Anda di halaman 1dari 29

TRAUMA THORAX

Ns. Tiara, S.Kep.,MNS


Trauma thorax adalah penyebab kematian akibat trauma
setelah masalah di airway.
 sebagian besar tidak memerlukan tindakan bedah, jika
penolong mampu mengidentifikasi dg masalah di
breathing maka kemungkinan hidup klien bisa lebih
besar.
 keterlambatan dalam mengidentifikasi masalah pada
trauma thorak dapat menyebabkan hipoksia, hiperkarbia
)peningkatan Co2 darah), asidosis.

Definisi
 Airway Obstruction swelling, bleeding, or
vomitus that is aspirated into the airway,
interfering with gas exchange.
Most life-threatening
 thoracic injuries can be treated with airway
control or decompression of the chest with a
needle, finger, or tube
1.Takipneu
2.Napas pendek
3. Nyeri dada

GEJALA UMUM
 Inspeksi :
Pada leher dan dada dapat ditemukan JVP, memar ,
luka dada terbuka dan pergerakan dinding dada
 Auskultasi
Ada tidak nya suara nafas
 Perkusi
Pada dada apakah suara sonor, redup (dullness), pekak
(hipersonor)
 palpasi
IAPP Pada leher dan thoraks untuk menemukan nyeri tekan,
krepitasi, emfisema subkutis
 Akumulasi udara yang terperangkap
didalam rongga pleura.
 Semakin tinggi tekanan rongga pleura
menyebabkan kolapnya paru-paru pada
sisi tertentu mendorong mediastinum ke
arah kontra lateral.
TENSION PNEMOTHORAX
Tension Pneumothorax
Tension pnemotorax
 Nyeri dada  Suara nafas tidak terdengar
 jejas didaerah thorax pada sisi yang sakit
 Tachypnea  perkusi : Hipersonor pada
 Respiratory distress sisi yang sakit
 Tachycardi  ekspensi dada tidak
 Hypotension simetris
 Deviasi trakea ke arah yang  JVP
sehat  Cyanosis (late
manifestation)

TANDA DAN GEJALA


 tentukan garis
midkalvikula jarum
ditusukan pada superior iga
ke 2 udara akan
keluartekanan dada
berkurang.

Penanganan
 Suatu cedera yang mengancam
nyawa dimana terdapat trauma
penetrasi terbuka pada cavum
pleura yang menyebabkan
pneumothorak

Open Pneumothorax
Open Pneumothorax
Trauma penetrasi  membuka cavum pleura  ketika
inspirasi tekanan intrathoraks negatif  udara masuk 
ekspirasi udara keluar melalui saluran nafas normal dan
lubang luka  tekanan di intrathoraks berangsur-angsur
sama dengan tekanan di lingkungan luar  paru-paru
kolaps

Patofisiologi Open Pneumothorax


 Napas pendek
 Tachypnea,
 Terlihat ada bubble (gelembung udara
bercampur darah )
 Sucking Chest Wound

Sign and symptom


 fraktur iga multiple pada dia atau lebih
tulang iga dengan dua atau lebih garis
fraktur segmen ‘bebas’ akan bergerak
berlawanan dari gerakan dinding dada
yang lain saat inspirasi dan ekspirasi.

FLAIL CHEST
Flail Chest
 nyeri dada
 gerakan dinding dada paradoksal
 Hipoksemia b.d kontusio paru
 Peningkatan usaha bernafas
 terhalangnya ekspansi / pengembangan rangka thorax
karena nyeri .

Tanda dan gejala


 Darah yang masuk ke ruang perikardium karena
robeknya miokard/ pembuluh darah karena trauma.
 Akumulasi cairan dalam ruang perikardium yang
menyebabkan berkurangnya pengisian ventrikel
(diastolik) yang berakibat terganggunya hemodinamik.
 Sering disebabkan oleh trauma tembus, tapi bisa juga
trauma tumpul.

Cardiac Tamponade
 Cardiac tamponade is compression
of the heart by an accumulation of
fluid in the pericardial

Cardiac tamponade :
 Phase I: Akumulasi cairan perikardium  peningkatan
kekakuan ventrikel  membutuhkan tekanan
pengisian yang lebih besar. Selama fase ini, tekanan
pengisian ventrikel kiri dan kanan lebih besar
dibandingkan tekanan intraperikardial.
 Phase II: Dengan semakin bertambahnya akumulasi
cairan, tekanan perikardial meningkat di atas tekanan
pengisian ventrikular, mengakibatkan penurunan
3 fase perubahan
Cardiac output . hemodinamik pada
tamponade jantung lanjut dari Cardiac output
 Phase III: penurunan
Cardiac Tamponade
1. Dispnea
2. Trias beck
 distensi vena jugularis
 bunyi jantung redup dan jauh
 hipotensi

TANDA DAN GEJALA


 Seoarang laki-laki usia 30 th datang ke UGD diantar oleh
keluarganya setelah mengalami KLL, klien merintih,
mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada dan paha
kanannya. Saat dilakukan pemeriksaan fisik Pasien sadar
tapi terlihat bingung, cemas, dan kesulitan bernafas, RR
40x/menit, nadi:110x/menit;lemah, TD: 90/50 mmhg,
Wajah dan bibir terlihat kebiruan, Kulit pucat, dingin,
berkeringat dingin, Tampak memar disekitar dada kanan
bawah sampai ke samping GCS: 13 (E:3, M:6, V:4),
Trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi, tanpak
deformitas, memar, hematom pada paha tengah kanan.
Contoh kasus
 Ny. K datang ke IGD setelah tertabrak motor saat
menyeberang jalan. Saat dikaji, terdapat
hematoma di kepala,keluar darah dari hidung dan
telinga, fraktur terbuka di femur kiri, . Saat di
panggil tidak menjawab dan berespon dengan
rangsang nyeri, ekstremitas fleksi. Terdapat
gurgling, jejas di clavikula kanan, suara nafas
vesikuler, perkusi : hipersonor dan tampak trakea
bergeser ke kiri. TTV : TD 90/70 mmHg, HR :
110 kali/menit, RR : 32 kali / menit, Suhu : 35,1
oC. CRT > 2 dtk. Sp02 89%.
Pasien laki-laki datang usia 35Th datang ke IGD
diantar oleh polisi setelah tertabrak motor saat
menyeberang jalan. Saat dikaji, terdapat
hematoma di kepala,keluar darah dari hidung dan
telinga, fraktur terbuka di femur kanan, . Saat di
panggil tidak menjawab dan berespon dengan
rangsang nyeri, ekstremitas fleksi abnormal .
Terdapat gargling, jejas di clavikula kanan, suara
nafas tidak terdengar, perkusi : sonor dan
terdapat sucking chest wound. TTV : TD 90/70
mmHg, HR : 110 kali/menit, RR : 34 kali / menit,
Suhu : 35,1 oC CRT >2 dtik. SpO2 87%

Anda mungkin juga menyukai