Anda di halaman 1dari 12

DIET PENYAKIT SALURAN CERNA

ATAS

OLEH
AGATHA WIDIYAWATI, S.ST.,M.GIZI
Gambaran Umum
 Saluran Cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna
makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sia
pencernaaan.
 Gangguan pencernaaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses
menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi dan
proses buang air besar, karena infeksi atau peradangan, gangguan
motilitas, perdarahan atau hematemesis-melena, kondis saluran
cerna pasca bedah, tumor atau kanker, stenosis esofagus, gastritis
akut atau kronik, hematemesis-melena, ulkus peptikum, diare,
konstipasi, hemoroid.
DIET SALURAN CERNA ATAS
1. DIET DISFAGIA
Kesulitan menelan karena gangguan aliran makan pada saluran
cerna. Kelainan sistem saraf menelan, pascastroke dan
adanya massa atau tumor yang menutupi saluran cerna.
Tujuan Diet
1. Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke
dalam saluran pernapasan
2. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan
Lanjutan…
Syarat Diet
1. Cukup energi, protein, dan zat gizi lain nya
2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan
3. Cukup cairan
4. Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan.
Diberikan secara bertahap mulai makanan cair penuh atau
cair kental, makanan saring, makanan lunak
5. Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering
menyebabkan tersedak atau aspirasi
6. Pemberian makanan per oral atau melalui pipa (selang) atau
sonde
2. DIET PASCA-HEMATEMESIS-MELENA
 Keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau
kerusakan pada saluran cerna
Tujuan Diet
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada
saluran cerna, mengurangi risiko pendarahan ulang, dan mencegah
aspirasi
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
Syarat Diet
1. Tidak mernagsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral kedalam pembulu
darah balik (vena) saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat
pada lambung
4. Diet diberikan jika pendarahan pada lambung atau duodenum sudah
tidak ada
Jenis Diet: bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pascapendarahan. Nilai
gizi makanan rendah
3. Diet Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastroinstestinal: gastritis akut dan kronis,
ulkus peptikum, pasca-operasi lambung
 Tujuan Diet
Untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi
asam lambung yang berlebihan
 Syarat Diet
1. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan
2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya
3. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditinggalkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan
4. Rendah serat terutama serat tidak larut air
Lanjutan…..
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa
8. Makan secara bertahan
9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-
48 jam untuk memberikan istirahat pada lambung
Macam Diet dan Indikasi Pemberian: gastritis, ulkus
peptikum, tifus, abdominalis, dan pasca-bedah saluran
cerna atas
 Diet Lambung I : pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan dalam bentuk
saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca-hematemesis-
melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3
jam (makanan saring)
 Diet Lambung II: perpindahan diet lambung I, makanan diberikan
dalam bentuk makanan lunak, porsi kecil dan berikan 3 kali makanan
lengkap dan 2-3 kali makanan selingan
•Diet Lambung III
Perpindahan diet lambung II, makanan diberikan dalma bentuk
lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien. Makanan cukup
energi dan zat gizi lain

Anda mungkin juga menyukai