Anda di halaman 1dari 36

Pendahuluan

Titrasi Asam-Basa  penetapan kadar suatu zat (asam


atau basa) berdasarkan atas reaksi Asam-Basa).
Pada analisis volumetri :
 Asidimetri : suatu zat dititrasi dengan suatu asam
 Alkalimetri : suatu zat dititrasi dengan suatu basa
 Titik akhir titrasi didasarkan pada perubahan pH
pada Titik Ekivalen (TE). Daerah dimana terjadi
perubahan pH bergantung pd sifat dan konsentrasi
zat penitrasi / zat yang dititrasi.

Pada titrasi asam basa perlu diperhatikan:


 Faktor-faktor yg menentukan kesempurnaan reaksi
asam basa
 Pemilihan indikator yang digunakan
Teori Asam Basa
 Teori Arrhenius (1884)
Asam dlm larutan air ion hidrogen (H+)
Basa dlm larutan air ion hidroksida (OH-)

Secara umum :
Asam : HA H+ + A -
Basa : BOH B+ + OH-
penetralan : H+ + OH- H2 O

Beberapa tanggapan :
 Hanya terbatas dlm larutan air
 Ada beberapa asam dan basa tidak mengandung ion H+ dan
OH-
 Beberapa zat spt amonia & natrium karbonat dpt menetralkan
asam tanpa lebih dahulu menghasilkan OH-
 Teori Bronsted- Lowry (1923)
Asam : donor proton
Basa : akseptor proton
Asam dan basa saling berkaitan dalam pertukaran proton disebut
pasangan asam-basa konjugasi
Asam 1 H+ + basa konjugasi 1
Basa 2 OH- +Asam konjugasi 2
Reaksi asam basa :
Asam 1 + Basa 2 basa konjugasi 1 + asam konjugasi 2
Menurut Teori ini, asam dpt berupa :
- Molekul netral : HCl, H2SO4, HNO3, CH3COOH, H2O dsb
- Anion : HSO4-, H2PO4- dll
- Kation : NH4+
- Ion Kompleks : Al(H2O)63+
Sedangkan basa dpt berupa :
- Molekul netral : NH3, RNH2, R1R2NH, H2O
- Ion hidroksida : OH-
- Anion : CH3COO-, CO32-, HS- dsb
Contoh-contoh reaksi asam-basa :
HCl + H2O H3O+ + Cl-
HAc + H2O H3O+ + Ac-
H3PO4 + H2O H3O+ + H2PO4-
NH4+ + H2O H3O+ + NH3
H2O + NH3 NH4+ + OH-
HAc + NH3 NH4+ + Ac-

Air dpt bertindak sebagai asam (donor proton)


maupun sebagai basa (akseptor proton). Pelarut
demikian disebut amfiprotik
Teori Ionisasi Elektrolit Kuat
dan Lemah
Elektrolit dibagi 2 golongan :
 Elektrolit kuat
 Elektrolit lemah
Dalam larutan asam :
HA + H2O H3O+ +A-

K
H O A  3
 -

HA H 2O


Dalam larutan, air besar sekali :

K H O 
H O A 
3
 -
 Ka (tetapan ionisasi asam)
2
HA 
Nilai Ka menentukan kekuatan asam, makin besar Ka,
makin kuat asam tersebut.
Kesetimbangan Ionisasi Air
H2O + H2O H3O+ + OH-
Disingkat : H2O H+ + OH-

Pada 250C,

K
H OH 
 -
 1,6 x 10 -16

H 2O -16
Pada 250C, bj air = 997,044 gram/L

H 2O  997,044 mol/L


 55,3 mol/L
18
karena H2O elektrolit sangat lemah, H2O dianggap
konstan

H 0H   K x 55,3
 -

 1,82 x 10 -16
x 55,3  1,0 x 10 -14

Kw  H  
OH   1,0 x 10
- 14
Pengertian pH
 Menurut Sorense (1909)

   
pH  - log H   H   10-pH
Fungsi log ini blh dipakai secara lebih luas :
pOH = - log pKb = - log Kb
pKa = - log Ka pKw = - log Kw

pada 25 C, Kw  OH  1,0 x 10
0
 -
 14

H OH  pH  pOH  14
 -

Untuk larutan netral (250C) : pH = pOH = 7


Perhitungan pH asam dan
basa
1. pH asam kuat dan basa kuat dihitung dari konsentrasi
molarnya
HCl 0,1 M, H+ = 10-1 pH = 1

NaOH 0,1 M H+ = 10-1 pOH = 1

pH =14 – 1 = 13
2. pH asam lemah dan basa lemah, dihitung dari
konsentrasi asam basa dan Ka/Kb
untuk asam lemah HA
HA H+ + A-

Ka 
H A  H 

 -  2

HA  HA 
Bila HA awal = c mol/L, maka yang tidak berdissosiasi :
c- HA
H+

Ka 
karena
H   2
kecil maka c - c
c - HA 
H+ H+
Ka 
H  2
 H  
 2
 Ka.C
c
H 

Ka.c  pH  12 pKa - 12 log C
Dengan cara yang sama untuk basa lemah NH4OH :

OH  
Kb.c  pOH  12 pKb - 12 log C
Larutan Buffer
Buffer : zat-zat yang dapat menahan perubahan pH,
dalam praktek sistem buffer dibuat dengan jalan
mencampurkan asam lemah atau basa lemah dengan
garamnya.
contoh :
 Campuran asam lemah + garamnya
CH3COOH + CH3COONa
H3PO4 + Na2HPO4
 Campuran basa lemah + garamnya
NH4OH + NH4Cl
NH4OH + (NH4)2SO4
Kita tinjau kesetimbangan berikut :
1) CH3COOH + H2O H3O+ +CH3COO-
2) CH3COONa Na+ + CH3COO-
Untuk kesetimbangan 1)
Ka 
H O CH COO 
3

3
-

CH3COOH
H O 
 CH3COOH
3
CH COO 
x Ka
3
-
 Penambahan CH3COONa menyebabkan
kesetimbangan 1) bergeser ke kiri maka 
bertambah kecil.
misal CH COOH
awal = Ca dan
3
CH3COONa
= Cg CH3COOH
yang tak berdisosiasi
=  Ca - 
H 3 O 

; sedangkan CH 3 COO-
  Cg  H 

H 
  Ka x

Ca - H 3O 
3 O

Cg  H 3O 
Karena kesetimbangan 1) begeser ke kiri, maka
menjadi kecil, sehingga dpt diabaikan thd Ca dan Cg
H O 
3


H 3O 
 Ka x 
Ca
Cg
Ca
pH  pKa - log
Cg
Cg
 pKa  log
Ca
untuk campuran NH4OH dan NH4Cl berlaku ;
Cb
pOH  pKb - log
Cg
Cg
 pKb  log
Cb
pH  14 - pOH
Bila Ca  Cg  pH  pKa
bila Cb  Cg  pOH  pKb
Sifat larutan Buffer
 Pada pengenceran pHnya tetap

 Penambahan sedikit asam atau basa kuat pH tidak


berubah
 Kapasitas Buffer utk mengabsorsi asam atau
basa tgt pd konsentrasi zat pembuffer.
makin tinggi konsentrasi makin besar
kapasitasnya
Pada pembuatan buffer dgn pH ttt, hrs dipilih
camp. asam-garam atau basa-garam yg pKa
atau pKbnya sedekat mungkin dgn pH yg
diinginkan.
 Salah satu contoh buffer di alam adalah
plasma darah. Buffer ini bekerja krn adanya
H2CO3 dan HCO3- jika kelebihan ion H+ maka :

 
H  HCO3  H2CO3
-
Jika tdpt ion OH maka :
OH  H2CO3  HCO3  H2O
- -

 Dengan mekanisme ini konsentrasi ion H+ dlm


darah konstan. Contoh lain adalah buffer H2PO4- -
HPO42- dan hemoglobin

  2
H 2 PO 4  H  HPO 4
Ka  6,3 x 10  pKa  7,2
-8

 2
pada pH  7,2  H 2 PO 4  HPO 4
Hidrolisis
 Hidrolisis adalah reaksi antara ion-ion garam dgn air.
Menurut Bronsted reaksi ini merupakan reaksi asam-basa.
 Garam-garam dibagi dlm 4 golongan :
- Garam-garam yg ion-ionnya aprotik (tdk mempunyai
kecenderungan untuk mengikat atau melepaskan proton,
misalnya NaCl, KNO3 dsb). Larutannya bereaksi netral
- Garam-garam yg anionnya adalah proton akseptor,
misalnya NaAc, KCN, Na2CO3 dan Na2S. Larutannya
bereaksi basa
- Garam-garam yg kationnya adalah proton donor,
misalnya AlCl3, FeCl3, (NH4)2SO4. Larutannya bereaksi asam
- Garam-garam yg kation-kationnya adalah asam dan
anionnya adalah basa, misalnya NH4Ac, NH4CN.
Larutannya bereaksi asam, basa atau netral bergantung
kekuatan asam dan basanya
TETAPAN HIDROLISIS DAN DERAJAT
HIDROLISIS
 Hidrolisis dari anion yg proton akseptor
CH3COOH- + H2O CH3COOH + OH-

Kh = tetapan hidrolisis
INDIKATOR ASAM-BASA

 Indikator asam-basa adalah senyawa organik yg


berupa asam lemah atau basa lemah dimana
warna molekul yang tdk berdisosiasi berbeda dng
warna ionnya.

Warna indikator dpt terlihat ditentukan oleh


pembentukan konsentrasi bentuk asam & konsentrasi
bentuk basa :
Warna bentuk asam akan terlihat bila :

Warna bentuk basa akan terlihat bila :

Trayek perubahan warna indikator antara pH = pKin


1.
Bila [HInA] = [HInB-], akan terlihat warna antara bentuk
asam dan bentuk basa
Tabel Perubahan bentuk warna indikator pada
bermacam-macam pH

pH Larutan HInA / InB- Warna

1 10.000 : 1 Merah
2 1.000 : 1 Merah
3 100 : 1 Merah
4 10 : 1 Merah
5 1:1 Jingga
6 1 : 10 Kuning
7 1 : 100 Kuning
8 1 : 1.000 Kuning

Merah :
Kuning :
pH = 2
Daerah perubahan pH : 4 – 6, diantara kedua harga pH ini : warna jingga
Tabel. Beberapa Indikator Asam-
Basa
Perubahan Warna
Indikator Daerah pH
Asam Basa
As. Pikrat 0,1 – 0,8 Tak berwarna Kuning
Biru timol 1,2 – 2,8 Merah Kuning
Kuning metil 2,0 – 4,0 Merah Kuning
Biru bromfenol 3,0 – 4,0 Kuning Biru
Jingga metil 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Merah metil 4,2 – 6,2 Merah Kuning
Lakmus 4,5 – 8,3 Merah Biru
Biru bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning Biru
Fenolfthalin 8,3 – 10,0 Tak berwarna Ungu
Timolftalin 9,3 – 10,6 Tak berwarna Biru
Kuning alizarin 10,1 – 12,0 Kuning Ungu
 Untuk beberapa titrasi yg titik akhir titrasi dlm trayek
pH sangat kecil digunakan indikator campuran
contoh : - jingga metil + brom kresol hijau berubah
warna
dari jingga menjadi biru hijau pd pH 4,3

Tipe lain dari indikator campuran : indikator universal.


Indikator ini menunjukkan bermacam-macam warna
utk trayek pH yg sangat besar.
Misal : Indikator nomor 1 :
pH 3 4 5 6 7 8
Warna merah merah jingga kuning kuning biru
jingga hijau hijau

9 10
biru ungu
TITRASI ASAM
BERBASA
BANYAK
TITRASI ASAM POLIPROTIK
PENENTUAN NITROGEN METODE KJELDAHL
Titrasi Asam Poliprotik

Asam-asam yang mengandung lebih dari


satu atom hidrogen disebut asam
poliprotik (asam berbasa banyak)
Misalnya : H2SO4, H2C2O4, H2CO3, H3PO4,
As. Tartrat, Asam suksinat, As. Sitrat, As.
Malonat.
Jika Ka1/Ka2 dari asam berbasa dua
sangat besar (Ka1:Ka2 = 104) maka asam
tersebut dapat dtitrasi sebagai asam
berbasa satu dan sebagai asam berbasa
dua secara terpisah
Titrasi Asam karbonat

H2CO3 mengion dua tingkat :


H2CO3 H+ + HCO3- ; Ka1 = 3x10-7
HCO3- H+ + CO33- ; Ka2 = 6x10-11
Jika H2CO3 Dititrasi dengan NaOH, maka pH pada
T.E Pertama adalah pH larutan NaHCO3, dan
dapat dihitung sebagai berikut :
HCO3- H+ + CO32-

Dalam hal ini [H+][CO32-], karena sebagian H+


bersenyawa dengan HCO3- membentuk H2CO3
CO  H  H CO 
3 

HCO 
3 2 3

  H  x ka , shg :

2 3
Dari Ka 2 diperoleh : CO3  2


H   H CO   H 
 HCO 3

 x Ka
2 3  2

H HCO   
jika H CO  diganti dengan
2 3
3
Ka1
H HCO  HCO 
 
H   Ka  H  x Ka

 3 3
 2
1

H   ka  HCO   Ka Ka HCO 
 2
1 3

1 2 3

H 
 2

Ka1Ka 2 HCO3  


Ka1  HCO3


HCO  ka  Ka  HCO  HCO 
3

1 1 3

3

Ka Ka HCO 

H   Ka Ka HCO 
H  

 2
 2  
1 2 3

HCO 

1 2 3 Ka1  HCO 3
 HCO  ka
3

1 
 Ka1  HCO 3  HCO 3

  

3
H  
 2 Ka1Ka 2 HCO 3  

HCO 3

 
 Ka1Ka 2  Ka1Ka 2
H  
 

Ka1Ka
 pH  12 pKa1  pKa 2 
H  Ka1Ka NaHCO3  Ba OH 2  BaCO 3   NaOH  H 2 O

 12 6,5  10. 2 
berlebih

 8,35

 8,35
Indikator yg digunakan untuk TE adalah :
PPT ( pH 8,2 – 10 )
Ka2 sangat kecil sehingga H2CO3 tidak dapat dititrasi
sebagai asam berbasa dua dengan cara langsung.
Secara tidak langsung dapat dilakukan sebagai berikut :

OH2  BaCO   2H O
H 2 CO3  Ba 3 2
berlebih
Kelebihan Ba(OH)2 dapat dititrasi dengan larutan standar
NaHCO  BaOH   BaCO   NaOH  H O
HCl dengan PPT sebagai indikator
3 2 3 2
berlebih
Titrasi Asam Fospat

H3PO4 mempunyai konstan ionisasi


terpisah baik sekali karena Ka1/Ka2
= 1,0.105 dan Ka2/Ka3 = 1,4.105 jadi
H3PO4 dapat dititrasi sebagai asam
berbasa satu atau asam berbasa
dua, tetapi tidak dapat dititrasi
sebagai asam berbasa tiga.
H3PO4 H+ + H2PO4- : Ka1 = 7.10-3
H2PO4 H+ + HPO42- : Ka2 = 7.10-8
HPO4 H+ + PO43- : Ka3 = 5.10-13
Bila dalam larutan terdapat campuran H2PO4 maka pH
larutan dihitung sebagai campuran buffer

Anda mungkin juga menyukai