Anda di halaman 1dari 25

METODE KB SEDERHANA DENGAN

ALAT

Nama kelompok :
1. Della Lili Pally
2. Nila Nursila Rahmawati
3. Tri Linda Sangespi
Mekanisme /
Spermisida
Barier
MEKANISME/BARIER

• Metode Barier
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur
yang sifatnya sementara, yakni menghalangi masuknya sperma dari vagina sampai
kanalis servikalis
• Metode yang akan dibahas antara lain :
A. Kondom bagi pria
B. Barier intra vagina : Diafragma, Kap serviks, Spons, Kondom bagi wanita
A. KONDOM BAGI PRIA

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari


karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya
tertutup rapat dandilengkapi kantung untuk menampung sperma.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus,
dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.
L A N J U TA N … .

Keuntungan Kondom:
1. Mencegah kehamilan
2. Memberi perlindungan terhadap PHS (Penyakit akibat hubungan seks)
3. Dapat diandalkan
4. relatif murah
5. Sederhana, ringan, disposable, reversible
6. Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow up
7. Reversibel
8. Pria ikut secara aktif dalam program KB
(Hartanto,Hanafi, 2004 : 62)
LANJUTAN…

Kerugian Kondom :
1) Angka kegagalan realtif tinggi
2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks
guna memasang kondom
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus setiap
sanggama (kurang praktis)
(Hartanto,Hanafi, 2004 : 60)
Kontra Indikasi Kondom : Indikasi:
1. Absolut I.Pria :
a) Pria dengan ereksi yang tidak baik 1. Penyakit genitalia
b) Riwayat syok septik 2. Sensitivitas penis terhadap secret
vagina
c) Tidak bertanggung jawab secara sexual
3. Ejakulasi premature
d) Interupsi sexual foreplay menghalangi minat
sexual II.Wanita :
e) Alergi terhadap karet atau lubrikan pada 1. Vaginistis, termasuk yang dalam
partner sexual pengobatan.
2. Relatif 2. Kontra indikasi terhadap
kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan
a) Interupsi foreplay yang mengganggu pemasangan diafragma atau kap serviks secara
ekspresi sexual anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.
(Hartanto,Hanafi, 2004 : 65) 3. Untuk membuktikan bahwa tidak
ada semen yang dilepaskan di dalam vagina.
B.BARIER INTRA-VAGINAL

Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita dan


immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya. (Hartanto, Hanafi, 2004 :
57)
Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :
1) Mencegah kehamilan
2) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
(Hartanto, Hanafi, 2004 : 57)
L A N J U TA N …

Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :


1) Angka kegagalan relatif tinggi
2) Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus-menerus pada setiap
sanggama.
(Hartanto, Hanafi, 2004 : 57)
Macam-macam Barier Intra-Vaginal :
1) Diafragma (Diaphragma)
2) Kap Serviks (Cervical cap)
3) Spons (Sponge)
4) Kondom Wanita
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra-vaginal
harus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat mempengaruhi
efektifitas metode ini, antara lain:
a) Paritas
b) Frekuensi sanggama
c) Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d) Kebiasaan-kebiasaan akseptor
e) Motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
(Hartanto, Hanafi, 2004 : 67)
I. Diafragma (Diaphragma)
adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Cara Kerja sebagai berikut :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Apa Itu Spermisida?
Spermisida adalah satu dari pelbagai alat kontrasepsi bagi pasangan yang hendak
menunda kehamilan. Spermisida (spermicide) berfungsi untuk membunuh sel
sperma, atau menghambat pergerakan sperma sebelum sampai pada sel telur.
Manfaat spermisida untuk mencegah terjadinya kehamilan ini dikarenakan
kandungan bahan kimia bernama nonoxynol-9, yang mana zat ini memang
diformulasikan khusus untuk membunuh atau menghambat pergerakan sperma.
• Spermisida tersedia dalam berbagai macam bentuk, yakni:
 Krim
 Gel
 Busa (Foam)
 Tablet
 Vaginal contraceptive film (VCF)
 Spermisida supositori
• Kap Serviks (cervical cap)
Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan
dengan diafragma,kap serviks lebih dalam/tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih
kecil, umumnya lebih kaku.
Cara Kerja :
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma agar
tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus&
tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida senjata sperma tambahan untuk
membunuh sperma-sperma yang tidak tertahan pada kaps serviks.
• Keuntungan
1. Dapat digunakan selama menyusui
2. Efektif, meskipun tanpa spermiside, bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24
jam, pemberian spermiside sebelum bersenggama menambah efektifitasnya
3. Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama
Kerugian
1. Angka kegagalan tinggi
2. Peningkatan risiko infeksi (cervisitis, cystitis)
3. Membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan
4. Ketidaknyamanan ketika pemakaian, penggunaannya cukup sulit
• Spons Kontrasepsi (contraceptive sponge)
Spons kontrasepsi adalah bentuk modifikasi dari agen spermisidal.
Macamnya seperti sponge kecil berbentuk bantal. Spons ini mengandung cakram
poliuretan nonoxynol-9 yang dipasang 24 jam sebelum senggama. Setelah
dibasahi, spons ditempatkan di serviks.
• Cara Kerja
1. Melepaskan spermiside yang terkandung didalamnya
2. Merupakan barrier antara spermatozoa dan spermiside
3. Menjebak/menangkap spermatozoa ke dalam spons

Efek samping dan komplikasi


1. Iritasi atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan oleh spermisidenya
2. Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
3. Kemungkinan timbulnya TSS
• Kondom wanita (female condom)
Dasarnya : kombinasi antara Diafragma dan Kondom. Alat ini terdiri dari 2 cincin
polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing
ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang,
biasanya ditambahkan spermisid pada alatnya.
• Cara Pemakaian Kondom Wanita
Cincin yang terbuka berada di luar vagina, sedangkan cincin tertutup berada di
bawah simfisis.Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak perlu
dipasang tepat menutupi serviks karena akan terdorong keatas selama sanggama ;
cincin-luar menutupi labia dan dasar dari penis, keatas selama sanggama, cincin-
luar menutupi labia dan dasar dari penis.
METODE AMENOREA LAKTASI (MAL)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan


pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
1. Menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian > 8 x sehari.
2. Belum haid.
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara kerja dari Mal adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat
menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering
menyusui, maka kadar prolaktin dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon
penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen,
sehingga tidak terjadi ovulasi.
Efektivitas MAL sangat tinggi sekitar 98 % apabila digunakan secara benar dan
memenuhi persyaratan seperti digunakan selama enam bulan pertama setelah
melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyususi secara
eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari
metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.
Manfaat Metode Amenorea Laktasi (MAL)
1. Keuntungan kontrasepsi MAL (Saifuddin, dkk, 2012, hal. MK-1)
a. Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).
b. Tidak mengganggu senggama.
c. Tidak ada efek samping secara sistemik.
d. Tidak perlu pengawasan medis.
e. Tidak perlu obat atau alat.
f. Tanpa biaya.
g. Dapat segera dimulai setelah melahirkan
h. Mudah digunakan
i. Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama
Keuntungan non kontrasepsi MAL (Saifuddin, dkk, 2012, hal. MK-2)
Untuk bayi:
a. Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat
ASI).
b. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi
yang optimal.
c. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air dan susu
formula.
Untuk ibu:
a. Mengurangi perdarahan post partum
b. Membantu proses involusi uteri
c. Mengurangi resiko anemia.
d. Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.
. KekuranganMetode Amenorea Laktasi (MAL)
Keterbatasan atau kekurangan dalam kontrasepsi MAL (Marmi, 2016, hal. 146)
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pasca persalinan.
2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
3. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara ekskluisif
4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS.
5. Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui
6. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif
F. PenggunaMetode Amenorea Laktasi (MAL)
Yang dapat menggunakan MAL (Marmi, 2016, hal 147)
a. Ibu yang menyusui secara eksklusif.
b. Bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
c. Belum mendapat haid setelah melahirkan.
Wanita yang menggunakan MAL, harus menyusui dan memperhatikan hal-hal
dibawah ini:
a. Dilakukan segera setelah melahirkan
b. Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal
c. Pemberian ASI tanpa botol atu dot
d. Tidak mengonsumsi suplemen
e. Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan bayi sedang
Yang tidak dapat mengguanakan MAL (Marmi, 2016, hal 147)
a. Sudah mendapat haid setelah bersalin.
b. Tidak menyusui secara eksklusif.
c. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
d. Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
e. Harus mengguanakan metode kontrasepsi tambahan
f. Mengguakan obat yang mengubah suasana hati
Metode amenorea laktsi tidak direkomendasikan pada kondisi ibuyang memiliki
HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian,MAL boleh digunakan dengan
pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondis ibu, ketersediaan
dan penerimaan metode kontrasepsi lain.

Anda mungkin juga menyukai