Anda di halaman 1dari 19

MK.

ISU GIZI MUTAKHIR

Pengaruh Zat Gizi terhadap Kecerdasan


Aulia Fadhilah Putri Aprilend
1711221005
Konsep Faktor yang Peran zat gizi
Kecerdasan mempengaruhi terhadap
IQ dan Penilaian kecerdasan
IQ
PART ONE PART TWO PART THREE
01 PART ONE

Konsep Kecerdasan
Uraian Materi

Menurut KBBI Intelegensi


Pengertian kecerdasan dimaknai sebagai kemampuan mental yang melibatkan
perilaku cerdas atau perbuatan proses berpikir secara rasional dan
mencerdasakan ; kesempurnaan kemampuan untuk menggunakan daya
perkembangan akal budi pikir dalam memamhami situasi yang baru

Intelegensi berasal dari bahasa latin yang berarti memahami sehingga dapat di
definisikan intelegensi adalah aktifitas atau perilaku yang merupakan
perwujudan dari daya / potensi untuk memahami sesudatu sedangkan
Intelligence quotient atau IQ adalah skor yang diperoleh dari tes intelegensi.
Spearman mengelompokkan intelegensi
dalam dua kategori

g (general) intelegensi s (spesifik) Intelegensi

Kemampuan kognitif yang kemampuan khusus yang


dimiliki individu secara dimiliki individuyang
umum serta merupakan dipengaruhi oleh lingkungan
potensi dasar yang dimiliki sehingga faktor s yang dimiliki
individu untuk belajar dan seseorang berbeda dengan
beradaptasi orang lain
02 PART TWO
Faktor yang
mempengaruhi IQ dan
Penilaian IQ
Faktor yang mempengaruhi intelegensi pada
anak

Faktor genetik Faktor gizi


Kecerdasan dapat diturunkan Gizi yang baik sangat penting untuk

melalui gen- gen dalam kromoson. pertumbuhan sel- sel otak terutama pada
saat hamil dan waktu bayi dimana sel otak
jika orang tua cerdas maka akan
bertumbuh dengan pesat . kekurangan zat
melahirkan anak yang cerdas pula
gizi saat pertumbuhan berakibat
(Boeree,2003) berkurangnya jumlah sel otak dari jumlah
normal yang akan mempengaruhi kerja
otak di kemudian hari.
Faktor Lingkungan
lingkungan yang baik adalah
faktor lingkungan llain yang
lingkungan yang dapat memberikan
mempunyai efek positif terhadap
kebutuhan mental bagi si anak serta
kecerdasan anak antara lain :
rangsangan intelektual. kekurangan
hubungan orang tua dan anak, tingkat
rangsangan intelektual pada bayi
pendidikan ibu, dan riwayat sosial
dan balita dapat menyebabkan
budaya.
hambatan pada perkembanagn
kecerdasannya .
03 PART THREE

Peran zat gizi


terhadap kecerdasan
• pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi berpengaruh
terhadap kapasitas kecerdasan (kognisi)
kalori

• Asam lipoat alfa penting untuk menjaga energi homeostatis


dimana terbukti dapat meningkatkan defisi pada hewan a
mikro penyakit Alzheimerdan untuk menguragi pembusukan kognitif
• ditemukan pada daging, brokoli, bayam, kentang
nutrien

• Eicosahexaenoic Acid (EPA) dan Docosxaenoic Acid (DHA)


termasuk dalam asam linoleat yang berfungsi dalam
pembentukan spingomielin merupakan struktur sel saraf (myelin)
omega-3 • sumber : makanan laut, kacang”an, Biji”an
Peran Omega-3 terhadap kecerdasan

Spingomielin dibentuk oleh EPA dan


Bila EPA dan DHA pada otak cukup maka sinyal
DHA yang digunakan untuk yang disampaikan dari otak akan diterusakan ke
membentuk membran sel otak akson dan myelin akan mempercepat jalannya
sinyal yang disampaikan oleh otak.
myelin sel saraf

Pesan yang disampaikan oleh otak jika EPA dan DHA jumlahnya kurang di
akan diteruskan oleh otak maka membran sel mati
neurotransmitter sesuai dengan sehingga hantaran sinyal yang
perintah otak sehingga diteruskan ke akson tidak lancar
perkembangan gerak motorik tubuh akibatnya neurotransmitter tidak
yang dihasilkan menjadi cepat bekerja dan gerak motorik lambat
Hasil Telaah Jurnal
Menurut penelitian Primadianti
(2010)
Hubungan status gizi dengan tingkat kecerdasan intelektual (Intelegence
Quotient-IQ) pada anak sekolah dasar di tinjau dari derajat sosial ekonomi
kedua orang tua dan derajat pendidikan ibu menunjukkan bahwa status gizi
berhubungan dengan IQ anak (anak dengan kondisi gizi lebih rendah
memiliki skor IQ 13 poin lebih rendah sementara anak yang memiliki status
gizi lebih bagus memiliki tingkatan IQ 10 poin lebih banyak)

Menurut penelitian Widyyanti (2019)


Berdasarkan karakteristik kecerdasan intelektual balita dengan menggunakan uji Stanford-Binet Intelegence
Scale, pada kelompok balita yang mendapatkan PMT-P dengan kategori slow leaner sebesar (51,4 %),
kategori rata-rata (48,6%). Berdasarkan hasil perhitungan uji nilai signifikansi (sig.) hasilnya sebesar 0,186
lebih besar dari 0,05, tidak ada pengaruh antara status gizi terhadap kecerdasan anak usia 4-5 tahun bagi
peserta PMT-P.
Menurut Ali (2008)
Menyatakan masalah kurang konsumsi gizi harus diatasi sejak dini, kalau
menginginkan anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam jangka panjang kurang gizi akan mengakibatkan hambatan
pertumbuhan dan akhirnya berdampak buruk bagi perkembangan mental
intelektual individu. Kurang gizi pada fase cepat tumbuh otak akan bersifat
ireversibel yang artinya kecerdasan anak tersebut tidak bisa lagi berkembang
secara optimal. Ini jelas akan semakin menurunkan kualitas bangsa Indonesia.
Kekurangan Energi Protein (KEP) pada masa anak akan menurunkan IQ,
meyebabkan kemampuan geometrik rendah, dan anak tidak bisa
berkonsentrasi secara maksimal .
Lanjutan ...

Menurut Khomsan(2004),
status gizi anak mempunyai dampak positif
terhadap inteligensinya. Status gizi yang Kecerdasan kognitif seseorang erat
baik jika tidak didukung oleh usaha yang kaitannya dengan status gizi seseorang
baik untuk belajar tidak akan memperoleh (Hardinsyah, 2007)
prestasi yang baik. Gizi kurang dapat
mengganggu motivasi anak,
kemampuannya untuk berkonsentrasi, dan
kesanggupannya untuk
belajar dapat disimpulkan prestasi belajar
dapat dipengaruhi oleh status gizi anak.
Hasil Penelitian “Nutritional status and
performance in test of verbal and non-verbal
intelligence in 6 year old children”
Asupan zat besi dan asam folat yang lebih tinggi
memiliki kecenderungan IQ tinggi yang diamayi
dengan volume sel darah yang tinggi dan folat sel
darah merah yang tinggi.
Asupan zat besi, piridoksin dan vitamin c yang tidak
memadai lebih tinggi pada anak dengan IQ total,
verbal dan non verbal dari pada mereka yang IQ
tinggi.
Serta dari hasil pengamatan variabel biokimia dan
antropometri tidaak dapat memprediksi IQ secara
signifikan
Menurut Ghayidayasmin (2010)
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah tingkat
kecerdasan. Kecerdasan sangat berhubungan dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan sel-sel otak, dan makanan berpengaruh terhadap
perkembangan sel otak. Apabila makanan tidak mengandung kecukupan zat-
zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama maka akan
menyebabkan perubahan metabolisme otak dan ketidakmampuan otak
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, otak membutuhkan
zat-zat gizi yang cukup dan seimbang
Effect of Zinc and Iron Supplementation on Appetite, Nutritional
Status and Intelligence Quotient in Young Children

Sebelum intervensi, asupan seng


Suplementasi seng dan besi untuk
rendah diamati pada 27,7% subyek
tiga bulan memiliki efek positif
dan asupan zat besi rendah
pada nafsu makan, tubuh
diamati pada 58,5% Setelah
bobot dan skor IQ tetapi tidak
intervensi, nafsu makan
berpengaruh signifikan terhadap
pada kelompok kedua dan keempat
tubuh
meningkat pada kelompok kedua
tinggi.
dan ketiga. Skor IQ meningkat
di kelompok ketiga.
Daftar Pustaka
Azrimaidaliza .,Rita Sukma Rauza. 2016 .Gizi Mutakhir. Padang:Universitas Andalas
Widyyati Lestari Ika Mei .2019.Pengaruh Status Gizi Terhadap Kecerdasan Balita
Usia 4-5 Tahun Peserta PMT-P Diwilayah Puskesmas Bandaran Kabupaten
Pamekasan. Bandaran. Jurnal kesehatan. 9(2).
Abdullah., Nofai. 2019.Analisis Status Gizi dengan Prestasi Belajar Pada Siswa di
SDN Mawar 8 Kota Banjarmasin. Banjarmasin.Jurkessia.9(2)
Arija ., Victoria. 2006. Nutritional status and performance in test of verbal and non-
verbal intelligence in 6 year old children. Spain. Elsevier. 141-149.
Masruroh., Aulia. 2016. Pengaruh status gizi, konsumsi pangan dan fasilitas belajar
terhadap prestasi belajar matematika. Jurnal Formatif .6(3): 220-232.
Kusumastuti ,Candra Aryu ., dkk .2018. Effect of Zinc and Iron Supplementation on
Appetite, Nutritional Status and Intelligence Quotient in Young
Children.The indonesian biomedical Journal.10(2)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai