Anda di halaman 1dari 24

Hario surya susilo

405140194
FIMOSIS
• Definisi : prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
proksimal s/d ke korona glandis
• Dialami o/ :
– Bayi baru lahir yang terdapat adhesi alamiah antara prepusium dan glans
penis → fisiologis

Usia 3 tahun  90% prepusium sudah dapat diretraksi

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
• Gambaran klinis • Tdk dianjurkan melakukan dilatasi
• Gangguan aliran urin berupa sulit atau retraksi yg dipaksakan 
kencing, pancaran urin mengecil, menimbulkan luka & sikatriks pd
menggelembungnya ujung ujung prepusium sbg fimosis
prepusium penis pd saat miksi, sekunder
retensi urin • Fimosis yg disertai balanitis
• Higiene lokal kurang bersih  xerotika obliterans dpt dicoba
infeksi pd prepusium (postitis), diberikan salep deksametasone
infeksi pd glans penis (balanitis), 0,1% yg dioleskan 3-4 kali,
atau infeksi pd glans & prepusium diharapkan setelah pemberian 6
penis (balanopostitis) mgg prepusium dpt diretraksi
• Ada benjolan lunak di ujung penis spontan
 korpus smegma (timbunan • Fimosis yg menimbulkan keluhan
smegma dlm sakus prepusium miksi, menggelembungnya ujung
penis) prepusium pd saat miksi, atau
fimosis yg disertai infeksi postitis
• Tatalaksana  sirkumsisi

Dasar-dasar Urologi, Edisi 3


PARAFIMOSIS
Definisi :
• Prepusium penis yang diretraksi s/d di sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada keadaan semula & timbul jeratan pada penis
dibelakang sulkus koronarius
Etiologi :
• Retraksi penis ke proksimal saat bersenggama/masturbasi/sehabis
pemasangan kateter  lalu prepusium tidak cepat dikembalikan ke
tempat semula

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
GAMBARAN KLINIS
• Edema glans penis  aliran balik vena superficial terganggu (stasis
vena), tapi aliran arteri tetap normal
• Nyeri

Jika dibiarkan  bagian distal penis akan semakin membengkak 


nekrosis glans penis

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
TATALAKSANA
• Teknik manual  memijat glans selama 3-5 menit  edema
berkurang & secara perlahan prepusium dapat dikembalikan
• Dorsumsisi pada jeratan  jika teknik manual tidak berhasil
• Sirkumsisi  jika edema & proses inflamasi menghilang

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
HIPOSPADIA
• Kelainan kogenital dimana muara uretra tidak terletak pada ujung
penis, namun lebih kearah proksimal di sisi ventral penis.
• terjadi akibat ggg penutupan uretral groove oleh urethral fold.
• pada tempat tdk terbentuk uretra →korde (jar.ikat dr jar mesenkim yg
seharusnya mnjd korpus spongiosum, fasia buck dan fasia dartos) →
tdk elastis → ereksi →bengkok kearah ventral.
• Kulit prepusium bagian dorsal berlebih dan minimal bagian ventral.

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
Klasifikasi
Berdasar letak muara uretra:
1.Hipospasdi anterior :
• tipe glanular, subkoronal, penis
distal.
2.Hipospadi medius :
• midshaft, penis proksimal.
3.Hipospadi posterior :
• penoskrotal, skrotal, perineal.

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
KLASIFIKASI

Hipospadia Hipospadia
glandular penoscrotal

Hipospadia
mediopenean
Hipospadia Hipospadia
subcoronal perineal
FAKTOR RISIKO
• Terpapar dengan zat kimia estrogenik / antiandrogenik saat hamil
• Misalnya : poliklorobifenil, fitoestrogen

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
Tatalaksana (operasi hipospadi)
• Operasi (, dengan tujuan :
– Kosmetik penis  sehingga fungsi miksi & fungsi seksual normal (ereksi lurus
& pancaran ejakulasi kuat)
– Penis tumbuh dengan normal
• Tahapan rekonstruksi :
– Koreksi korde (ortoplasti)
– Membuat neouretra & kulit penis (uretroplasti)
– Membuat glans

Reparasi hipospadia  dianjurkan untuk usia pra-sekolah


Koreksi ulangan  jika terjadi komplikasi
Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De
jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
Tatalaksana (operasi hipospadi)
• u/ membuang korde dan membuat tambahan uretra agar berada di
ujung gland penis
• Memerlukan bahan kulit yg cukup banyak dari prepusium sehingga
anak cacat hipospadia tidak boleh disunat.
• Dilakukan dgn 2tahap atau 1 tahap

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
Tatalaksana (operasi hipospadi)
• Teknik 2 tahap
1. Eksisi konde setelah umur 1 tahun, dan persiapan
bahan neouretra dgn bahan kulit preputium yg
dipindahkan ke ventral.
2. 6bln kemudian →menghubungkan meatus uretra
lama dgn ujung proximal neouretra di glans penis.
• Teknik 1 tahap
Tahap 1dan2 dilakukan sekaligus, lebih sulit, dan untuk
hipospadia yg lebih proksimal tidak dianjurkan.

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
komplikasi
• Kegagalan operasi : fistel, dehidrasi, diventrikel atau striktur uretra
dan pendarahan.
• Bila tidak ditangani : Deformitas aliran urin, Disfungsi seksual,
Infertilitas, Stenosis meatus (jarang)

Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2011, De


jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.Jakarta:ECG.
INFEKSI SALURAN KEMIH

Goldman Cecil’s Medicine Ed. 25


Goldman Cecil’s Medicine Ed. 25
Goldman Cecil’s Medicine Ed. 25
Goldman Cecil’s Medicine Ed. 25
Definisi Menurut tempatnya digolongkan menjadi
batu ginjal dan batu kandung kemih
Epidemiologi Prevalensi :
-Penyebab terbanyak batu ginjal
- Batu saluran kemih bagian atas negara maju
-Batu kandung kemih  negara berkembang
Usia dan jenis kelamin :
-Laki-laki > perempuan
-Usia : antara 20-40

Etiologi -Asupan cairan yang rendah


-Urin tinggi kalsium, oksalat dan asam urat
Faktor Risiko -Sex : laki2 > perempuan, karena perempuan lebih
banyak mengeluarkan sitrat dan sedikut kalsium
-Family history
-Medical history
-Dietary habits
-Enviromental factors
-Medication
-Occupation

http://www.medscape.com/viewarticle/521366_2
Patofisiologi
• Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor
pembentuk kristal kalsium & menimbulkan agregasi pembentukan
batu.
• Kecenderungan eksresi agregat kristal yang lebih besar dan
kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam air kemih
• Agregasi kristal menjadi cukup besar tertinggal dan biasanya
ditimbun pd duktus kolektikus akhir timbunan
membesarpengendapan di sel epitel yg mengalami lesi.
• 80% batu ginjal : batu kalsium

Ilmu Penyakit Dalam edisi VI 2014


Pemeriksaan

http://www.pathology.leedsth.nhs.uk/dnn_bilm/Renalelectrolytes/RenalStones.aspx
• Noncontrast abdominopelvic CT scan: pilihan untuk penilaian penyakit
saluran kemih, kolik ginjal terutama akut
• ultrasonografi ginjal: Untuk menentukan adanya batu ginjal dan adanya
hidronefrosis atau pelebaran ureter
• IVP (urography) :Untuk visualisasi yang jelas dari seluruh urin
• Plain renal tomography : Untuk memantau batu yang sulit diamati setelah
terapi, mengklarifikasi batu yg tidak jelas terdeteksi atau diidentifikasi
dengan penelitian lain, menemukan batu ginjal kecil, dan menentukan
jumlah batu ginjal sebelum melakukan program pencegahan batu
• Retrograde pyelography : metode pencitraan paling tepat untuk
menentukan anatomi ureter dan pelvis ginjal

http://emedicine.medscape.com/article/437096-overview
Terapi
Farmakologi Non-farmakologi

Diuretic thiazid : hidroklorotiazid 25-50 mg Batu lebih dari 7mm tdk dapat keluar secara
per hari (dpt menurunkan kalsium sbyk 150 spontan, harus dilakukan pembedahan :
mg/hari -Stent placement
-Percutaneous nephrostomy
-Extracorporeal shockwave lithotripsy
-Ureteroscopy
-Percutaneous nephrostolithotomy
-Open nephrostomy

Fosfat netral (ortofosfat) : mengurangi


ekskresi kalsium dan meningkatkan inhibitor
kristalisasi sprti pirofosfat
Hiperurikosuria : alopurinol 100-300
mg/hari

Ilmu Penyakit Dalam edisi VI 2014


http://emedicine.medscape.com/article/437096-treatment#d8

Anda mungkin juga menyukai