Anda di halaman 1dari 46

Konsensus Penatalaksanaan

Kejang Demam (KD)

Yuni Hisbiyah
DEFINISI

Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Kejang Demam
 Adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38°C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium

Ismael S. KPPIK-XI, 1983; Soetomenggolo TS.


Buku Ajar Neurologi Anak 1999.
Penjelasan Definisi KD
 Kejang demam terjadi pada 2-4%
anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
AAP, Provisional Committee on Quality Improvement.
Pediatrics 1996; 97:769-74.

 Anak yang pernah mengalami kejang


tanpa demam, kemudian kejang
demam kembali tidak termasuk
dalam kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis.
Epilepsia 1993; 34:592-8.
Penjelasan Definisi KD…
 Kejang disertai demam pada bayi berumur
kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis.
Epilepsia 1993; 34:592-8.

 Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau


lebih dari 5 tahun mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan
lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi
yang kebetulan terjadi bersama demam.
Kesepakatan Saraf Anak, 2005.
KLASIFIKASI

Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Klasifikasi Kejang Demam
Macam Kejang Demam (KD)
1. Kejang Demam Sederhana (Simple
Febrile Seizure), atau KDS
2. Kejang Demam Kompleks (Complex
febrile seizure), atau KDK

ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis.


Epilepsia 1993l 34:592-8.
Kejang Demam Sederhana
Atau Simple Febrile Seizure atau KDS adalah:
 Kejang demam yang berlangsung singkat,
kurang dari 15 menit, dan umumnya akan
berhenti sendiri
 Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal
 Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam
 Kejang demam sederhana merupakan 80%
di antara seluruh kejang demam
Kejang Demam Kompleks
Atau Complex Febrile Seizure atau KDK
adalah kejang demam dengan SALAH
SATU ciri sbb:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24
jam
Penjelasan KDK
 Kejang lama adalah kejang yang berlangsung
lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih
dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak
tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8%
kejang demam.
Nelson KB, Ellenberg JH. Prognosis in Febrile seizure.
Pediatr 1978; 61:720-7.

 Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi,


atau kejang umum yang didahului kejang
parsial.
Annegers JF, Hauser W, Shirts SB, Kurtland LT. Factors
prognostic of unprovoked seizures after febrile convulsions.
NEJM 1987; 316:493-8.
Penjelasan KDK…

 Kejang berulang adalah kejang 2


kali atau lebih dalam 1 hari, di antara
2 bangkitan kejang anak sadar.
Kejang berulang terjadi pada 16% di
antara anak yang mengalami kejang
demam.

Shinnar S. Febrile seizures Dalam: Swaiman KS, Ashwal S,


eds. Pediatric Neurology principles and practice.
St Lois: Mosby 1999. h. 676-82.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Pemeriksaan Penunjang KD
 Laboratorium
 Pungsi lumbal
 Elektroensefalografi (EEG)
 Radiologis
Laboratorium
 Tidak dikerjakan secara rutin
 Untuk mengevaluasi sumber infeksi
 Pemeriksaan yang dapat dikerjakan
misalnya darah perifer, elektrolit dan
gula darah (level II-2, dan level III,
rekomendasi D).
Gerber dan Berliner. The child with a simple febrile seizure.
Appropriate diagnostic evaluation.
Arch Dis Child 1981; 135:431-3.
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first
simple febrile seizures.
Pediatr 1996; 97:769-95.
Pungsi Lumbal
 Untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis (Risiko meningitis
bakterialis 0,6%-6,7%)
 Rekomendasi untuk melakukan Pungsi
Lumbal:
 SANGAT DIANJURKAN: Bayi < 12 bulan
 DIANJURKAN: Bayi 12 - 18 bulan
 TIDAK RUTIN: Bayi > 18 bulan
 Klinis: Yakin bukan meningitis  Tidak perlu
pungsi lumbal
Elektroensefalografi (EEG)
 EEG tidak dapat memprediksi berulangnya
kejang, atau memperkirakan kemungkinan
kejadian epilepsi pada pasien KD  Tidak
direkomendasikan (level II-2, rekomendasi
E)

 Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan


pada keadaan KD yang tidak khas.
Misalnya: KDK pada anak usia > 6 tahun,
atau KD fokal.
Radiologis
 Foto X-ray kepala, CT-scan atau MRI
jarang sekali dikerjakan, tidak rutin
dan hanya atas indikasi:
 Kelainan neurologik fokal yang menetap
(hemiparesis)
 Paresis N. VI
 Papiledema
Wong V, dkk. Clinical Guideline on
Management of Febrile Convulsion.
HK J Paediatr 2002; 7:143-151.
PROGNOSIS

Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Prognosis…

 Kemungkinan mengalami kematian


 Kematian karena kejang demam
tidak pernah dilaporkan

National Institutes of Health. Febrile seizure: consensus


development conference Summary. Vol. 3, no. 2, Bethesda.
Prognosis…
 Kemungkinan berulangnya kejang
demam
 Kejang demam akan berulang kembali pada
sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang
demam adalah:
 Riwayat kejang demam dalam keluarga
 Usia kurang dari 12 bulan
 Temperatur yang rendah saat kejang
 Cepatnya kejang setelah demam
 Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan 80%
 bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan
hanya 10%-15%
 Kemungkinan berulangnya kejang demam paling
besar pada tahun pertama.
Prognosis…
 Faktor risiko terjadinya epilepsi:
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas
sebelum KD pertama
2. KDK
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara
kandung
 Setiap faktor risiko meningkatkan kemungkinan
4%-6%
 Kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan
kemungkinan 10%-49% (level II-2)
 Tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumat
pada KD
PENATALAKSANAAN

Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Penatalaksanaan KD
 Meliputi:
 Penatalaksanaan saat kejang:
 Di rumah / tempat praktek
 Di rumah sakit
 Pemberian obat pada saat demam:
 Antipiretik
 Antikonvulsan
 Pemberian obat rumatan:
 Indikasi
 Jenis antikonvulsan
 Lama pengobatan
 Edukasi orang tua
Penatalaksanaan Saat Kejang
di Rumah / Tempat Praktek
Diazepam Rektal (1)
0,5 - 0,75 mg/kg, atau
5 mg bl BB <10 kg atau usia <3 th
7,5 mg bl usia >3 th
10 mg bl BB >10 kg
5 menit

Kejang (+)

Diazepam Rektal (2)


Dosis sda
5 menit

Kejang (+) Rujuk Ke RS


Penatalaksanaan Saat Kejang
di Rumah Sakit
Diazepam IV/Rektal (1)
0,3 – 0,5 mg/kg (IV) / 0,5 - 0,75 mg/kg rektal
5 menit

Kejang (+)

Diazepam IV/Rektal (2)


Dosis sda, total maks 20 mg
5 menit

Kejang (+)

Slide berikutnya
Penatalaksanaan Saat Kejang
di Rumah Sakit (lanjutan)
Slide sebelumnya

Fenitoin IV
10 - 20 mg/kg
Kecepatan 1 mg/kg/mnt atau 50 mg/mnt

12 jam
Kejang (+) Kejang (-)

PICU Fenitoin IV
4 – 8 mg/kg/hari
Bila kejang telah teratasi:
 Pemberian obat selanjutnya tgt:
1. Jenis kejang demam
2. Faktor resiko
Pemberian Obat Saat Demam
1. ANTIPIRETIK
 Antipiretik TIDAK TERBUKTI
mengurangi faktor resiko KD (Level I,
Rekomendasi D)
 Kesepakatan UKK: Antipiretik tetap
diberikan (Level III, Rekomendasi B)
Camfield PR, dkk. The first febrile seizures-Antipyretic instruction
plus either phenobarbital or Placebo to prevent recurrence. J Pediatr
1980; 97:16-21.
Uhari M, dkk. Effect of acetaminophen and of low intermittent doses
of diazepam on Prevention of recurrences of febrile seizures. J
Pediatr 1995; 126:991 5.
Kesepakatan Saraf Anak, 2005.
Pemberian Obat Saat Demam…

 Macam antipiretik:
 Parasetamol: 10 – 15 mg/kg/kali, 4 – 5
kali/hari
 Ibuprofen: 5 – 10 mg/kg/kali, 3 – 4
kali/hari
 Sindroma Reye  Salisilat tidak
dianjurkan sebagai antipiretik pada
anak <18 bulan (Level III, Rekomendasi E)
Pemberian Obat Saat Demam…

2. ANTIKONVULSAN
 Diazepam oral 0,3 mg/kg/8jam atau rektal
0,5 mg/kg/8jam pada pada saat demam >
38,50C  Resiko kejang berulang  30 –
60% (Level I, Rekomendasi A)
 Dosis di atas cukup tinggi  WASPADA:
ataksia, iritabel dan sedasi
 Fenobarbital, karbamazepin & fenitoin 
Tidak berguna mencegah KD (Level II,
Rekomendasi E)
Pemberian Obat Rumatan
1. I N D I K A S I
 Obat rumatan DIINDIKASIKAN
diberikan pada KD dengan ciri-ciri
sbb:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kelainan neurologis sebelum dan
sesudah kejang (hemiparesis, paresis
Todd, cerebral palsy, retardasi mental
dan hidrosefalus)
3. Kejang fokal
Pemberian Obat Rumatan…

 Obat rumatan DIPERTIMBANGKAN


diberikan pada KD bila:
1. Kejang berulang 2 kali dalam 24 jam
2. Pada bayi < 12 bulan
3. 4 kali per tahun

AAP. Practice parameter: Longterm treatment of the child


with simple febrile seizures. Pediatr 1999;103:1307-9.
Pemberian Obat Rumatan…

2. JENIS ANTIKONVULSAN
 Asam valproate atau fenobarbital
setiap hari efektif menurunkan resiko
berulangnya KD (Level I)
 Fenobarbital ditinggalkan karena
menimbulkan gangguan prilaku dan
kesulitan belajar (40-50%)
 Pilihan saat ini adalah asam valproate
(Depakene®)
Pemberian Obat Rumatan…

Asam valproate:
 Dosis asam valproate (Depakene®)
adalah 15 – 40 mg/kg/hari dibagi
dalam 2 -3 dosis
 Pada sebagian kecil kasus, terutama
usia <2 tahun
AAP. Committee on drugs. Behavioral and cognitive effects of
anticonvulsant therapy. Pediatr 1995; 96:538-40.
AAP. Practice parameter: Longterm treatment of the child with
simple febrile seizures. Pediatr 1999; 103:1307-9.
Knudsen FU. Febrile seizures-treatment and outcome. Epilepsia
2000; 41:2-9.
Pemberian Obat Rumatan…

3. LAMA PENGOBATAN
 Diberikan selama 1 tahun bebas
kejang
 Kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan.
Soetomenggolo TS. Buku Ajar Neurologi Anak. 1999.
Knudsen FU. Febrile seizures: treatment and outcome. Brain Dev
1996; 18:438-49.
Edukasi Pada Orang Tua
 Kejang SELALU menakutkan bagi orang tua
 Pada saat kejang, mereka beranggapan anaknya
meninggal
 Kecemasan dikurangi dengan cara:
1. Meyakinkan bahwa KD mempunyai prognosis
baik
2. Memberitahukan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi kemungkinan kejang
kembali
4. Pemberian obat untuk mencegah frekuensi
memang efektif tetapi harus diingat adanya efek
samping obat
Bila Terjadi Kejang (berulang)
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian, terutama di sekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan
kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung. Jangan memasukkan sesuatu
ke dalam mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk
kejang
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila
kejang telah berhenti
7. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih
Vaksinasi pada KD
 Tidak ada kontraindikasi vaksinasi
pada penderita KD
 KD setelah vaksinasi sangat jarang
 Angka kejadian KD pasca vaksinasi:
 DPT: 6 – 9 kasus per 100.000 anak
 MMR: 25 – 34 kasus per 100.000 anak
 Anjuran:
 Berikan diazepam oral/rektal bila demam
 Berikan parasetamol saat vaksinasi s.d 3
hari
Valproate Update
 Sediaan:
 Syrup (Depakene®): 250 mg/5 ml
 Tablet (Depakote®): 250 mg
 Dosis: 20-40 mg/kgBB/hr
 Masa paruh 6-16 jam
 Depakote (tablet): Tidak boleh
digerus
Efek Samping Valproate
 Efek samping
 Hepatotoksik
 Pankreatitis
 Gemuk, Trombositopenia,
Hiperamonemia, Keton positif
 Potensiasi depresan SSP:
 alkohol, benzodiazepine
 Meningkatkan kadar fenobarbital
 Fenitoin variabel
 Menghambat klirens Lamotrigine
Kesepakatan UKK Neuropediatri
 Indikasi
 Pilihan Pertama, pada kasus:
 Kejang demam
 Kejang umum
 Absence
 JME
 Spasme Infantil, selain ACTH
 Pilihan Kedua, pada kasus:
 Kejang parsial atau parsial menjadi umum
 Sindroma Lennox-Gastaut
Kesepakatan UKK Neuropediatri…

 Pemantauan: Lakukan pemeriksaan


DL dan tes fungsi hati:
 Sebelum terapi
 Tiap bulan selama 6 bulan pertama
 Tiap 3 bulan setelah 6 bulan
 Tidak diberikan pada kasus dengan
gangguan fungsi hati, pemakaian
obat anti TBC
Kesepakatan UKK Neuropediatri…

 Hati-hati penggunaan valproate pada:


 Antikonvulsan multipel
 Penyakit metabolik kongenital
 Epilepsi berat dengan retardasi mental
 Penyakit otak organik
Terimakasih
Hepatotoksisitas Valproate
 Hepatotoksisitas: usia <2 tahun (terutama
6 bulan pertama
 Gejala hepatotoksisitas:
 Kejang makin sering
 Malaise
 Letargi
 Kelemahan
 Edema muka
 Anoreksia
 Muntah
Hepatotoksisitas Valproate…
 Toksisitas lebih sering pada:
 Penyakit hepar
 Antikonvulsan multipel
 Penyakit metabolik kongenital
 Epilepsi berat dengan retardasi mental
 Penyakit otak organik
 Tindakan pencegahan:
 Baseline data fungsi hati
 Periksa sering selama 6 bulan
 Periksa periodik setelah 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai