Anda di halaman 1dari 58

REFRESHMENT

BENDAHARA PENERIMAAN

DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN


Tujuan Pemberian Materi
Peserta memahami pokok-pokok materi/substansi
kebendaharaan secara menyeluruh mulai dari
regulasi, proses bisnis, sampai dengan teknis
penggunaan teknologi serta aplikasi yang
digunakan.

Peserta memahami kompetensi dan


materi/substansi kebendaharaan melalui
simulasi, diskusi, pertanyaan, dan praktik
operasional.

Peserta lebih mempersiapkan diri


untuk mengikuti ujian sertifikasi
bendahara baik ujian berbasis internet
maupun ujian berbasis komputer yang

1 2 3
terintegrasi dengan refreshment.
1. Pejabat Perbendaharaan Negara

PENGGUNA ANGGARAN
MENTERI/PIMP.LEMBAGA
(1)

KUASA PA
KEPALA SATKER
(2)

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN PENGUJI SPP BENDAHARA


PEMBUAT KOMITMEN PENANDATANGAN SPM PENGELUARAN
(3) (4) (5)

 (2) tidak boleh merangkap (5)


 (3), (4), (5) tidak boleh saling merangkap
Dalam hal jumlah pegawai tidak mencukupi maka :
 (2) Dapat merangkap (3) atau (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 PMK Nomor 190/PMK.05/2012

3
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan
Menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil untuk melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA
Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA
bersifat ex-officio
Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku PA Menetapkan Pejabat
Perbendaharaan
Negara lainnya, yaitu
PPK dan PPSPM

Pelimpahan wewenang PA kepada KPA


Menetapkan
PPK

Menetapkan
PPSPM

Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat
kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.

4
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan PPK dan PPSPM

KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK


dan/atau PPSPM, spesimen tanda tangan PPSPM Kepala
dan cap/stempel Satker kepada Kepala KPPN selaku KPPN
Kuasa BUN

Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/ diberhentikan dari


jabatannya/berhalangan sementara, KPA menetapkan PPK atau PPSPM
pengganti dengan surat keputusan dan berlaku sejak serah terima jabatan.

PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir bertanggungjawab untuk


menyelesaikan seluruh administrasi keuangan.

Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran, dalam hal
tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal tahun
anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPPN.
5
2. Penetapan Pejabat Perbendaharaan (lanjutan)
Penetapan Bendahara Pengeluaran

Menteri/ Penetapan Bendahara


Pimpinan Pengeluaran Bertanggung jawab
secara fungsional kepada
Lembaga Menteri Keuangan
selaku PA
konsekuensi dari tugas bendahara
dalam pengelolaan Uang Persediaan
Pelimpahan wewenang
kepada Kepala Satker  Penetapan Bendahara Pengeluaran tidak terikat tahun
anggaran; dan
 Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara
Pengeluaran, penetapan Bendahara Pengeluaran tahun
anggaran yang lalu masih tetap berlaku.
 Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
Menyampaikan Surat Penetapan Bendahara sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker
Pengeluaran kepada PPSPM, PPK, dan Kepala KPPN menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara
Pengeluaran; dan
 Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan
Kepala sementara bertanggungjawab untuk menyelesaikan
KPPN seluruh administrasi keuangan.
6
3. Pengarsipan
Definisi Arsip
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

Arsip

Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media yang dibuat dan diterima oleh lembaga
negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Jenis Arsip (menurut fungsinya)


Arsip Dinamis
arsip yang
digunakan
secara langsung Arsip Aktif Arsip Statis
dalam kegiatan
pencipta arsip arsip yang frekuensi arsip yang dihasilkan oleh
Surat Perjanjian dan disimpan penggunaannya tinggi pencipta arsip karena memiliki
Kerja Sama selama jangka dan/atau terus nilai guna kesejarahan, telah habis
waktu tertentu menerus retensinya, dan berketerangan
Arsip Inaktif dipermanenkan yang telah
diverifikasi baik secara langsung
arsip yang frekuensi maupun tidak langsung oleh Arsip
penggunaannya telah Nasional Republik Indonesia 7
menurun dan/atau lembaga kearsipan
4. Sikap Perilaku
Seorang bendahara diharuskan memiliki kompetensi komunikasi yang
efektif.
Implementasi komunikasi efektif dalam pekerjaan:

Menghadapi pemeriksaaan keuangan


Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pemeriksa baik internal maupun
eksternal (BPK), Bendahara dituntut untuk dapat bersikap bekerja sama atau
kooperatif, misalnya dalam hal pemeriksa meminta atau meminjam dokumen-
dokumen transaksi dan pertanggungjawaban keuangan yang menjadi tugas
bendahara.

Intonasi bicara
Dalam operasionalisasi tugasnya, bendahara berhubungan atau berinteraksi dengan
pihak-pihak yang dilayani pembayarannya, seperti KPA, PPK, PPSPM, penerima
pembayaran, pegawai, non pegawai, dan pemeriksa. Dalam interaksi tersebut,
bendahara dituntut untuk selalu berkomunikasi lisan secara efektif dan suara yang
jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan dampak negatif lainnya.

8
5. Perjalanan dinas

Belanja Perjalanan Dinas


merupakan salah satu belanja barang yang transaksinya cukup
kompleks dan frekuensi pembukuannya tinggi

Tipe Belanja Perjalanan Dinas


1. perjalanan dinas biasa;
2. perjalanan dinas paket meeting; dan
3. perjalanan dinas pindah.
Dalam hal ditemukan bukti-bukti/kuitansi yang
tidak sesuai dengan ketentuan, misalnya
Unsur-unsur Dalam Belanja Perjalanan Dinas: kuitansi pembelian oleh-oleh atau kuitansi
makan makan, maka bukti-bukti tersebut tidak
Uang transportasi dari kedudukan sampai tujuan dapat dilakukan pembayaran, karena konsep
pemberian uang harian telah mencakup
Uang harian seluruh kebutuhan pelaksanaan tugas dinas
termasuk dalam hal digunakan untuk membeli
oleh-oleh atau makan pada masa penugasan
Uang penginapan tersebut.

Tambahan uang representasi khusus pejabat pada level tertentu

9
6. Microsoft Office
perangkat lunak paket aplikasi perkantoran buatan Microsoft
dan dirancang untuk dijalankan di bawah sistem operasi
Microsoft Windows dan Mac OS X.

Fitur Microsoft Office


Microsoft Office Microsoft Office Excel atau Excel Microsoft PowerPoint atau
Word atau adalah sebuah program aplikasi Microsoft Office PowerPoint
Word adalah lembar kerja spreadsheet atau PowerPoint adalah
perangkat lunak (memerlukan pengolahan atas sebuah program komputer
pengolah kata kolom dan baris yang berisi text, untuk presentasi
angka, formula, dan lain-lain)

Konsep Microsoft Office


WYSWYG (what you pengguna cukup menunjuk ikon tertentu untuk melaksanakan suatu
see is what you get) fungsi, dalam istilah kita apa yang anda lihat itu yang anda dapat

Contoh: Jika kita akan menyimpan dokumen yang telah dibuat, maka telah disediakan tombol dengan ikon
gambar floppy disk/disket dan pengguna cukup meng-klik nya saja.

10
Microsoft Office (Lanjutan)

Ctrl + A = Memblok seluruh text /naskah Ctrl + R = Rata Tengah (Align Right)
Ctrl + B = Menebalkan Text (Bold) Ctrl + S = Menyimpan (File – Save)
Ctrl + C = Mencopy text (Edit – Copy ) Ctrl + T = Hanging Indent
Ctrl + D = Format font / duplikat Objek Ctrl + U = Menggaris bawahi (Underline)
Ctrl + E = Menengahkan Text (Centre) Ctrl + R = Rata Kiri (Align Right)
Ctrl + F = Mencari Kata (Edit - Find) Ctrl + S = Menyimpan (File – Save)
Ctrl + G = Masuk ke halaman tertentu Ctrl + V = Paste (edit – Paste)
Ctrl + H = Find and Replace Ctrl + W = Menutup dokumen yang aktif
Ctrl + I = Memiringkan text (Italic) Ctrl + X = Cut Objek /Text yang diblok
Ctrl + J = Rata Kiri – kanan (Justify) Ctrl + Y = Redo (Edit – Redo )
Ctrl + K = Masuk Ke Hyperlink (Web) Ctrl + Z = Undo (Edit – Undo )
Ctrl + L = Rata Kiri (Align left)
Ctrl + M = Memindahkan left indent
Ctrl + N = Membuat dokumen baru (New)
Ctrl + O = Membuka dokument (Open)
Ctrl + P = Memcetak naskah (Print)
7. Aplikasi SILABI
Menu Aplikasi SILABI

PPK PPSPM SAIBA SILABI


Menu utility pada aplikasi SILABI meliputi:
1. Menu backup
2. Cetak LPJ Bendahara
3. Cetak Berita Acara

Menu rekam pada aplikasi SILABI

Menu posting data pada aplikasi SILABI:


• Proses pemindahan bukti-bukti transaksi ke dalam pembukuan dan pelaporan.
• Dalam hal tidak dilakukan proses ini, maka bukti transaksi yang telah direkam belum akan terbukukan
atau belum terlaporkan, begitu juga dalam hal terjadi perubahan bukti transaksi yang telah direkam
namun masih salah dan dilakukan perekaman kembali.

Menu laporan dalam aplikasi SILABI


Cetak Buku meliputi antara lain Buku Kas Umum, Buku Bank, dan Buku Pajak

Aplikasi SILABI merupakan salah satu modul yang menjadi bagian dari Sistem Aplikasi Satker.
12
7. Aplikasi SILABI
Ilustrasi backup data
Melalui Modul Admin Melalui Modul Bendahara

412446000_03-03-2015.BLPJ
03-03-2015SPM.BAC 13
8. Uang Persediaan
Konsep Pembayaran
Pembayaran Langsung Pembayaran dengan UP
 Jenis Pembayaran yang Utama  Untuk membiayai keperluan sehari-
(prinsip) hari perkantoran
 Langsung ke rekening yg LS UP  Pembayaran tidak boleh melebihi Rp
berhak/rekanan/pihak ketiga 50 juta kepada satu rekanan kecuali
 Untuk keperluan tertentu (gaji dsb) honorarium dan Perjadin.
melalui Bendahara Pengeluaran  Tetap memperhatikan ketentuan
perpajakan.

Definisi UP
Uang persediaan adalah Uang Muka Kerja yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran, bersifat daur ulang (revolving) untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-hari perkantoran yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
• Penggantian UP dapat dilakukan setelah UP digunakan
sekurang-kurangnya 50% dari UP yang diterima
• Sisa UP setelah pengajuan SPM GU Nihil pada akhir tahun
anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara dengan batas
waktu yang ditentukan
• Dalam hal Penggunaan UP belum mencapai 50% sedangkan satker memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia dapat
dimintakan Tambahan Uang Persediaan (TUP)

Klasifikasi Belanja yang dapat menggunakan UP


5211 5212 5221 5231 5241 5811
Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Belanja Lain-lain

Dapat diberikan pengecualian oleh Dirjen PBN atau Kanwil Ditjen PBN 15
Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS
Penyedia
No Uraian PPK PPSPM
Barang/Jasa
Mengajukan tagihan atas Kontrak/Bukti
1 penyelesaian Pekerjaan, disertai Pendukung
dengan bukti pendukung
PPK melakukan pengujian dan
2 penelitian materil dan formal Uji
tagihan.

Dalam hal tagihan memenuhi SPP/Bukti


3 Pendukung
syarat, PPK menerbitkan SPP

PPSPM melakukan pengujian SPP


4 Uji
dan bukti pendukung
Dalam hal SPP & bukti Pendukung
5 memenuhi syarat, PPSPM SPM
menerbitkan SPM
16
Pembayaran Tagihan Melalui UP
Pihak Ketiga/ Penerima Bendahara
No Uraian PPK
Uang Muka Kerja Pengeluaran/ BPP

1 a. Pihak ketiga mengajukan tagihan


disertai bukti pendukung; atau
Tagihan Pihak
b. Penerima Uang Muka Kerja Ketiga /Uang
mengajukan permintaan Uang Muka Kerja
Muka Kerja disertai bukti
pendukung.
2 PPK menguji tagihan atas UP,apabila
memenuhi syarat maka diterbitkan Uji
Surat Perintah Bayar (SPBy);
3 SPBy beserta bukti pendukung SPBy & Bukti
disampaikan kepada Bendahara Pendukung
Pengeluaran/BPP;
3 Bendahara Pengeluaran/BPP
melakukan pengujian; Uji
4 Setelah memenuhi syarat SPBy dibayar
oleh Bendahara Bayar

17
Mekanisme GUP
Bendahara
No Uraian PPSPM PPK Pengeluaran/
BPP
1 Bendahara Pengeluaran Bukti
menyampaikan bukti pengeluran Pengeluaran
kepada PPK
2 Atas dasar bukti pengeluaran
tersebut, PPK melakukan pengujian
apabila memenuhi syarat Uji
menerbitkan SPP-GUP.
3 SPP-GUP beserta bukti pendukung
SPP-GUP & Bukti
disampaikan kepada PPSPM Pendukung

3 PPSPM melakukan pengujian SPP-


GUP dan bukti pendukung Uji
4 Dalam hal SPP-GUP dan bukti
Pendukuing memenuhi syarat, SPM-GUP
PPSPM menerbitkan SPM-GUP

18
Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP)
a. DRPP dibuat per JENIS BELANJA, KEGIATAN
dan OUTPUT (1 DRPP, 1 KEGIATAN, 1 SPP GUP
OUTPUT, 1 LOKASI) JENIS DRPP SPP GUP NIHIL
b. Bisa terdiri dari lebih dari 1 (satu) kuitansi
c. Bisa terdiri dari lebih dari 1 (satu) akun SPP PTUP
d. 1 DRPP untuk 1 SPP

Alur DRPP
Modul Bendahara Modul PPK Modul PSPM KPPN

RUH Kuitansi
SPP SPM SP2D
RUH Transaksi

RUH DRPP

ADK
Cetak
19
Format DRPP

20
9. Jenis Belanja dan Akun
Belanja Pegawai (51)
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang bukan
karyawan pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.

Contoh Akun 5111


Belanja
5111
Belanja Tunjangan
5122
Belanja
5111
Belanja
Belanja Pegawai Gaji Pokok yg Melekat Gaji Uang Lembur Uang Makan

Belanja Barang (52)


Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak
dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk yaitu:
ATK dan Biaya Biaya
operasional Pemeliharaan Perjalanan
kantor lainnya

521 522 523


Contoh Akun Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan

Belanja Barang
524 525 526
Belanja Perjalanan Belanja BLU Belanja Barang untuk diserahkan kpd masyarakat/Pemda
21
9. Jenis Belanja dan Akun (lanjutan)
Belanja Modal (53) (Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007)
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Lainnya diantaranya
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang aset tak berwujud, tagihan
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 penjualan angsuran yang
bulan untuk digunakan, atau jatuh tempo lebih dari 12
dimaksudkan untuk digunakan dalam bulan, dan aset kerjasama
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan dengan pihak ketiga
oleh masyarakat umum. (kemitraan).

Contoh Akun 531


Belanja
533
Belanja Gedung
532
Belanja Peralatan
534
Belanja Jalan,
536
Belanja Fisik
Belanja Modal Tanah dan Bangunan dan Mesin Irigasi, dan Jaringan Lainnya

Belanja Bantuan Sosial (57)


Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat
guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota
masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk
didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang
pendidikan dan keagamaan

571 572 573


Contoh Akun Belanja Belanja Bansos Belanja Bansos utk Belanja Bansos utk
utk Rehabilitasi Sosial Jaminan Sosial Pemberdayaan Sosial
Belanja
Bantuan Sosial 574 575 576
Belanja Bansos utk Belanja Bansos utk Belanja Bansos utk
22
Perlindungan Sosial Penanggulangan kemiskinan Penanggulangan Bencana
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi


PPh Pasal 21
sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan

PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan


pembelian barang

PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden,
sewa, royalti, dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Pasal 21

Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa tertentu


PPh Pasal 4(2) dan sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan, pengalihan
hak atas tanah/bangunan, hadiah undian, dan lainnya)

Pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri sehubungan


PPN
penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak

Pembayaran atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu (kuitansi,


Bea Meterai kontrak)

23
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda (lanjutan)
3 Langkah Penyetoran Pajak

Step 1 Step 2 Step 3


Menginput pajak pada Surat Membuat kode Billing pada Menyetorkan pajak ke bank
Setoran Elektronik (SSE) SSE persepsi/ pos persepsi

Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran


411121 - 100 411121 - 402 411128 - 409
Pemotongan PPh Pasal 21 Non Final Pemotongan PPh Pasal 21 Final atas Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas jasa
honorarium/imbalan lain yg diterima Pejabat konstruksi
411124 - 100 Negara, PNS, TNI/POLRI, dan pensiunannya
Pemotongan PPh Pasal 23 massa 411211 - 910
411122 - 910 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan
Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBN* (SSE atas nama Rekanan yang
411124 - 104 APBN* (SSE atas nama Rekanan yang dibuat dibuat oleh Bendahara)
Pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa oleh Bendahara)
411211 - 920
411122 - 920 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan
411128 - 402
Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBD* (SSE atas nama Rekanan yang
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas
APBD* (SSE atas nama Rekanan yang dibuat dibuat oleh Bendahara)
pengalihan hak atas tanah / bangunan
oleh Bendahara)
411211 - 930
411128 - 403 411122 - 930
Pemungutan PPN oleh Bendaharawan
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas sewa Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan
Dana Desa* (SSE atas nama Rekanan yang
tanah / bangunan Dana Desa*(SSe atas nama Rekanan yang
dibuat oleh Bendahara)
dibuat oleh Bendahara)

24
10. Jenis-Jenis Pajak dan Denda (lanjutan)
Sanksi Terlambat Setor (Pasal 9 ayat (2a) UU KUP)

dikenai sanksi
administrasi dihitung dari tanggal jatuh
tempo pembayaran s.d.
tanggal pembayaran.

Sanksi Tidak atau Terlambat Melapor (Menurut Pasal 7 UU KUP)


berupa sebesar:
Rp 500.000,-  untuk SPT Masa
dikenai sanksi PPN
administrasi Rp 100.000,-  untuk SPT Masa
lainnya
Rp1.000.000,-  untuk SPT Tahunan
PPh WP Badan
Rp100.000,-  untuk SPT Tahunan
PPh WP OP

25
11. Dokumen Sumber Transaksi
Dokumen Sumber Transaksi Pengeluaran

DIPA SPM/SP2D SPBy

Kuitansi/Bukti SSBP/
SSP
pengeluaran SSPB

LPJ Bendahara

26
11. Dokumen Sumber Transaksi (lanjutan)
Dokumen Sumber Transaksi Penerimaan

DIPA

DOKUMEN
SSBP SUMBER SSPB

Bukti
penerimaan
lain
27
12. Mekanisme Pengembalian UP/TUP
Tahun Anggaran Berjalan
Mekanisme Dokumen
Sisa UP/TUP melalui Aplikasi SIMPONI dengan mengakses
https://simponi.kemenkeu.go.id melalui menu Billing dan
mengisi semua data yang diperlukan

Akun Batas Waktu


Sisa UP disetor ke Kas Negara pada Akhir Tahun
815111 815113
Anggaran dan diatur dalam Perdirjen tentang langkah
Sisa UP yang berasal dari Sisa UP yang berasal dari
angkah akhir tahun anggaran
Rupiah Murni PNBP
Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor
815511 815513 ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja
Sisa TUP yang berasal Sisa TUP yang berasal setelah batas waktu masa pertanggungjawaban
dari Rupiah Murni dari PNBP TUP.
28
12. Mekanisme Pengembalian UP/TUP
Tahun Anggaran Sebelumnya
Mekanisme Dokumen
Sisa UP/TUP melalui Aplikasi
SIMPONI dengan mengakses
https://simponi.kemenkeu.go.id
melalui menu Billing dan
mengisi semua data yang
diperlukan

Akun

815114 815514
Sisa UP Tahun Anggaran yang Lalu Sisa TUP Tahun Anggaran yang Lalu

29
13. Pembukuan Bendahara
Dalam hal Bendahara
mengelola valas,
Dalam hal tertentu, Bendahara membuat
pembukuan bisa catatan atas keadaan
dilakukan dengan Pembukuan dilakukan kurs transaksi
manual tangan atau terpisah untuk setiap penyetoran ke kas
komputer. DIPA. negara.

Bendahara melakukan Apabila Bendahara Aktivitas bendahara


pembukuan atas mengelola valas, pengeluaran meliputi
seluruh penerimaan pembukuan dilakukan penerbitan SPM
dan pengeluaran uang terpisah untuk setiap UP/TUP, pembayaran
yang ada di satker valas namun UP/TUP, pembayaran
berdasarkan tugasnya. dituangkan dalam 1 LPJ SPM LS Bendahara,
Pembukuan Bendahara Bendahara. penyaluran dan
dilakukan pada BKU, pertanggungjawaban
Buku Pembantu dan BPP, dan aktivitas kas
Buku Pengawasan lainnya.
Anggaran dengan
menggunakan aplikasi
yang dibangun oleh
DJPBN (Kemenkeu).

30
14. Rekonsiliasi Internal
Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan Kas dilakukan dalam hal:
• Terjadi pergantian Bendahara
• Dilakukan rekonsiliasi internal
• Sewaktu-waktu
Hasil Pemeriksaan Kas dituangkan dalam BA

Pemeriksaan Kas dilakukan oleh:


• KPA/PPK atas nama KPA untuk Bendahara Pengeluaran/BPP
• Kepala Satker/pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara untuk Bendahara Penerimaan

Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran/BPP


KPA/PPK atas nama KPA memastikan bahwa UP/TUP yang ada di brankas pada akhir jam kerja
1 adalah maksimal Rp 50 juta.

Dalam hal lebih dari Rp 50 juta di akhir jam kerja, harus dibuat Berita Acara yang ditandatangani
2 KPA/PPK atas nama KPA dan Bendahara Pengeluaran/BPP.

KPA/PPK atas nama KPA melakukan pengamanan atas uang yang ada di brankas Bendahara
3 Pengeluaran.
31
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
Bendahara Penerimaan
• DIPA • Konfirmasi Penerimaan Negara yang
• Surat Hak Tagih atau yang dipersamakan diterbitkan oleh KPPN
• Surat Bukti Setor • Rekening Koran
• Surat Setoran Bukan Pajak • Laporan Saldo Rekening
• Surat Setoran Pajak • LPJ Bendahara Penerimaan
• SKTB
• SKP4
JENIS-JENIS BUKU PADA LPJ BENDAHARA
• Buku Kas Umum
• Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan
• Buku Pembantu
• Buku Pembantu PNBP Umum
• Buku Pembantu PNBP Fungsional
• Buku Pembantu Bank
• Buku Pembantu Kas Tunai
• Buku Pembantu Perpajakan
• Buku Pembantu Dana Pihak Ketiga
• Buku Pembantu Lain-lain
Pembukuan DIPA
Pembukuan dimulai ketika pada awal Sebagai ilustrasi, sebuah satker
tahun anggaran, yaitu membukukan Universitas A, mempunyai target
penerimaan DIPA. Setelah diterima, PNBP berupa pendapatan uang
DIPA dibukukan sebagai target
pendidikan (Akun 423511) sebesar
penerimaan PNBP. Pembukuan
seterusnya mengikuti siklus pekerjaan Rp.1.200.000.000. Maka,
bendahara penerimaan mulai dari bendahara penerimaan akan
menerima PNBP sampai dengan mencatat di
menyetorkannya ke rekening kas 92 BPAP di kolom akun 423511
negara. sebesar Rp.1.200.000.000 sebagai
target PNBP.
Pembukuan Menerima Secara Tunai PNBP
Umum/PNBP Fungsional
PNBP yang diterima secara tunai oleh bendahara Sebagai ilustrasi, pada tanggal 2 Januari 2014
penerimaan harus dibukukan. Penerimaan tunai PNBP bendahara penerimaan Universitas A menerima
dibuktikan dengan diterbitkannya Surat Bukti Setor SBS pendapatan uang pendidikan (Akun
(SBS). SBS merupakan bukti adanya penerimaan yang 423511) sebesar Rp.7.500.000. Maka
mempengaruhi saldo kas tunai dan buku pembantu pembukuannya adalah sebagai berikut:
PNBP. Selain itu karena sudah ada realisasi a. Dibukukan disisi debet di BKU sebesar
penerimaan maka dibukukan di Buku Pengawasan Rp.7.500.000,-
Anggaran Pendapatan. Dan posisi PNBP ini belum b. Dibukukan disisi debet di BP Kas Tunai
disetorkan ke kas negara. Sehingga pembukuannya sebesar Rp.7.500.000,-
adalah dibukukan disisi debet pada Buku Kas Umum c. Dibukukan disisi debet di BP PNBP
(BKU), Buku Pembantu (BP) Kas Tunai, BP PNBP Fungsional sebesar Rp.7.500.000,- (jenis
Umum/BP PNBP Fungsional, dan Buku Pengawasan PNBP Fungsional).
Anggaran Pendapatan (BPAP). Selain itu juga dicatat d. Dibukukan di BPAP sebagai realisasi PNBP
dikolom masih berupa bukti penerimaan di BPAP. Akun 423511 sebesar Rp.7.500.000,- di
BPAP dan diisi kolom masih berupa bukti
penerimaan sebesar Rp.7.500.000,-.
Pembukuan Menyetorkan PNBP
Umum/Fungsional ke Rekening Kas Negara
PNBP yang diterima oleh Bendahara Penerimaan harus a. Dibukukan disisi kredit di BKU sebesar
segera disetorkan ke rekening kas negara. Bukti setoran Rp.7.500.000
tersebut adalah SSBP yang sudah sah. Penyetoran b. Dibukukan disisi kredit di BP Kas Tunai
PNBP ke kas negara akan mempengaruhi saldo kas
sebesar Rp.7.500.000
tunai dan buku pembantu PNBP. Transaksi ini dicatat
dicatat pada sisi kredit pada BP BKU, BP PNBP umum
c. Dibukukan disisi kredit di BP PNBP
atau Buku Pembantu PNBP Fungsional sesuai dengan Fungsional sebesar Rp.7.500.000 (jenis
jenis PNBP. Dan karena sudah disetor ke kas negara PNBP Fungsional)
maka Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan diisi d. Diisi kolom di BPAP sudah disetorkan
kolom sudah disetorkan. Sebagai ilustrasi, pada tanggal sebesar Rp.7.500.000, sehingga posisi
2 Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A yang masih berupa bukti penerimaan
menyetorkan pendapatan uang pendidikan (Akun menjadi 0 (nol).
423511) sebesar Rp.7.500.000 ke kas negara dengan
menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Maka
pembukuannya adalah sebagai berikut:
Pembukuan Penyetoran ke Kas Negara PNBP
Melalui Rekening Bendahara Penerimaan
PNBP yang diterima melalui rekening bendahara penerimaan a. Dibukukan disisi kredit di BKU sebesar
disetorkan ke kas negara dengan pemindahbukuan dari Rp.20.000.000
rekening bendahara penerimaan ke rekening kas negaradengan b. Dibukukan disisi kredit di BP Bank
menggunakan bukti SSBP. Penyetoran PNBP ke kas negara akan
sebesar Rp.20.000.000
mempengaruhi saldo kas di bank dan buku pembantu PNBP.
Sehingga transaksi ini dicatat pada sisi kredit pada BP BKU, BP
c. Dibukukan disisi kredit di BP PNBP
Bank, BP PNBP umum atau Buku Pembantu PNBP Fungsional Fungsional sebesar Rp.20.000.000
sesuai dengan jenis PNBP. Dan karena sudah disetor ke kas (jenis PNBP Fungsional)
negara maka Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan diisi d. Diisi kolom di BPAP sudah disetorkan
kolom sudah disetorkan. Sebagai ilustrasi, pada tanggal 6 sebesar Rp.20.000.000 (akumulatif
Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A menjadi Rp.27.500.00) sehingga posisi
menyetorkan ke rekening kas negara melalui pemindahbukuan yang masih berupa bukti penerimaan
dari rekening bendahara penerimaan pendapatan uang menjadi 0 (nol).
pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.20.000.000. Maka
pembukuannya adalah sebagai berikut:
Pembukuan Penyetoran ke Kas Negara PNBP
Melalui Rekening Bendahara Penerimaan
Bendahara penerimaan membukukan atas Sebagai ilustrasi, pada tanggal 8 Januari 2014 bendahara
penerimaan PNBP yang disetorkan langsung oleh penerimaan Universitas A menerima SSBP atas pendapatan
wajib setor ke rekening kas negara. Bendahara uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.10.000.000. Maka
penerimaan hanya menerima bukti setoran pembukuannya adalah sebagai berikut:
tersebut berupa SSBP yang sah. PNBP yang a. Dibukukan di BPAP sebagai realisasi yang menambah
disetorkan oleh wajib setor ke rekening kas negara pendapatan uang Pendidikan Akun 423511 sebesar
tidak mempengaruhi kas di Bendahara Penerimaan. Rp.10.000.000 (akumulasi menjadi Rp.37.500.000) dan
Sehingga SSBP ini dicatat sebagai realiasasi b. Diisi kolom di BPAP sudah disetorkan sebesar
penerimaan PNBP atau debet di BPAP dan dicatat di Rp.10.000.000 (akumulatif menjadi Rp.37.500.00) sehingga
kolom sudah disetorkan. posisi yang masih berupa bukti penerimaan tetap 0 (nol).
14. Rekonsiliasi Internal (lanjutan)
Pelaksanaan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara dengan UAKPA dilakukan minimal 1 kali di
akhir bulan bersamaan dengan pemeriksaan kas dan dituangkan dalam Berita Acara.

Rekonsiliasi dilakukan oleh:


Kepala Satker/pejabat yang bertugas KPA/PPK atas nama KPA untuk
melakukan pemungutan penerimaan Bendahara Pengeluaran
negara untuk Bendahara
Penerimaan

Tujuan Rekonsiliasi
Bendahara Pengeluaran:
Saldo UP/TUP dan saldo selain UP/TUP

Bendahara Penerimaan:
Jumlah setoran penerimaan negara
ke kas negara & saldo penerimaan
negara yang belum disetor ke kas
negara
39
15. LPJ Bendahara
Penyusunan LPJ Bendahara

LPJ Bendahara disusun secara LPJ Bendahara disusun berdasarkan LPJ BPP disampaikan ke
bulanan atas uang yang BKU, Buku Pembantu dan Buku Bendahara Pengeluaran
dikelolanya baik rupiah Pengawasan Anggaran yang telah
maupun valas ke KPPN paling direkonsiliasi dan ditandatangani
lambat tanggal 10 bulan oleh Bendahara dan pejabat yang
berikutnya. melakukan pemeriksaan kas dan
rekonsiliasi

Format LPJ Bendahara


LPJ Bend. Penerimaan dan LPJ Bend. Pengeluaran disusun dalam format yang ditetapkan & disampaikan
ke KPPN dilampiri:

Daftar Rincian Saldo Rekening

Rekening Koran

BA Pemeriksaan Kas

Konfirmasi penerimaan negara

40
15. LPJ Bendahara (lanjutan)
Alur LPJ Bendahara
Rekonsiliasi
Sekjen K/L LKK/L LKPP
4
2a
1 2b 3

Verifikasi
Satker KPPN Kanwil KanPus DJPBN

Sistem Laporan Bendahara Instansi (SILABI)


2c

BPK

Keterangan singkat:
1. Satker menyampaikan LPJ ke KPPN untuk dilakukan verifikasi dan rekonsiliasi
2. Setelah diverifikasi oleh KPPN dan benar, satker menyampaikan LPJ kepada unit eselon I K/L dan BPK. KPPN
melaporkan kepada Kanwil DJPb.
3. Kanwil DJPb melaporkan LPJ dalam lingkup kerjanya dan melaporkan kepada Kantor Pusat DJPb.
4. LPJ yang diterima oleh K/L merupakan salah satu dokumen dalam penyusunan Laporan Keuangan.
5. LPJ yang diterima oleh Kantor Pusat DJPb menyusun Laporan Keuangan Tingkat Pusat .
6. Kantor Pusat DJPb dan K/L melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan K/L dan LKPP.
41
15. LPJ Bendahara (lanjutan)
Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Penerimaan
Menguji kesesuaian saldo
Meneliti izin rekening
awal
Bendahara.
01 02 Menguji kesesuaian saldo
Meneliti kepatuhan 07 rekening bank
Bendahara dalam
penyetoran PNBP dan Pajak 06 03 Menguji kesesuaian jumlah
(bila ada) uang di brankas
Menguji kesesuaian 05 04 Menguji kebenaran
penyetoran ke kas negara perhitungan

Verifikasi LPJ Bendahara Bendahara Pengeluaran


Menguji kesesuaian 01 - Menguji kesesuaian saldo
saldo UP/TUP - 08 01 awal
Menguji kesesuaian penyetoran ke
08 02
02 - Menguji kesesuaian saldo
kas negara - 07 rekening bank
Meneliti kepatuhan Bendahara 07 03 03 - Menguji kesesuaian jumlah
dalam penyetoran Pajak dan PNBP
uang di brankas
(bila ada) - 06
Meneliti izin rekening 06 04 04 - Menguji kebenaran
Bendahara - 05 05 perhitungan
42
16. Pengenalan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Definisi LPSE
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah suatu unit yang melayani proses pengadaan
barang/jasa pemerintah yang dilaksanakan secara elektronik (e-Procurement) atau unit yang
mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) .
Fungsi LPSE

01
Mengelola sistem e-
02
Menyediakan
03
Menyediakan akses
04
Menyediakan bantuan
05
Melakukan pendaftaran
Procurement atau pelatihan kepada internet bagi teknis untuk dan verifikasi terhadap
Sistem Pengadaan Panitia/ULP dan Panitia/ULP dan mengoperasikan Admin Agency dan
Secara Elektronik Penyedia barang/jasa Penyedia barang/jasa SPSE kepada Penyedia barang/jasa
(SPSE) Panitia/ULP dan
Penyedia barang/jasa

Posisi LPSE
Panitia/Unit Layanan
Layanan Pengadaan Penyedia
Pengadaan Secara Barang/
(ULP) Elektronik Jasa
(LPSE)
43
BENDAHARA PENERIMAAN
PNBP
“pungutan yang dibayar oteh orang pribadi atau badan dengan
memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas
layanan atau pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh
negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang
menjadi penerimaan pemerintah pusat di luar penerimaan
perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme
anggaran pendapatan dan belanja negara.”
UU Nomor 9 Tahun 2018 tentang PNBP
OBJEK PNBP

Kriteria: Ruang Lingkup:


1. Pelaksanaan tusi pemerintah 1. Pemanfaatan sumber daya alam
2. Penggunaan dana yang 2. Pelayanan
bersumber dari APBN 3. Pengelolaan Kekayaan Negara yang
3. Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan
4. Penetapan Peraturan 4. Pengelolaan BMN
Perundang-Undangan 5. Pengelolaan Dana
6. Hak Negara lainnya

Objek PNBP dirinci menurut jenisnya, dan diatur dengan UU, PP. dan/atau
Peraturan Menteri
SUBJEK & TARIF PNBP
Orang
Pribadi
Subjek PNBP Wajib Bayar

Badan
Dalam kondisi tertentu:
• Kegiatan sosial
Spesifik • Kegiatan keagamaan
• Kegiatan kenegaraan 0%
• Pertimbangan di luar
Tarif PNBP atau
kemampuan wajib bayar
• Kondisi kahar Rp 0
Ad Valorem • Masyarakat tidak mampu
• Mahasiswa berprestasi
• UKM
PENGELOLAAN PNBP
Instansi Pengelola
Menteri Keuangan
PNBP
• Menyusun kebijakan umum • Menyusun usulan tariff dan Perencanaan
PNBP jenis PNBP
• Mengevaluasi, menyusun, • Mengusulkan penggunaan
dan/atau menetapkan tariff PNBP
dan jenis PNBP • Menyusun dan
• Menetapkan target PNBP menyampaikan perencanaan
• Menetapkan penggunaan PNBP Pengawasan Pelaksanaan
PNBP • Memungut dan menyetor
• Melakukan pengawasan • Melaksanakan APBN yang
• Meminta instansi pengelola bersumber dari PNBP
untuk melakukan • Mengelola piutang PNBP
pemeriksaan • Menyusun LPJ Pertanggung
• Menetapkan pengelolaan • Menunjuk pejabat kuasa
PNBP lintas instansi pengelola PNBP jawaban
PNBP TERUTANG
Kapan?
• Sebelum wajib bayar menerima manfaat atas kegiatan Instansi Pengelola PNBP
contoh: Pemberian Hak Paten, Pemberian Layanan Pendidikan
• Setelah wajib bayar menerima manfaat atas kegiatan Instansi Pengelola PNBP
contoh: Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Perhitungannya?
• Ditetapkan oleh Instansi Pemerintah
contoh: Pemberian Hak Paten, Pemberian Layanan Pendidikan, Pemberian Layanan Kesehatan,
atau Penjualan Karcis/Tiket
• Dihitung sendiri oleh Wajib Bayar
contoh: Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pembayaran
• Pada saat jatuh tempo
• Keterlambatan pembayaran akan dikenai sanksi administrasi berupa DENDA 2% per bulan,
maksimal selama 24 Bulan
PENYETORAN PNBP
Kode billing (15 digit) Channel pembayaran
• Teller bank
XYYYYYYYYYYYYYY
• ATM
• Internet banking
14 digit angka acak
• Mesin EDC
Angka awal 0,1,2,3  DJP
Angka awal 4,5,6  DJBC
Angka awal 7,8,9  PNBP
MAKSIMUM PENCAIRAN
Maksimum Pencairan adalah Batasan Tertinggi yang dapat digunakan untuk Pembayaran Tagihan yang
Sumbernya berasal dari PNBP

PPP : PROPORSI PAGU PENGELUARAN TERHADAP


PENDAPATAN
JS : JUMLAH SETORAN
JPS : JUMLAH PENCIRAN DANA SEBELUMNYA SAMPAI
DENGAN SPM TERAKHIR YANG DITERBITKAN

Mekanisme pengajuan SPM UP/TUP/GUP PNBP


• Untuk satker pengguna yang setorannya dilakukan secara terpusat, pencairan dana diatur secara khusus dengan
SE Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara tanpa melampirkan SPP.
• Untuk satker pengguna yang setorannya dilakukan pada masing-masing unit (tidak terpusat), pencairan dana
harus melampirkan bukti setoran SSBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN.
Besarnya dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui pagu PNBP satker yang bersangkutan pada DIPA
MAKSIMUM PENCAIRAN
• Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen) dari realisasi PNBP
yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA Maksimum secesar Rp500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah)
• Realisasi PNBP dimaksud, di dalamnya termasuk sisa MP dana PNBP tahun anggaran sebelumnya.
• Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil 1 (satu) bulan
dengan memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP).
• Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dari UP/TUP yang berasal
dari RM.
• Satker pengguna PNBP yang belum mem[eroleh MP dana PNBP dapat diberikan UP sebesar
maskimal 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP pada DIPA, maksimal sebesar
Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
PETA PERAN DALAM ARSITEKTUR MPN G2
Billing System
• Menyiapkan interface yang sudah terkoneksi dengan sistem settlement MPN G2
• Memungkinkan dilakukannya proses create user dan men-generate ID_Billing
• Menyediakan fasilitas konfirmasi setoran

Settlement System
• Menyiapkan interface dari dan ke arah biller
• Menyiapkan interface dari dan ke arah switcher
• Men-generate notifikasi transaksi penerimaan negara (menerbitkan NTPN)

Switching System
• Menyiapkan interface ke arah sistem settlement
• Menyiapkan interface dari arah Bank/Pos Persepsi
• Menyiapkan link yang terhubung ke Bank/Pos Persepsi
• Memungkinkan berjalannya proses rekonsiliasi data transaksi dan pengiriman data ke sistem biller

Bank/Pos Persepsi
• Menyiapkan interface ke arah sistem Settlement
• Memungkinkan berjalannya proses transaksi penerimaan negara dengan men-generate
notifikasi transaksi Bank/Pos (menerbitkan NTB/P)
• Mencetak/menyediakan fasilitas cetak BPN
penyetor 2 Biller

1
4 7 3

1. pembuatan tagihan
2. penerbitan Id_billing
3. pengiriman data
tagihan
4. pembayaran dengan
6 Id_billing
5. proses
5
inquiry/pembayaran
perolehan NTPN
6. Pengesahan dg NTPN
7. penyerahan BPN
8. penyampaian notifikasi
Bank/Pos Persepsi Settlement
54
WP/WB/WS
(2) Data diperbaiki di sistem Billing(KPP/KPBC/DJA)

(1) WP/WB/WS menyampaikan permintaan Biller


perubahan data billing ke Biller

(3) Biller mengirim tembusan hasil perbaikan


ke KPPN Khusus Penerimaan

(4) KPPN membuat KPPN Mitra Kerja


jurnal koreksi di SPAN Satker

SPAN

(4) KPPN Khusus Penerimaan membuat jurnal


koreksi di SPAN
PENGELOLAAN REKENING BENDAHARA
Tahapan Penjelasan
Pembukaan Rekening Dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa BUN di
Daerah
Pemberian Nama Rekening BPN(kode KPPN Mitra Kerja)(nama kantor)
Pelaporan Pembukaan Rekening Disampaikan paling lambat :
• 20 (dua puluh) hari kerja sejak terbitnya surat persetujuan
pembukaan rekening
• 10 (sepuluh) hari kerja sejak pembukaan rekening pengelolaan
kas BLU dalam bentuk deposito
Pelaporan saat LPJ Bendahara Dilampirkan dan dituangkan dalam Laporan Saldo Rekening
Penutupan Rekening Kuasa BUN di daerah berwenang menutup Rekening milik Satuan
Kerja
lingkup Kementerian Negara/Lembaga paling lambat 1 (satu) tahun
sejak Rekening dikategorikan sebagai Rekening Pasif
PENGELOLAAN REKENING BENDAHARA
TREASURY NOTIONAL POOLING
Sistem yang digunakan untuk mengetahui saldo konsolidasi dari seluruh rekening bendahara yang
terdapat pada seluruh Kantor Cabang Bank Umum tanpa harus melakukan perpindahan dana antar
rekening.

Implementasi:
• Bendahara Pengeluaran  PMK Nomor 61/PMK.05/2009
• Bendahara Penerimaan  PMK Nomor 126/PMK05/2009
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai