Anda di halaman 1dari 19

Kondisi dimana seorang individu dapat

berkembang secara:
1. Fisik
2. Mental
3. Spiritual
4. Sosial
Sehingga individu menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif dan mampu berikan
kontribusi pada komunitasnya
(ODMK )Orang (ODGJ )Orang
dengan masalah dengan gangguan
kejiwaanya: jiwa:
Orang yang Seseorang yang
memiliki masalah mengalami
fisik, mental, gangguan prilaku,
sosial, pikiran, perasaan
pertumbuhan dan yang menifestasi
perkembangan , dalam sekumpulan
dan/ kualitas gejala/ perubahan
hidup yang prilaku yang
beresiko bermakna yang
mengalami menimbulkan
gangguan jiwa. penderitaan dan
hambatan
menajalankan
fungsinya.
 Survei WHO mengungkapkan beban
sosial ekonomi yang disebabkan oleh
masalah kesehatan jiwa menempati
urutan keempat.
 20─30 % pasien yang berkunjung ke
pelayanan kesehatan primer
memperlihatkan gejala-gejala
gangguan mental.
 Sebagian besar dari penderita hidup di
masyarakat dan berobat ke dokter
umum atau pelayanan kesehatan
primer baik karena keluhan somatis
maupun gangguan jiwanya.
 Pembagian kasus psikiatri yang datang
ke pelayanan primer:
› Gangguan jiwa yang lazim (common
mental disorders) sekitar lebih dari 75 %
kasus.
› Gangguan jiwa yang berat (severe mental
disorders).
 Setiap kegiatan untuk wujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap
individu, keluarga dan masyarakat
dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan oleh pemerintah
daerah dan masyarakat.
1. Menjamin kualitas hidup yang baik.
2. Menjamin setiap orang dapat
mengembangkan potensi kecerdasan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan
terintegrasi. Komperhensif,
berkesinambungan.
4. Menjamin ketersedian dan keterjanguan
SDM dalam upaya kesehatan jiwa.
5. Meningkatkan mutu kesehatan jiwa sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
6. Memberikan perlindungan dan menjamin
pelayanan kesehatan berdasarkan HAM.
1. Pelayanan bersifat mediko-psiko-sosial  pendekatan holistik
(terperinci,menyeluruh serta menerapkan ilmu-ilmu (psikiatri,
kedokteran,psikologi, sosiologi)
2. Pelayanan bersifat komperhensif  berupa pelayanan
kesehatan, promosi, reventif, kuratif, rehabilitasi kesehatan
jiwa
3. Pelayanan paripurna
a. Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik.
b. Pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan terpadu antar
dokter umum dan RS kelas C dan D.
c. Pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat di
posyandu, PKK,PMR,Praamuka dilaksanakan oleh guru,
orang tua ,pemika adat,tokoh masyarakat.
 1. Promotif
 2. Preventif
 3. Kuratif
 4. Rehabilitatif
1. Pelayanan kesehatan jiwa dasar

Dokter layanan primer

2. Pelayanan kesehatan jiwa rujukan.


1. Pelayanan Tingkat Pertama (primary
care);
2. Pelayanan yang mengutamakan
promosi dan pencegahan (promotif
dan preventive);
3. Pelayanan bersifat pribadi (personal
care);
4. Pelayanan paripurna (comprehensive
care);
 Di dalam Puskesmas berturut-turut dilalui proses
sebagai berikut:
1. Pendaftaran
2. Pemeriksaan fisik
3. Penilaian Psikiatrik
4. Tindakan Medis

 Sedangkan pelayanan yang diperoleh:


1. Penyuluhan
2. Deteksi dini
3. Pelayanan Kedaruratan Psikiatri
4. Pelayanan Rawat Jalan
5. Pelayanan Rujukan
6. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home
Visit)
7. Pelayanan menyeluruh (holistic care);
8.Pelayanan terpadu(integrated care);
9. Pelayanan berkesinambungan
(continuum care);
10. Koordinatif dan kerjasama;
11. Berorientasi pada keluarga dan
komunitas (family and community
oriented);
12. Patient safety.
 A. Tenaga kesehatan dengan
kompetensi di bidang kesehatan jiwa.
 B. Tenaga lain yang terlatih di bidang
kesehatan jiwa.
 C. Tenaga profesional lainnya.
1. Fasilitas pelayanan kesehatan:
Puskesmas, jejaring klinik pratama,
praktik dokter dengan kompetensi
pelayanan kesehatan jiwa, RSJ, RSU.
2. Fasilitas pelayanan di luar sektor
Kesehatan dan fasiltas berbasis
masyarakat:
praktik psikolog, pekerja sosial,panti
sosial, rumah singgah, lembaga
kesejahteraan sosial.
1. Menyusun program.
2. Mengintegrasikan upaya kesehatan jiwa
ke dalam sistem pelayanan kesehatan.
3. Mengatur dan menjamin ketersediaan
sumber daya dalam upaya kesehatan
jiwa.
4. Melakukan pengawasan terhadap
penyelengaraan upaya kesehatan jiwa.
 Undang-undang republik indonesia
nomor 18 tahun tentang kesehatan jiwa
, 2014

Anda mungkin juga menyukai