Anda di halaman 1dari 53

 Kuliah 12 kali  50% kehadiran

 Praktikum 2x/mgg, 6 x  100% kehadiran


 Tutorial 1x  100% kehadiran
 Ketidakhadiran :
› Sakit  surat ket dokter akan dikonfirmasi ke
dokter yg mengeluarkan surat
› Orangtua sakit/meninggal
› Tugas khusus Surat dari PD I
 Wajib memberikan ket mll surat/telp
mengenai ketidakhadirannya langsung
kepada dosen yg bertugas hari
itu/koordinator kuliah/praktikum  # alfa
 Patologi anatomi adalah ilmu (logos)
yang mempelajari perubahan struktur
dan fungsi sel, jaringan dan organ akibat
penyakit (patos)

 Meliputi pengetahuan dan pemahaman


dari perubahan fungsi dan struktur pada
penyakit, mulai tingkat molekular sampai
pengaruhnya pada tiap individu
Studi perubahan struktur, biokimia
dan fungsi sel, jaringan dan organ
pada penyakit

Molekular, mikrobiologi,
Jembatan antara “the imunologi, dan teknik
basic sciences & morfologi menjelaskan
clinical medicine”,  knp & apa gejala serta
the scientific tanda klinik bermanifestasi
foundation for all of ”rational basis” bagi
medicine. perawatan klinis dan
terapi
 Filosofi Plato dan Pythagoras
penyakit merupakan pengaruh buruk
dari kekuatan-kekuatan immaterial atau
supranatural.

 300 tahun SM mulai autopsi atau


nekropsi makroskopik (Era Morbid
Anatomy )
 Patologi Mikroskopik dan Patologi
Selular
± mulai tahun 1800
Rudolf Virchow (1821-1902), patologist
Jerman : sel unit kehidupan terkecil
dari tubuh ,landasan dari patologi
seluler.
- Mikroskop cahaya dapat mengamati
perubahan jaringan sakit pada tingkat
sel, diperluas lebih lanjut → mikroskop
elektron.
 Tujuan utama yaitu :
› Untuk mengidentifikasi sebab dari suatu
penyakit (etiologi), diagnosa penyakit (jenis
penyakit), terapi, prognosa
“Only one to two percent of overall healthcare costs
are in laboratory diagnostics—a small part of the
picture—but laboratory services drive a lot of
health care decisions. No other specialty touches
as many clinical situations.” Lee H. Hilborne,
MD, FAS
It is imperative that the pathology profession
takes the initiative to mold the future of
molecular diagnostics.
“There is a paucity of leadership. The real problem
is that a lot of people don’t think of pathology as
part of the decision-making team and don’t make
an effort to invite pathology…it will take leadership
qualities to reverse that process.”
Sobel
“Active participation of pathologists is needed to
define algorithms and support medical decisions
because it would impact a lot of interventions.”

Pathologist : doctors’ doctors


 Patologi anatomi umum
› Mempelajari reaksi dasar dari sel dan
jaringan terhadap stimulasi/rangsangan
abnormal yang merupakan dasar dari
semua penyakit

 Patologi anatomi khusus :


› Mempelajari respon spesifik dari jaringan dan
organ tertentu terhadap
stimulasi/rangsangan yang diketahui
4 aspek proses terjadinya penyakit yang menjadi
dasar patologi adalah:
1. Etiologi
a. Intrinsik atau genetik
b. Acquired atau didapat
Misalnya : - infeksi kuman, virus
- nutrisi
- kimiawi
- fisik
2. patogenesis/mekanisme dari perjalanan penyakit
yaitu rangkaian kejadian sebagai reaksi dari sel
atau jaringan terhadap faktor etiologi, mulai dari
stimulus pertama sampai bentuk akhir dari suatu
penyakit
 Perubahan morfologi :
menunjukkan perubahan struktur dari sel
atau jaringan khas pada suatu penyakit.

 Gejala klinik : perubahan fungsi akibat


dari perubahan morfologi

 Perubahan morfologi dari


jaringan/organ yang berbeda akan
menyebabkan gangguan fungsi normal
dari organ dan timbul gejala klinik
 Histopatologi
 Sitologi
› Ginekologi: pap’smear,
› Non ginekologi: FNAC, sputum, cairan pleura,
Transthoracal biopsy (TTB), transthoracal needle
aspiration (TTNA)
 Vriescope (VC)
 Histokimia
 Imunohistokimia
 Molekular
Makroskopik/gross
› Yaitu cara memeriksa perubahan-
perubahan dengan mata telanjang dan
dengan perabaan

› Organ :
 Ukuran : membesar/mengecil
 Konsistensi : lunak,keras, padat, rapuh
 Warna : pucat, kuning
Mikroskopik
› Yaitu cara memeriksa dengan
menggunakan mikroskop

› Dapat dibantu dengan pewarnaan


histokimia atau imunohistokimia untuk
menunjukkan zat kimia tertentu dalam sel
atau jaringan

› Memeriksa perubahan struktur dalam


sel/jaringan yang disebabkan karena
penyakit tertentu
› Sediaan dapat berasal dari ;
 Biopsi yaitu potongan kecil jaringan yang
didapat dari penderita untuk menegakkan
diagnosa penyakit. Bahan biopsi diperoleh dari
berbagai cara. Misalnya eksisi, endoskopi,
sistoskopi

 Hasil operasi misalnya appendiks, ovarium,


mamma
 Ekstirpasi : misalnya pengambilan KGB
untuk melihat kelainan spt radang atau
keganasan

 Kerokan/kuretage : khusus untuk kelainan


di endometrium, serviks dan uterus.
Misalnya abortus, mola hidatidosa, kelainan
hormonal, karsinoma
a. Formalin 10% buffer
b. Sediaan dimasukkan ke dalam cairan fiksasi
dengan kondisi seluruh jaringan terendam
dalam cairan (vol cairan 10 kali vol jaringan)
c. Bila jaringan besar sebaiknya dilakukan
irisan/lamelasi dengan jarak 1 cm agar cairan
masuk ke dalam jaringan
 Sitologi berasal dari kata cytos (sel) dan logos (ilmu
pengetahuan atau pelajaran)

 Sitologi eksfoliatif : ilmu atau pengetahuan tentang


tumpukan sel-sel, yang digunakan untuk diagnosa
dini penyakit kanker

 Eksfoliasi spontan terjadi karena sel-sel dewasa


diganti oleh sel-sel yang lebih muda, merupakan
sifat/tanda dari sel epitel/jaringan yang menutupi
permukaan
A. Struktur sel
 Sel adalah struktur dasar yang penting dari
semua jasad hidup

 Bentuk sel berbeda-beda tergantung dari


fungsinya

 Sel dari berbagai jaringan tubuh masing-


masing mempunyai sifat-sifat essensi yang
tertentu
B. Struktur jaringan
 Suatu jaringan terdiri terdiri dari kumpulan
padat sel-sel sejenis

 Di dalam pap smear (apusan servik)


ditemukan bermacam-macam sel yang
berasal dari berbagai jenis jaringan dalam
saluran alat kelamin wanita
› Pemeriksaan sitologi ; mencari dan menilai
perubahan struktur dari setiap sel yang
ditemukan
 Untuk deteksi kanker, misalnya, pap
smear/pap test/ papanicolau test/cervical
smear yaitu deteksi dini kanker leher rahim
 Kelainan genetik
 Kelainan hormonal
› Dibagi atas:
a. Ginekologik : hapusan dari dinding lateral
vagina, serviks dan endometrium

b. non ginekologik : sitologi non ginekologik:


tergantung dari organ yang akan diperiksa,
misal: sputum untuk paru-paru, cairan ascites,
cairan pleura
Kegunaan :
1. Evaluasi hormonal
2. Deteksi kanker dini
3. Pemeriksaan radang

Sediaan diambil dari sediaan apus :


- Dinding lateral vagina 1/3 bagian dalam
- Serviks
- endometrium
 adalah pemeriksaan untuk mendeteksi
kelainan dari serviks terutama kanker
serviks.
 Sediaan pap smear diambil dari daerah
forniks posterior/squamo-columnar
junction
 Bahan fiksasi : alkohol 95%
 Pewarnaan : papanicolau
 Sediaan pap smear representatif bila
dijumpai sel endoservik

 Sediaan tidak representatif bila :


› Terlalu sedikit bahan
› Apusan tebal, sehingga sel tidak dapat
diteliti
› Terlalu banyak darah
› Fiksasi jelek
› Tidak ada sel endoservik
1. Traktus respiratorius
- sputum
- bronchial washing
- TTB (transthoracal biopsy)
- TTNA
2. Traktus digestivus  cairan lambung dgn
endoskopi
3. Traktus urinarius  sitologi urine
4. Rongga pleura, pericard, sinovial, abdomen
(ascites), cairan serebrospinalis
5. FNAC
 pewarnaan : PAP, HE, MGG
 aplikasi : pada organ superfisial dan
dalam
 Organ superfisial : limfe, mamma, tiroid,
lesi paru perifer, pleura, peritoneal,
sinovial, tumor
 organ dalam : lesi paru dalam, hepar,
ginjal, prostat
Prosedur pengiriman bahan sitologi
1. pap smear  alkohol 95%
Setelah sediaan apus dibuat, sewaktu sekret masih
segar masukkan segera sediaan ke dalam cairan
fiksasi 95% dan waktu fiksasi minimal selama 30
menit

2. sputum
- fiksasi alkohol 95% dikirim 3 kali, 3 hari berturut-turut
- dapat dikirim dalam bentuk sediaan apus
dengan prosedur seperti sitologi pap smear
3. urine/cairan rongga tubuh (cairan pleura,
ascites)
- dapat dikirim dalam bentuk sediaan apus
endapan dari hasil centrifuge cairan dan
dimasukkan dalam botol berisi cairan fiksasi
alkohol 95%

- urine/cairan pleura/ascites sebanyak 100-200 cc


dengan fiksasi alkohol 50% aa
3. FNAC (fine needle aspiration cytology)
Fiksasi kering : sediaan apus dikeringkan di
udara terbuka tanpa fiksasi, lalu kirim ke lab

Fiksasi basah : sedian apus direndam dalam


fiksasi alkohol 95% kemudian dikirim
 Pemeriksaan histopatologi yang
dilakukan pada waktu penderita masih
di meja operasi
 Untuk mengetahui ganas/tidaknya
kelainan atau tumor, yang kemudian
untuk menetukan terapi selanjutnya
 Waktu operasi  tumor yang
mencurigakan ganas  langsung
dibawa ke bagian PA untuk didiagnosa
 Autopsi yaitu bedah mayat klinik dan
merupakan tugas dari bagian PA

 Mengidentifikasi penyakit baru

 Menentukan sebab kematian

 Cara terbaik mendeteksi kesalahan


diagnosa
 Dilakukan oleh ahli kedokteran forensik

 Untuk menyelidiki kasus-kasus yang tidak


wajar atau kematian yang berlatar
belakang kriminal
 Histokimia yg mengkombinasikan teknik
biokimia dan histologi dlm mempelajari
struktur kimia jaringan dan sel
 Immunologi adalah ilmu yg berkaitan
dengan sistem imun, imunitas humoral dan
yg dimediasi sel serta respon imun
 Immunohistokimia (IHK) merupakan integrasi
dari kedua disiplin ilmu diatas
 Tujuan pemeriksaan
› untuk mendeteksi asal jaringan tumor yg
tidak dikenali
 CK20  organ intestinal
 LCA  organ lympoid
 AE1/3  jaringan epitelial
 Target terapi
› Mamma: ER, PR, HER2neu
› GIST: CD117
 FISH  fluoresence in situ hybridization
 CISH  chromogenic in situ hybridization
› Mendeteksi amplifikasi gen
› Mendeteksi translokasi gen
› Mendeteksi nomor kromosom
› dll
 Perubahan sel epitel pada keganasan
› Variasi ukuran inti
› Variasi bentuk inti/pleomorfik
› Perubahan kromatin inti : hiperkromatik, kromatin
kasar, vesikuler
› NC ratio meningkat
› Anak inti dapat terlihat

 Metaplasia :
› Penggantian satu jenis sel dewasa ke sel dewasa
lain
› Misal : perubahan epitel kolumner menjadi sel
skwamosa
 Displasia adalah merupakan perubahan sel
dewasa ke arah kemunduran dengan ciri khas
variasi ukuran, bentuk dan orientasi yang dapat
terjadi di epitel maupun jaringan ikat.

 Differensiasi : 1. Embriologi – proses di mana


terbentuk jaringan dengan sifat khusus. 2. Patologis
– derajat kemmiripan bentuk suatu neoplasma
terhadap jaringan induknya atau asalnya

 Undifferentiated cell adalah Sel yang tak cukup


differensiasi, organisasi atau spesialisasi
 Hiperkromatik : Meningkatnya pewarnaan histologik,
biasanya pada nucleus

 Hiperplasia :Pembesaran organ atau jaringan di dalamnya,


akibat bertambahnya jumlah sel

 Hipertrofi : Pembesaran organ, atau bagiannya akibat


bertambahnya ukuran sel

 Hipertrofi fisilogik : contohnya hipertrofi otot rangka dan otot


tungkai pada pengemudi becak dan hipertrofi otot rangka
pada binaragawan.

 Hipertrofi patologik ; disebabkan oleh keadaan patologik


seperti pada penderita hipertensi dan stenosis mitralis aorta
sehingga otot jantung membesar.
 Kariolisis : Disintegrasi dari inti

 Karioreksis : Fragmentasi inti pada sel yang nekrotik

 Karsinoma : Neoplasma ganas dari epitel

 Piknosis : Pemadatan/pelisutan inti di dalam sel


yang mati

 Polimorfisme : bentuk alel yang multiple pada


sebuah gen tunggal .

 Pleomorfisme : variasi yang nyata dalam bentuk


dan ukuran
1. Mengisi formulir pengiriman bahan
dengan lengkap
› Formulir PA & sitologi non ginekologi
› Formulir untuk pemeriksaan pap smear
2. Sediaan jaringan dikirim dalam keadaan
seluruh jaringan terendam dalam cairan
fiksasi formalin 10% buffer

Anda mungkin juga menyukai