Anda di halaman 1dari 27

DIABETES

MELITUS TIPE 2
(DMT 2)
PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS TIPE 2
Diabetes melitus (DM): penyakit kelompok metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
FAKTOR RISIKO DM
• Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi
–Ras dan etnik
–Riwayat keluarga dengan DM
–Umur: intolerasi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya
usia. Usia > 45 tahun harus dilakukan skrining DM.
–Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau
riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG).
–Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi
yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi
dibanding dengan bayi yang lahir dengan BB normal.
FAKTOR RISIKO DM (LANJT...)

• Faktor risiko yang bisa dimodifikasi


–Berat badan lebih (IMT ≥ 23 kg/m2).
–Kurangnya aktivitas fisik
–Hipertensi (> 140/90 mmHg)
–Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan/atau trigliserida > 250
mg/dL)
–Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi glukosa dan
rendah serat akan meningkatkan risiko menderita
prediabetes/intoleransi glukosa dan DM tipe 2.
FAKTOR RISIKO DM (LANJT...)

• Faktor lain yang terkait dengan risiko Diabetes Melitus


–Penyandang sindrom metabolik yang memiliki riwayat
toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya.
–Penyandang yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular,
seperti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Diseases)
KLASIFIKASI ETIOLOGI DM
KRITERIA DIAGNOSIS DM

• Keluhan klasik : poliuri, polidipsi, polifagia,dan penurunan BB


yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva vagina
KRITERIA DIAGNOSIS DIABETES MELITUS
(LANJT..)
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM,
digolongkan dalam kelompok prediabetes yang meliputi Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) & Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
• GDPT : Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125
mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam < 140 mg/dl
• TGT : Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 -jam setelah TTGO
antara 140 – 199 mg/dL dan glukosa plasma puasa < 100 mg/dL
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7 – 6,4%.
PEMERIKSAAN PENYARING DILAKUKAN UNTUK
MENEGAKKAN DIAGNOSIS DMT2 & PREDIABETES
PADA KELOMPOK RISIKO TINGGI YANG TIDAK
MENUNJUKKAN GEJALA KLASIK DM
1. Kelompok dengan BMI ≥ 23 kg/m2 yang disertai dengan
satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut :
–Aktivitas fisik yang kurang.
–First-degree relative DM (RPK)
–Kelompok ras/etnis tertentu.
–Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan
BBL > 4 kg atau mempunyai riwayat diabetes melitus
gestasional (DMG).
–Hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau sedang mendapat
terapi untuk hipertensi).
–HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL.
–Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.
–Riwayat prediabetes.
–Obesitas berat, akantosis nigrikans.
–Riwayat penyakit kardiovaskular.

2. Usia > 45 tahun tanpa faktor risiko di atas.


OBAT ANTIHIPERGLIKEMIA ORAL

 Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)


• Sulfonilurea
• Glinid
Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin
– Metformin
– Tiazolidinedion (TZD)
Penghambat Alfa Glukosidase
Penghambat enzim Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP-4 inhibitor)
Penghambat enzim Sodium Glucose co-Transporter 2(SGLT-2
inhibitor)
Obat Antihiperglikemia Suntik
Insulin
digunakan pada keadaan :
• HbA1c saat diperiksa > 7,5% dan sudah menggunakan satu atau dua
obat antidiabetes
• HbA1c saat diperiksa > 9%
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis Hiperglikemia
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut,
stroke)
• Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Agonis GLP-1 (glucagon-like peptide (GLP)-1.)/Incretin
Mimetic
mempunyai efek menurunkan berat badan, menghambat
pelepasan glukagon, menghambat nafsu makan, dan
memperlambat pengosongan lambung sehingga menurunkan
kadar glukosa darah postprandial. Efek samping yang timbul pada
pemberian obat ini antara lain rasa sebah dan muntah. Obat
yang termasuk golongan ini adalah: Liraglutide, Exenatide,
Albiglutide, Lixisenatide dan Dulaglutide.
Pencegahan Terhadap DMT 2

• Primer
ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni
mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk menderita
DMT2 dan intoleransi glukosa.
Indikator keberhasilan intervensi gaya hidup adalah penurunan
berat badan 0,5 - 1 kg/minggu atau 5 - 7% penurunan berat
badan dalam 6 bulan dengan cara mengatur pola makan dan
meningkatkan aktifitas fisik.
PENCEGAHAN TERHADAP DMT 2 (LANJT...)

• Pengaturan pola makan


–Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal.
–Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara
terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak (peak)
glukosa darah yang tinggi setelah makan.
• Komposisi diet sehat mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat
larut.
PENCEGAHAN TERHADAP DMT 2 (LANJT...)

• Meningkatkan aktifitas fisik dan latihan jasmani


–Latihan jasmani yang dianjurkan :
• Latihan dikerjakan sedikitnya selama 150 menit/minggu dengan latih
aerobik sedang (mencapai 50 - 70% denyut jantung maksimal) , atau
menit/minggu dengan latihan aerobik berat (mencapai denyut jantun
> 70% maksimal).
• Latihan jasmani dibagi menjadi 3 – 4 kali aktivitas/minggu
• Menghentikan kebiasaan merokok
• Pada kelompok dengan risiko tinggi diperlukan intervensi farmakologis.
• Sekunder
Tindakan pencegahan sekunder dilakukan dengan
pengendalian kadar glukosa sesuai target terapi serta
pengendalian faktor risiko penyulit yang lain dengan
pemberian pengobatan yang optimal
• Tersier
ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya
kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup.
Upaya rehabilitasi pada pasien dilakukan sedini mungkin,
sebelum kecacatan menetap.
Penyulit Diabetes Melitus

• Penyulit Akut • Penyulit Menahun


1. krisis Hiperglikemia 1. Makroangiopati
Ketoasidosis Diabetik 2. Mikroangiopati
(KAD) Retinopati Diabetik
2. Hipoglikemia Nefropati Diabetik
Neuropati
Kardiomiopati

Anda mungkin juga menyukai