Anda di halaman 1dari 9

Ketahanan

Pangan
Adinda Vienna Wulandari / 01
XI MIPA 1
PENGERTIAN KETAHANAN PANGAN
Undang-Undang No. 7 Tahun 1996, adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah
maupun mutu aman merata, dan terjangkau.

UU No. 18/2012 Tentang Pangan.


Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah "Kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara
berkelanjutan".

FAO (1997), Ketahanan pangan


Situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi
untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga
tidak beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
Strategi Dalam Upaya Pembangunan Ketahanan Pangan

Strategi yang dikembangkan dalam upaya


pembangunan ketahanan pangan adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan kapasitas produksi pangan nasional
secara berkelanjutan (minimum setara dengan laju
pertumbuhan penduduk) melalui intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi.
2. Revitalisasi industri hulu produksi pangan (benih,
pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian)
Strategi Dalam Upaya Pembangunan Ketahanan Pangan

3. Revitalisasi Industri Pasca Panen dan Pengelolaan


Pangan
4. Revitalisasi dan Restrukturisasi kelembagaan pangan
yang ada : Kopersasi, UKM, dan lumbung desa.
5. Pengembangan kebijakan yang kondusif untuk
terciptanya kemandirian pangan yang melindungi pelaku
bisnis pangan dari hulu hingga hilir meliputi penerapan
Teknikal Barrier for Trade (TBT) pada produk pangan,
insentif, alokasi kredit, dan harmonisasi tarif bea masuk,
pajak resmi dan tak resmi.
Sistem Ketahanan Pangan

• Sistem ketahan pangan terdiri dari tiga sub sistem utama


yaitu : ketersediaan, akses dan penyerapan pangan,
sedangkan status gizi merupakan outcome dari
ketahanan pangan. Ketersediaan, akses, dan
penyerapan pangan merupakan sub sisetem yang harus
dipenuhi secara utuh. salah satu subsistem tersebut tidak
dipenuhi maka suatu negara belum dapat dikatakan
mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun
pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional,
tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan
pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan
masih dikatakan rapuh.
Sistem Ketahanan Pangan

1. Sub Sistem Ketersediaan (Food Availability)

yaitu : ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi
untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi
sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan
pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai
jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.

2. Akses Pangan (Food Access)

Yaitu : Kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya
yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan
gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian
ataupun melalui bantuan pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri
dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada
pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat
isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan akses sosial
menyangkut tentang preferensi pangan
Sistem Ketahanan Pangan

3. Penyerapan Pangan (Food Utilization)

yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang


meliputi kebutuhan energi, gizi, air dan kesehatan lingkungan.
Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada
pengetahuan rumah tangga/individu, sanitasi dan
ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan, serta
penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita. (Riely et.al, 1999).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan
a. Lahan
Lahan merupakan faktor penting dalam penyediaan sumber
pangan, terutama yang terkait sumber pangan hasil budi daya
pertanian dan perkebunan. Semakin luas lahan potensial yang
digunakan untuk mengusahakan tanaman pangan, semakin baik
ketahanan pangan di suatu negara.

b. Iklim dan Cuaca


Iklim dan cuaca secara langsung ataupun tidak turut
mempengaruhi hasil sumber daya pangan. Indonesia memeiliki
dua musim yaitu kemarau dan penghujan, musim ini sangat
berpengaruh terhadap hasil dan produksi pertanian. Demikian
juga dengan keadaan pengaruh dari fenomena El Nino (musim
kemarau yang berkepanjangan) dan La Nina (meningkatnya
curah hujan sehingga menyebabkan banjir), walaupun ini tidak
terjadi di semua wilayah Indonesia, anamun berdampak juga
pada hasil pertanian.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan

c. Teknologi

Semakin tinggi teknologi yang dimiliki, maka akan semakin mudah


dalam melakukan proses produksi maupun meningkatkan hasil
produksi di suatu wilayah atau negara. Contoh : Penggunaan mesin
traktor untuk mengolah lahan, penggunaan GPS untuk nelayan,
penggunaan bibit bioteknologi untuk mempercepat pertumbuhan
dan hasil tanam dan hydrophonik untuk penanaman di wilayah yang
sempit.

d. Infrastruktur

Ketersediaan infrastruktur yang memadai baik di darat, laut maupun


udara akan mempercepat proses distribusi dari satu wilayah ke
wilayah yang lain. Hal ini akan meningkatkan ketahanan pangan
baik secara lokal maupun nasional di wilayah Indonesia ( negara
dengan wilayah kepulauan)

Anda mungkin juga menyukai