BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI
• Peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau pun benda
asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, nafas cepat dan dangkal,
muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Aziz, 2008: 111)
Faktor resiko penyebab bronkopneumonia antara lain bayi (< 2 tahun), orang tua (> 65 tahun), penderita penyakit
paru kronik, HIV/AIDS, diabetes, penyakit jantung, penerima kemoterapi, merokok, peminum alcohol berat, serta
kurang gizi. Bakteri Maupun virus yang masuk pada paru-paru mengakibatkan reaksi peradangan atau gangguan
dalam pertukaran oksigen.
TANDA DAN GEJALA
Diawali dengan gejala pilek kemudian berkembang menjadi sesak nafas, nyeri dada,
pernafasan cepat, sesak dan demam. Pada bronkopnemonia akibat virus, gejala yang
timbul lebih ringan. Bronkopnemonia yang berat dapat mengganggu pertukaran udara di
paru-paru sehingga darah yang dialirkan ke seluruh tubuh memiliki kandungan sedikit
oksigen. Oleh karena itu, dapat menyebabkan gangguan berbagai organ dan penurunan
kesadaran sampai kematian.
1. Otitis media
2. Bronkiektase
3. Abses paru
4. Empiema Pasien
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan Umum
1. Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit. Ini dilakukan sampai sesak nafas hilang atau PaO2 pada
analisis gas darah ≥ 60 torr.
2. Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
3. Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena.
• Penatalaksanaan Khusus
1. Mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan pada 72 jam pertama
karena akan mengaburkan interprestasi reaksi antibiotic awal
2. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi takikardi, atau
penderita kelainan jantung.
3. Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis.
Pneumonia ringin dapat diberikan amoksilin 10-25 mg/kgBB/dosis (di wilayah dengan angka
resistensi penicillin tinggi dosis dapat dinaikkan menjadi 80-90 mg/kgBB/hari).
PERAN KELUARGA DAN PERAWATAN
DI RUMAH
Pada pneumonia rawat jalan diberikan antibiotik ini
pertama secara oral, misalnya amoksisilin atau
kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25
mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol adalah 4mg/kgBB
TMP-20 mg/kgBB sulfametoksazol. 6 Makrolid, baik
eritromisin maupun makrolid baru dapat digunakan
sebagai terapi alternatif beta laktam untuk pengobatan
inisial pneumonia, dengan pertimbangan adanya aktivitas
ganda terhadap S.pneumonia dan bakteri atipik. Dosis
eritromisin 30- 50 mg/kgBB/hari, diberikan setiap 6 jam
selama 10-14 hari. Klaritromisin diberikan 2 kali sehari
dengan dosis 15 mg/kgBB. Azitromisin 1 kali sehari
10mg/kgBB 3-5 hari (hari pertama) dilanjutkan dengan
dosis 5mg/kgBB untuk hari berikutnya.
PERAN KELUARGA DAN PERAWATAN
DI RUMAH
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan sekunder
WOC
ASUHAN
KEPERAWATAN