Anda di halaman 1dari 12

~ PENGOLAHAN NIKEL ~

Kelompok 4 :
M Dinar Harum M (121160090)
Sesa Pitula (121160099)
Rangga Hidayatullah (121160102)
Darul Fahmi A (121160105)
• Latar belakang
Metalurgi yang sejatinya berkaitan dengan
dunia pertambangan dimana metalurgi merupakan
ilmu pengetahuan untuk mendapatkan logam dari
bijihnya dan menjadikan logam sebagai produk yang
mempunyai nilai guna. Sebagaimana diketahui salah
satu proses pertambangan adalah pengolahan, baik
pengolahan bahan galian logam maupun bahan galian
non logam. Salah satu bahan galian logam adalah
nikel. Sebagai salah satu sumber daya yang memiliki
banyak kegunaan maka nikel penting untuk dilakukan
pengolahan agar bermanfaat dan bernilai guna.
• Nikel adalah salah satu elemen utama dari inti bumi yang diperkirakan sebagian
besar terbuat dari campuran nikel dan besi. Nikel logam yang sangat keras dan
putih mengkilap ditemukan dalam kerak bumi di mana merupakan unsur ke dua
puluh dua yang paling berlimpah.

• Pada umumnya bijih nikel dibedakan sesuai dengan mineralnya menjadi;


1. Bijih sulfidik yang terjadi karena replacement dan magmatic
2. Bijih silikat yang terjadi karena pelapukan (laterisasi) dari batuan ultra basa.
• Genesa Pembentukan Bijih Nikel
Nikel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang
mengandung nikel. Ferronikel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam paduan)
antara besi (ferrum) dan nikel. Nikel bisa berasal dari Laterite (Ni Oxides) hasil
proses pelapukan batuan Ultramafik dan Sulfida (Ni Sulphides) hasil dari proses
magmatisme.
• Adapun mineral-mineral utama pada logam bijih nikel yaitu antara lain:
1. Millerit, NiS
2. Smaltit (Fe,Co,Ni)As
3. Nikolit (Ni)As
4. Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
5. Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
• Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu:
1. Sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan
batuan beku ultrabasa.
2. Sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan
pirit, pirotit, dan kalkopirit.

• Operasi penambangan nikel biasanya digolongkan sebagai tambang terbuka


dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengeboran
Pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mendapatkan
gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Pembersihan dan pengupasan
Lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu
ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.
3. Penggalian
Lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke tempat pengolahan.
• Dalam proses pengolahan bijih nickel meliputi beberapa tahapan proses utama
yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan
Pengemasan.

1. Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral
berharga bisa terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini
untuk nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya
dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder.
2. Pengeringan di Tanur Pengering (Drying)
Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan sebagian
kandungan air dalam bijih basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian
dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di gudang bijih kering (Dry Ore
Storage). Dimana drying atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadar
moisture dalam bijih. Biasanya kadar moisture dalam bijih sekitar 30-35 % dan
diturunkan dalam proses ini dengan rotary dryer menjadi sekitar 23%
(tergantung desain yang dibuat). Dalam rotary dryer ini, pengeringan dilakukan
dengan cara mengalirkan gas panas yang dihasilkan dari pembakaran pulverized
coal dan marine fuel dalam Hot Air Generator (HAG) secara Co-Current
(searah) pada temperature sampai 200 C.
3. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih
nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara
sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air
bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel logam. Proses ini
berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi
dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan
komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik. Selain
itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur
reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang telah
tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang.
Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 700oC.
4. Peleburan di Tanur Listrik (smalting)
Pada tahap ini, calcine akan dilebur di dalam tungku lebur yaitu electric
furnace. Kalsin dilebur menjadi matte yang memiliki kualitas tertentu. Selain nikel
matte, pada tahap ini juga dihasilkan slag/pengotor. Tahap ini menghasilkan Nikel matte
yang mengandung nikel sekitar 27 persen. Matte cair ditampung dalam ladle untuk
selanjutnya ditransfer menuju converter.
5. Pengkayaan di Tanur Pemurni (refining)
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen
menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag
diangkut ke tanur pemurni / converter untuk menjalani tahap pemurnian dan
pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan udara dan
penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida dan membentuk ikatan yang
memiliki berat jenis lebih rendah dari matte sehingga menjadi mudah untuk
dipisahkan. Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan atau
memperkecil kandungan sulfur dalam crude Fe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi.
Converting dilakukan dalam Top Blown Kaldo Type Rotary Converter (TBRC) atau
dalam Pierce Smith Converter.
6. Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang
siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari
secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini
menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-
butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
• Dampak Nikel Bagi Kesehatan
Paparan nikel dalam jumlah besar akan memiliki konsekuensi sebagai berikut:
1. Kemungkinan lebih tinggi mengalami kanker paru-paru, kanker hidung, kanker
laring, dan kanker prostat
2. Sakit kepala dan pusing setelah terpapar gas nikel
3. Emboli paru
4. Kegagalan pernapasan
5. Janin lahir cacat
6. Asma dan bronkitis kronis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai