Anda di halaman 1dari 27

TERMINOLOGI BERPIKIR ILMIAH &

UNSUR-UNSUR PENELITIAN
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN
OLEH : AFIFAH KHAIRANI ANANDA
NIM : 171223008
A. TERMINOLOGI BERPIKIR ILMIAH
Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang
Berpikir merupakan sebuah
Berfikir ilmiah adalah berfikir dapat dipertanggung jawabkan,
proses yang membuahkan
yang logis dan empiris. selain itu menggunakan akal budi
pengetahuan.
untuk mempertimbangkan,
memutuskan, dan
mengembangkan

Proses ini merupakan serangkaian


gerak pemikiran dalam mengikuti
Berpikir ilmiah adalah kegiatan
jalan pemikiran tertentu yang
akal yang menggabungkan induksi
akhirnya sampai pada sebuah
dan deduksi.
kesimpulan yang berupa
pengetahuan.

2
Berpikir Ilmiah

Berfikir ilmiah merupakan ‐ Metode berpikir ilmiah tidak lepas


proses berfikir/pengembangan dari fakta kejadian alam yang
pikiran yang tersusun secara kebenarannya selalu ada
sistematis yang berdasarkan hubungannya dengan hasil uji
pengetahuan-pengetahuan eksperimental. Jika suatu teori
ilmiah yang sudah ada (Eman tidak bisa dibuktikan dengan uji
Sulaeman). Berpikir ilmiah eksperimental maka dikatakan
adalah metode berpikir yang bahwa teori itu tidak bisa diyakini
didasarkan pada logika kebenarannya karena tidak
deduktif dan induktif (Mumuh memenuhi kriteria sebagai sains.
mulyana Mubarak, SE). (Goldstein, 1980)

3
1. Observasi
Menurut Ahli : Prof. Heru

‐ Observasi merupakan pengamatan yang sebuah studi


kasus atau pembelajaran yang dilakukan dengan
sengaja, terarah, urut, dan sesuai pada tujuan.
Pencatatan pada kegiatan pengamatan disebut
dengan hasil observasi. Hasil observasi tersebut
dijelaskan dengan rinci, tepat, akurat, teliti, objektif, dan
bermanfaat.

5
2. Induksi
Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang
bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau
kasus-kasus yang bersifat khusus
‐ Metode Induksi adalah suatu cara penganalisaan ilmiah yang bergerak dari
hal – hal yang bersifat khusus ( individu ) menuju kepada hal yang besifat
umum (universal).
‐ Jadi cara induksi dimulai dari penelitian tehadap kenyataan khusus satu demi
satu kemudian diadakan generalisasi dan abstraksi lalu diakhiri dengan
kesimpulan umu. Metode induksi ini memang paling banyak digunakan oleh
ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan
dengan cara observasi dan eksperimentasi
‐ Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji
kebenarannya

7
3. Deduksi
Deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang
bersifat khusus
‐ Metode deduksi adalah dkebalikan dari induksi. Kalau induksi bergerak dari
hal -hal yang bersifat khusus ke umum, maka metode deduksi sebaliknya,
yaitu : bergerak dari hal - hal yang bersifat umum (universal ) kemudian atas
dasar itu ditetapkan hal – hal yang bersifat khusus. Cara deduksi ini banyak
dipakai dalam logika klasik
‐ Aristoteles, yaitu dalam membentuk Syllogisme yang menarik kesimpulan
berdasarkan atas dua premis mayor dan minor sebelumnya.
‐ Contohnya yang paling klasik :
‐ Semua manusia bisa mati
‐ Socrates adalah manusia
‐ Jadi, Socrates bisa mati

9
4. Tes Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data
yang telah dianalisis.
‐ Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan
hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat
membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam
metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian,
seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan
memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-
benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.

11
5. Evaluasi
‐ Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah
adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus
bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan
atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi
jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan
masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang
dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan
rumusan masalah yang diajukannya.

13
2. UNSUR UNSUR PENELITIAN

KONSEP

Definisi
PROPOSISI
Operasional

VARIABEL TEORI

HIPOTESIS

14
15
KONSEP

‐ Konsep dapat dikatakan sebagai ide atau FUNGSI KONSEP


gagasan yang bersifat abstrak untuk ‐ Sebagai Sarana Komunikasi : konsep adalah
menggambarkan fenomena sosial atau lambang/ simbol dari fenomena, jadi bukan
fenomena alami fenomena itu sendiri
‐ Mudahnya, konsep adalah sebuah kata yang ‐ Memperkenalkan Suatu Sudut Pandang :
melambangkan suatu gagasan tentang konsep memungkinkan peneliti untuk
adanya suatu fenomena melakukan interaksi dengan lingkungan dg
‐ Contoh konsep dalam sosiologi : keluarga; mendefinisikan suatu pegertian dan
masyarakat; komunitas; status sosial; menggunakannya dalam pengamatan
mobilitas sosial; konflik sosial; dll ‐ Sebagai sarana untuk mengorganisasi
‐ Konseptualisasi : perngubahan fenomena gagasan, persepsi, dan simbol yaitu dalam
yang terobservasi (fakta empirik) ke dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi
gagasan yang bersifat abstrak (melakukan ‐ Konsep sebagai dasar pembentuk teori :
abstraksi terhadap fakta empirik). konsep menentukan bentuk dan isi teori

16
PROPOSISI

FUNGSI :
‐ Proposisi alias pernyataan/
keputusan ‐ Untuk menyatakan ttg keadaan atau
keberadaan suatu hal atau menyatakan hasil
‐ Pernyataan ttg sifat suatu realita yg atas pemikiran sesuatu
dapat dibuktikan kebenarannya
‐ Proposisi sbg bahan dasar membangun teori
‐ Proposisi Hipotetik : pernyataan yg atau hipotesis
masih diragukan kebenarannya ‐ Proposisi harus dirumuskan dalam bentuk
‐ Proposisi dibagun bds pertalian kalimat deklaratif
antar konsep ‐ Kalimat perintah dan kalimat tanya
bukanlah proposisi, krn hubungan subjek
dan prediket belum diketahui

17
TEORI

‐ Adalah pernyataan yg menjelaskan


hubungan antar konsep secara logis Prinsip Teori :
dan sistematis ‐ 1. bersifat parsimoni : kemampuan
‐ Di dalam teori selalu terdiri dari menjelaskan sebanyak mungkin
generalisasi2, dan setiap generalisasi ‐ 2. daya eksplanasi : kemampuan
mengandung konsep2 menjelaskan perilaku dg sedikit
‐ Teori adalah pernyataan yg mungkin anomali (ketidakjelasan)
menjelaskan generalisasi itu ‐ Jika semua prinsip itu dikembangkan
‐ Generalisasi itu merupakan abstraksi dari penelaahan seksama atas kasus-
dari fakta empirik yg semula berupa kasus tunggal, maka berarti kita telah
kejadian atau kasus tunggal dan membentuk teori secara induktif
kemudian digeneralisasi

18
Fungsi Teori

‐ Merupakan bentuk ‐ Berteori : kegiatan


penjelasan umum yang mendeskripsikan apa yang
memberitahu kita terjadi, menjelaskan
mengapa sesuatu itu mengapa itu terjadi, dan
terjadi (eksplanasi) dan meramalkan kemungkinan
kapan sesuatu itu diduga berulangnya kejadian itu di
dapat terjadi (prediksi) masa depan

19
HIPOTESIS

‐ Adalah pernyataan yg menjelaskan secara ‐ 3. disusun dalam bentuk kalimat


logik dan sistematik ttg hubungan antara 2 deklaratif (pernyataan) singkat dan
variabel atau lebih yg belum terbukti jelas
kebenarannya ‐ 4. dapat disusun dalam kalimat aktif
‐ Cara Menyusun Hipotesis : atau pasif
‐ 1. dirumuskan secara deduktif bds teori dan ‐ CONTOH : jika pendidikan thd anak
asumsi-asumsi dalam keluarga dilakukan scr
‐ 2. hipotesis memuat variabel terikat dan demokratis, maka akan menghasilkan
anak yg berkualitas kreatif dan
variabel bebas (dan variabel lainnya)
mandiri

20
VARIABEL DAN INDIKATOR

‐ Variabel adalah konsep yg didalamnya ‐ Indikator adalah label untuk dimensi2


terkandung makna adanya nilai atau atau atribut yg terkandung dalam
atribut yg bervariasi konsep/ variabel yg dapat diobservasi
‐ Contoh : istilah partisipasi adalah scr inderawi
konsep. Agar menjadi variabel, maka ‐ Contoh:
ditambah atribut yg
menunjukkan adanya variasi nilai,
dapat ‐ Variabel : tingkat partisipasi (abstrak)
misal Tingkat Partisipasi (variasi ‐ Indikator :
nilainya : tinggi, sedang, rendah) ‐ Keterlibatan dalam perencanaan
‐ Ada konsep yg sekaligus bermakna ‐ 1. keterlibatan dlm pelaksanaan
variabel krn sudah terkandung variasi
nilai
‐ 2. keterlibatan dlm pemanfaatan hasil
kegiatan
‐ Contoh : umur, tahun, status sosial,
‐ 3. keterlibatan dlm evaluasi
agama, etnis

21
Jenis variabel

1. Bds Bentuk : ‐ Interval, berjarak nilai tetapi tidak didasarkan nol


‐ Variabel Deskrit, hanya sbg pembeda mutlak
dan tidak memiliki rangkaian nilai ‐ Rasio, berjarak nilai yang ditentukan bds nol mutlak
(contoh agama : Buddha, katholik, (kuantitas yg sebenarnya)
islam, Hindu,Protestan) 3. Bds Fungsi Teoritik
‐ Variabel Bersambungan, memiliki ‐ Variabel Terikat (dependent variable)
rangkaian/ tingkat nilai. Contoh :
Tingkat pendidikan; SD, SMP, SMA, ‐ Variabel Bebas (independent variable)
dst ‐ Variabel Antara (intervening variable)
2. Bds Tingkat Pengukuran ‐ Variabel Kendali/ kontrol
‐ Nominal, tidak bertingkat hanya ‐ Variabel Anteseden
berbeda
‐ Ordinal, bertingkat scr kualitas,
tetapi jarak dan nilai tidak diketahui
22
23
Big concept
Bring the attention of your
audience over a key concept
using icons or illustrations

24
25
DEFINISI OPERASIONAL

‐ Adalah bagaimana cara ‐ contoh-contoh dari definisi


variabel diukur/ dilaksanakan operasional:

‐ Adalah definisi mengenai ‐ a. Aktivitas belajar : segala sesuatu


yang dilakukan siswa dalam rangka
variabel yg dirumuskan bds proses belajar.
karakteristik variabel yg
diamati (Azwar, 2000)
‐ b. Hasil belajar: hasil nyata yang
dicapai oleh siswa dalam usaha
‐ Sifat : jelas dan mudah menguasai suatu kecakapan yang
dipahami tercermin dari hasil evaluasi.
‐ Tujuan : petunjuk bagi peneliti ‐ c. Motivasi: dorongan mental yang
untuk mengukur variabel menggerakan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku
belajar.

26
DAFTAR PUSTAKA

Halubangga, Raran. “Metode dan Langkah- Langkah Berpikir Ilmiah”.


https://www.academia.edu/6886898/Metod
e_And_Langkah_Langkah_Berpikir_Ilmiah. Diakses pada 19 Agustus
2019.
Kurniawan, Suhendra.2018. “Unsur-Unsur Penelitian”.
https://slideplayer.info/slide/13414917/. Diakses pada 19 Agustus
2019.
Marlita, Keke. “Unsur-Unsur Penelitian Ilmiah”.
https://www.academia.edu/28797517/UNSUR_UNSUR_PENELITI
AN_ILMIAH. Diakses pada 19 Agustus 2019.
Nugraha, Rizki Siddiq. 2016. “Unsur-Unsur Penelitian Ilmiah”.
http://www.tintapendidikanindonesia.com/2016/09/unsur-unsur-penelitian-
ilmiah.html. Diakses pada 19 Agustus 2019

27

Anda mungkin juga menyukai