Anda di halaman 1dari 17

Moch Haikal Pidiansyah

Muhamad Ihsan Suganda


A. Pengertian Kondisi Terminal
 Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu
(Kubler-Rosa, 1969).

 Kondisi terminal adalah suatu proses yang


progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999).
B. Jenis Penyakit Terminal
Beberapa jenis penyakit terminal
 Penyakit-penyakit kanker.

 Penyakit-penyakit infeksi.

 Congestif Renal Falure (CRF).

 Stroke Multiple Sklerosis.

 Akibat kecelakaan fatal.

 AIDS.

C. Manifestasi Klinik Fisik Kondisi Terminal


 Gerakan pengindaran menghilang secara
berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki dan
ujung jari
 Aktivitas dari GI berkurang.
 Reflek mulai menghilang.
 Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa
dingin dan lembab terutama pada kaki dan
tangan dan ujung-ujung ekstremitas.
 Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.
 Denyut nadi tidak teratur dan lemah.
 Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
 Penglihatan mulai kabur.
 Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.
 Klien dapat tidak sadarkan diri.
D. Tahap Berduka
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi
lima tahap berduka yang dapat terjadi pada
pasien dengan penyakit terminal:
1. Denial ( penolakan )
 Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia
akan meninggal dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran
dan bahkan mungkin mengingkarinya.
 Gejala umum fase denial antara lain :
 Reaksi pertama adalah syok, tidak
mempercayai kenyataan
 Verbalisasi: ”itu tidak mungkin”, “ saya tidak
percaya itu terjadi ”.
 Perubahan fisik: letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan, detak jantung
cepat, menangis, gelisah.
2. Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi
mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal.
Gejala umum fase anger antara lain:
 Mulai sadar akan kenyataan
 Marah diproyeksikan pada orang lain
 Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal
 Perilaku agresif.
3. Bergaining ( tawar-menawar )
 Merupakan tahapan proses berduka dimana
pasien mencoba menawar waktu untuk hidup.
 Gejala umum fase bergaining antara lain:
Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ?
“ kalau saja yang sakit bukan saya “
seandainya saya hati-hati “.
4. Depretion ( depresi )
 Tahap dimana pasien datang dengan
kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati.
 Gejala umum fase ini antara lain:

• Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau


bicara atau putus asa.
• menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.
5. Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien
memahami dan menerima kenyataan
bahwa ia akan meninggal. Ia akan
berusaha keras untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya yang belum terselesaikan.
Gejala umum fase ini antara lain:
 Pikiran pada objek yang hilang
berkurang.
 Verbalisasi ;” apa yang dapat saya
lakukan agar saya cepat sembuh”, “
yah, akhirnya saya harus operasi.
E. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian
Ada 4 type dari perjalanan proses kematian,
yaitu:
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang
diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat
dari fase akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa
diketahui, biasanya terjadi pada kondisi
penyakit yang kronik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan
sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada
pasien dengan operasi radikal karena adanya
kanker.
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak
tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit kronik
dan telah berjalan lama.
F. Tingkat Kesadaran Pasien dan Keluarganya
Terhadap Kematian
Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam
3 type:
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.
2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang
Ditutupi
3. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan sekarang.
Berisi tentang penyakit yang diderita klien
pada saat sekarang
2. Riwayat kesehatan dahulu
3. Berisi tentang keadaan klien apakah klien
pernah masuk rumah sakit dengan
penyakit yang sama.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah
menderita penyakit yang sama dengan
klien
5. Pemeriksaan Fisik : Head To Toe
 Pasien kurang rensponsif
 Fungsi tubuh melamban
 Pasien berkemih dan defekasi secara tidak
sengaja
 Rahang cendrung jatuh
 Pernafasan tidak teratur dan dangkal
 Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin,
nadi cepat dan melemah.
 Kulit pucat
 Mata memelalak dan tidak ada respon
terhadap cahaya
B. Diagnosa Keperawatan

1. Berduka yang behubungan dengan penyakit


terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan
menarik diri dari orang lain
2. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan
penyakit terminal.
3. Ketidakmampuan koping keluarga
berhubungan dengan kehilangan
.keluarga,takut akan hasil (kematian) dengan
lingkungnnya penuh dengan stres (tempat
perawatan)
C. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan ) informasi dapat
koping menginformasikan klien mengurangi perasaan
berhubungan alternative atau solusi lain tanpa harapan dan tidak
dengan penyakit penanganan berguna. Keikutsertaan
terminal memfasilitasi klien untuk dalam perawatan akan
membuat keputusan meningkatkan perasaan
Bantu klien untuk control dan harga diri
mengidentifikasi keuntungan, Meningkatkan perasaan
kerugian dari keadaan control dan
keikutsertaan. Dalam
situasi dimana orang
terdekat tidak dapat
berbuat banyak
Memberikan wawasan
mengenai pemikiran/
faktor yang
berhubungan dengan
situasi individu
B. Evaluasi

1. Klien merasa nyaman dan mengekpresikan


perasaannya pada perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima
kenyataan
3. Klien selalu ingat kepada Allah dan selalu
bertawakkal
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan
Allah SWT akan kembali kepadanya
 Respon klien dalam kondisi terminal sangat
individual tergantung kondisi fisik, psikologis dan
sosial yang dialami, sehingga dampak yang
ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini
mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang
ditunjukan oleh masing-masing pasien terminal.
 Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada
kematian itu sendiri tetapi lebih pada kehilangan
kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri
yang menyakitkan atau tekanan psikologis yang
diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan
orang yang dicintai.

Anda mungkin juga menyukai