KElOMPOK 4 :
ARVAN SULAIMAN
IRIEN RAHMANIAR HZ
SISKA MEYLANI SARI
UUN SOLEHA
A. TEORI INTERAKTIF
Teori interaktif menurut Schein (1970)
menekankan bahwa staff atau pegawai adalah manusia
sebagai suatu system terbuka yang selalu berinteraksi
dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis.
Sedangkan menurut Hollander (1978) pemimpin adalah
sebagai proses dua arah yang dinamis. Tiga dasar
komponen yang terlibat didalmnya yaitu : pemimpin,
staff, dan lingkungan/situasi
1. Kepemimpinan interaktif
Fokus untuk menekan ambisi pribadi dan membangun potensi
orang lain juga merupakan cirri utama kepemimpinan interaktif.
Kepemimpinan interaktif berarti bahwa pemimpin lebih menyukai
proses konsensual dan kolaboratif, serta pengaruh muncul lewat
hubungan, bukan kekuasaan posisi dan kewenangan formal.
Teori ini berasumsi bahwa memiliki karakteristik yang sangat
kompleks, mereka mempunya motivasi yang bervariasi dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Motivasi seseorang tidak tetap tetapi
berkembang sesuai perubahan waktu, tujuan bisa berbeda pada
situasi yang berbeda pula, penampilan seseorang dan produktivitas
dipengaruhi oleh tugas yang harus diselesaikan, kemampuan
seseorang, pengalaman dan motivasi, tidak ada strategi yang paling
efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi
B. TEORI Z
Teori Z adalah teori yang lebih menekankan pada peran
dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan yang
dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang
dan merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan.
Dengan demikian maka karyawan akan bekerja dengan lebih
efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya. Teori Z ini
pertama kali diusulkan oleh William Ouchi (1981), muncul
dari hasil observasi terhadap perbedaan-perbedaan, antara
bekerja di perusahaan Jepang dan di perusahaan Amerika
Serikat.
A. Sejarah Teori
Profesor Ouchi menghabiskan beberapa tahun menyelidik
syarikat Jepang dan memeriksa syarikat Amerika menggunakan gaya
pengurusan Teori Z. Menjelang 1980-an, Jepang terkenal kerana
produktiviti tertinggi di seluruh dunia, sementara produktiviti
Amerika telah merosot dengan banyaknya. Perkataan "Wa" dalam
bahasa Jepang telah digunakan kepada Teori Z kerana ia
membabitkan dengan menggalakkan kerja sama dan berkumpulan.
Perkataan "Wa" berarti bulat sempurna atau harmoni, yang
mempengaruhi masyarakat Jepang agar sentiasa berpasukan dan
mendapat penyelesaian bersama. Menggalakkan Teori Z dan
perkataan Jepang "Wa" adalah bagaimana ekonomi Jepang menjadi
begitu berkuasa. Dan juga kerana Jepang menunjukkan tahap minay
yang tinggi untuk bekerja, sesetengah penyelidik mendakwa bahawa
'Z' dalam teori Z mewakili 'Zeal' ("Bersemangat").
Ouchi menulis buku yang berjudul Theory Z How
American Business Can Meet the Japanese Challenge (1981),
dalam buku ini; Ouchi menunjukkan bagaimana syarikat Amerika
dapat memenuhi cabaran Jepang dengan gaya pengurusan
keberkesanan tinggi yang menjanjikan mengubah perniagaan pada
980-an. Rahsia kejayaan Jepang, menurut Ouchi, bukanlah
teknologi, tetapi cara khas mengurus manusia. “Ini merupakan
gaya pengurusan yang menumpu pada falsafah syarikat yang
kukat, budaya korporate yang jelas, pembangunan kakitangan
jangka panjang, dan membuat keputusan bersama-sama”(Ouchi,
1981). Ouchi menunjukkan bahawa hasil membuktikan
pertukaran kakitangan yang lebih rendah, peningkatan komitmen
kerja, dan peningkatan produktiviti dramatik
B. Prinsip Teori Z
1. Life Time Employment (Pekerjaan Seumur Hidup)
Di dalam hal bekerja, orang Jepang cenderung untuk bekerja seumur
hidup pada sebuah perusahaan saja dan tidak pernah berpikir untuk pindah
apabila tidak ada sebab-sebab yang luar biasa. Sebaliknya orang Amerika
terkesan merasa malu apabila dia tidak berpindah-pindah ke perusahaan-
perusahaan lain dengan kedudukan yang lebih tinggi (better achievement)
2. Slow Promotion and Evaluation (Promosi yang lamban dan proses
evaluasi)
Karena karyawan Jepang cenderung bekerja sampai pensiun dalam
sebuah perusahaan maka mereka menjalani promosi perlahan-lahan. Dalam
waktu kerja 10 tahun pertama, biasanya karyawana Jepang belum mempunyai
”pangkat” apapun, dalam masa tersebut terjadi kenaikan gaji dari waktu ke
waktu yang tidak didasarkan pada ”prestasi individual” tetapi lebih
berdasarkan para rumus rata-rata seluruh karyawan. Sebaliknya karyawan
Amerika merasa terlambat dipromosikan maka mereka segera mencari
perusahaan lain yang dapat memberi gaji dan pangkat lebih tinggi. Bagi orang
Amerika, kesetiaan pada profesi lebih penting daripada kesetiaan pada
perusahaan.
3. Non Specialized Career Path (Tidak spesialisasi dan jalur karir luas)
Dalam manajemen Jepang, karyawan tidak akan menempuh satu
jalur karir dengan spesialisasi pada bidang tertentu saja. Sebaliknya dalam
manajemen Amerika, jalur karir boleh dikatakan sangat sempit.
Spesialisasi sangat diutamakan dalam career planning.