Anda di halaman 1dari 9

ASPEK HUKUM DAN POLITIK PERTEMUAN KE-10

ASPEK HUKUM
Fungsi keberadaan hukum adalah untuk menjamin keadilan dan memberikan
perlindungan bagi kepentingan manusia
Pengadaan pangan di Indonesia didasari oleh kedaulatan pangan,
kemandirian pangan, dan ketahanan pangan
Upaya pemantapan ketahanan pangan, pemerintah mengaturnya dengan
perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan tersebut sebagai kerangka regulasi bagi
lembaga negara dalam melaksanakan tugas untuk mewujudkan ketahanan
pangan nasional

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 2


DUKUNGAN HUKUM DAN REGULASI DALAM
KETAHANAN PANGAN
 Perlindungan sumber daya pangan;
 perlindungan terhadap petani, nelayan, pembudidaya ikan, dan pelaku usaha pangan lain;
 penelitian dan pengembangan pangan;
 kelancaran distribusi pangan; harga dan pemasaran pangan;
 perdagangan pangan;
 perlindungan konsumen; dan
 pengendalian impor pangan; serta
 hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 3


KETAHANAN PANGAN DALAM PERUNDANG-
UNDANGAN INDONESIA
 Peraturan Menteri Pertanian
No.15/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman Desa
Mandiri Pangan Tahun 2015
 Peraturan Menteri Pertanian No.
16/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Tahun
2012 tentang Pangan
2015,
 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015  Peraturan Menteri Pertanian No.
tentang Ketahanan Pangan dan Gizi 17/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman
Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2015
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
dan
tentang Urusan Pemerintahan Daerah
 Peraturan Menteri Pertanian No.
18/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Pedoman Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun
2015

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 4


PERATURAN IMPOR PANGAN DALAM
MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
Indonesia merupakan bagian dari kawasan bebas ASEAN (Asean Free Trade
Asean atau AFTA), dan juga termasuk bagian kawasan pasar bebas Tiongkok-
ASEAN (China-ASEAN Free Trade Area atau CAFTA).

Konsekuensi hukum menjadi anggota organisasi perdagangan dunia,


maka segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekspor-impor
(termasuk komoditas pangan) mengacu kepada kaidah-kaidah yang
disepakati dalam persetujuan perdagangan internasional, termasuk
melakukan perubahan terhadap instrumen hukum dan kebijaksanaan
pembangunan di sektor perdagangan
© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 5
 Undang-undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan;
 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01
Tahun 2018 tentang ketentuan Ekspor dan Impor Beras;
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
PERATURAN TERKAIT Konsumen;

IMPOR EKSPOR  Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2018 tentang


Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
PRODUK PANGAN DI 59/ M-DAG/ PER/8/2016 tentang Ketentuan Ekspor dan
Impor Hewan dan Produk hewan;
INONESIA  Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 36/M-
DAG/PER/5/2016 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi
Administratif bagi Eksportir dan Importir;
 Peraturan Menteri Perdagangan RI 30/M-DAG/PER/5/2012
tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura;
 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 21 Tahun 2018
Tentang Ketentuan Impor Jagung.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 6


ASPEK POLITIK
• Kestabilan politik dalam suatu negara merupakan salah satu aspek
politik yang mempengaruhi ketahanan pangan

• Kondisi politik yang stabil dan efisien, memberikan dampak positif


terhadap ketahanan pangan

• Berpengaruh terhadap pilar ketersediaaan, keterjangkauan,


aksesibilitas, dan stabilitas ketahanan pangan

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 7


ASPEK POLITIK
Pilar Ketahanan Pangan:
• Adanya konflik 1. Ketersediaan
• Tingkat Korupsi 2. Akses
3. Pemanfaatan
4. Stabilitas

KETAHANAN PANGAN
© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 8
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai