Anda di halaman 1dari 39

Arsitektur Nusantara

Rumah Panggung Minahasa : Subsuku Tontemboan


Kelompok 1 :
HUGO PADE (15021102029)
OTNIEL TAKASILANG (15021102058)
MARSELINO LALUMEDGA (15021102101)
OLVIYENTI METHUSALA (15021102114)
AGUNG MATFIQIH (15021102073)
CHRISTIN MAKAHANAP (17021102003)
PREYSHE KAWUNG (17021102009)
DESINTA WAWOINTANA (17021102010)
LEONARD KUMAYAS (17021102078)
BRITNEY LENGKONG (17021102085)
SURVEY
• Hari / Tanggal : Jumat, 19 Oktober 2018
• Alamat : Desa Kamanga, Kecamatan Tompaso
• Narasumber : Keluarga Mewengkang-Tuwo, pemilik rumah.
• Rumah milik keluarga Mewengkang-Tuwo ini dibangun pada tahun 1896. Umur
rumah sekitar 122 tahun
• Rumah ini pernah di datangi oleh bangsa jepang. Pemilik rumah mengatahkan
bahwa tentara jepang sempat beberapa kali datang dan menginap di rumah tersebut.
Dikatakan rumah ini sudah bertahan sejak lama, bahkan ada tanda berupa bekas
peluru.
Bekas tembakan peluru oleh tentara
jepang

Lampu gantung yang memiliki


arti perempuan dan laki-laki
MITOS DAN SIMBOL
Rumah panggung atau Wale merupakan tempat kediaman
para anggota rumah tangga orang Minahasa, yang di
dalamnya termasuk sub-suku Tontemboan. Rumah
panggung ini memiliki fungsi untuk melindungi penghuni
rumah dari serangan atau gangguan hewan buas. Namun
ada pula ‘kepercayaan’ yang di yakini oleh orang Minahasa
yang berkaitan dengan hal mistis. Dimana dalam
pembangunan rumah panggung (rumah adat Minahasa)
orang-orang dulu membuat 2 tangga masing-masing di kiri
dan kanan yang terhubung dengan lesar atau teras rumah.
Seperti pada gambar di atas, yang dimaksudkan untuk menghindari roh halus masuk ke
dalam rumah. Jika roh halus menaiki salah satu tangga, maka roh halus tersebut
dipercayai akan langsung menuruni sisi tangga yang lainnya sehingga tidak akan
memasuki rumah tersebut.
Selain mitos, rumah panggung Minahasa
memiliki simbol yang menggambar suku
Minahasa. Dari hasil survey kami rumah
panggung di Desa Kamanga, Kecamatan
Tompaso milik keluarga Mewengkang-Tuwo.
Dikatakan bahwa salah simbol sub-suku
Tontemboan yang diterapkan pada rumah
tersebut ialah pada kancingan balok, yang ada
pada gambar di bawah.
Tangga ini memiliki 9 buah anak tangga.
Tangga tersebut menurut pemilik di sebut
“Siou” atau yang berarti “Sembilan” yang
mewakili 9 sub-suku yang ada di
Minahasa. “Sembilan” anak tangga ini
menurut pemilik memiliki makna
kesejahteraan.
• Dalam proses membangun rumah, di minahasa mempunyai tradisi tersendiri
salah satunya metode Memotong kayu, untuk medapatkan kayu yg bagus, kita
pertamatama harus selektif dalam memilihnya dan untuk memotong kayu
kayu tersebut, sebaiknya dipotong saat bulan mati. Kenapa? Karena menurut
orang orang yg sudah berpengalaman membangun rumah di masa lampau,
kayu yang kita potong tidak akn mudah mengalami pelapukan, karena
biasanya pada saat bulan mati, kayu yang akn dipotong menjadi “tidak
terlihat” oleh rayap rayap, sehingga kayu tersebut akan tahan lama dan tidak
akan rusak karena dimaka rayap
ESTETIKA BENTUK
Rumah panggung ini memiliki bentuk persegi panjang,
yang terletak di tengah-tengah pekarangan rumah
tersebut.
Tampak depan memiliki keindahan yang terletak pada
keseluruhan tampak. Pada atap dapat di lihat adanya
bentuk yang unik, yang merupakan penggabungan
antara bentuk atap pelana dan bentukan limas.
Dari tampak samping kiri ( gambar 1) dapat diketahui dulunya rumah di cat pada
bagian kolom, kusein, dan balok-baloknya. Hal itu juga dapat terlihat sama pada
tampak samping kanan ( gambar 2).
Pada bagian tangga pun berupa ukiran yang juga menjadi ciri khas. Kolom yang pada
beberapa bagian terbilang unik karena memilik bentukan yang tabung, yang merupakan
kayu yang di dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk bentukan demikian.

yang dilingkari
merupakan bagian
dari ukiran pada
tangga dan ukiran
pada kolom
Pada bagian dalam rumah terdapat 2 lampu yang berada di ruang depan
dan yang satunya berada di ruang tengah. Lampu ini dikatakan satu
merupakan lampu perempuan (di ruang depan) dan lampu laki-laki (di
ruang tengah).
STRUKTUR
Pondasi, rumah panggung hasil survey kami, ialah batu besar yang berasal dari sungai.
Batu ini ditanam sekitar ¾ bagian di dalam tanah untuk menonpang bangunan yang ada
di atasnya. yang di lingkari lingkaran merah merupakan pondasi batu yang di tanam di
dalam tanah
• Kolom, Sambungan balok, dinding, dan lantai
Pada bagian bawah terdiri dari kayu dengan sambungan pen di atas pondasi, dan juga
merupakan untuk sambungan tiang penyanggah dengan kancingan dobel. Untuk dinding
rumah dipasang juga menggunakan metode jepitan pada balok sloof-kolom-ring balok.
Baik sambungan balok, kolom, dinding serta lantai menggunakan material yang sama
yaitu kayu wasian.
• Atap
Pada bagian paling atas, terdiri dari
konstruksi rangka atap dan penutup
(seng). Berdasarkan hasil survey atap
menggunakan material seng bukan lagi
menggunakan rumbia. Hal ini disebabkan
adanya perubahan material karena
mengingat kualitas material yang berbeda.
Di bagian atap juga terdapat sebuah
ruangan yang diperuntukan untuk
menyimpan bahan makanan.
• Dari struktur di atas rumah panggung Minahasa memiliki ketahanan terhadap
gempa atau tergolong bangunan anti gempa. Hal ini di sebabkan karena
hubungan antara pondasi dan balok yang mengikat kolom dasar. Pondasi
batu di tanam didalam tanah, di ataskan di letakkan balok yang saling
mengikat satu sama lain beserta kolom dasar (tiang). Sehingga struktur
rumah ini elastis atau tidak kaku, maka saat terjadi gempa, bangunan akan
mengikuti arah gempa. Dan struktur ini juga memiliki ketahanan terhadap
kekuatan angin.
FILOSOFI DAN KEYAKINAN

Rumah panggung ini berbentuk persegi panjang, terdapat beberapa ruang di


dalamnya berupa kamar tidur, dapur, dan lain sebagainya. Namun dalam
pengaturan ruang terdapat makna atau fungsi tertentu.
1. Ruang loteng, sebagai tempat untuk menjemur hasil panen
2. Kolong, sebagai tempat untuk membersihkan hasil panen dan tempat untuk
hewan ternak,
3. Sekey atau serambi depan, berfungsi sebagai
tempat untuk menerima tamu. Di ruangan ini
terdapat beberapa hiasan seperti lampu
gantung.
4. Pores, ruangan ini adalah ruangan yang akan kita masuki setelah melewati sekey.
Ruangan ini digunakan untuk menerima kerabat dekat dan tempat bercengkrama
bersama keluarga. Ruangan ini sebagai penghubung dengan ruang makan dan kamar
tidur.
5. Terdapat 3 kamar tidur yang berada di bagian ruamh sebelah timur, hal ini
dimaksudkan agar kamar mendapatkan sinar matahari di pagi hari. Kamar di depan
diperuntukan untuk orang tua dan kamar berikutnya untuk anak-anak.
6. Dibelakang pores terdapat ruang makan.
7. Dapur kotor dan kamar mandi terpisah dari rumah utama.
KAJIAN ARSITEKTUR
FRANCIS D.K. CHING
ELEMEN – ELEMEN UTAMA
• TITIK
• GARIS
• BIDANG
• VOLUME
TITIK & GARIS
• Dari denah yang ada
“titik” dapat di ambil
dari titik-titik sudut /
juga pada kolom
rumah.
• Dua buah titik yang di
hubungkan akan
membentuk garis.
Dari denah bila titik-
titik dihubungakan
akan menghasilkan
garis-garis dinding
dari rumah.
BIDANG
• Dari titik dan garis
yang saling
berhubungan dapat
membentuk suatu
bidang yang pada
rumah adalah bidang
persegi panjang yaitu
dinding rumah.
VOLUME
• Bidang-bidang
yang ada tersebut
terhubung
menjadi volume
dari bangunan
tersebut.
PRINSIP - PRINSIP
• SUMBU
• SIMETRI
• HIRARKI
• IRAMA
• DATUM
• TRANSFORMASI
SUMBU
• Sumbu diambil dari denah, pada
dasarnya denah berbentuk persegi
panjang yang apabila dihubungkan
titik-titk sudutnya secara diagonal.
Akan mendapat 1 titik sumbu yang
terletak di bagian rumah yaitu
pores.
SIMETRI
• Simetri / keseimbangan
dalam keteraturan
bentuk-bentuk maupun
ukuran dapat kita lihat
pada tampak depan
rumah yang apabila di
bagi-bagi akan seimbang
baik sisi kiri maupun
kanan.
HIRARKI
• Komposisi bentuk dalam
bangunan atau rumah. Bisa juga
dominasi bentuk atau ruang dalam
bangunan atau rumah. Pada
rumah ini di dominasi 3 ruang
yang cukup besar yaitu sekey,
pores, dan ruang yang ada di
belakang (berfungsi sebagai dapur
/ ruang makan).
IRAMA
• Suatu pengulangan
berpola pada
rumah tersebut
dapat kita temukan
pada jendelah,
motif ukiran pada
tangga rumah, dan
motif pada atap
rumah.
DATUM
• Datum pada denah ini
adalah bidang yang
mengumpulkan pola
bentuk dan ruang
TRANSFORMASI
• Pada prinsip dasarnya, rumah adat minahasa memiliki Lesar yang berfungsi
sebagai tempat mengadakan pertemuan. Tranformasi pada rumah ini adalah
hilangnya Lesar, yang posisinya di gantikan dengan sekey. Namun rumah
tersebut masih terlihat sebagai rumah adat minahasa, karena adanya tangga
yang merupakan ciri khas rumah adat minahasa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai