1 h
Lebar puncak B 2mh (m)
m
Kedalaman air h (m)
Kedalaman A (m)
D
hidraulik B
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN TERBUKA
B Rumus Satuan
Lebar puncak
B sin .d
(m)
d 2
h
Kedalaman air h (m)
Luas penampang A
1
sin .d 2 (m2)
basah 8
radian
Penampang lingkaran Keliling basah 1
P .d
penampang (m)
2
Kedalaman A
D (m)
B
hidraulik
Luas penampang 2
(m2)
A Bh
basah 3
Penampang parabola 2
Keliling basah 8h
P (m)
penampang 3 B
Jari-jari hidraulik R
A
(m)
penampang P
A V Q
A1 V1 A2 V2 = konstan
Dimana:
Q : debit aliran (m3/det)
A : luas penampang basah saluran (m2)
V : kecepatan aliran (m/det)
FREEBOARD (TINGGI JAGAAN)
S A B
V
A
S
B
t
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
S A B = jarak antara A dan B (m)
t = waktu tempuh pelampung (det)
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
Metode baling-baling
1. Pengukuran dengan 1 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan aliran hanya dilakukan pada satu titik saja, yaitu dapat
diukur pada 0,6 atau 0,5 atau 0,2 kedalaman aliran dari permukaan air.
Current
V V0, 6
meter
V C1 V0,5
V C2 V0, 2
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 6 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V0,5 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,5 dari muka air (m/det)
V0, 2 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
C1 = koefesien (diambil 0,96)
C2 = koefesien (diambil 0,88)
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
2. Pengukuran dengan 2 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan dilakukan pada 2 titik pengukuran
yaitu pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kedalaman aliran dari
permukaan air.
V0,2 V0,8
V
2
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 2 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0,8 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
3. Pengukuran dengan 3 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan dilakukan pada 3 titik pengukuran
yaitu pada kedalaman 0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman aliran dari
permukaan air
1
V V0,6
V0,2 V0,8
2 2
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 2 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0, 6 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V0,8 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
DI LAPANGAN
4. Pengukuran dengan 5 titik pengukuran
Pengukuran kecepatan dilakukan pada 5 titik pengukuran
yaitu pada kedalaman 0 (permukaan); 0,2; 0,6; 0,8 dan 1,0
(dasar) kedalaman aliran dari permukaan air.
S A B
V
A
B
t
S
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
S = jarak antara A dan B (m)
A B
1 2
V R 3 S1/ 2
n
Dimana:
R = jari-jari hidraulis saluran (m)
S = kemiringan memanjang saluran
n = angka kekasaran manning,
tergantung bahan lapisan permukaan
saluran (Tabel 3.1)
ANGKA KEKASARAN MANNING
No Lapisan saluran n
V C RS
1
R 6
C
n
Dimana:
R = jari-jari hidraulis saluran (m)
S = kemiringan memanjang saluran
C = koefesien Chesy
n = angka kekasaran manning
MENENTUKAN NILAI C
SECARA EMPIRIS
0,00155 1
23
Rumus Kutter : C t n
0,00155 n
1 23 .
S R
87
C
Rumus Bazin :
1
R
Dimana:
n = angka kekasaran manning
S = kemiringan memanjang saluran
= berat jenis bahan lapisan saluran.
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA
METODE EMPIRIS
Metode Strikler
Dimana:
V K R 2 / 3 S1/ 2
R = jari-jari hidraulis saluran
K = koefesien Strikler,
tergantung dari debit dan
Tabel. Beberapa nilai koefesien Strikler
perawatan saluran
S = kemiringan memanjang Debit (m3/det) K
saluran
> 10 50,0
5-10 47,5
<5 45,0