Anda di halaman 1dari 45

PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGEN
PENDAHULUAN
 Semua sel dalam tubuh menghasilkan
energi
 Energi digunakan untuk menyelenggarakan
fungsi selulernya
 Energi didapat melalui metabolisme zat
makanan (gula/ glukosa) dalam rangkaian
reaksi kimia dengan menggunakan oksigen
 Reaksi kimia menghasilkan : energi, H2O
dan CO2
Oksigen merupakan kebutuhan dasar
yang paling vital dalam kehidupan

 Apabila tubuh < O2  sel mendapat energi dari


glikolisis anaerob  menghasilkan energi dalam
jumlah sedikit & asam laktat
 Glikolisis anaerob berlangsung lama  timbunan asam
laktat akan merubah situasi cairan tubuh menjadi
lebih asam  menyebabkan aktivitas sel menurun
 Dampak penurunan aktivitas sel :
* nafsu makan hilang
* penurunan jumlah urine
* pusing/ sakit kepala
* wajah nampak ngantuk
* cemas
* lelah

Pada kondisi lebih berat : penurunan tk kesadaran 


koma (diawali klien gelisah & tidak kooperatif.
OKSIGENASI
Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2

Melibatkan sistem :
• Respirasi
• Kardiovaskuler

Terjadi melalui 3 tahapan :


1. Ventilasi paru
2. Difusi Gas
3. Transportasi Gas
VENTILASI PARU
 Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan
keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir  terjadi
saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)
 Dipengaruhi oleh :
a. Tekanan O2 atmosfir
b. Keadaan saluran nafas
c. Complience & recoil
d. Pengaturan nafas
a. Tekanan O2 atmosfir
 Merupakan jumlah tekanan berbagai gas
yang terkandung dalam udara
 Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk
b. Keadaan saluran nafas
 Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan
melewati saluran nafas  hidung,
pharynx, larynx, trachea, broncus,
bronchiolus, alveoli
 Gangguan dalam atau diluar saluran nafas
ata(sekret, spasme, benda asing, masa,
dll) dapat memprsulit ventilasi
c. Complience & Recoil
 Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax
 Kemampuan dibentuk oleh :
* Gerakan turun naik diafragma melalui kontraksi dan
relaksasi otot diafragma untuk memperbesar dan
memperkecil rongga dada  gerakan akan terhambat pada
: kondisi nyeri pada abdomen akibat trauma/ pembedahan,
distensi abdomen

* Elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan/ menurunkan


diameter anteroposterior rongga dada melalui kontraksi &
relaksasi otot-otot pernafasan  keadaan ini dpt terganggu pada
: bentuk dada yg abnormal, multiple fracture costae, gangguan
hubungan saraf-otot, kerusakan pusat nafas
* Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat
mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal
elastisitas jaringan paru :

a. Jaringan paru berubah menjadi jaringan ikat 

shg complience paru menurun

b. jaringan paru dapat berkembang tetapi saat recoil terbatas

 shg CO2 tertahan (emphysema)

* Adanya surfactant ; yaitu zat phospholipid yg terdpt pada lapisan


cairan yg meliputi permukaan alveoli & bersifat menurunkan
tegangan permukaan alveoli  shg paru-paru mudah berkembang
& mencegah kolaps paru
d. Pengaturan nafas
 Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons
DIFUSI GAS

 Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli


dengan kapiler paru
 Dipengaruhi oleh :
– Ketebalan membran respirasi
– Luas permukaan membran
– Koefisien difusi
– Perbedaan tekanan
Pemeriksaan
1. Ketebalan membran respirasi
a. Inspeksi :
- Retraksi intercostals, retraksi substernal (klien dg
edema paru/ radang paru akut)
- Pernafasan cepat & dangkal
- Pernafasan cuping hidung

b. Auskultasi :
- Rales (edema paru/ radang paru akut)

c. Perkusi :
- Redup/ dullness (edema paru/ radang paru akut)
2. Perubahan luas permukaan paru :
- Adakah riwayat operasi 
pengangkatan lobus paru
- Hasil pemeriksaan thorak photo ?

3. Perkiraan tekanan gas pada alveoli :


- Tanda-tanda hambatan ventilasi
TRANSPORTASI GAS

Untuk transportasi
gas (O2 & CO2)
ditentukan oleh
aktivitas sistem
KARDIOVASKULER
Transport Oksigen

Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru


ke jaringan-jaringan melalui 2 cara :

1. Secara fisik : larut dalam plasma  3 %


2. Secara Kimia : berikatan dengan Hb dalam
bentuk oxyhaemoglobin/ HbO2  97 %
Transport CO2
Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian
dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara :

1. Secara fisik : larut dalam plasma  5 %


2. Secara kimia : bergabung dengan Hb membentuk
Carbaminohaemoglobin  30 %
3. Berikatan dengan air dan kemudian membentuk
bikarbonat plasma  65 %
Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml
CO2 per 100 ml darah ditransport dari
jaringan ke paru-paru

CO2 penting bagi keseimbangan asam


basa
TRANSPORTASI GAS DIPENGARUHI OLEH :

1. Curah Jantung
2. Jumlah eritrosit

3. Exercise

4. Hematokrit darah

5. Keadaan pembuluh darah


Curah Jantung

 Normal dewasa 5 lt
 Melalui darah o2 ditransport
 Peningkatan curah jantung 
kecepatan transport O2 ke
jaringan & CO2 dari jaringan
Jumlah Eritrosit

 O2 ditrasport secara kimia


berikatan dengan Hb yang
terdapat dalam eritrosit
 Penurunan eritrosit &
konsentrasi Hb  menurunkan
transport oksigen
Exercise

 Pada gerak badan/ atlet terlatih


kecepatan transport O2 ke jaringan
meningkat 15-20 kali dari normal
 Exercise meningkatkan produksi
CO2  merangsang pusat nafas &
meningkatkan kecepatan denyut
jantung sehingga mempercepat
pengiriman CO2 keluar tubuh
Hematokrit
 Peningkatan hematokrit akan
meningkatkan viskositas darah sehingga
beban jantung meningkat 
mengakibatkan penurunan curah jantung
 Peningkatan HCT menggambarkan jumlah
cairan berkurang, sementara 65 % CO2
ditransport dalam keadaan berikatan H2O
 Penurunan HCT menggambarkan
rendahnya konsentrasi eritrosit dalam
darah  menyebabkan penurunan
transportasi O2
Keadaan pembuluh darah

 Sumbatan/ penyempitan
pembuluh darah (arterioslerosis)
 penurunan pengiriman darah
 berakibat penurunan
transportasi O2 ke jaringan
 Sumbatan vena  penurunan
pengiriman CO2 ke jaringan
Kebutuhan O2 dipengaruhi oleh :
 Ketinggian
 Lingkungan (dingin/ panas)
 Latihan/ Exercise
 Emosi (takut, cemas, marah)
 Status kesehatan
 Gaya hidup (perokok)
THERAPI OKSIGEN
Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat
dilakukan dengan cara :
TUJUAN TERAPI OKSIGEN

 Mencegah terjadinya hipoksia


 Terapi terhadap hipoksia
Beberapa factor yang mempengaruhi
terjadinya hipoksia antara lain :

 Kadaroksigen yang rendah


 Gangguan jalan nafas dan pernafasan
 Gangguan difusi
 Gangguan transport oksigen
 Gangguan ekstraksi oksigen atau
penggunaan oksigen dijaringan
Tanda dan gejala hipoksia antara lain :

 sesak nafas
 pernafasan cuping hidung
 Adanya gerak otot nafas tambahan ; retraksi
interkostal suprasternal
 Takhikardia
 tekanan darah meningkat
 keringat dingin
 Gelisah dan bingung
 Dalam keadaan berat dapat terjadi sianosis
Prinsip alat
untuk terapi oksigen :

 FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan


 Tidak terjadi rebreathing-penumpukan
CO2
 Resistensi minimal
 Effisiensi dan ekonomis
 Nyaman untuk pasien
Macam-macam alat terapi
oksigen
 Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)
 Masker sederhana ; 6-8 lpm (simple mask : 40-60 %)
 Partial non rebreathing mask ; 6- 10 lpm (40-60 %)
 Rebreathing mask ; 10-12 lpm (80-90 %)
 Bag valve mask (bag & mask : 100 %)
 Respirator (21-100 %)
Nasal kateter-nasal prong
Masker sederhana
Sungkup Berbalon
Bag valve mask
Ventilator
Alat oksigen
1. Manometer
2. Humidfier
3. Flowmeter
4. Tabung oksigen
5. Nasal kanul
6. Masker oksigen
Beberapa contoh keadaan atau penyakit
yang memerlukan terapi oksigen

 Gagal nafas
 Shock
 Akut Miokard infark
 Payah jantung
 Keracunan carbon monoksida (CO)
 Trauma multiple berat
 Luka baker > 25 %
 Pasca bedah
 Sepsis
 Dll.
Tugas Kelompok
 Humidifikasi/ nebulezer
 Fisiotherapi nafas
 Latihan pernafasan (breathing exercise) antara
lain : pursed lip breathing, Diaphragma
Breathing, Batuk efektif
 Clapping
 Vibrating
 Postural drainage
 Bronchial Toilet
Pembahasan tugas
 Pengertian
 Tujuan
 Indikasi
 Jenis
 Persiapan alat
 Persiapan klien
 Prosedur tindakan
 Hal-hal yg harus diperhatikan
 Dll.
Pengkajian keadaan saluran nafas

a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan


bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe
pernafasan ?
b. Apakah klien batuk ?  ya  batuk
kering/ sputum ?  sputum  jumlah,
konsistensi, warna ?
Adakah hemoptisis ?
Apakah batuknya berat ?
c. Bagaimana suara nafasnya ?
- Bersihkah ?
- Adakah suara nafas tambahan, spt :
* Snoring (ngorok)  akibat jalan nafas tersumbat oleh pangkal
lidah yg jatuh ke belakang (koma)
* Gargling (spt suara kumur-kumur)  terdengar saat terdpt
muntahan, atau sekret pada sal nafas besar
* Crowing (lengking)  terdengar pada penyempitan larynx akibat
spasme atau desakan oleh benda asing
- Inspeksi : adanya retraksi sternokleidomastoid yg mengambarkan
kesulitan inspirasi akibat sumbatan jalan nafas
- Auskultasi paru, adakah :
* Wheezing ; terdengar pada penyempitan jalan nafas
* Rales ; terdengar pada peningkatan kelembapan saluran nafas
* Ronchi ; terdengar pada akumulasi sekret
- Palpasi daerah leher : adakah pembesaran
thyroid
- Adakah klien merasakan nyeri pada thorax
atau abdomen ? Kel nyeri akan
menghalangi kemampuan batuk
Daftar Pustaka
 Corola, Harley, Noback, 1992, Human Anatomy & Physiology, International
edition, Mc Graw Hill Inc, USA
 Kemp, B. & Pilitteri, A.,1990, Fundamental of Nursing, WB saunders
Company, Philadelphia
 Kozier , Erb, Olivery, 1999, Fundamental of Nursing, Concept,
Process and Practice, 5th edition, Weshley Publishing Company Inc,
California.
 Sherwood, 1997, Human Psysiology, 3rd edition, Wadsworth Publishing
Company, Belmont
 Smeltzer, Suzanne C,Brenda GB., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth, 8th edition, Volume 1, Jakarta, EGC
 Smith, S.F. & Duell, DJ.,1992. Clinical Nursing Skill, Nursing Process Model
Basic to Advanced Skill, Appleton & lange, Norwalk
 Williams, 1999, Fundamentals of Nursing, Collaboration for Optimal Health,
2nd edition, Appleton & lange, Standford, Connecticut

Anda mungkin juga menyukai