Anda di halaman 1dari 42

MODUL 3

ESENSI KURIKULUM IPS SD


BERDASARKAN KTSP 2006
KELAS TINGGI

Kelompok 5
1. Inna Afni F ( 857801196 )
2. M. Ardhi Nugroho ( 857797358 )
3. Nia Nurhayati ( 857797215 )
4. Nunung Dyah P ( 857797548 )
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS
TINGGI

Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam
Kurikulum SD (KTSP) tahun 2006 Kelas Tinggi

Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam


hubungannya dengan konsep dan generalisasi. Peristiwa
dan fakta memberikan bahan baku utama bagi
pembentukkan konsep dan generalisasi. Konsep dan
generalisasi membantu kita untuk memperoleh
pemahaman yang komprehensif tentang kerangka berfikir
IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk
menerjemahkan apa yang terjadi didunia, didalam
kehidupan manusia ini.
A. Generalisasi
Dalam bagan hubungan antar peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi dapat
disimpulkan bahwa konsep menghubungkan
fakta-fakta dan generalisasi menghubungkan
beberapa konsep.
Kesimpulan tentang generalisasi jika
dibandingkan dengan konsep yaitu :
Generalisasi Konsep
1. prinsip-prinsip atau bukan prinsip dan
rules yang dinyatakan dinyatakan tidak di dalam
dalam kalimat sempurna kalimat sempurna
2. memiliki dalil tidak memiliki dalil
3. objektif dan subjektif dan personal
impersonal
4. memiliki aplikasi konsep terbatas pada orang
universl tertentu
Rochiati mengacu pada Jarolimec (1986:29)
mengemukakan adanya 4 jenis generalisasi yang
diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS
1. Generalisasi Deskriptif
contoh : pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi
sungai.
2. Generalisasi sebab-akibat
contoh : didalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil
merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror
3. Generalisasi acuan nilai
Contoh : raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah
4. Generalisasi acuan nilai
Contoh : kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri
tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas
manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.
Kembali di kemukakan bahwa :
TUGAS GURU
Adalah mengembangkan pengertian konsep
dan generalisasi, bersamaan dengan itu juga
mengembangkan kemampuannya untuk
mengenal konsep-konsep esensial dan
konsep-konsep lainnya dan juga
mengembangkan kemampuan merumuskan
generalisasi sesuai kemampuan berfikir
peserta didik
Mari kita mencoba mengidentifikasi
peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam
kurikulum IPS SD 2006
KELAS 5
Topik 1: Keragaman penampakan alam dan buatan
serta Pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan
menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya
 Fakta :
- letak Indonesia diantara 2 benua, diapit 2 Samudra, antara 6 º LU DAN 11 º
LS antar 95ºBT dan 141º BB
- luas seluruh wilayah 5.193.252
- Ada 13.000 Pulau lebih (930 telah didiami)
- Terdiri dari 34 provinsi
- Manfaat: daratan, pantai, dataran rendah, dataran tinggi, perairan, hutan
- Keadaan cuaca (terkait iklim tropis)
- Pakaian, pekerjaan, pertanian,
- Hasil sumber daya alam : pertanian, perkebunan, peternakan perikanan dll
- Peta wilayah pembagian waktu : WIB, WITA, WIT
 Konsep :
- Musim hujan, musim kemarau, letak geografis, letak
astronomis, garis lintang, garis bujur.
- Cuaca, iklim, iklim tropis, subtropis,iklim sejuk, iklim dingin.
- Tanah vulkanis, humus, dataran tinggi, dataran rendah, pantai
 Generalisasi :
- Keadaan iklim, suhu dan curah hujan disuatu daerah
mempengaruhi perkembangan jenis dan pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan di daerah tersebut. Semakin tinggi letak
suatu tempat diatas permukaan laut maka didaerah tersebut
akan banyak mendapat curah hujan
- Perkembangan teknologi cenderung mengubah pola
hubungan antara kota, desa dan mempengaruhi mobilitas
penduduk, perdagangan dan pelayanan.
- Kelompok-kelompok penduduk berbeda pandangannya
tentang lingkungan, tergantungnilai-nilai anutannya dan
kepentingannya
KELAS 6
Topik : Penampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga di
Asia Tenggara, Benua Asia dan Benua Australia
 Fakta :
- Peta kawasan Asia Tenggara, Peta Benua Asia dan Australia
- Kumpulan tentang bendera masing-masing di negara Asia Tenggara dan
beberapa Asia dan Australia
- Foto-foto tokoh terkemuka ASEAN dan Benua Asia- Australia
- Gambar kondisi alam wilayah tersebut
- Bentuk pemerintahan, hasil utama dsb
 Konsep :
- Kerja sama regional dan Internasional, Asia Tenggara, Asia Barat Daya,
Asia Timur
 Generalisasi :
- Dalam dunia modern, seperti sekarang, kerja sama international merupakan
kebutuhan bagi tiap negara.
- Kerja sama antar bangsa mencerminkan adanya saling pengertian.
KEGIATAN BELAJAR 2
Nilai Dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal, Dan Sosial Dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi

A. NILAI DAN SIKAP DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 DI


KELAS TINGGI
1. Nilai
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah
objek dan terhadap orang. Suatu nilai merupakan ukuran
untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga
menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai
dari orang lain dalam lingkungannya.
.
a. Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya.
Nilai bersifat utuh, merupakan sistem dimana semua jenis
nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat sebagai
satu kesatuan yang utuh

b. Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat


dikaji hanya indikator-indikatornya saja yang meliputi
cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang
dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan
yang diutarakan, perubahan yang dilakukan serta
kekuatiran yang dikemukakan.
Satu hal yang sangat penting yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan IPS adalah segala
tingkatan dan jenjang pendidikan adalah pendidikan
nilai atau pendidikan moral.
• Sebagian berpendapat bahwa Pendidikan nilai
diberikan kepada peserta didik dengan tujuan agar
peserta didik mampu mengembangkan ukuran
nilainya sendiri .
• Sebagian yang lain berpendapat : pendidikan nilai
harus diberikan dengan tujuan peserta didik dapat
menyesuaikan diri dengan tatanan nilai hidup dan
dianut dalam masyarakat
Muara pendidikan nilai sudah jelas yaitu
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam menyikapi nilai, terdapat 2 pendapat :


 Pendapat 1: nilai merupakan kriteria untuk menentukan
hal yang bermakna, kebajikan, sesuatu yang
berharga/keindahan, kecantikan.
misal : kejujuran, kebebasan, kebenaran dan sesuatu
yang rasional
 Pendapat 2 : tujuan dari pendidikan nilai yaitu untuk
untuk membantu peserta didik agar memiliki kesadaran dan
mampu mengidentifikasi nilai-nilai anutannya dan
membandingkan dengan nilai yang dianut orang lain
Langkah yang dapat ditempuh dalam
mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk mengklasifikasi nilai-nilai itu
diantaranya seperti yang dikemukakan oleh
Jhonson (dalam Gross 1978: 215) : belajar
nilai itu dapat dilakukan baik didalam
maupun di luar kelas (cara yang efektif
melalui action learning model dengan
menekankan skill), yang mana
pelaksanaannya tidak harus menunggu
kapan harus dimulai(setiap saat bisa
dilakukan)
Tumbuhnya kesadaran nilai secara singkat dijelaskan
Kohlberg sebagia berikut :

1. Tingkat Prekonvensional: Tingkat ini terdiri atas 2 tahap


a. Tahap 1: tahap kepatuhan, bukan atas dasar hormat kepada peraturan
normal yang mendasarinya, melainkan takut hukuman.
b. Tahap 2 : penalaran anak beranggapan bahwa tindakan yang benar adalah
tindakan yang memenuhi kebutuhan sendiri: “jika anda baik kepadaku
maka aku juga baik kepadamu”
2. Tingkat konvensional: terdiri dari 2 tahap :
a. Tahap 3: penalaran anak beranggapan bahwa tingkah laku yang baik
adalah menyenangkan/membantu orang lain dan mendapat persetujuan
dari mereka. Agar menjadi “anak manis”
b. Tahap 4 : tahap orientasi hukum dan ketertiban.
3. Tingkat pasca-konvensional, otonomi, berprinsip: tingkat ini terdiri 2 tahap
a. Tahap 5 : tahap orientasi kontak sosial yang berdasarkan hukum
b. Tahap 6 : tahap orientasi etika universal

 Tahap 1 dan 2 berkenaan dengan umur anak antara 4 sampai 10 tahun.


 Tahap 3 dan 4 menginjak usia remaja
 Tahap 5 dan 6 menjelang dewasa.
Peserta didik kelas 5 dan 6 ada dalam posisi
antara tahap 3 dan 4
Pada usia ini anak-anak dihadapkan pada suatu
pilihan nilai yang dilematik; harus memilih 2 hal
yang sama-sama baik. Contoh: memilih antara
kejujuran atau sopan santun.
Tugas sekolah yang utama dalam masalah nilai ini
ialah membantu peserta didik mengidentifikasikan
dan mengklasifikasikan nilai-nilai yang mereka
anut dan membantu mereka untuk bisa menetukan
pilihan nilai-nilai secara inteligen.
Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979:55-56)
nilai dibagi menjadi 3 :
1. Nilai yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
Material unsur jasmani manusia

2. Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi


manusia untuk mengadakan kegiatan.

3. Nilai segala sesuatu yang berguna bagi rohani


Kerohanian manusia.
ADA BEBERAPA TEORI TENTANG
PEMBENTUKAN SIKAP :
1. Theoretic of learning
Terdapat pertalian antara stimulus dan respons
2. Modeling Theoretic
Sikap tumbuh dengan dipelajari langsung dengan
mengamati perilaku orang yang dijadikan model.
3. Balance of theoretic
Sikap suka/tidak suka dari seseorang terhadap objek
berupa orang, sesuatu hal /peristiwa.
Dari ketiga teori dapat disimpulkan bahwa
sikap dapat dibentuk dengan 2 cara utama :

a. Melalui proses belajar (mendapatkan


informasi yang benar)

b. Melalui keteladanan dari orang-orang


yang dijadikan contoh.
2. Sikap
Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap
adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu
objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan
penilaian positif dan negatif dengan intensitas yang
berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri
bisa berubah-ubah.
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan
yang dimiliki seseorang atau kelompok memiliki cara,
tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai
yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana
yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan
bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi
adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek
kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Dapat
disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-
aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak.
Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut :
1. Adanya hubungan timbal balik antara nilai dan kognitif
2. Adanya hubungan timbal balik antara afektif dengan
kognitif
Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada
akhirnya akan menuju kepada terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan
terhadap belief (keyakinan).
Cara mengevaluasi nilai dan sikap
 Memberikan pertanyaan yang harus dijawab
oleh peserta didik
Misalnya pendapat peserta didik tentang
“persahabatan”
Pertanyaan : apakah arti persahabatan? Bagaimana
kamu menunjukkan sifat bersahabat ?
 Mengevaluasi menggunakan teknik menilai diri
Misal dengan perisai kepribadian
CONTOH PERISAI KEPRIBADIAN

Gambaran kepribadian saya tentang disiplin


Tuliskan menurut kamu nilai- Tuliskan hal yang sangat
nilai yang kamu ingin miliki mengikat anda sehingga tidak
mungkin anda melanggarnya

Keikhlasan menjalankan Merubah kewarganegaraan


peraturan

Tuliskan kebiasaan yang selalu Tuliskan kebiasaan yang anda


anda lakukan lakukan jika tugas sudah
selesai dikerjakan

Taat kepada pemimpin Mengerjakan sesuatu yang


bermanfaat
Evaluasi sikap
Untuk mengevaluasi sikap biasanyan digunakan skala sikap.
Skala sikap ada beberapa macam, seperti skala Likert, skala Thurstone,
dan skala Guttman.
Disini yang akan kita gunakan yaitu skala sikap Linkert, contohnya :

PERNYATAAN SS S TB TS STS
1. Mestinya orang-orang luar Jawa
dilarang pindah ke Pulau Jawa karena
penduduknya sudah sangat padat
2. Setiap persoalan kependidikan harus
dipecahkan dengan tindakan tegas dari
pemerintah

Setiap pernyataan positif diberi skor 1(STS),2(TS),3(TB),4(S),5(SS).


 Skala ini bisa disederhanakan menjadi 3 alternatif : S, TB, TS
PERLU DIPERHATIKAN

 Bahwa hasil evaluasi nilai dan sikap ini tidak


dijadikan angka hasil belajar peserta didik, tetapi
besar pengaruhnya terhadap pencapaian kualitas
belajar peserta didik
 Dengan pendidikan nilai dan sikap ini peserta didik
berlatih bagaimana sebaiknya mereka memilih nilai
dan menentukan nilai mana yang baik bagi dirinya
dalam hidup bermasyarakat.
 Dengan berlatih menentukan sikap, mereka juga
bisa mengembangkan sikap dan kecenderungan
perilakunya.
Selanjutnya ....

Mari kita ungkap nilai dan sikap


yang terdapat pada mata pelajaran
IPS berasarkan kurikulum 2006
Kelas 5 Topik 1 Keragaman penampakan alam dan
buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia.
Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain :
1. Nilai Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan
Material yang sedang dan terus digalakan, antara lain karena dukungan
sumber daya alam tanah air kita yang melimpah
2 Nilai Vital Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :
a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)
b.Tekun (dalam mempelajarinya)
c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan
belajar pada umumnya)
3. Nilai Siswa memiliki rasa seperti berikut :
Kerohanian
a. Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang
telah memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah.
b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi
disampaikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.
d. Rasa tanggung jawab atas kelestarian alam ini (tanggapan
terhadap kelestarian alam)
Sikap yang dapat diungkapkan, misalnya berikut
ini :

a. Sikap yang bersyukur kepada tuhan YME disertai


kecenderung perilaku yang positif terhadap
anugerah yang dilimpahkannya kepada kita.
b Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
c. Kritis dalam menanggapi gejala-gejala alam.
d. Bertangggung jawab dalam melaksanakan tugas
e Mencintai bangsa Indonesia
2. Keterampilan intelektual/kemampuan analisis,
personal dan sosial dalam kurikulum IPS SD tahun
2006 kelas tinggi

Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam


keterampilan intelektual ditekankan pula tentang
kemampuan analisis dari siswa didik. Keterampilan
intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis merupakan
bagian dari keterampilan intelektual, dimana kemampuan
analisis merupakan kemampuan/kecakapan seseorang/siswa
untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.
Keterampilan itu ada tiga bagian :

1. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,


Keterampilan berfikir.
a. Proses melukiskan, menyimpulkan, menganalisa,
informasi, konseptualisasi, generalisasi, membuat
keputusan.
b. Membuat kesimpulan
c. Menganalisis informasi
d. Konseptualisasi
e. Membuat generalisasi
2. Keterampilan Personal
Keterampilan personal sebenarnya tidak
dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual.
Namun, dalam pemahamannya, ditekankan kepada
keterampilan yang sifatnya mandiri. Keterampilan
ini ada yang bersifat praktis disebut juga
keterampilan psikomotor, seperti keterampilan
berbuat. Berlatih serta mengkoordinasi indera dan
anggota badan.
Keterampilan praktis ini tampak dalam hal
kemampuan siswa menggambar, membuat peta,
membuat model dan sebagainya. Keterampilan studi
dan kebiasaan kerja.
3. Keterampilan Sosial
Keterampilan Sosial itu meliputi kehidupan dan
kerja sama, belajar memberi dan menerima tanggung
jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina
kesadaran sosial. Siswa mampu berkomunikasi dengan
sesama manusia, lingkungan dimasyarakat secara baik,
hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam
kehidupan bermasyarakat.
Disamping dilatih kemampuannya dalam
berbagai kemampuan tersebut, yang perlu
dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru
mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari
dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan
siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami
struktur bahan pengajaran, mengerti istilah-istilah yang
sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan
sebagainya.
KEGIATAN BELAJAR 3
Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta,
Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap Dan
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal, Sosial Dalam Konteks Pendidikan IPS SD
Kelas Tinggi

Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi itu ada


keterkaitan hubungan yang tidak mungkin dipisahkan.
Kesempatannya terpadu didalam struktur IPS. Melalui
proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga
dikembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM
secara jelas kemampuan guru sebagai pengembangan
kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati
seara faktual.
Contoh KBM yang dapat menunjukkan adanya keterkaitan
antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan
keterampilan siswa.
Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda
dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan
arti Sumpah Pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Ranah
1 Ranah kognitif Menceritakan latar belakang timbulnya pergerakan national,
serta tokoh-tokohnya.
Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah
pemuda.
Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
2 Ranah afektif Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.

Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.


3 Ranah Mencoba melakukan wawancara untuk memahami
psikomotor makna zaman pergerakkan nasional dan tokoh-tokoh
tertentu
Memahami makna sumpah pemuda melalui proses
diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian: Peristiwa hari kebangkitan
nasional dan sumpah pemuda
Fakta-fakta sebagai bahan kajian:
1 Gambar-gambar dari tokoh-tokoh bersejarah
2 Naskah sumpah pemuda
3 Gambar gedung-gedung bersejarah bagi
pergerakkan nasional
4 Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman
penjajahan.

.
Konsep:
1 Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme
2 Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan,
dominasi asing, patriotism, organisasi politik, HAM,
dan seterusnya

Generalisasi:
1 Setiap masyarakat manusia pasti mengalami
perubahan
2 Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan
kesengsaraan
NILAI
1 Nilai Peserta didik merasa telah menikmati hasil
material kemerdekaan
2 Nilai Vital: Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
Objektif dalam menilai informasi
Kreatif dalam memprediksi
3 Nilai Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-
Kerohanian Nya dan seterusnya
Rasional dalam berargumentasi.
Memiliki empati terhadap pengorbanan para
pahlawan
Rasa tanggung jawab atas nikmat
kemerdekaan dan seterusnya
Sikap
1 Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung
jawab
2 Tanggap terhadap perkembangan zaman
3 Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat
orang lain
4 Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai
bangsa dan tanah airnya
Keterampilan
1 Keterampilan Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi,
Intelektual/Ke konseptualisasi, generalisasi dan membuat keputusan.
mampuan
Analisis:
Memperoleh informasi, membentuk konsep,
generalisasi, mengorganisasikan informasi, mengkritik
informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta,
menyusun laporan.
2 Keterampilan Membaca peta, membuat denah, membuat peta,
personal: mengenal waktu, dan kronologis, menterjemahkan
konsep waktu, bekerja dalam kelompok
Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain),
belajar mandiri, memimpin dalam diskusi,
mengendalikan emosi dan lain-lain
3 Keterampilan Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi
sosial: pendengar yang baik, mampu menjelaskan, mampu
mengadakan wawancara, mampu berperan dengan
baik, mampu bertanya dengan baik

Anda mungkin juga menyukai