Anda di halaman 1dari 16

NAMA KELOMPOK :

• Intan Andriyani Wijaya (18011010062)


• Gita Cici Septiani (18011010067)
• Devi Suryaningrum (18011010070)
• Dewi Naraswara (18011010143)
• Hani Ristanti (18011010144)
• Lutvi Niswa Oktaviana (18011010146)
BAB VII
Bagaimana Dinamika Historis Konstitusional,
Sosial-politik, Kultural, Serta Konteks
Kontenporer Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan?
KONSTITUSIONAL

Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karena


mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat bahkan
memaksa secara sah untuk kepentingan umum yang lebih tinggi demi tegaknya
hukum. Negara pun dipandang sebagai subyek hukum yang mempunyai
kedaulatan (sovereignity) yang tidak dapat dilampaui oleh negara mana pun.

Konstitusional berasal dari akar kata konstitusi atau Undang-Undang


Dasar, dengan demikian merujuk pada semua langkah politik yang sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku di suatu Negara karena Undang-Undang
Dasar adalah hukum tertinggi.
Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di dunia :
1. Melaksanakan penertiban dan keamanan,
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,
3. Pertahanan,
4. Penegakkan keadilan.

Menurut Kranenburg dan Tk.B. Sabaroedin (1975) :


Kehidupan manusia tidak cukup hidup dengan aman, teratur dan tertib, manusia
perlu sejahtera.
Sampai saat ini hukum masih diperlukan bahkan kedudukannya semakin penting.
Upaya penegakan hukum di suatu negara, sangat erat kaitannya dengan tujuan
negara.
Dari bunyi alinea ke-4 Pembukaan UUD NRI 1945 dapat diidentifikasi bahwa tujuan
Negara Republik Indonesia pun memiliki indikator yang sama sebagaimana yang
dinyatakan Kranenburg, yakni:

1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia
2) memajukan kesejahteraan umum
3) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sosial politik

Istilah sosial politik terdiri berasal kata, sosiologi dan politik.


• Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, kelompok –
kelompok sosial, dan tingkah laku individu baik individual maupun
kolektif dalam konteks sosial.
• Politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan sebagai konsep inti.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa sosiologi politik adalah
ilmu tentang kekuasaan, pemerintahan, otoritas, dan komando di
dalam semua masyarakat manusia, tidak hanya di dalam masyarakat
nasional.
HUKUM
Hukum bertujuan untuk mengatur kehidupan dan ketertiban masyarakat.
Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan
kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh
perlindungan akan hak-haknya.
Maka dari itu hokum harus ditegakkan secara konsekuen.
Menurut Gustav Radbruch (dalam Sudikno Mertokusumo, 1986:130) untuk menegakkan hukum
ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu:

(1) Gerechtigheit, atau unsur keadilan


Artinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus bersikap adil.
(2) Zeckmaessigkeit, atau unsur kemanfaatan
Artinya hukum harus bermanfaat bagi manusia.
(3) Sicherheit, atau unsur kepastian
Artinya penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap tindakan
sewenang-wenang.
Penegakan hukum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan
hakhaknya terlindungi.

Dalam menegakkan hukum terdapat tiga unsur yang harus selalu diperhatikan
yaitu:
• kepastian hukum,
• kemanfaatan, dan
• keadilan.
Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakup :
• sektor materi hukum
• sektor sarana dan prasarana hukum
• serta sektor aparatur penegak hukum.
Aparatur hukum yang mempunyai tugas untuk menegakkan dan
melaksanakan hukum antara lain :
• lembaga kepolisian : sebagai lembaga penyidik
• kejaksaan : sebagai lembaga penuntut
• kehakiman : sebagai lembaga pengadilan/pemutus
perkara
Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang No. 14 tahun 1970 yang telah diperbaharui
menjadi UU No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa :
“Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan”.
Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam empat
lingkungan yaitu:
1) Peradilan Umum,
2) Peradilan Agama,
3) Peradilan Militer, dan
4) Peradilan Tata Usaha Negara.
• Peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya
• Peradilan militer, peradilan agama, dan peradilan tata usaha negara merupakan
peradilan khusus karena mengadili perkara perkara tertentu dan mengadili
golongan rakyat tertentu.

Keempat lingkungan peradilan tersebut masing-masing mempunyai lingkungan


wewenang mengadili perkara tertentu serta meliputi badan peradilan secara
bertingkat, yaitu pengadilan tingkat pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi.
Dalam melaksanakan bantuan hukum, ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh semua pihak, yaitu:

a) penegak hukum yang memeriksa tersangka/terdakwa wajib memberi


kesempatan kepada terdakwa untuk memperoleh bantuan hukum,
b) bantuan hukum tersebut merupakan usaha untuk membela diri,
c) tersangka/terdakwa berhak dan bebas untuk memilih sendiri
penasehat hukumnya.
Contoh kasus ketidakadilan di masyarakat

Kasus seorang Nenek di Banyumas


Seorang nenek divonis 1,5 tahun kurungan, adalah salah satu contoh
ketidakadilan di Indonesia. Hanya mencuri 3 buah kakao yang mungkin
harganya kurang dari 10.000 sedangkan para koruptor yang
mencuri uang negara milyaran terkadang banyak memanfaatkan
uangnya untuk memperoleh kurungan yang tidak setimpal dengan
apa yang mereka lakukan,disitu pula banyak mafia hukum yang
memanfaatkan para koruptor yang memiliki uang untuk dijadikan
alasan supaya mereka dapat memperoleh kurungan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan Undang undang yang telah ditetapkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai