Anda di halaman 1dari 36

DASAR BIOLOGI RADIOTERAPI

INTERAKSI RADIASI DENGAN TUBUH

• Interaksi radiasi dengan materi biologik diawali


dengan terjadinya interaksi fisik, yaitu proses eksitasi
dan / ionisasi.
• Elektron sekunder hasil dari proses ionisasi akan
berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung
• Langsung : Bila penyerapan energi dari elektron
langsung terjadi pada molekul organik dalam sel,
seperti DNA.
• Tidak langsung : Bila terlebih dahulu terjadi terjadi
interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yg
efeknya kemudian akan mengenai molekul organik
penting.
• Interaksi fisikokimia tsb dapat menimbulkan
kerusakan pada sel  efek biologik yg dapat diamati
A. Interaksi Radiasi dengan Molekul Air
• Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam
proses radiolisis air akan menghasilkan ion
radikal  Radikal bebas ( H+ dan OH+)
• Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yg
bebas, tidak bermuatan dan mempunyai sebuah
elektron yg tidak berpasangan pada orbit
terluarnya.
• Keadaan tsb diatas menyebabkan radikal bebas
tidak stabil, sangat reaktif dan toksik thd molekul
organik vital tubuh.
• Krn sebagian besar tubuh kita terdiri dari air,
maka sebagian besar interaksi radiasi dalam
tubuh terjadi secara tdk langsung.
B. Interaksi Radiasi dengan DNA
• Kerusakann pada DNA akibat radiasi dapat
menyebabkan terjadinya perubahan struktur ,
putusnya ikatan hydrogen dll.
• Single strand break : Putusnya salah satu rantai
DNA
• Double strand break : Putusnya kedua rantai DNA
• Secara alamiah sel mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan
yang timbul. Kerusakan yang terjadi dapat
diperbaiki tanpa kesalahan sehingga struktur DNA
kembali seperti semula. Tetapi dalam kondisi
tertentu, proses perbaikan tidak berjalan
sebagaimana mestinya sehingga walau kerusakan
dapat diperbaiki tapi tidak secara tepat atau
sempurna sehingga menghasilkan DNA dengan
struktur yang berbeda mutasi.
C. Interaksi Radiasi dengan Kromosom

- Bahan penyusun kromosom adalah DNA dan Protein


- Kromosom terdiri dari dua lengan ( telomere ) yang dihubungkan satu
sama lain dengan suatu penyempitan yang disebut sentromer.
– Radiasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan baik pada jumlah
maupun pada struktur kromosom yang disebut Aberasi Kromosom.
– Aberasi kromosom yang mungkin timbul adalah delesi, yaitu patahnya
fragmen kromosom yang tidak mengandung sentromer, ring ( kromosom
berbentuk cincin ), disentrik yaitu sebuah kromosom dengan dua
sentromer dan translokasi yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran
fragmen dari dua atau lebih kromosom.
– Dari kerusakan kromosom tersebut kromosom disentrik ternyata hanya
dapat terjadi akibat pajanan radiasi sehingga dapat dijadikan sebagai
dosimeter biologic yang dapat diamati pada sel darah limfosit ( salah satu
jenis sel darah putih ), sebagai sel yang paling sensitive terhadap radiasi.
D. Interaksi Radiasi dengan Sel

• Kerusakan yang terjadi pada DNA dan Kromosom


sel akan menyebabkan sel tetap hidup atau mati
yang sangat bergantung pada proses perbaikan
yang terjadi secara enzimatis.
• Bila proses perbaikan berjalan baik dan sempurna
dengan tingkat kerusakan sel yang yang tidak
terlalu parah  sel kembali normal.
• Bila proses perbaikan tidak tepat, maka akan
dihasilkan sel yang tetap dapat hidup tetapi tidak
normal.
• Bila kerusakan sel parah, dan perbaikan tidak
berlangsung baik  sel menjadi mati.
• Sel yang paling sensitive adalah sel dengan
tingkat proliferasi yang tinggi ( aktif melakukan
pembelahan ).
EFEK BIOLOGI RADIASI PADA TUBUH

Perubahan fungsi sel atau kematian dari


sejumlah sel menghasilkan suatu efek
biologic dari radiasi

- Jenis radiasi,
- Dosis,
- Jenis sel
- dan lainnya.
Proses efek radiasi

• Proses fisik  Ionisasi ( lepasnya electron )


• Efek kimiawi  Terbentuk radikal bebas
• Efek biologis 
- sel mati
- Mutasi ( perubahan struktur DNA )
- sel hidup tetapi setelah beberapa kali
membelah diri kemudian Mati.
Klasifikasi Efek Radiasi

• Efek Genetik : Efek radiasi yang dirasakan


oleh keturunan dari individu yang terpajan
radiasi.

• Efek Somatik : Efek Radiasi yang dirasakan


oleh individu yang terpajan radiasi.
Bila ditinjau dari dosis radiasi
• Efek Determistik ( non stokastik ) : Akibat dari
proses kematian sel karena pajanan radiasi yang
merubah fungsi jaringan yang terpajan.
 Dapat terjadi bila dosis yang diterima melebihi
dosis ambang

• Efek Stokastik : Efek yang terjadi akibat terjadinya


proses modifikasi atau transformasi pada sel dan
terdeteksi secara statistic.
– Tidak ada dosis ambang
– Muncul setelah masa laten yang lama
– Tingkat keparahannya tidak bergantung pada dosis
Bila dilihat dari waktu yang dibutuhkan sampai
terlihatnya gejala efek somatic

• Efek Segera : Kerusakan yang secara klinis


sudah dapat diamati dalam waktu singkat.

• Efek Tertunda : Efek radiasi yang baru


timbul setelah waktu yang lama ( bulanan –
tahunan ).
PENGARUH RADIASI TERHADAP SEL KANKER

• Efek radiasi terhadap sel kanker pada


prinsipnya ada dua :
1. Kematian sel langsung atau lethal damage.
Dengan pemberian sejumlah radiasi,
menimbulkan kerusakan langsung terhadap
DNA dari sel yang tidak dapat diperbaiki
lagi, sehingga sel yang terkena tersebut
menjadi mati.
2. Kematian sel tak langsung atau sub/potentially lethal
damage.
• Dalam hal ini kematian sel lebih lambat oleh karena
kerusakan membran sel dan akan berlanjut dengan
kematian sel juga setelah pemberian radiasi
berikutnya.
• Terkait dengan siklus sel, maka radiasi sangat
sensitif pada tahap Proliferasi yang tinggi atau sel-
sel yang bersifat embryonal.
• Radiasi juga sangat terpengaruh oleh kadar oxygen
dari tumor.
• Kadar oxygen yang tinggi memberikan respon yang
lebih baik.
Efek Samping Radiasi

• sangat bervariasi terhadap berbagai organ


tubuh manusia dan sangat bergantung
kepada:
1. Besarnya dosis yang diberikan, baik
fraksinasi maupun totalnya.
2. Luas lapangan radiasi.
3. Organ-organ yang ada pada lapangan
radiasi, terutama organ sensitif.
A. EFEK SAMPING UMUM

ADANYA PERASAAN LEMAS, MUAL, PUSING DAN


SUPRESI SUMSUM TULANG, ( ADANYA
PENURUNAN HB,L, TR )
B. Bersifat lokal dan tergantung reaksi organ /
jaringan dalam lapangan radiasi

• Kulit : Hiperemis,hiperpigmentasi,dermatitis
sampai terberat terjadi nekrosis jaringan.
• Kulit kepala : Alopesia ( kerontokan rambut ),
kerusakan kelenjar keringat
• Mukosa mulut : Menjadi kemerahan, stomatitis
( Sariawan )
Sesuai organ yang diradiasi

• Head and Neck : Stomatitis,xerostoma (


mucosa mulut kering ), kerusakan gigi dan
caries dan osteoradionecrosis ( kematian /
kerusakan sel tulang karena radiasi ).
• Pelvis : Diare, cystitis, vaginal stenosis dan
kerusakan ovarium.
• Otak : Edeme cerebral ( pembengkakan
jaringan otak ), alopesia, dan perubahan
tekstur rambut dan warna.
C. Berdasarkan Waktu Terjadinya

1. Efek Acute
• Terjadi beberapa jam atau beberapa hari
setelah pemberian radiasi. Organ yang
sensitif untuk reaksi acute ini adalah:
- Sumsum tulang
- Ovarium
- Testis
- Kelenjar getah bening
- Mukosa mulut
- Kelenjar liur, dll.
2. Efek Subacute
• Terjadi beberapa minggu sampai beberapa
bulan setelah radiasi, organ yang sensitif
untuk reaksi ini adalah:
- Paru
- Liver
- Ginjal
- Jantung
- Medula Spinalis
- Otak
3. Efek Lambat / Late Effect
• Terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
setelah radiasi selesai diberikan, dapat
muncul pada organ-organ:
- Pembuluh darah
- Kelenjar Thyroid
- Kel. Hypophyse
- Payudara
- Tulang, dll
RADIOBIOLOGI
Pada Radioterapi
RADIOBIOLOGI
Ilmu yang mempelajari efek biologik yang
terjadi karena interaksi radiasi dengan materi
biologik.

Perlunya ilmu radiobiologi dalam radioterapi adalah untuk


mengetahui :
• - Apa yang akan terjadi bila sel sehat terkena radiasi.
• - Apa yang akan terjadi bila sel kanker terkena radiasi.
• - Apa yang akan terjadi bila Tumor Dose dengan nilai tertentu
diberikan dan berapa persen sel yang mati.
• - Untuk menentukan teknik radiasi  berkaitan dengan siklus
sel
DASAR ilmu RADIOBIOLOGI

• Sensitivitas jaringan terhadap radiasi


(Hukum Bergonie Tribondeau)

- Oksigenisasi jaringan: kadar O2 tinggi


berkaitan dg kepekaan. (OER= oxygen
enhancement ratio)
- Diferensiasi jaringan(baik; sedang;
buruk: makin buruk diferensiasi, tumor
makin peka thd radiasi)
- Asal jaringan: embrional
KONSEP 4R

• Bila tumor tumor yang terdiri atas sel sel


yang berproliferasi memperoleh radiasi
akan terjadi sterilisasi dari sebagian sel
tersebut. Di samping itu akan terjadi pula
proses penyembuhan pada sel yang masih
hidup. Penyembuhan berlangsung antara 2
fraksi radiasi
REPAIR
REOXYGENATION
REDISTRIBUTION
REPOPULATION
Repair: cedera subletal mengalami reparasi
komplit dalam beberapa jam setelah
paparan.
Sel berrespons lambat (jar.ikat,
saraf,ginjal dsb) kurang mempunyai
kesempatan memperbaiki diri dp yg
berrespons cepat.
Karena mekanisme reparasi yang lambat pd
beberapa jenis sel maka waktu antar fraksi
lebih baik 24 jam.
Redistribusi sel dalam daur sel.
Sel bersifat peka pada perbatasan G1-S dan
terlebih pada G2-M.
Pengobatan terfraksinasi memungkinkan sel
sel ini terdistribusi pada seluruh fase sel.
Repopulasi: sel sel yang berespons baik thd
radiasi akan mengalami cedera segera.
Sel sel yang survive akan mengalami
repopulasi.
Bila waktu antar fraksi diperpanjang
(protracted) maka akan terjadi repopulasi
yang lebih banyak.
• Reoksigenasi
– Akibat radiasi terjadi pengecilan jaringan
tumor
– Pembuluh darah yg memberi makan
jaringan akan melebar kembali ok tekanan
pd pb drh tsb menjadi berkurang  aliran
darah yang membawa nutrisi dan oksigen
kembali meningkat, Tumor akan menjadi
memperoleh oksigen  menjadi sensitif.
• Konsep 4R menjadi landasan
untuk penentuan fraksi radiasi.
Berbagai model fraksinasi
• Konvensional: 1,8 – 2 Gy per fraksi, 5 kali
perminggu
• Hiperfraksinasi (hyperfractionation):
pemberian 2 @ 3 fraksi per hari
• Hiperfraksinasi yang dipercepat
(accelerated hyperfractionation): 2@3
fraksi perhari. Total hari pengobatan
lebih pendek. Menghambat proliferasi dg
lebih efektif, efek akut menjadi lebih
tinggi

Anda mungkin juga menyukai