Anda di halaman 1dari 50

Emergency

Suatu keadaan yg memerlukan penanganan khusus, ssgr mgkn, terkait dg keselamatan jiwa

Yg tmsk keadaan emergency:


- Allergic emergency/Shock anaphylaxis
- Status asthmaticus
- General Convulsive Status Epilepticus
- Septic shock
- Gangguan jtg
- Krisis Hipertensi
- Keracunan
- Coma diabeticum
OBAT2 EMERGENCY PADA GANGGUAN JANTUNG

Ggn jantung:
• Angina pectoris (nyeri dada)
• Myocardium infark (serangan jtg)
• Arrhytmia (gangguan irama jtg)
• Henti jantung

Prinsip: Obat2 hrs segera disiapkan dan secepat mgkn diberikan:


 Nitrogliserin
• Memperbaiki aliran darah ke miokard yg mengalami iskemik
• Vasodilator arteri coronaria
• Obat pilihan utama (drug of choice) pd angina pectoris dan MCI akut
• Biasanya diberikan dl btk intra vena atau tab sublingual
• Nitrogliserin IV
- Utk OS angina tdk stabil dan MCI akut
- Infus IV dg kecepatan 10-20 mcg/ meni, kmd diturunkan 5 – 10 mcg/ menit
setiap 5-10 menit (tgtg respon) OS
- Pantau TD dan denyut jtg, bl hipotensi kurangi dosis atau stop)

• Nitrogliserin Sub lingual


- Utk OS serangan angina akut
- Dosis 0,3 – 0,4 mg/tab, diltkkan dibwh lidah biarkan melarut
- Jk nyeri dada tdk hilang stlh 5 menit, lanjutkan 1 tablet lg, maksimal 3 tablet
- Pantau TD, HR OS scr rutin (ptg sekali pd OS baru pertama dpt nitrogliserin)
Morfin HCl/Morfin Sulfat (analgetik narkotik)

• Dignkan utk nyeri dada pd MCI akut


• Tujuannya : utk mengurangi nyeri, vasodilatasi, mengurangi beban jtg
• Dosis: 0,1 – 0, 25 mg/5 menit, blh diulang tiap 5-30 menit spi nyeri dada hilang.
• Jk nampak gejala keracunan (depresi pernafasan) berikan Naloxone dosis 0,1 –
0,2 mg setiap 2-3 menit
Pemantauan: TD (hipotensi), RR (depresi pernafasan) dan HR
Atropin Sulfat

• Indikasi : OS Bradikardia, henti jantung, keracunan organofosafat


Blok jtg (curah jtg rendah, hipotensi shg hemodinamik jtg terganggu
• Bkj dg meningkatkan HR mell hambatan pd nervus vagal (efek parasimpatolitik)
• Pd bradikardia, atropin diberi scr IV dg dosis 0,5 mg/5 mnt spi HR normal atau 0,04
mg/kg BB dan total pemberian 3 mg
• Pd henti jtg dosis 1 mg IV , dpt diulang spi normal ( dosis max 3 mg).
• Dosis atropin IV, dewasa 0,5 – 3 mg
• Bl < 0,5 mg akan timbul bradikard paroksimal, bl > 3 mg mk aktivasi vagal akan
dihambat shg pemberian dosis selanjutnya tidak bermanfaat
• Dosis anak 0,02 mg/kg IV, dosis minimum 0,1 mg, dosis max anak 1 mg, remaja 2 mg.
• Pemantauan scr ketat HR, TD
• Efek spg: Dysrithmia jtg, takhikardia, iskemia jtg, retensi Na, gelisah,
• Terapi henti jtg pd anak sebaiknya diberikan epinefrin 0,01–0,03/kg epinefrin IV

Isoproterenol (agonis adrenergik beta)


• Digunakan pd henti jtg, yg sblmnya tlh diterapi dg atropin dosis max (3 mg), epinefrin,
dopamin tmsk pacemaker transcutaneous tp gagal memberi respon klinik (blok jtg
derajat III)
• Diberikan 1 mg dl 500 mg dextrose 5%, kecepatan infus 2-10 mcg/mnt spi denyut
normal (sebaiknya memki infus elektronik utk kendali dosis yg tepat
Epinefrin (adrenalin – alfa beta agonis adrenergik)
Indikasi :
• Bradikardia, henti jtg dan fibrillasi ventrikel
Bradikardia 2-10 mcg/mnt, IV
• Henti jtg atau fibrilasi ventrikel 1 mg/ tiap 3 – 5 mnt scr IV spi respon klinik dicpi
• Utk henti jtg pd anak 0,01 mg/kg BB (1 : 10.000 larutan Dextrose 5%, IV)
• Pemantauan dg EKG, kondisi elektrolit OS
Natrium Bikarbonat
• Utk mengobati asidosis metabolik yg timbul pd keadaan henti jtg
• Diberikan stlh dilkkn analisa darah pd asidosis berat, henti jtg tlh berlgsg lama
• Dosis 1 mEq/kg IV, blh diulang setiap 10 mnt sebanyak 0,5 Eq /kg
• Pemantauan dg EKG, situs infus tdk blh sama situs infus Epinefrin, NE, dopamin dan
dobutamin (karena obat akan tdk aktif)
• Dosis anak 1 mEq/kg dan dosis lanjutan 0,5 mEq/kg setiap 10 menit
Verapamil (antagonis Kalsium)
• Utk mengobati takhikardia (denyut jtg terlalu cpt , HR > 150/mnt)
• Mekanisme kerjanya dg memperlambat hantaran elektris
• Memiliki efek inotropik negatif dan vasodilator
• Diberikan scr IV, dosis tdk boleh > 10 mg/mnt
• Perlu pemantauan thdp HR dan TD

Lidokain
• Dignkan pd dysrithmia (denyut jtg tdk teratur) seperti pd: kontraksi ventrikel prematur, takikardia
ventrikel, fibrilasi ventrikel. Memiliki efek anastesi lokal pd jtg shg menurunkan iritabilitas miokard,
shg srg diberikan stlh infark miokard utk mencegah disritmia ventrikel yg berbahaya
• Dosis 1-1,5 mg/kg/5-10 mnt infus IV, kmd ditrskan 0,5 mg/kg /5-10 mnt spi keadaan normal, total 3
mg/kg BB.
• Dosis pd anak2 1 mg/kg IV, dosis lanjutan 20-50 mcg/kg/menit.

• Pemantauan dg EKG, TD dan tanda2 toksisitas

• Toksisitas mdh timbul pd OS dg ggn hepar, CHF, lansia

• Tanda2 toksisitas
gggn mental, mengantuk, ggn pendengaran, kedutat otot dan kejang2.

Prokainamid
• Dignkan sbgi antiarrthytmia yg gagal dg lidokain
• Indikasi utama: takikardia supraventrikel , kontraksi ventrikel premature
dan disritmia supraventrikel
Loading dose utk dewasa: 20-30 mg/menit, atau total 17 mg/kg, dosis lanjutan 1-6
mg/menitscr infus IV.

Efek samping: Hipotensi, henti jtg dan arrythmia

Penderita dg ggn ginjal dosisnya hrs dikurangi

Bretillium tosilat
• Dignkan pd takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel yg gagal dg lidokain,
prokainamid atau oleh rsg elektris
• Diberikan scr IV tanpa dicairkan, dosis 5 mg/kg, jk perlu dosis blh ditingkatkan 10
mg/kg setiap 15-30 menit spi dosis maksimum 30 mg/kg
• Pemantauan : TD dan HR
SHOCK ANAPHYLAXIS

SA mrpkn respon allergi yg timbul scr cpt (akibat adanya reaksi Ag-Ab, yg
dpt berakibat fatal bl tdk segera diobati.

Tanda: bronkhokonstriksi berat, hipotensi berat krn kolaps CV.

Terapi:
Epinefrin: obat pilihan utama pd SA dan status asthmaticus krn bersifat
bronkhodilatasi dan dpt meningkatkan aktivitas kerja jtg dan TD

Dosis: 0,1 – 0,5 mg scr SC/IM dg spuit injeksi tuberkulin. IV 0,1 – 0,25
mg,diberikan selama 5 – 10 menit. Pemberian dpt diulang tiap 5-15
menit, jk perlu

OS yg mendapatkan epinefrin hrs dipantau dg EKG dan alat resusitasi


Difenhidramin HCl
Mrpkn AH yg srg dikombinasi dg epinefrin pd penanganan SA

Effektif utk mengobati pruritus dan pembengkakan jaringan yg diinduksi oleh histamin

Dosis dewasa 10-50 mg scr IM/IV

Efek samping:
Mengantuk, vertigo, hipotensi, takhikardia, mulut kering dan gangguan sal cerna
COMA DIABETICUM

Terapi:
Dextrosa 50%
Mrpkn lar pekat dextrosa yg dignkan utk mengobati hipoglikemia
akibat pengg insulin yg tdk tepat shg menimbulnya shock

Dosis : 50 ml scr IV

Pd pemakaian perlu pemantauan ketat thdp kadar gula darah dan


keluaran urine krn dpt timbul diuresis osmotik akibat gula darah
meningkat
Glukagon
St hormon yg dihslkan oleh pankreas yg fsnya utk meningkatkan
gula darah dg merangsang pemecahan glikogen

Penggunaan Klinik:
Hipoglikemia berat yg diinduksi oleh insulin

Dosis: Dewasa dan anak2 0,5 – 1 mg secara SC/IM/IV,


jk perlu boleh diulang dl 20 menit bila koma menetap.

Jk koma tdk memberikan hsl yg baik stlh 2 kali pemberian, mk hrs


diberi dextrosa 50%.
KRISIS HIPERTENSI

KHT: St keadaan dimana TD diastolik > 110 -120 mmHg

Terapi:
Natrium Nitroprussid
- Obat pilihan pd KHT
- Vasodilator (pembuluh arteri/ vena)
- Efeknya berakhir stlh pemberiannya dihentikan

Dosis 50 mg Na-Nitroprussid dicampur dalam 250 ml dextrosa 5%,


Dosis rata2 utk dewasa dan anak2 0,5-10 mcg/kg/menit

Pemantauan: TD hrs sesering mungkin


Hal2 yg ptg diperhatikan pd penggunaan Na-Nitroprussid:

1. Obat ini cpt mnjd inaktif bl kena chy, OKI wadah hrs dibungkus dg kertas hitam dan
aluminium foil utk mencegah degradasi

2. Tanda ada degradasi : timbul wrn biru kecoklatan dan yg dmk tdk blh dign lagi

3. Pengg obat ini scr kronik dpt menimbulkan keracunan krn meningkatnya kadar
Thiosianat atau Sianida didl darah (metabolitnya)

4. Gejala2 toksisitas: asidosis metabolik, hipotensi berat, pusing dan muntah2

5. Toksisitas mdh tjd pd OS dg ggn ginjal

6. Bl timbul toksis stop Na-nitroprussid, beri sesegera mgkn antihipertensi oral


Diazoxid

• Mrpkn antihipertensi yg srg diberikan scr IV pd KHT.

• Bersifat vasodilatasi arteri perifer dl wkt 5 menit stlh penyuntikan.

• Dosis: 1-3 mg/kg/IV, maksimum 150 mg, diberikan setiap 5-15 menit spi TD normal

• ES: Sakit kepala, pusing, hipotensi ortostatik, iskemia miokard, disrithmia,


hiperglikemia dan ggn GIT.

• Pemantauan TD setiap 15 – 30 menit, KGD


KERACUNAN
Keracunan opiat:

Terapi dg Nalokson
- Bkj sbgi antagonis kompetitif utk semua opiat spt morfin, meperidin, kodein,
propoksifen dan heroin

Indikasi : OS yg overdosis, atau mengalami depresi pernafasan /KV


Dosis : Pd overdosis 0,4 – 2 mg scr IV/ IM/SC tiap 2-3 menit.
Jk stlh mencpi dosis 10 mg blm ada perubahan, stop dan perlu dicurigai
adanya peny lain atau keracunan obat lain

OK masakerja opiat lbh pjg dr nalokson, mk perlu pemantauan thdp kekambuhan


gejala2 keracunan opiat. Dl hal ini perlu pemberian nalokson ulang mell infus IV.
Keracunan Digoxin/ Digitalis derivate

Terapi dg Digoksin Immune Fab


Antidotum ini bkj dg mengikat digoksin dl sirkulasi darah

Dosis: Tgtg pd berat badan OS dan dosis digoksin yg diperoleh.


Diberi scr IV selama 15 – 30 menit

Efek samping: Disritmia, allergi, hipokalemia

Pemantauan: Kadar Kalium darah sblm dan sesudah pemberian


antidotum digoksin immune fab
Syrup Ipecacuanhae
Emetik yg srg dignkan utk mergsg muntah akibat tertelan racun
Dosis:
• Anak2 > 1 thn & dewasa 15 ml, diikuti dg minum susu / air 200 – 300 ml. Ulang
pemberian, bl tdk tjd muntah dl wkt 20 menit.
• Jk OS tdk muntah dl wkt 30 menit stlh dosis ulang, lakukan bilas lambung agar tdk
timbul efek kardiotoksik akibat absorpsi sirup ipeka
• Efek kardiotoksik : disrithmia jtg, hipotensi, bradikardia atau miokarditis.
• Pemberian sirup ipeka dilkkn sblm memakai arang aktif krn arang aktif akan
menginaktifkan sirup ipeka
• Upayakan tdk minum minuman yg mgdg CO2 krn akan menyebabkan distensi lambung
Kontraindikasi:
OS dg peny jtg, tdk sadar, ggn reflek muntah, keracunan petroleum, bhn2 yg bersifat
korosif (dpt menyebabkan aspirasi muntah dan berbahaya)

Efek samping : muntah terus menerus, diare dan depresi.


Arang aktif
• Dignkan utk menyerap toksin2 dl sal cerna
• Pd kasus keracunan yg tlh diketahui arang aktif dpt diberikan scr oral
• Dosis: minimal 30 gram/ setiap 6 jam selama 1-2 hari

• Hati2 pd ggn refleks menelan, ggn kesadaran krn resiko aspirasi


• Arang aktif tdk boleh diberikan bersama susu, krn menjadi inaktif
• Utk mempercepat pembuangan toksin dr tbh, boleh diberikan pencahar .
Magnesium Sulfas

Mrpkn pencahar kerja cepat, biasanya diberikan scr oral stlh pemberian arang aktif

Dosis:
5-15 g dg 1 gelas air. Mula kerja 1-2 jam stlh obat ditelan

Kontra indikasi:
Muntah, sakit perut dan OS dg obstruksi usus

Bl pengg MgSO4 diperpjg lakukan pemantauan thdp kmgkn dehidrasi atau ketidak
seimbangan elektrolit dl tubuh
Keracunan Insektisida/Herbisida
(organoklorin : DDT, Dieldrin, Eldrin, Khlordane dll)

Kasus paling banyak tjd, krn kesalahan penyemprotan atau bunuhdiri

Sifat racun:
Tdk larut dl air, larut dl kerosin/minyak tanah, minyak nabati, alkohol dan benzen

Faktor yg mempengaruhi:
Umur, jml insektisida, cr penggunaan, alkoholik, sensitifitas, cara masuk ke dl tubuh

Organ yg dipengaruhi:
SSP (batang otak, serebellum dan korteks serebri)
Tanda2:
• Muntah, nyeri perut dan diare, biasanya sesudah 1-2 jam
• Parestesia bibir,lidah dan muka
• Malaise, nyeri kepala dan tenggorokan
• Pd keadaan berat tjd tremor, ataxia, kejang tonik klonik
• Pd kead sgt berat fibrillasi ventrikel, kematian mendadak krn henti nafas akibat
kelumpuhan pd M.Oblongata
Diagnosis:
Anamnesa, ditemukan metabolitnya dl darah/ urin yaitu 2.2 bi para klorofenil asetat
Pengobatan Keracunan Organokhlorin:
• Kumbah lambung dan induksi muntah bl pelarut insektisida bukan minyak tanah tp air
• Buang sekret pd sal nafas, bila depresi lakukan pernafasan buatan
• Bila kejang beri diazepam
• Terapi simptomatik dg atropin sulfas dan pralidoksim
• Terapi supportif dg vitamin B kompleks dan makanan kaya KH
Keracunan Organopospat: Paraoxon, Parathion, Malathion, Diazinon, TEPP, EPN

MK:
Menghambat aktivitas enzim kholinesterase, shg rgsgn saraf pd pre/post ganglion
parasimpatis meningkat dan lama

Tanda2:
Berupa respon kholinomimetik

Efek muskarinik :
• hipersekresi kel keringat, salivasi, lakrimasi, hipersekresi bronkhus dan sal cerna
• Nausea, muntah, nyeri perut, diare, miosis, bronkhokonstriksi, bradikardia dan
hipotensi
Efek nikotinik:
• Fasikulasi otot skelet, kelemahan otot, gelisah, tremor, kejang

Diagnosis:
Ukur aktifitas kholinesterase dl darah, bl < 50% pasti keracunan

Pengobatan:
1. Bl plrt insektisida minyak tanah hindari kumbah lambung utk cegah aspirasi dan irritasi
2. Berikan atropin sulfas dan paralidoksim
Keracunan Khlorpromazin
CPZ mrpkn penghambat aktivitas SSP yg effektif dignkan pd pengobatan psikosis

Efek Farmakologis:
• Antiemetik, simpatolitik, hipotensif, hipothermik ringan

Tanda2 :
1. Depresi SSP (mengantuk, tidur dan koma)
2. Hipotensi, takhikardia, hipothermik, miosis
3. Tremor, spasme otot, kaku otot, gejala ekstrapiramidal dan kejang
4. Hipotoni otot, sukar menelan, sukar bernafas dan sianosis
5. Gagal nafas
Keracunan Minyak tanah:

Tanda2:
1. Iritasi lokal berupa rasa terbakar pd esofagus, pharyng, dan sal cerna.
2. Perdarahan (hati, ginjal, limfa)
3. Depresi SSP (mengantuk, koma)
4. Bronkhopnemonia
5. Pd keadaan berat albuminuria

Pengobatan:
1. Jgn beri adrenalin, minyak mineral, alkohol dan emetik

2. Beri terapi supportif, bantu dg oksigen

3. Antibiotik, bl gejala depresi SSP jelas beri Kafein


SEPSIS SHOCK
Septic Shock:
Shock yg berhub dg sepsis, scr fisiologis sama dg sindrom inflamasi sistemik oleh
adanya infeksi (bakteri, jamur, virus)

Terapi:
- Pd 6 jam pertama diberi cairan elektrolit, dobutamine, transfusi darah bl
diperlukan
- Terapi dg AM didsrkan pd asal perolehan infeksi (masy, RS) dan status immun
penderita
- Jk dicurigai Pseudomonas aeruginosa gunakan PNC, Cephalosporine generasi ke 3
atau 4 dan aminoglycosid
- Bl tdk cocok dg amminoglikosid berikan fluorokuinolon ( ciprofloxacin atau
levofloxacin)
Dosis
- Aminoglikosid: Gentamisin dan Tobramisin single dose 4-7 mg/kg BB. Sdgkan
Amikasin 10-15 mg/kg BB

- Single dose tdk diberikan pd anak2, ibu hamil, OS ggn ginjal dan korban kebakaran

- Vankomisin blh ditambahkan bl diketahui kmgkn resisten thdp Staphylococcus

- Lama terapi dg AM utk penanganan sepsis 10 – 14 hari

- Jk dicurigai infeksi oleh jamur, gunakan amfoterisin B sulfas injeksi, flukonazole


atau caspofungin
Hemodynamic support:
• Berikan oksigen, cairan infus IV (NaCl 0,9%, RL solution)
• Bl perlu beri cairan plasma (albumin 5%, hetastarch 6%)

Inotropic dan vasoactive support:


o Dignkan bl perfusi jaringan tdk memadai
o Pemilihan jenis dan dosis obat2 ini didsrkan pd resiko kemanfaatan
 Dopamine
Dosis: 1-5 mcg/kg/mnt (utk meningkatkan perfusi ginjal/mesentrika,
Dosis: > 5 mcg/kg/mnt dignkan utk meningkatkan TD

 Dobutamin
Dosis 2-20 mcg/kg/mnt (utk meningkatkan cardiac output)

 Norepinefrin
Dosis: 0,01 – 3 mcg/kg/mnt

 Epinefrin : Dosis 0,1 – 0,5 mcg/kg/mnt


 Phenylephrin
Terapi Penunjang:
• Glucocorticosteroid, Enteral nutrisi
REGIMEN ANTIMIKROBA PADA SEPTIC SHOCK

Situs Infeksi Infeksi yg Diperoleh di Infeksi yg diperoleh di Terapi


Masyarakat RS tambahan
Urinary tract Ciprofloxacin, Piperacillin, ciprofloxacin, gentamisin
levofloxacin levofloxacin, ceftazidime,
ceftriaxon
Respiratory tract Newer Piperacillin, ticarcillin, Gentamicin ,
fluorokuinolon,ceftriaxone + ceftazidime, cefipime ciprofloxacin
clarithromycin-azithromycin

Intra abdominal Beta lactamase inhibitor Piperacillin-tazobactam ,


combo, ciprofloxacin + meropenem
metronidazole

Skin/ soft tissue Nafcillin, cefazolin Ceftriaxone +/-


vancomycin
STATUS ASTHMATICUS

Mrpkn serangan asthma akut berat yg berulangkali dl jarak sgt singkat (2-3 kali),
atau bl stlh 2 jam pengobatan serangan akut tidak menunjukkan kemajuan

St A tjd bila:
1. Asthma akut tdk cpt mendptkan pengobatan yg adekuat
2. Jml allergen yg msk banyak dan terus menerus
3. OS mendpt serangan akut berulang kali tp msh beraktivitas
4. Stress psikis yg terus menerus
5. Ggn pernafasan akibat banyak bicara, tertawa, teriak
6. Adanya infeksi yg tdk cepat diobati
7. Adanya kemunduran faal paru, meskipun di luar serangan
Terapi:
• Adrenalin/epinefrin
1. Berikan adrenalin1 ml dalam lar dextrose 5% dl 3 kali interval
• 0,3 ml, tunggu 15 menit, bila blm reda tambah 0,3 ml lagi
• Stlh ditunggu 15 menit jk blm reda boleh beri 0,3 ml
• Utk anak2 dosis adrenalin/epinefrin 0,1-0,2 ml
• Hati2 pd lansia dg CHD, HT,Hiperthiroid

2. Kmd berikan Beta-2 adrenergik: Metaproterenol, terbutalin,


fenoterol, salbutamol
AMINOFILIN

1. Bl tdk menunjukkan perbaikan stlh 2 jam pemberian adrenalin boleh +


aminofilin IV 5 – 10 ml secara pelan 5-10 menit atau 5 mg/kg BB

2. Bl dg obat2 tsb stlh 2 jam memberi hsl yg baik, teruskan dg obat oral pd
interval waktu tertentu (4-6 jam)
3. Aminofilin dpt diulang tiap 6-8 jam sbgi dosis pemeliharaan 20 mg/kg
BB/24 jam
4. Bl sesak berkurang, turunkan dosisnya atau interval pemberiannya
diperpanjang, kmd teruskan dg obat oral
Kortikosteroid
Tujuan terapi dg Kortikosteroid:
1. Antiinflamasi (mengurangi odema pd bronkhus)
2. Antiallergi (Menurunkan kepekaan bronkhus thdp allergen)
• Pemberian Hidrokortison scr IV 200-300 mg, efek perbaikan
baru dpt dilihat setelah 3 jam (loading dose)
• Maintenance dose diberikan 4 mg/kg BB/tiap 4-6 jam secara
IV spi dosis keseluruhan 1-4 g/24 jam
• Bl sesak berkurang, kurangi dosis atau interval pemberian
diperpanjang setiap 8 jam – 12 jam scr IM
• Kmd lanjutkan dg oral selama 1-2 minggu
Dosis ekuivalen Kortikosteroid:
1. 100 mg Hidrokortison
2. 20 mg Metilprednisolon
3. 20 mg Triamsinolon
4. 4 mg Dexametason
5. 4 mg Betametason
6. Prednison oral 30 – 60 mg/hari
Terapi Cairan:
• Pd St A tjd penimbunan CO2, shg kdg2 pemberian adrenalin /aminofilin krg
effektif. Dl kead dmk OS banyak miksi dan diaforesis sbgi kompensasi tbh utk
mencegah asidosis akibat hipoventilasi alveolar dan obstruksi. OS sukar makan
dan minum, OKI sebaiknya diberikan infus Dextrose 5% / NaCl 0,9%
• Bl sesaknya berkurang cabut infusnya dan anjurkan banyak minum utk
mengencerkan sekret saluran nafas
• Kebutuhan cairan 2 liter/m2 permukaan tubuh/ 24 jam
Antimikroba:
• AM broad spectrum, yg tdk menyebabkan allergi (Turunan fluorokuinolon,
PNC, Makrolida dll)
Terapi Oksigen
• Bl ada tanda2 hypoxemia perlu diberikan O2 mell air utk meningkatkan
kelembapan dl sal nafas
• Kecepatan pemberian Oksigen 1 – 2 l/menit
• Stlh terapi intensif, monitor scr ketat respon pengobatan dg menilai parameter:
RR, ada / tdknya mengi, denyut nadi, fotothoraks, analisa gas darah, kadar
serum aminofilin / teofilin, kadar kalium dan gula darah
• Terapi intensif dilkkn selama 2-5 hari,kmd pengobatan scr IV diganti dg oral
• Pd hari ke 5 berikan kortikosteroid oral (prednison, prednisolon dg dosis
diturunkan 20 mg atau diganti dg preparat inhalasi)
ANESTESI UMUM
Umum: hilang modalitas rasa dan kesadaran
Lokal: hilang sensibilitas rasa (lokal) tanpa hilang kesadaran
Anestesi umum dpt diberikan scr inhalasi maupun parenteral
Secara Inhalasi: open drops (mell kapas), semi open (masker), close dg O2
Secara parenteral: IV (thiopental), IM/IV (ketamin)

Sebelum anestesi, biasa dilakukan medikasi preanestesi yg tujuannya:


 Mengurangi ansietas
 Mempercepat stadium induksi
 Memberi efek amnesia
 Membebaskan rasa nyeri pre/post operative
 Menekan salivasi, bradikardia, muntah post anestesi
Obat yg digunakan sebagai medikasi preanestesi:

• Hipnotik
• Tranquilizer
• Opioid
• Antiemetik
• Antikholinergik
Jenis yg digunakan tgtg pd prosedur operasi, anestetik yg digunakan, teknik operasi, peny penderita,
keadaan umum penderita

HIPNOTIK
- Barbiturat
- Non barbiturat
- Antihistamin

Keuntungan Barbiturat
- Kemungkinan depresi thdp respirasi dan cirkulasi minimal
- Dpt mencegah vomitus
- Stadium eksitasinlbh tinggi
- Cepat sadar/ terbangun dari anestesinya
Non Barbiturat

- Digunakan utk pasien yg allergi barbiturat


- Dpt digunakan paraldehid, kloral hidrat

Antihistamin
- Dpt digunakan Prometazin

Tranquilizer
- Dpt digunakan Droperidol (diberikan 6-12 jam sebelum anestesi)
- Diazepam 10 mg (IM)

Opioid, misalnya Morfin HCl


- Bersifat analgetik kuat, memberi efek ketenangan
- Menekan reflek batuk

Antikholinergik misalnya Atropin Sulfas


- Mencegah hipersalivasi dan hipersekresi kelenjar bronkhus
Macam-macam Anestesi Umum

1. Anestesi Gas : potensi anestesi rendah, utk operasi ringan


sukar larut dl darah, batas keamanan lebar
Cth: N2O (Nitrous oxide, Cyclopropane, etilen)

N2O (gas ketawa) Cyclopropane Ethylene


TBW, TBB, TBR Bau khas TBW, mdh terbakar /edak
Anestesi ringan Anestesi kuat
Cpt melalui stadium induksi Mdh terbakar (meledak) Cpt melalui stadium induksi
Eksitasi tinggi
Sukar lrt dl darah Tdk lrt dl darah Relaksasi otot kurang baik
Efek analgesi ckp baik Efek analgesi ckp baik
VOLATILE ANESTESI (cairan yg mdh menguap pd suhu kamar)

• Mrpkn anestesi kuat


• Mudah larut dl darah

Ada 2 golongan: - Golongan eter dan golongan hidrokarbon halogen

ETER dan DIETIL ETER


• Berupa cairan jernih yg mdh menguap, mdh terbakar dan mudah meledak
• Dpt menyebabkan iritasi sal nafas shg muncul sekresi bronkhus
• Sifat anestesi dan analgesik kuat
• Relaksasi otot baik
• Absorbsi dan ekressi mell paru
• ES mual dan muntah

KHLOROFORM (CHCl3)
• Cairan tbw, tdk mudah terbakar, bau menyengat
• Efek anestesi berlgsg cpt dan kuat
• Tdk menyebabkan iritasi sal nafas
• Bersifat hepatotoksik dan nefrotoksik
• Relaksasi otot tdk sempurna
Halothane (CF3-CHBr2)
• Tdk mdh terbakar dan tdk mdh meledak
• Efek analgesik tdk kuat
• Tdk iritasi thdp sal nafas
• Menghambat relaksasi otot myometrium

Metoksiflurane
• Merpkn anestesi kuat yg mdh lrt dl darah
• Tdk mdh meledak dan tdk mdh terbakar
• Tdk mengiritasi sal nafas
• Hepatotoksik

Ethylchlorida (C2H5Cl)
• Mrpkn anestesi yg mdh menguap dan mdh terbakar
• Proses relaksasinotot krg baik
• Seing digunakan sbgi anestesi lokal btk semprot
TRICLOR ETHYLEN ClCH = CCl3
• Mrpkn anestesi yg mdh lrt dl darah
• Efek relaksasi otot kurang baik
• Memiliki sifat analgetik kuat yg tdk mengiritasi sal nafas
• Sering dikombinasi dg N2O dan Okisgen

Anestesi Parenteral
• Umum diberi scr IV dan pelan2,

Barbiturat ultra shot acting


• Hati2 depresi pernafasan kdg kala menyebabkan kematian
• Batas keamanan cukup lebar

Ketamin
• Bts keamanan cukup lebar
• Efek analgetik kuat, sering menyebabkan halusinasi
SYARAT ANESTESI UMUM YG IDEAL

• Harga murah dan mudah didapat


• Stadiuminduksi cepat
• Efek samping minimal
• Memiliki efek anestesi dan analgesik yg kuat
• Relaksasi otot baik
• Kesadaran cepat pulih kembali

Anda mungkin juga menyukai