Anda di halaman 1dari 14

ASKEP SINDROM MENIERE

PENGERTIAN penyakit MENIERE

Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang


etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala
yang khas yaitu gangguan pendengaran, tinnitus, dan
serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).

Penyakit Meniere adalah gangguan kronis saluran


semisirkular dan labirin telinga dalam (Elizabeth J.
Corwin, 2009).
ANATOMI TELINGA
Gambar sebelah kiri adalah tampilan normal dari bagian
dalam koklea, sedangkan gambar sebelah kanan adalah
gambar bagian dalam koklea yang terkena Meniere Disease.
ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini BELUM DIKETAHUI secara pasti
namun diduga merupakan :
1. Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran
darah yang menuju ke labirin.
2. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
3. Reaksi alergi
4. Gangguan autoimun

Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana


terjadi ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal
yang disebabkan oleh malabsorbsi dalam sakus endoita
limfatikus.
MANIFESTASI KLINIS

Berikut penyakit meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :


1. Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Kehilangan pendengaan sensorineural progresif dan fluktuatif. Tinnitus bisa menetap
atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama
serangan vertigo.
2. Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya
tekanan di dalam telinga.
3. Tinitus atau suara berdenging.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-
15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.
4. Vertigo
Gejalanya berupa serangan vertigo tak tertahankan episodik yang sering disertai
mual dan/atau muntah, yang berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian
menghilang secara perlahan.
PATHOFISIOLOGI

Secara patologis, penyakit meniere disebabkan oleh pembengkakan


pada kompartemen endolimfatik, bila proses ini berlajut dapat terjadi ruptur
membran reissner sehingga endolimfe bercampur dengan perilimfe. Hal ini
menyebabkan gangguan pendengaran sementara yang kembali pulih setelah
membran kembali menutup dan cairan endolimfe dan perilimfe kembali
normal. Hal ini yang menyebabkan terjadinya ketulian yang dapat sembuh
bila tidak terjadi serangan.

Mekanisme terjadinya serangan yang tiba-tiba dari vertigo


kemungkinan disebabkan terjadinya penonjolan-penonjolan keluar dari
labirin membranasea pada kanal ampula. Penonjolan kanal ampula secara
mekanisme akan membeerikan gangguan terhadap krista. Tinitus dan
perasaan penuh di dalam telinga pada saat serangan mungkin disebabkan
tingginya tekanan endolimfatikus.
KOMPLIKASI

1. Neuronitis vestibularis
2. Labirinitis
3. Tuli total
4. Vertigo posisi paroksimal jinak (VJJP)
5. Vertigoservical
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes gliserin
2. Audiogram
3. Elektrokokleografi
4. Elektronistagmogram
5. CT scan atau MRI Kepala
6. Elektroensefalografi
7. Stimulasi kalorik
PENATALAKSANAAN

Terapi Medis Profilaksis


Vasodilator
Terapi Antikolinergik
Penggunaan Hormon Tiroid
Pemberian Vitamin
Program pantang makanan

Pembedahan
Terapi Simtomatik
Sedative
Antihistamin dan antiemetik
Depresan vestibuler
Labirinektomi
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Makan makanan yang tinggi kandungan vasoaktifnya, riwayat trauma,
riwayat hipetensi, riwayat alergi, faktor stres, emosional sakit kepala yang
hebat.
1. Data Subyektif :
a. Mengeluh telinga kanan sering berdenging
b. Perasaan penuh di bagian dalam telinga
c. Beberapa bulan sering terbangun dari tidur karena merasa berputar
(vertigo) selama kira-kira 20 menit dan hilang sendiri
d. Saat vertigo sampai mual dan muntah.

2. Data Obyektif :
a. Hasil pemeriksaan weber suara terdengar pada telinga kiri
b. Auditorium menunjukkan adanya sensorineural hearing loss.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas


karena gangguan cara jalan dan vertigo.
2. Ansietas b/d ancaman, atau perubahan status
kesehatan dan efek ketidakmampuan vertigo.
3. Resiko terhadap trauma b/d kesulitan
keseimbangan.
4. Kurang perawatan diri (makan, mandi/higiene,
berpakaian/berdandan, toileting) b/d disfungsi labirin
dan vertigo.
No. Dx Tujuan/ KH Intervensi Evaluasi

1. Resiko tinggi Menghindari 1. Mengajarkan atau 1. Klien mengerti


cedera b/d cedera fisik yang menekankan terapi dan mampu
perubahan berkaitan dengan vestibuler/keseimbang mengikuti terapi
mobilitas ketidakseimbang an yang sesuai dengan vestibular
karena an saat ketentuan. 2. Klien tahu dan
gangguan cara mobilisasi 2. Memberikan atau mengerti cara
jalan dan mengajari cara meminum obat
vertigo. KH : pemberian obat anti yang benar dan
Klien dapat vertigo dan atau obat efek samping obat
berjalan dengan penenangvestibuler 3.Mempertahanka
normal/lancar. serta memberi n tirah baring bila
Klien mampu petunjuk pada pasien merasa pusing.
menjaga mengenai efek
keseimbangan sampingnya.
tubuhnya saat 3. Mendorong pasien
melakukan untuk berbaring bila
mobilisasi merasa pusing, dengan
pagar tempat tidur
dinaikan.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai