Anda di halaman 1dari 59

Bandman (1990)

menjelaskan bahwa
masalah etika
keperawatan pada
dasarnya terdiri atas lima
jenis.
1. Kuantitas versus kualitas hidup
2. Kebebasan versus penanganan dan
pencegahan bahaya
3. Berkata jujur versus berkata bohong
4. Keinginan terhadap pengetahuan yg
bertentangan dg falsafah, agama, politik,
ekonomi dan ideologi
5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi
tidak ilmiah dan coba-coba
Kuantitas versus kualitas hidup

Contoh: Seorang ibu meminta perawat


untuk melepas semua selang yg diapsang
pada anaknya yg telah koma delapan hari.
Keadaan seperti ini, perawat menghadapi
masalah, posisinya dalam menentukan
keputusan secara moral
Kebebasan versus penanganan dan
pencegahan bahaya
Contoh adalah seorang klien berusia lanjut
yang menolak untuk mengenakan sabuk
pengaman waktu berjalan, ia ingin
berjalan dengan bebas.
Pada situasi ini perawat menghadapi
masalah upaya menjaga keselamatan klien
yang bertentangan dengan kebebasan
klien
Berkata jujur versus berkata bohong
Contoh: seorang perawat yg mendapati
teman kerjanya menggunakan narkotika.
Dalam posisi ini perawat tersebut berada
dalam pilihan apakah akan mengatakan
hal ini secara terbuka atau diam karena
diancam akan dibuka rahasia yg
dimilikinya bila melaporkan pada orang
lain
Keinginan tarhadap
pengetahuan yg bertentangan
dg falsafah agama, politik,
ekonomi dan ideologi
a. Beberapa masalah yg dapat
diangkat sebagai contoh seorang
klien memilih ke dukun daripada
ke dokter.
b. Kampanye anti rokok demi
keselamatan bertentangan
dengan kebijakan ekonomi
c. Alokasi dana untuk
kepentingan militer lebih
besar daripada untuk
kepentingan Kesehatan
Terapi ilmiah konvensional
versus terapi tidak ilmiah dan
coba-coba
Hampir semua suku bangsa di
Indonesia memiliki praktek terapi
konvensional yang masih dianggap
sebagai tindakan yang dapat
dipercaya
MASALAH ETIK YANG BERKAITAN
LANSUNG PADA PRAKTIK
KEPERAWATAN
1. Konflik etik antara teman
sejawat
Untuk dapat menilai pemenuhan
kesejahteraan pasien, maka perawat
harus mampu mengenal/tanggap bila
ada asuhan keperawatan yang buruk
dan tidak bijak, serta berupaya untuk
mengubah keadaan tersebut.
1. Konflik etik antara teman
sejawat

Kondisi inilah yang sering sering


kali menimbulkan konflik antara
perawat sebagai pelaku asuhan
keperawatan dan juga terhadap
teman sejawat
2. Menghadapi penolakan pasien
terhadap Tindakan keperawatan
atau pengobatan

Penolakan pasien menerima


pengobatan dapat saja terjadi dan
dipengaruhi oleh beberapa factor,
seperti pengetahuan, tuntutan
untuk dapat sembuh cepat,
keuangan, social dan lain-lain
3. Masalah antara peran
merawat dan mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan
bahwa secara formal peran
perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan, tetapi
dengan adanya berbagai factor
sering kali peran ini menjadai kabur
dengan peran mengobati
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur

Contoh: sering terjadi pada pasien


yang terminal, saat perawat
ditanya oleh pasien berkaitan
dengan kondisinya, perawat sering
menjawab “tidak apa-apa
bapak/ibu akan baik, suntikan ini
tidak sakit”.
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur

Perawat bermaksud menyenangkan


pasien karena tidak mau pasiennya
sedih karena kondisinya dan tidak
mau pasien takut akan suntikan
yang diberikan, tetapi didalam
kondisi tersebut perawat telah
mengalami dilema etik.
5. Tanggung jawab terhadap
peralatan dan barang
Contoh: ada pasien yang sudah
meninggal dan setalah pasien
meninggal ada barang-barang berupa
obat-obatan sisa yang belum dipakai
pasien, perawat dengan seenaknya
membereskan obat-obatan tersebut
dan memasukan dalam inventarisasi
ruangan tanpa seijin keluarga pasien
Selain itu ada juga permasalahan
etik yg terjadi yaitu:

1. Malpraktik
2.Neglience / kelalaian
3. Liability tanggungan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap setiap tindakan atau
kegagalan melakukan tindakan
2. Neglience / kelalaian
Omission (kelalaian untuk melakukan
sesuatu yang seharusnya
dilakukan)
Comission (melakukan sesuatu secara
tidak hati-hati)
JENIS-JENIS KELALAIAN

Menurut sampurno
(2005), sebagai berikut:
1. Malfeasance :
yaitu melakukan tindakan yang
melanggar hukum atau tidak
tepat/layak.
Misal: melakukan tindakan
keperawatan tanpa indikasi
yang memadai/tepat
2. Misfeasance :
yaitu melakukan pilihan
tindakan keperawatan yang
tepat tetapi dilaksanakan
dengan tidak tepat.
Misal: melakukan tindakan
keperawatan dengan
menyalahi prosedur
3. Nonfeasance :
Adalah tidak melakukan
tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya.
Misal: Pasien seharusnya
dipasang pengaman tempat
tidur tapi tidak dilakukan
Sampurno (2005)

Suatu perbuatan atau sikap


tenaga kesehatan dianggap
lalai, bila memenuhi empat
(4) unsur, yaitu:
1. Duty atau kewajiban tenaga
kesehatan untuk melakukan
tindakan atau untuk tidak
melakukan tindakan
tertentu terhadap pasien
tertentu pada situasi dan
kondisi tertentu.
2. Dereliction of the
duty atau penyim
pangan kewajiban.
3. Damage atau kerugian, yaitu
segala sesuatu yang dirasakan
oleh pasien sebagai kerugian
akibat dari layanan kesehatan
yang diberikan oleh pemberi
pelayanan.
4. Direct cause relationship atau
hubungan sebab akibat yang
nyata, (terdapat hubungan
sebab akibat antara
penyimpangan kewajiban
dengan kerugian)
Dampak Kelalaian :
1. Kepada pasien dan keluarganya,
2. Pihak Rumah Sakit, Individu perawat
pelaku kelalaian dan terhadap profesi
3. Gugatan pidana,
4. Gugatan perdata dalam bentuk ganti
rugi. (Sampurna, 2005)
Bila dilihat dari segi ETIKA
PRAKTEK KEPERAWATAN,
bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar
moral praktek keperawatan baik
bersifat pelanggaran autonomy,
justice, nonmalefisience, dan
lainnya. (Kozier, 1991)
DARI SEGI HUKUM pelanggaran ini
dapat ditujukan bagi pelaku baik
secara individu dan profesi dan juga
institusi penyelenggara pelayanan
praktek keperawatan, dan bila ini
terjadi kelalaian dapat digolongan
perbuatan pidana dan perdata (pasal
339, 360 dan 361 KUHP)
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau
didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri
sendiri maupun peserta lainnya dari pidana
dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk
memastikan penguasaan barang yang
diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun PASAL 339
Pasal 360
(1) Barang siapa karena
kesalahannya (kealpaannya)
menyebabkan orang lain
mendapat luka-luka berat,
diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama
satu tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya
(kealpaannya) menyebahkan orang
lain luka-luka sedemikian rupa
sehingga timbul penyakit atau
halangan menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian selama waktu
tertentu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana kurungan paling lama
enam bulan atau pidana denda
paling tinggi empat ribu lima ratus
rupiah.
Pasal 361
Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab
ini dilakukan dalam menjalankan suatu
jabatan atau pencarian, maka pidana
ditambah dengan sepertiga dan yang
bersalah dapat dicabut haknya untuk
menjalankan pencarian dalam mana
dilakukan kejahatan dan hakim dapat
memerintahkan supaya putusannya
diumumkan.
Freld(1990) menyatakan ada empat
metoda utama membahas masalah
etika:
1. Otoritas
2. Consensum hominum
3. Pendekatan intuisi atau self
evidence
4. Metode argumentasi
Metode otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan
atau keputusan adalah otoritas.
Otoritas dapat berasal dari manusia atau
kepercayaan supernatural, kelompok
manusia, atau suatu institusi seperti
majelis ulama, dewan gereja atau
pemerintah
Metode Consensum Hominum
Menggunakan pendekatan
berdasarkan persetujuan masyarakat
luas atau sekelompok manusia yang
terlibat dalam pengkajian suatu
masalah.
Segala sesuatu yang diyakini bijak
dan secara etika dapat diterima,
dimasukkan dalam keyakinan
Metode Pendekatan Intuisi/Self-
evidence
Metode ini dinyatakan oleh para ahli
filsafat berdasarkan pada apa yang
mereka kenal sebagai konsep teknik
intuisi.
Metode ini terbatas hanya pada orang-
orang yang mempunyai intuisi tajam
Metode Argumentasi atau
Metode Sokratik
Menggunakan pendekatan dengan
mengajukan pertanyaan atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat.
Metode ini digunakan untuk
memahami fenomena etika
masalah etik yang berkaitan lansung
pada praktik keperawatan
Konflik etik antara teman sejawat
masalah etik yang berkaitan lansung
pada praktik keperawatan
Konflik etik antara teman sejawat
Adapun permasalahan etik yang yang sering
muncul banyak sekali, seperti berkata tidak
jujur (bohong), abortus, menghentikan
pengobatan, penghentian pemberian makanan
dan cairan, euthanasia, transplantasi organ
serta beberpa permasalahan etik yang
langsung berkaitan dengan praktek
keperawatan, seperti: evaluasi diri dan
kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan
dan barang, memberikan rekomendasi pasien
pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan
yang buruk, masalah peran merawat dan
mengobati (Prihardjo, 1995)
masalah etik yang berkaitan lansung pada
praktik keperawatan

Anda mungkin juga menyukai