Anda di halaman 1dari 13

- Raditya C.

N 16020102
- Adhitya F. 17020002
METODE PENELITIAN -
-
Adzkia N.A.H
Bnada A.A
17020007
17020018
- Cakra B.P. 17020019
TOPIK

PENCELUPAN ZAT WARNA REAKTIF


JUDUL
- Peningkatan Penyerapan Kain Kapas terhadap Zat Warna Reaktif
dengan Metode Kationisasi Menggunakan Polidialildimetil Amonium
Klorida
- Peningkatan Penyerapan Kain Kapas pada Pencelupan Zat Warna
Reaktif dengan Metode Kationisasi Menggunakan Polidialildimetil
Amonium Klorida terhadap Ketuaan dan Kekuatan Tarik
- Pengaruh Kationisasi Serat Kapas Menggunakan Polidialildimetil
Amonium Klorida pada Pencelupan Zat Warna Reaktif terhadap
Ketuaan dan Kekuatan Tarik
- Pengaruh Kationisasi Serat Kapas Menggunakan Polidialildimetil
Ammonium Clorida pada Pencelupan Zat Warna Reaktif Panas
terhadap Ketuaan dan Kekuatan Tarik
KATA KUNCI
- Serat kapas
- Pencelupan zat warna reaktif
- Kationisasi kapas
- Polidialildimetil Amonium Clorida
TELAAH PUSTAKA
Serat Kapas
 Serat-Serat Tekstil, Soeprijono dkk, Institut Teknologi Tekstil, 1973

Serat kapas merupakan serat alam yang tersusun oleh polialkohol dengan
ikatan hidrogen yang kuat karena adanya gugus hidroksil didalam molekul
polimer dan tidak mudah putus meskipun berada didalam air. Serat kapas
tidak tahan asam kuat karena akan terjadi hidrolisis menjadi glukosa yang
dinamakan hidroselulosa namun lebih tahan terhadap alkali dibandingkan
dengan suasana asam.
Kationisasi
 Peningkatan kemampuan pencelupan kain kapas terhadap zat warna reaktif melalui proses kationisasi
, Cica Kasipah dkk, Arena Tekstil, 2015.

Proses kationisasi kain kapas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan


pencelupan kain kapas terhadap zat warna reaktif melalui modifikasi
makromolekul selulosa sehingga memiliki muatan positif untuk mempermudah
pengikatan gugus anion pada zat warna reaktif. Penelitian ini menggunakan
polidialildimetil amonium klorida (PDADMAC) dan amonium sulfat untuk
memberikan muatan positif pada serat kapas. Kationisasi kain kapas dengan
PDADMAC memberikan nilai ketuaan, intensitas dan beda warna yang lebih
baik dibandingkan amonium sulfat. Kationisasi dapat mengurangi bahkan
mengeliminasi penggunaan zat pembantu pada pencelupan kain kapas
dengan zat warna reaktif. PDADMAC dapat menghilangkan penggunaan
elektrolit dan alkali. Sedangkan amonium sulfat dapat menghilangkan
penggunaan elektrolit dan mengurangi pemakaian alkali. Penggunaan
PDADMAC dan amonium sulfat tidak mengakibatkan penurunan kekuatan
tarik kain.
 Improving the environmental and economic aspects of cotton dyeing using a cationised cotton, Petter J
Hauser, Adham H Tabba, 2001.

Afinitas zat warna yang rendah ditingkatkan dengan penambahan elektrolit.


Penggunaan konsentrasi elektrolit yang tinggi menyebabkan kelarutan zat
warna reaktif berkurang mengakibatkan penurunan penyerapan zat warna
dan banyak zat warna yang tidak terfiksasi bahkan sering menggunakan zat
pemfiksasi untuk meningkatkan ketahanan luntur warna pencucian. Sebagai
hasilnya menyebabkan volume air limbah yang banyak mengandung zat
warna dan zat pembantu lainnya. Dengan meningkatkan afinitas zat warna
melalui proses kationisasi ini diharapkan mengurangi jumlah zat warna yang
tidak terfiksasi.
 KIM, J. Y., & Choi, H.,M., (2014), Cationization of periodate-oxidized cotton cellulose with choline
chloride, Cellulose Chem. Technol., 48 (1-2), 25-32.

Selulosa dapat dikationisasi dalam tiga pendekatan. Pendekatan pertama


yaitu melalui proses kationisasi langsung menggunakan senyawa kimia dengan
kelompok fungsional yang cocok dan bereaksi dengan gugus hidroksil pada
selulosa. Senyawa yang sesuai untuk cara ini adalah N-(3kloro-2-hidropropil)
trimetil amonium khlorida. Pendekatan kedua yaitu melalui penambahan
senyawa pengikat (binding) berupa kelompok fungsional kationik seperti
dimetilol dihidroksi etilen urea yang bereaksi dengan baik dengan gugus
hidroksil pada selulosa. Proses ini digunakan terutama untuk aplikasi tekstil
dengan proses paddry (rendam-peras-kering). Pendekatan ketiga yaitu
menggunakan polimerisasi cangkok senyawa kationik pada monomer atau
polimer selulosa.
Pencelupan zat warna Reaktif
 Basic Principles of tixtile coloration, Arthur D Broadbent, Society of Dyers and Colourists and printed, 2001

Pencelupan kapas dengan zat warna reaktif dalam suasana basa menghasilkan
atom klorin reaktif pada cincin triazina yang disubstitusi oleh atom oksigen dari
gugus hidroksil selulosa. Peran alkali dalam pencelupan adalah menyebabkan
disosiasi asam terhadap beberapa gugus hidroksil dalam selulosa, kemudian
mengion menjadi ion selulosat (Cell-O-) yang bereaksi dengan pewarna. Zat warna
reaktif dapat dibagi sesuai dengan struktur kelompok reaktif, dalam
haloheterocycle dan pewarna berbasis vinil sulfon, yang bereaksi dengan selulosa
melalui substitusi nukleofilik. Secara komersial, sistem yang paling banyak digunakan
adalah: vinyl sulfone (VS), monochlorotriazine (MCT), pewarna bifungsional, difluoro
chloropyridine (DFCP), monofluorotriazine (MFT) dan diklorotriazin (DCT). Selain
bereaksi dengan serat, zat warna reaktif juga bereaksi dengan air (hidrolisis
pewarna) dalam bentuk yang tidak dapat mengikat kapas, namun berperilaku
sebagai pewarna substantif yang dapat mempengaruhi tahan warna luntur pada
kain. Kelemahan utama zat warna reaktif adalah kelelahan ekuilibrium yang rendah,
karena afinitas pewarna rendah untuk kapas, membutuhkan garam dan alkali dalam
jumlah tinggi dalam bak pencelupannya.
Polialildimetil Ammonium Klorida
 Peningkatan kemampuan pencelupan kain kapas terhadap zat warna reaktif melalui proses kationisasi
, Cica Kasipah dkk, Arena Tekstil, 2015.

Polidialildimetil amonium klorida (PDADMAC, CAS No.7398-69-8) adalah


polielektrolit sintetik yang kuat, larut dalam air, tidak beracun dan mudah
terurai. PDADMAC terdiri dari unit siklik dan gugus amonium kuartener pada
setiap rantainya dan merupakan polimer kationik dengan rumus kimia
[(CH3)2N+(CH2CH=CH2)2]Cl-, senyawa tersebut akan terionisasi dalam air
seperti terlihat pada Gambar 6.11 Amonium kationik pada senyawa
tersebutlah yang mungkin terserap dan memberikan muatan positif ke dalam
kain kapas.
PETA LITERATURE
Serat Kapas
 Serat-Serat Tekstil, Soeprijono, Institut Teknologi Tekstil, 1973
 Basic Principles of tixtile coloration, Arthur D Broadbent, Society of Dyers and Colourists and printed, 2001

Kationisasi
 cationization of cotton for low – salt or salt – free dyeing, D P Chattopadhyay, Indian journal of fibre and
textile research, 2001
 Peningkatan kemampuan pencelupan kain kapas terhadap zat warna reaktif melalui proses kationisasi ,
Cica Kasipah dkk, Arena Tekstil, 2015.
 Continuous dyeing of cationised cotton with reactive dyes, Shufen Zhang dkk, Coloration Technology, 2005.
 Improving the environmental and economic aspects of cotton dyeing using a cationised cotton, Petter J
Hauser, Adham H Tabba, 2001.
 Dyeing Cationic Cotton with Fiber Reactive Dyes: Effect of Reactive Chemistries, Hauser, Peter J.; Tabba,
Adham H, Vol 2, 2002.
 KIM, J. Y., & Choi, H.,M., (2014), Cationization of periodate-oxidized cotton cellulose with choline chloride,
Cellulose Chem. Technol., 48 (1-2), 25-32.
Pencelupan Zat Warna Reaktif
 Basic Principles of tixtile coloration, Arthur D Broadbent, Society of Dyers and Colourists and printed,
2001

Polialildimetil Ammoium Klorida


 Characterization of the cationic polyelectrolyte poly(diallyl dimethyl ammonium chloride) by
ultracentrifugation methods, C h. Wandrey, E Gornitz, 1992.
 Diallyldimethylammonium Chloride and its Polymers, C. Wandrey, J. Hernández-Barajas, D. Hunkeler,
1999.
 Peningkatan kemampuan pencelupan kain kapas terhadap zat warna reaktif melalui proses kationisasi
, Cica Kasipah dkk, Arena Tekstil, 2015.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai