• medikamentosa yang dilakukan yakni • pemberian Intra Venous Fluid Drip (IVFD) NaCL • 0,9% 25 gtt makro/menit, pemasangan kateter • urin, pemberian insulin awal dengan dosis 10 • UI dalam NaCl 100 cc kecepatan 7 cc/jam, • injeksi ranitidin 1 amp/12 jam, injeksi • ceftriaxon 1 gr/12 jam. Dilakukan pemberian • diet DM 3000 kalori, pemantauan kadar GDS/4 • jam, perhitungan diuresis, balance cairan, • input, output serta Incisible Water Loss (IWL). • KAD disebabkan karena asidosis metabolik, sedangkan nyeri perut terjadi aki bat menurunnya perfusi mesenterium, dehidrasi otot dan jaringan usus serta paralisis saluran cerna akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. • Pada pasien diberikan Intra Venous FluidDrip (IVFD) NaCL 0,9% 25 gtt makro/menit. Hal ini sesuai dengan cairan pilihan untuk resusitasi pada penderita KAD tanpa syok adalah NaCl 0,9%. Jika terdapat keadaan syok maka dapat diberikan NaCl 0,9% atau RL sebanyak 20 mL/kg BB bolus melalui infus secepatnya dan dapat diulang kembali sesuai dengan respons klinis penderita. Perhitungan cairan setelah resusitasi awal termasuk dalam perhitungan total kebutuhan cairan dalam 48 jam. Produksi urin tidak dimasukkan dalam perhitungan kebutuhan cairan dalam 48 jam. • Pada pasien diberikan cairan maintenance NaCL 0,9%+KCl 10 mEq 25 gtt makro/menit. Hal ini sesuai dengan teori, dimana setelah resusitasi awal maka pemberian cairan untuk defisit dan kebutuhan rumatan dipilih cairan yang memiliki tonisitas sama atau lebih rendah dari NaCl 0,9% dengan menambahkan kalium klorida (KCl) atau kalium fosfat (KPO4) atau kalium asetat. Pemberian NaCl 0,9% dalam jumlah besar dapat menyebabkan hiperkloremik. • Pemakaian cairan Ringer Laktat (RL)disarankan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hiperkloremia yang umumnya terjadi pada pemakaian normal saline14 dan berdasarkan strong- ion theory untuk asidosis (Stewart hypothesis).2 Sampai saat ini tidak didapatkan alasan yangmeyakinkan tentang keuntungan pemakaian RL dibandingkan dengan NaCl 0,9%. Jika kadar Na serum rendah tetaplah mempergunakan cairan NaCl 0,9%. Setelah fungsi ginjal dinilai, infus cairan harus mengandung 20 " 30 mEq/l Kalium (2/3 KCl dan1/3 KPO4) sampai pasien stabil dan dapat makan. Keberhasilan terapi cairan ditentukan dengan monitoring hemodinamik (perbaikan tekanan darah), pengukuran cairan masuk dan keluar, da pemeriksaan klinis.