di tempat kerja 1. Mampu melakukan penjaminan mutu dan penelitian di tempat kerja
2. Mampu merancang dan melaksanakan tugas dan kegiatan dengan baik
2. Perencanaan dan pengelolaan waktu kerja
3. Mampu melakukan kegiatan dan tugas sesuai prosedur dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya
3. Optimalisasi kontribusi diri terhadap pekerjaan
4. Mampu bekerjasama dan bersinergi dengan rekan sekerja sehingga membentuk
4. Bekerja dalam tim kelompok kerja yang memiliki integritas
5. Memiliki kepercayaan diri bahwa sebenarnya berguna dan diperlukan oleh
5. Membangun kepercayaan diri organisasi di tempat kerjanya
6. Mampu mengenali, menganalisis, dan memecahkan masalah secara sistematis
6. Penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan potensi masalah baru yang mungkin timbul atas
keputusan yang diambil
7. Pengelolaan konflik
7. Mampu memahami, menganalis dan memecahkan konflik
8. Peningkatan layanan dengan metoda yang sesuai
9. Pengelolaan tempat kerja 8. Mampu mengidentifikasi kebutuhan, menyusun rencana
dan melakukan upaya peningkatan layanan
9. Mampu mengelola masalah sehari-hari di tempat kerja
10. Landasan ilmiah dan peningkatan kompetensi
diri

Menguasai ilmu dan teknologi farmasi yang


Landasan ilmiah praktek dibutuhkan untuk menjalankan praktek profesi
kefarmasian

Mampu mawas diri, mengenali


Mawas diri dan pengembangan kelemahan/kekuranagn diri dan melakukan upaya
diri
pengembangan diri secara berkelanjutan

Belajar sepanjang hayat dan


Mampu mengembangkan pengetahuan dan
kontribusi untuk kemajuan profesi kemampuan diri serta berkontribusi dalam upaya
peningkatan praktek profesi
Penggunaan teknologi untuk
pengembangan profesionalitas
Mampu memanfaatkan teknologi yang
sesuai untuk perkembangan profesi

Anda mungkin juga menyukai