Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN
DENGAN
HIV-AIDS

Dosen Pengampu : Joni Siswanto.,S.Kep.,M.Kes.


Tingkat : 2A
KELOMPOK 4
1. Dea Putri Eka Nurulita ( P1337420418009 )
2. Leyni Rahmawati ( P1337420418017 )
3. Kukuh Apriliyanto C. P. ( P1337420418024 )
4. Siti A’isyah ( P1337420418029 )
5. Lilis Muslihah ( P1337420418037 )
6. Nina Khilmiyana ( P1337420418043 )
7. Tutik Jati Nur Rahayu ( P1337420418051 )
8. Bayu Dwi Nugroho ( P1337420418058 )
9. Firda Nabela ( P1337420418063 )
10. Ervina Damayanti ( P1337420418071 )
11. Kiki Andrea Puspa ( P1337420418079 )
12. Risdayani Julinda H. ( P1337420418091 )
13. Qod’runnadha M. ( P1337420418099 )
14. Sinta Lailatul F. ( P1337420418107 )
DEFINISI

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus


pada manusia yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia yang dapat menyebabkan AIDS. Sedangkan

AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome )


adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi
HIV.
ETIOLOGI

Penyebab AIDS adalah Human

Immunodeficiency Virus (HIV).


Lanjutan...

A. Transmisi infeksi HIV/AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

• Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.


Tidak ada gejala.
• Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu.
• Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-1,5 atau lebih tahun dengan gejala
tidak ada.
• Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash,
limfadenopati, lesi mulut.
• AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
KLASIFIKASI

Stadium Gambaran Klinis Skala Aktivitas


1. Asimptomatik
I Asimptomatik,
2. Limfadenopati Generalisata
aktivitas normal

II 1. Berat badan menurun < 10 %

2. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti,

dermatitis Simptomatik,

3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir aktivitas normal

4. Infeksi saluran napas bagian atas seperti sinusitis

( kondisi ketika rongga hidung meradang )


Lanjutan...

III 1. Berat badan menurun < 10% Pada umunya

2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 lemah, aktivitas

bulan di tempat tidur

kurang dari
3. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
50%
4. TB paru dalam tahun terakhir

5. Infeksi bacterial yang berat seperti pneumonia,

piomiositis
Lanjutan...

IV 1. HIV wasting syndrome Pada

2. Pnemonia Pneumocystis carinii umumnya

sangat
3. Toksoplasmosis otak
lemah,
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
aktivitas di
5. Retinitis virus situmegalo
tempat tidur
6. Herpes simpleks mukokutan > 1 bulan
lebih dari
7. Mikosis diseminata seperti histoplasmosis
50%

8. Tuberkulosis
MANIFESTASI KLINIS

1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, batuk, nyeri

dada dan demam seperti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).

2. Saluran Pencernaan. Hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, serta

mengalami diare yang kronik.

3. Berat Badan Tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga

wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%

dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energi di

dalam tubuh seperti yang dikenal sebagai malnutrisi


Lanjutan...

4. Sistem Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang

mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,

sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat.

5. Sistem Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus

cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai

macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit

6. Saluran Kemih Dan Reproduksi Pada Wanita. Penderita seringkali

mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal

terinfeksi virus HIV


PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV:

- ELISA

- Western blot

- P24 antigen test

- Kultur HIV

2) Tes untuk deteksi gangguan system imun.

- Hematokrit. - Rasio CD4/CD limfosit

- Serum mikroglobulin B2 - Hemoglobulin

- LED

- CD4 limfosit
CARA PENULARAN

Cara penularan HIV ada tiga :

a. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan

seorang pengidap.

b. Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.

• Transfusi darah yang tercemar HIV

• Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik

• Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas

kesehatan.
c. Penularan secara perinatal
• Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV
pada bayi yang dikandungnya.
• Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses
melahirkan, karena pada saat itu terjadi kontak secara
lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus
dari ibu dapat menular pada bayi.
• Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu
berada dalam kandungan atau juga melalui ASI
• Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan

b. Rehabilitasi

• Memberikan dukungan mental-psikologis

• Membantu mereka untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi
menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.

• Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa


mempertahankan kondisi tubuh yang baik.

• Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan


dengan penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah-masalah
pribadi dan sensitif kepada keluarga dan orang terdekat.

c. Edukasi
Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan
keluarganya tentang bagaimana menghadapi hidup bersama AIDS
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN
DENGAN
HIV-AIDS
PENGKAJIAN

a. Identitas pasien

Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir,dll

b. Riwayat

Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi,

menggunakan obat-obatan.

c. Keadaan Umum

Pucat, kelaparan
Lanjutan...

d. Gejala Subjektif

Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat

malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia

e. Psikososial

Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan

pola hidup
Lanjutan...

f. Status Mental

Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi

g. HEENT

Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering

h. Neurologis

Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo,


ketidakseimbangan , kaku kuduk, kejang, paraplegia

i. Muskoloskletal

Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL


Lanjutan...

j. Kardiovaskular

Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness

k. Pernapasan

Dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot

bantu pernapasan, batuk produktif atau non produktif.

l. Integument

Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif


DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan


pola hidup yang beresiko.

b. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV,


adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.

c. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,


malnutrisi, kelelahan.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi
zat gizi.

e. Diare berhubungan dengan infeksi GI

f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan


yang orang dicintai.
INTERVENSI
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Keperawatan Intervensi Rasional
Hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas infeksi 1. Monitor tanda-tanda  Untuk pengobatan dini
infeksi baru.  Mencegah pasien
infeksi oportunistik dan
2. Gunakan teknik aseptik terpapar oleh kuman
berhubungan komplikasinya dengan pada setiap tindakan patogen yang diperoleh
invasif. Cuci tangan di rumah sakit.
dengan kriteria tak ada tanda-
sebelum memberikan
imunosupresi, tanda infeksi baru, lab tindakan.
3. Anjurkan pasien metoda  Mencegah bertambahnya
malnutrisi dan tidak ada infeksi infeksi
mencegah terpapar
pola hidup yang oportunis, tanda vital terhadap lingkungan
yang patogen.
beresiko. dalam batas normal,
4. Kumpulkan spesimen  Meyakinkan diagnosis
tidak ada luka atau untuk tes lab sesuai order. akurat dan pengobatan
eksudat. 5. Atur pemberian
antiinfeksi sesuai order
 Mempertahankan kadar
darah yang terapeutik
Lanjutan...

Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Keperawatan Intervensi Rasional
Hasil

Intoleransi Pasien 1. Monitor respon  Respon bervariasi


fisiologis dari hari ke hari
aktivitas berpartisipasi terhadap
aktivitas
b/d dalam kegiatan,  Mengurangi
2. Berikan bantuan kebutuhan energi
kelemahan, dengan kriteria
perawatan yang
pertukaran bebas dyspnea dan pasien sendiri
tidak mampu
oksigen, takikardi selama
3. Jadwalkan  Ekstra istirahat
malnutrisi, aktivitas. perawatan pasien perlu jika karena
sehingga tidak meningkatkan
kelelahan.
mengganggu kebutuhan
istirahat. metabolik
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai