Anda di halaman 1dari 15

Muhammad Fauzan Harza 1820722004

Aksiologi
Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani
Axios artinya nilai dan
Logos artinya teori atau ilmu

Berdasarkan KBBI
Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehi-
dupan manusia dan kajian tentang nilai,
khususnya etika.

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang memper-


tanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya.
Teori Nilai
Teori Nilai menurut Zaprulkhan
Objektivitas Nilai – nilai seperti kebaikan, keindahan, kebenaran, ada di dalam
Nilai dunia nyata dan dapat ditemukan sebagai kualitas – kualitas atau
hubungan nyata dalam bentuk yang sama sebagaimana kita
menemukan obyek – obyek atau hubungan – hubungan seperti
kursi atau putih.
Nilai – nilai adalah objektif dalam arti bahwa nilai – nilai itu dapat
didukung oleh argumentasi dan rasional sebagai yang terbaik
dalam situasi tertentu.

Sujektivitas Nilai – nilai tidak ada dalam dunia riil objektif tetapi
Nilai merupakan perasaan – perasaan, sikap pribadi, dan
merupakan penafsiran akan kenyataan. Nilai memiliki
realitas sebagai suatu keadaan pikiran terhadap suatu obyek.
Nilai tergantung pada dan hubungan dengan pengalaman
manusia tentangnya dan nilai tidak memiliki realitas yang
independen.
Teori Nilai menurut Zaprulkhan
Relativisme
Nilai 1. Nilai bersifat relatif karena berhubungan dengan
preferensi seperti sikap, keinginan, perasaan, dan
lainnya baik secara social dan pribadi, yang
dikondisikan oleh lingkungan, kebudayaan, atau
keturunan.
2. Nilai berbeda dari suatu kebudayaan ke kebudayaan
yang lain.
3. Bahwa penilaian – penilaian seperti benar-salah,
baik-buruk, dan lainnya tidak dapat diterapkan
padanya.
4. Bahwa tidak ada dan tidak dapat ada nilai – nilai
universal, mutlak, dan obyektif manapun yang dapat
diterapkan pada semua orang pada segala waktu.
Hierarki Nilai
Hierarki Nilai Max Scheler

Ketuhanan

Rohani

Perasaan Vital

Menyenangkan/Tidak
Etika
Bidang Studi Etika
Etika Etika ini menjelaskan tentang kesadaran manusia dan pengalaman
Deskriptif moral manusia secara deskriptif. Etika ini sangat berhubungan
dengan bidang ilmu sosiologi dimana etika ini berupaya
menemukan dan menjelaskan kesadaran, keyakinan, dan
pengalaman moral dalam suatu kultur tertentu.

Etika
Normatif
Etika ini merupakan system yang dimaksudkan
untuk memberikan petunjuk dalam mengambil
keputusan yang menyangkut baik dan buruk,
benar dan salah.
Metaetika Metaetika merupakan studi tentang disiplin etika. Metaetika
berfungsi menyelidiki dan menetapkan arti dan makna
istilah – istilah normatif yang diungkapkan lewat
pernyataan – pernyataan yang membenarkan atau
menyalahkan suatu tindakan.
Estetika
Estetika

 Estetika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan


seni dan keindahan.
 Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani aesthesis
yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman
intelektual, atau pengamatan spiritual.
 Istilah estetika diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb
Baumgarten seorang filsuf Jerman tahun 1735 dalam
karyanya Meditationes philosophicae de nonullis as
poema pertinentibus (1735).
Alexander Gottlieb Baumgarten
 Lahir di Berlin, Jerman. Anak ke-5 dari 7 bersaudara dari
pastor garrison, Jacob Baumgarten dan istrinya Rosina
Elisabeth.
 Ia mengambil gelar doctor pada September 1735, ketika
berusia 21 tahun, dengan judul disertasi Meditationes
philosophicae de nonullis as poema pertinentibus : dari sini
kata ‘estetika’ (Aesthetic) muncul untuk pertama kalinya
sebagai nama sebuah sains khusus (special science).

Pada tahun 1742, Baumgarten menjadi guru filosofi


pertama untuk mengajar estetika. Ajarannya itu ditulis
menjadi buku 2 jilid yang judulnya ‘ Aesthetica’ Tahun
1750-1758.
 Menurut Jan Hendrik Rapar dalam bukunya
Pengantar Filsafat, Estetika dibagi ke dalam dua
bagian yaitu estetika deskriptif dan estetika
normative.
 Estetika deskriptif menguraikan dan
melukiskan fenomena – fenomena pengalaman
keindahan.
 Estetika normatif mempersoalkan dan
menyelidiki hakikat dasar dan ukuran
pengalaman keindahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai