Anda di halaman 1dari 49

Neuralgia Trigeminal & Cluster

Headache
Arum Pratika
Laporan Kasus

Neuralgia Trigeminal
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. I
• Umur : 69 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Madura
• Alamat : Tanggul
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Tanggal pemeriksaan : 23 April 2018

3
RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT PENYAKIT

1. Keluhan Utama
Nyeri wajah kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli saraf dengan keluhan nyeri wajah kiri sejak 8 tahun yang lalu.
Nyeri dirasakan awalnya di di rahang bawah kiri lalu menjalar ke pipi kiri. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul, dan muncul beberapa jam sekali selama 15 sampai 30 menit,
Pasien juga mengeluh sering sulit tidur akibat nyeri tersebut. Nyeri tersebut terasa tajam
seperti terkena sengatan listrik. Pasien tidak mengeluh ada nyeri kepala, mual (-),
muntah(-), rasa kesemutan yang timbul pada wajah (-), dan tidak ada keluhan yang
menyertai. Pasien awalnya hanya pergi ke dokter gigi dan sudah beberapa kali dilakukakan
cabut gigi, namun keluhan tidak membaik. Saat berobat di poli gilut di RSD dr. Soebandi,
pasien di rujuk ke poli saraf.

4
3. Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Hipertensi (-)
 Riwayat DM (-)
 Trauma kepala (-)
4. Riwayat Pengobatan
 Tegretol dan kandestatin

5. Riwayat Alergi
 Riwayat alergi terhadap makanan dan obat disangkal

6. Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada keluarga yang menderita gejala yang sama dengan pasien

5
STATUSSINGKAT
STATUS INTERNA INTERNA SINGKAT
A. Keadaan umum
• Kesadaran
• Kualitatif : Compos mentis
• Kuantitatif : GCS 4-5-6
• Vital sign
– Tekanan darah : 120/80 mmHg
– Nadi : 78 x/min, reguler, kuat angkat
– RR : 20 x/min, reguler
– Suhu : 36,5 oC

6
B. Kepala
–Bentuk : Normochepal, bulat
–Dahi : lipatan dahi (+/+)
–Mata
• Sklera : ikterik (-/-)
• Konjungtiva : anemis (-/-)
• Lagophthalmus : (-/-)
–Telinga/ hidung : sekret (-), perdarahan (-)
–Mulut : sianosis (-), lipatan nasolabial
(+/+)
C. Leher
–Struma : (-)
–Bendungan vena : (-)
–Pembesaran KGB : (-)

7
D. Thorax
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi :
Batas kiri atas : ICS II Linea parasternal sinistra
Batas kiri bawah : ICS V L. midclavicularis sinistra
Batas kanan atas : ICS II L.Parasternalis dextra
Batas kanan bawah : ICS IV L.Parasternal dextra
• Auskultasi: S1S2 Tunggal, reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
• Inspeksi : simetris, retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-)
• Palpasi : fokal fremitus (+/+)
• Perkusi : sonor (+/+)
• Auskultasi : vesikuler (+/+), whezzing (-/-), ronkhi (-/-)

8
E. Abdomen
• Inspeksi : flat, luka operasi (-)
• Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), tak teraba massa,
hepar lien tidak teraba
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus (+normal)

F. Ekstremitas
Akral hangat (+), edema (-) pada keempat ekstremitas

9
STATUS
STATUS PSIKIATRI
PSIKIATRI SINGKAT
SINGKAT

• Emosi dan Afek : anxietas


• Proses Berfikir
–Bentuk : logis, realistis
–Arus : koheren
–Isi : waham (-) halusinasi (-)
• Kecerdasan : dbn
• Pencerapan : dbn
• Kemauan : dbn
• Psikomotor : dbn
• Ingatan : dbn

10
STATUS
STATUS NEUROLOGIK
NEUROLOGIK

• Keadaan Umum
• Kesadaran
• Kualitatif : compos mentis
• Kuantitatif : GCS 4-5-6
• Pembicaraan
• Disarthria :-
• Monoton :-
• Scanning :-
• Afasia : Motorik (-), Sensorik (-), Amnestik/anomik (-)

11
PEMERIKSAAN KHUSUS

1. RANGSANGAN SELAPUT OTAK


 Kaku Kuduk : negatif
 Kernig : negatif
 Brudzinski I : negatif
 Brundzinski II : negatif
 Laseque Test : negatif

12
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS

KIRI KANAN
N.I Hypo/anosmia negatif negatif
parosmia negatif negatif
halusinasi negatif negatif

KIRI KANAN
N.II Visus >3/60 (posisi >3/60 (posisi
duduk) duduk)
Lapang pandang dbn dbn

Melihat warna
Tidak dilakukan
Funduskopi

13
N III, N IV, N VI

KIRI KANAN
Kedudukan bola mata sentral sentral
Pergerakan bola mata
Ke nasal positif positif
Ke temporal atas positif positif
Ke bawah positif positif
Ke atas positif positif
Ke temporal bawah positif positif
Eksophthalmos Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Celah mata (Ptosis) Tidak ditemukan Tidak ditemukan

14
Pupil

KIRI KANAN
Bentuk Reguler (bulat) Reguler (bulat)
Lebar 3 mm 3 mm
Perbedaan lebar - -
Refleks cahaya langsung + +

Refleks cahaya tidak langsung + +

RAPD
(Relative Afferent Pupillary + +
Defect)

15
KIRI KANAN
N. V
Cabang motorik
Otot maseter Normal Normal
Otot temporal Normal Normal
Otot pterygoideus med/lat Normal Normal

Cabang sensorik
I dbn dbn
II dbn dbn
III dbn dbn

N. VII Kanan Kiri


Kerutan dahi (-) (-)
Angkat alis Dapat Dapat
Menutup kedua mata Dapat Dapat

Menggembungkan pipi Dapat Dapat

Menyeringai Dapat Dapat


16
Sudut nasolabialis (+) (+)
N VIII (Vestibulo-kokhlearis)
KANAN KIRI
Suara berbisik Normal Normal
Rinne test Normal Normal
Weber test Normal Normal
Swabach test Normal Normal
Nistagmus Tidak ada Tidak ada

17
N IX, X

◦ Bagian motorik
 Suara biasa/parau/tak bersuara : suara biasa
 Kedudukan arcus pharynx : simetris
 Kedudukan uvula : di tengah
 Pergerakan arcus pharynx/uvula : simetris
 Detak jantung : 78 x/m
 Menelan : normal (disfagia -)
 Bising usus : normal (8x/menit)
◦ Bagian sensorik
◦ Pengecapan 1/3 belakang lidah : dbn
◦ Reflek-refleks
• Refleks muntah :+
• Refleks palatum-molle :+

18
KIRI KANAN
N.XI
Mengangkat bahu + +

Memalingkan kepala + +

N.XII
 Kedudukan lidah
- Waktu istirahat : simetris
- Waktu gerak : simetris
- Atrofi : (-/-)
- Fasikulasi/tremor : (-/-)
- Kekuatan lidah pada bagian dalam pipi : dbn

19
EXTREMITAS
A. SUPERIOR
 Inspeksi : atrofi (-/-), hipertrofi (-/-), deformitas (-/-)
 Palpasi : nyeri tekan (-/-), konsistensi kenyal (-/-)
 Perkusi : miotonik (-/-), mioedema (-/-)
 Motorik
 Kekuatan otot
 Lengan Kanan Kiri
- M. Deltoid (abduksi lengan atas) : 5 5
- M. Biceps (flexi lengan bawah) : 5 5
- M. Triceps (ekstensi lengan bwh) : 5 5
- Flexi sendi pergelangan tangan : 5 5
- Extensi sendi pergelangan tangan : 5 5
- Membuka jari-jari tangan : 5 5
- Menutup jari-jari tangan : 5 5
 Tonus otot : Normal Normal
 Refleks fisiologis : BPR : (+)Normal (+)Normal TPR : (+)Normal (+)Normal
 Refleks patologis : Hoffman : (-) (-)
Tromner : (-) (-)

20
Sensibilitas
Kanan Kiri
 Eksteroseptik
 - Rasa nyeri superfisial : Normal Normal
 - Rasa suhu(pns/dingin) : Normal Normal
 - Rasa raba ringan : Normal Normal

 Propioseptik
 - Rasa getar : Normal Normal
 - Rasa tekan : Normal Normal
 - Rasa nyeri tekan : Normal Normal
 - Rasa gerak & posisi : Normal Normal

 Enteroseptik
 - Referred pain : (-) (-)

21
B. INFERIOR
Inspeksi : atrofi (-), hipertrofi (-), deformitas ( -)
Palpasi : nyeri tekan (-), konsistensi kenyal (-)
Perkusi : miotonik ; -/-, mioedema ; -/-
Kekuatan otot

Tungkai
Kanan Kiri
Flexi articulatio coxae (tungkai atas) : 5 5
Extensi articulatio coxae (tungkai atas) : 5 5
Flexi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5
Extensi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5
Flexi plantar kaki : 5 5
Extensi dorsal kaki : 5 5
22
Gerakan jari-jari : 5 5
Kanan Kiri
 Tonus otot : Normal Normal
 Refleks fisiologis: KPR: (+) Normal (+) Normal
APR: (+) Normal (+) Normal
 Refleks patologis:
Babinsky : (-) (-)
Chaddok : (-) (-)
Openheim : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Gonda : (-) (-)
Scaeffer : (-) (-)

23
 Sensibilitas

Kanan Kiri
Eksteroseptik
 - Rasa nyeri superfisial : Normal Normal
 - Rasa suhu (panas/ dingin) : Normal Normal
 - Rasa raba ringan : Normal Normal

Propioseptik
 - Rasa getar : Normal Normal
 - Rasa tekan : Normal Normal
 - Rasa nyeri tekan : Normal Normal
 - Rasa gerak dan posisi : Normal Normal

Enteroseptik
 - Referred pain : (-) (-)

24
FUNGSI LUHUR
Apraksia :(-)
Alexia :(-)
Agraphia :(-)
Acalculia :(-)
Finger agnosia :(-)
Membedakan kanan dan kiri :(+)

SISTEM VEGETATIF
Miksi : inkontinensia urin ( - ) retensio urin (-)
Defekasi : inkontinensia alvi ( - ) retensio alvi (-)

25
Resume
RESUME

o Ny. I / perempuan/ 68 tahun


Pasien datang ke poli saraf dengan keluhan nyeri wajah kiri sejak 8 tahun yang lalu.
Nyeri dirasakan awalnya di di rahang bawah kiri lalu menjalar ke pipi kiri. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul, dan muncul beberapa jam sekali selama 15 sampai 30
menit. pasien juga mengeluh sering sulit tidur akibat nyeri tersebut. Nyeri tersebut
terasa tajam seperti terkena sengatan listrik. Pasien tidak mengeluh ada nyeri kepala,
mual (-), muntah(-), rasa kesemutan yang timbul pada wajah (-), dan tidak ada
keluhan yang menyertai. Pasien awalnya hanya pergi ke dokter gigi dan sudah
beberapa kali dilakukakan cabut gigi, namun keluhan tidak membaik. Saat berobat di
poli gilut di RSD dr. Soebandi, pasien di rujuk ke poli saraf.
– Kesadaran : Compos mentis
– Tensi : 120/80 mmHg
– Nadi : 78 x/m
– RR : 20 x/m
– Suhu : 36,5 C
 Status Psikiatri : dbn
Status Neurologis

1. GCS : 4 -5-6

2. Meningeal sign : KK (-), K (-), L (-), BI (-), BII (-)

3. N. Cranialis :
N.II : VOD (>3/60), VOS (>3/60) (posisi duduk)
N.III :Pupil isokor, RC +/+, D: 3mm/3mm, RAPD +
N. VII: diam/gerak : simetris / simetris
N. XII: diam/gerak : simetris / simetris

4. Motorik :KO 5555 5555 TO normal normal


5555 5555 normal normal
RF :BPR + N + N RP : H - -
TPR +N +N T - -
KPR +N +N B - -
APR +N +N C - -
O - -
G - -
G - -
S - -
5.Sensorik : dbn
6.Otonom : BAK (+) : Inkontinensia/Retensio uri (-)
BAB (+) : Inkontinensia/Retensio alvi (-)
5.CV: dbn
DIAGNOSA DIAGNOSA
• Diagnosa Klinis : Hiperasthesia N V.2 dan V.3
• Diagnosa Topis : Nervus Trigeminal
• Diagnosa Etiologi : Neuralgia Trigeminal

29
DIAGNOSA BANDING

• Migrain
• Cluster Headache
• Arteritis Temporalis
• Trigeminal Neuralgia
• Tumor Cerebri
• Trauma

30
PLANNING TERAPI
Planning Diagnostik : -
Planning Terapi :

Karbamazepine 200 mg 2x1


Epinephrin 0-1-0
Meloxicam 75 mg 1-0-1
Braxidin 1-0-1

• Fisioterapi

31
PROGNOSIS PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanitatum : dubia

32
33

TRIGEMINAL NEURALGIA
Definisi
• Merupakan serangan nyeri wajah unilateral, bersifat spontan, episodic, menusuk,
melibatkan N V.
• Faktor pencetus :
Sentuhan, bicara, makan, minum, mengunyah, menyikat gigi, menyisir rambut, bercukur, air
mandi. Terdapat trigger area pada plica nasolabialis.

Epidemiologi
- Wanita : pria = 3:2
- Usia decade 6-7

Etiologi
-Idiopatik
-Kompresi N V, demyelinisasi
-traksi gigi
-Genetik
-Tumor, multiple sclerosis
-Stress, imun 33
Beberapa teori yg mungkin dapat menerangkan terjadinya nyeri trigeminal adalah
sbb :

1. Degenerasi ggl trigeminal gasseri, shg sering ditemukan pd usia diatas 50 th.
2. Penekanan akar saraf trigeminus ; oleh arterioskelerosis a.Karotis interna,
aneurysma karotis, penekanan oleh tumor atau pergeseran batang otak.
3. Angulasi yg berlebihan akar saraf n.V akibat demineralisasi os petrosum tau
iritasi ggl gasseri oleh permukaan os petrosum pd wanita menopause.
4. Demielinisasi bgn proksimal akar saraf v atau traktus spinalis di batang otak (
multple skelerosis, tabes dorsalis ).
5. Cetusan paroksismal neuron nkl. Trigeminus di batang otak, ok ggn vaskuler
atau degenerasi.

34
Gambaran Klinis
 Unilateral
 Serangan paroksismal di muka/frontal dengan nyeri beberapa detik
sampai 2 menit
 Terdapat 4 gejala :
1. Distribusi pada 1 / lebih cabang N V
2. Mendadak, tajam, stabbing, intense, terbakar
3. Intensitas berat
4. Faktor presipitasi dari area trigger  makan, berbicara, sikat gigi,cuci
muka
5. Diantara paroksismal  asimptomatik

35
Diagnosis
 MRI / CT Scan

Penatalaksanaan
a. Medikal
- Lini pertama Carbamazepin 50-100 mg,
ditingkatkan sampai 600-1200 mg. jika menghilang
6-8 minggu di tapering
- Oxcarbazepine 300 mg, dan ditingkatkan 300 mg/hr
- Phenytoin (lini ke2) 300-500 mg/hr
- Gabapentin 600-2000 mg/hr
- Pregabalin 150-600 mg/hr
b. Bedah gagal terapi medikamentosa
36
CLUSTER HEADACHE

Definisi
Merupakan salah satu bentuk selfagia otonomik trigeminal. Suatu serangan nyeri kepala yang
hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi, berlangsung 15
– 180 menit dan terjadi dengan frekwensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari.

Prevalensi
Nyeri kepala ini lebih jarang dibandingkan dengan migren.
Frekwensi nyeri kepala cluster 0,5% dari populasi laki-laki dan 0,1% dari populasi wanita.
Nyeri kepala cluster lebih banyak ditemukan pada pria.

37
Kriteria Diagnostik
A. Paling sedikit 5 serangan pada kriteria B-E
B. Nyeri hebat/ sangat hebat di orbita, supra orbita, dan atau temporal yang unilateral,
berlangsung 15-180 menit
C. Nyeri kepala disertai setidaknya satu dari sbb :
– Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
– Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
– Edema palpebra ipsilateral
– Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
– Miosis dan atau ptosis ipsilateral
– Gelisah atau agitasi
D. Frekuensi serangan :1x tiap 2 hari sampai 8x/hari
E. Tidak berkaitan dengan gangguan lain

38
39
40
PRIMER

– Nyeri unilateral orbital,


– supraorbital, temporal
– Berlangsung 15-180 menit
– Episodik, bisa berulang.

SEKUNDER

– Injeksi konjunctiva, lakrimasi


– Kongesti nasal, rinore,
– Kening dan wajah berkeringat
– miosis, ptosis
– Edem daerah kelopak mata.
Pemeriksaan
CT Scan dan MRI  Normal
Angiografi – MRA pada serangan  spasme/ kompresi ireguler di
sifon dengan a.oftalmika dilatasi

Penatalaksanaan
1. O2 100% 8-10 lpm selama 10-15 menit
2. Sumatriptan  sc 6 mg
3. Zolmitriptan 5-10 mg, tidak pas untuk kronis
4. Obat lain:
- Dihydroergotamine 0,5-1,5 mg IV
- Ergotamine 1-2 mg oral atau supositoria  kurang efektif
Profilaksis :
Dengan ergotamine, verapamil, litium, kortikosteroid, metisergid,
dan asam valproat
42
Pengobatan Non Farmakologi
• Hidup dan istirahat teratur
• Hindari tidur sore
• Hindari alkohol
• Batasi keterpaparan terhadap zat volatil :
gasoline
• Hati-hati bila berada di tempat ketinggian
• Hindari produk tembakau
• Hindari sinar terang dan suara gaduh

43
HAS/Neuro/Bdg/04
Nyeri kepala Sekunder

Nyeri kepala sekunder 


-Nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi atau
kelainan struktur atau sejenisnya dan bersifat kronis progresif,
antara lain meliputi kelainan non vaskuler.
-Nyeri kepala bisa dirangsang karena faktor intra kranial
(meningitis, SAH, tumor otak) atau faktor ekstra kranial yang
umumnya bukan kasus neurologi (sinusitis, glaukoma)

(Bahrudin, 2016)

45
46
Nyeri kepala Sekunder

a) Nyeri kepala pada Meningitis


Nyeri kepala merupakan gejala awal dan disertai dengan panas. Bersifat
pelan-pelan memberat dan lokasi ditengkuk dan pada pemeriksaan
neurologis didapatkan tanda rangsangan meningeal
b) Nyeri kepala pada SAH
Nyeri kepala terjadi mendadak, seluruh kepala, hebat disertai
muntah proyektil dan kadang kesadaran menurun.
Pemeriksaan neurologi didapatkan tanda rangsangan
meningeal.

47
Nyeri kepala Sekunder

c) Nyeri kepala pada tumor otak


Nyeri kepala bersifat kronis progresif dan disertai tanda papil edema,
muntah proyektil dan didapatkan gejala neurologis fokal.
d) Nyeri kepala pada artritis servicalis
Nyeri kepala disertai nyeri leher dan timbul bila menggerakkan kepala.

48
Terimakasih

49

Anda mungkin juga menyukai