Anda di halaman 1dari 58

PERKEMBANGAN TERAKHIR

STANDAR PROFESIONAL
DAN KODE ETIK
Godang P. Panjaitan

Professional Recognition Program


Jakarta, 24 Oktober 2013
MATERI PEMBAHASAN
• Standar Profesional yang Berlaku
• Perumusan Opini Bentuk Baku (SA 700)
• Opini Modifikasian (SA 705)
• Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain (SA 705)
• Informasi Komparatif (SA 710)
• Pemutakhiran Standar Profesional

2
STANDAR PROFESIONAL YANG
BERLAKU

3
SEJARAH STANDAR AUDITING
DI INDONESIA
• 1957: berdiri Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
• 1973: Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA)
• 1994: Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
• 2001: SPAP per 1 Januari 2001 (perombakan besar: sebagian besar merupakan
adopsi GAAS AICPA)
• 2007: berdiri Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), kewenangan penetapan
standar profesi diberikan kepada IAPI
• 2013: SPAP per 1 Januaari 2013 (perombakan besar: adopsi standar-standar
IFAC)

4
STANDAR IFAC
IFAC Code of Ethics for Professional Accountants

ISQCs 1-99 International Standards on Quality Control

Related Services
International Framework for Assurance Engagements
Framework

Audits and Reviews of Historical Assurance Engagements Other Than


Financial Information Audits or Reviews of Historical Financial Information

ISREs 2000-2699 ISAEs 3000-3699


ISAs 100-999
International Standards International Standards ISRSs 4000-4699
International Standards
On Review On Assurance International Standards
On Auditing
Engagements Engagements On Related Services

IAPSs 1000-1999 IREPSs 2700-2999 IAEPSs 3700-3999 IRSPSs 4700-4999


International Auditing Reserved for Reserved for Reserved for
Practice Statements International Review International Assurance International Related
Engagement Practice Engagement Practice Services Practice
Statements Statements

5
STRUKTUR STANDAR SPAP
SAAT INI
Perikatan
(Engagement)

Perikatan Atestasi Perikatan Non


Atestasi

Pemeriksaan
Audit atas
(Examination) Tipe Perikatan Atestasi
Laporan
atas Laporan Lain
Keuangan
Keuangan
Historis
Prospektif
• Standar untuk • Standar Jasa
Pelaporan Akuntansi dan
Standar untuk Pengendalian Intern Review
Standar Auditing Prakiraan dan • Perikatan Prosedur • Standar Jasa
Proyeksi yang Disepakati Konsultansi
Keuangan Bersama

6
DAFTAR STANDAR ISA
Standar Audit

Penilaian Risiko Penggunaan


Prinsip Umum Kesimpulan
dan Respons Hasil
dan Tanggung Bukti Audit Audit dan Area Khusus
terhadap Risiko Pekerjaan
Jawab Pelaporan
yang Dinilai Pihak Lain
SA 500 SA 600 SA 700 SA 800
SA 200 SA 300
SA 501
SA 610 SA 705 SA 805
SA 210 SA 315 SA 505
SA 620
SA 220 SA 510 SA 706 SA 810
SA 320
SA 520
SA 230
SA 330 SA 530 SA 710
SA 240 SA 540
SA 402
SA 720
SA 250 SA 550
SA 450
SA 560 Pengelompokkan SPAP saat ini:
SA 260
SA 570
1. Standar Umum
2. Standar Pekerjaan Lapangan
SA 265
SA 580 3. Standar Pelaporan 7
TANGGAL PENERAPAN
STANDAR IFAC DI INDONESIA
Standar Tanggal Efektif Entitas
Kode Etik 1 Januari 2012 KAP
SPM 1 Januari 2013 KAP
SA, SPR 1 Januari 2013 Audit LK emiten
SA, SPR 1 Januari 2014 Audit LK nonemiten
SPA, SJT ???

• Berlaku efektif atas audit laporan keuangan (emiten) untuk periode


yang dimulai atau setelah 1 Januari 2013.
• Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain nonemiten.

8
STANDAR PROFESIONAL
YANG SUDAH TERCETAK
Dokumen Di mana dapat diperoleh?
SA 200, 300, 400, 500, 600, 800 Kantor IAPI
SA 700 Saat ini dalam proses pencetakan
SPR 2400 dan 2410 Kantor IAPI
Surat Pengurus IAPI Nomor 0667/V/Int- Webiste IAPI (digunakan sebagai panduan
IAPI/2013 tanggal 21 Mei 2013 Perihal ketika merumuskan opini audit dan reviu)
Contoh Opini Audit Berdasarkan Standar
Audit 700 dan Contoh Opini Berdasarkan
Standar Perikatan Reviu 2410 dalam
Bentuk Bahasa Indonesia dan Inggris

9
STANDAR SPAP LAMA
YANG MASIH BERLAKU
Standar Audit (SA):
• SA 634 (PSA 54) tentang “Surat untuk Penjamin Emisi dan Pihak Tertentu Lain
yang Meminta”.
• SA801 (PSA 62) tentang “Audit Kepatuhan yang Diterapkan atas Entitas
Pemerintahan dan Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah” beserta
interpretasinya.

Dalam periode transisi (ketika auditor masih melakukan audit atas laporan keuangan
untuk periode sebelum tanggal efektif) SPAP lama dan SPAP baru akan tetap berlaku.

10
STANDAR SPAP LAMA
YANG MASIH BERLAKU (ljt)
Standar Atestasi (SAT):
• SAT 100 tentang “Standar Atestasi”.
• SAT 200 tentang “Proyeksi dan Prakiraan Keuangan”.
• SAT 300 tentang “Pelaporan Informasi Keuangan Proforma”
• SAT 400 tentang “Pelaporan pengendalian Intern Suatu Entitas Atas Pelaporan
Keuangan”.
• SAT 500 tentang “Atestasi Kepatuhan”.
• SAT 600 tentang “Perikatan Prosedur yang Disepakati”.
• SAT 700 tentang “Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen”.

11
STANDAR SPAP LAMA
YANG MASIH BERLAKU (ljt)
Standar Jasa Akuntansi dan Review (SAR):
• SAR 100 tentang “Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan”. Hanya
kompilasi yang berlaku.
• SAR 200 tentang “Pelaporan atas Laporan Keuangan Komparatif”.
• SAR 300 tentang ”Laporan Kompilasi atas Laporan Keuangan yang
Dimasukkan dalam Formulir Tertentu”.
• SAR 400 tentang “Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan
Pengganti”.
• SAR 500 tentang “Pelaporan atas Laporan Keuangan Pribadi yang Dimasukkan
dalam Rencana Keuangan Pribadi Tertulis”.

Standar Jasa Konsultasi (SJK):


• SJK 100 tentang “Definisi dan Standar Jasa Konsultansi”.

12
PERUMUSAN OPINI – BENTUK
BAKU (SA 700)

13
KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN

Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:


• Kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen dan, jika
relevan TCWG, dalam penyusunan laporan keuangan;
• Yang dapat diterima dari sudut pandang sifat entitas dan tujuan laporan
keuangan; atau
• Yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan regulasi.

Kerangka Bertujuan Umum Kerangka Bertujuan Khusus


Dirancang untuk memenuhi kebutuhan Dirancang untuk memenuhi kebutuhan
berbagai pengguna. Diterbitkan oleh pengguna tertentu. Diterbitkan bukan oleh
standard setters yang diakui. standard setters.
Contoh: PSAK, PSAK ETAP; IFRS. Contoh: ketentuan perpajakan, perjanjian
kredit, dan ketentuan yang ditetapkan
regulator.
KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN

1. Kerangka penyajian wajar:


Mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan kerangka dan:
i. Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa untuk mencapat tujuan
penyajian wajar laporan keuangan, manajemen mungkin perlu
menyediakan pengungkapan yang melampaui pengungkapan yang
secara khusus diharuskan oleh kerangka; atau
ii. Mengakui secara eksplisit bahwa manajemen mungkin perlu untuk
menyimpang dari suatu ketentuan kerangka untuk mencapai
penyajian wajar laporan keuangan. Penyimpangan tersebut hanya
terjadi dalam kondisi yang sangat jarang.
2. Kerangka kepatuhan:
Mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan kerangka, tetapi tidak
mengandung pengakuan pada butir (i) Atau (ii) di atas.

15
PERUMUSAN OPINI AUDITOR

16 16
UNSUR LAPORAN AUDITOR
Unsur Keterangan
Title (Judul) Laporan Auditor Independen
Addressee (Pihak Pihak sebagaimana diharuskan dalam perikatan. Biasanya
yang Dituju) pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola)
Introduction • Entitas yang laporan keuangannya diaudit.
(Pendahuluan) • Pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit.
• Nama setiap laporan yang membentuk laporan keuangan.
• Pengacuan pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan
informasi penjelasan lainnya.
• Tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang
membentuk laporan keuangan.
Responsibility Penjelasan tanggung jawab manajemen atas:
(Tanggung • Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan sesuai
Jawab) - kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Manajemen
• Pengendalian internal yang memungkinkan penyusunan
laporan keuangan yang bebas dari salah saji material.
17
UNSUR LAPORAN AUDITOR (ljt)
Unsur Keterangan
Responsibility Pernyataan tanggung jawab auditor memberikan opini atas
(Tanggung laporan keuangan berdasarkan audit yang dilakukan.
Jawab) – Auditor
Basis untuk Ada, jika auditor memberikan opini modifikasian (qualified, adverse,
Opini atau disclaimer). Ref: SA 705
Modifikasikan
Opinion (Opini Kerangka penyajian wajar:
auditor) Menyatakan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam
semua hal material, sesuai kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.

Kerangka kepatuhan:
Menyatakan apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
18
UNSUR LAPORAN AUDITOR (ljt)
Unsur Keterangan
Supplementary: Ada, jika auditor merasa perlu menarik perhatian pengguna laporan
Emphasis of atas hal-hal yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan
Matter keuangan yang dianggap penting.
(Penekanan
Suatu Hal) • Bukan opini modifikasian.
• Tidak terdapat salah saji material.
Supplementary: Ada, jika auditor merasa perlu menarik perhatian pengguna laporan
Other Matter atas hal-hal selain yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan
(Hal lain) keuangan.
Signature (Tanda Tanda tangan auditor (bentuknya tergantung yurisdiksi di negara
Tangan Auditor) tersebut)
Date (Tanggal) Tidak boleh lebih awal dari tanggal ketika auditor telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini auditor.
Address (Alamat Lokasi dan yurisdiksi tempat auditor berpraktik.
auditor)
19
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR
BENTUK BAKU (TANPA MODIFIKASIAN)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
[Pihak yang Dituju]

Kami telah mengaudit laporan keuangan Entitas ABC terlampir, yang terdiri atas laporan posisi
keuangan tanggal 31 Desember 20X1, laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta suatu
ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lain.

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang
ditentukan perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan tersebut
bebas dari kesalahan penyajian material, yang disebabkan kecurangan atau kesalahan.

20
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR
BENTUK BAKU (lanjutan)
Tanggung Jawab Auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan ini
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Auditing yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi
ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit
melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit atas angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan
auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan,
baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko
tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan
dan penyajian wajar laporan keuangan untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan
kondisinya, tetapi tidak untuk tujuan pernyataan opini atas keefektivitasan pengendalian internal
entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang
digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian
atas keseluruhan penyajian laporan keuangan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan basis bagi opini audit kami.
21
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR
BENTUK BAKU (lanjutan)
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.

[Tanda tangan AP]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat auditor]

22
OPINI MODIFIKASIAN (SA 705)

23
BASIS UNTUK OPINI MODIFIKASIAN
Ketika opini auditor atas laporan keuangan dimodifikasi, auditor harus menambahkan
paragraf “basis untuk opini modifikasian” yang memberikan uraian hal-hal yang
menimbulkan modifikasian.

Paragraf tersebut diletakkan sebelum paragraf opini dan diberi judul:


(1) Basis untuk opini wajar dengan pengecualian;
(2) Basis untuk opini tidak wajar; atau
(3) Basis untuk tidak menyatakan pendapat.

24
KONDISI OPINI MODIFIKASI
DIBUTUHKAN
Kondisi
Opini Laporan keuangan mengandung salah saji material
modifikasian
yang sesuai Laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji
(kualifikasian, material, termasuk:
tidak wajar, atau • Salah saji (individu atau agregat) yang tidak dikoreksi manajemen
tidak menyatakan yang sifatnya material.
pendapat), • Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
• Tidak diungkapkannya informasi yang berakibat salah saji material.
Tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
Contoh keadaan semacam ini:
• Hal-hal di luar kendali entitas, seperti kebakaran.
• Berhubungan dg sifat dan waktu, spt penunjukkan auditor terlambat
sehingga tdk dapat menyaksikan perhitungan fisik persediaan .
• Pembatasan oleh manajemen, seperti tidak diperbolehkan
melakukan konfirmasi.
25
ILUSTRASI OPINI WAJAR DENGAN
PENGECUALIAN
1. Ilustrasi opini wajar dengan pengecualian yang terjadi karena kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan yang terkait dengan:
(1)Jumlah akun tertentu dalam laporan keuangan (termasuk pengungkapan kuantitatif);
dan/atau
(2)Pengungkapan naratif tertentu dalam laporan keuangan.

Tanggung Jawab Auditor


Sama seperti opini tanpa modifikasian.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan
basis untuk opini audit wajar dengan pengecualian.

Ketika auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar,
auditor harus memodifikasi paragraf tanggung jawab auditor seperti di atas.

26
ILUSTRASI OPINI WAJAR DENGAN
PENGECUALIAN - ljt
Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian
Persediaan Perusahaan disajikan dalam laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2013 sebesar
RpXXX. Manajemen tidak menyajikan persediaan berdasarkan nilai terendah antara biaya dengan nilai
realisasi neto, melainkan berdasarkan biaya, yang merupakan penyimpangan dari Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. Catatan entitas menunjukkan bahwa seandainya persediaan dicatat
berdasarkan nilai terendah antara biaya dengan nilai realisasi neto, jumlah Rpxxx semestinya diakui
untuk menurunkan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Oleh karena itu, harga pokok penjualan
semestinya meningkat sebesar RpXXX, dan pajak penghasilan, laba bersih serta ekuitas pemegang
saham semestinya turun masing-masing sebesar Rpxxx, Rpxxx dan Rpxxx.

Opini Wajar dengan Pengecualian


Menurut opini kami, kecuali untuk dampak hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 2013, serta kinerja keuangan dan arus kasnya
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.

27
ILUSTRASI OPINI WAJAR DENGAN
PENGECUALIAN
2. Ilustrasi opini wajar dengan pengecualian yang terjadi karena ketidakmampuan
auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.

Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian


Investasi Entitas ABC dalam Entitas XYZ, suatu entitas asosiasi asing yang diakuisisi dalam tahun
20X1 dan dicatat dengan metode ekuitas sebesar Rpxxx di laporan posisi keuangan tanggal 31
Desember 20X1, dan bagian ABC dalam laba bersi XYZ sebesar Rpxxx dimasukkan dalam laba ABC
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat tentang jumlah investasi ABC dalam XYZ tanggal 31 Desember 20X1 dan bagian
ABC dalam laba bersih XYZ untuk tahun tersebut karena kami tidak diperbolehkan untuk
mengakses informasi keuangan, manajemen, dan auditor XYZ. Sebagai konsekuensinya, kami
tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap jumlah-jumlah tersebut.

28
ILUSTRASI OPINI WAJAR DENGAN
PENGECUALIAN - ljt
Opini Wajar dengan Pengecualian
Menurut opini kami, kecuali untuk dampak yang mungkin timbul dari hal-hal yang dijelaskan dalam
paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja
keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Ketika modifikasi timbul karena ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, auditor harus menggunakan frasa “kecuali untuk dampak yang
mungkin timbul dari hal-hal ...” dalam paragraf opini modifikasian.

29
ILUSTRASI OPINI TIDAK WAJAR
Opini Tidak Wajar
Menurut opini kami, karena signifikannya hal yang telah dibahas dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak
Wajar, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember
20X1, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Ketika pelaporan auditor menggunakan kerangka kepatuhan, maka frasa yang digunakan
“laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar. dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku”.

30
ILUSTRASI OPINI
TIDAK MENYATAKAN PENDAPAT
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
[Pihak yang Dituju]

Kami ditugasi untuk mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”) terlampir ...

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas ...

Tanggung Jawab Auditor


Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan ini
berdasarkan pelaksanaan audit yang sesuai dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Namun, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf
Basis untuk Opini tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

31
ILUSTRASI OPINI
TIDAK MENYATAKAN PENDAPAT
Basis untuk Opini tidak Menyatakan Pendapat

Investasi Perusahaan pada ventura bersama XYZ (yang terletak di Negara X) disajikan sebesar RpXXX
juta dalam laporan posisi keuangan Perusahaan, yang mencerminkan lebih dari 90% dari aset neto
Perusahaan tanggal 31 Desember 2013. Kami tidak diperbolehkan mengakses manajemen dan
auditor independen XYZ, termasuk dokumentasi audit dari auditor XYZ. Sebagai akibatnya, kami
tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap bagian proporsional Perusahaan
atas aset XYZ yang dikendalikan oleh Perusahaan secara bersama, bagian proporsional Perusahaan
atas liabilitas XYZ yang ditanggung oleh Perusahaan secara bersama, bagian proporsional Perusahaan
atas pendapat dan beban XYZ selama tahun berjalan, serta unsur-unsur yang membentuk laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

32
ILUSTRASI OPINI
TIDAK MENYATAKAN PENDAPAT - ljt
Opini Tidak Menyatakan Pendapat
Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini tidak Menyatakan
Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu
basis bagi opini audit. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
tersebut.

33
PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL
DAN PARAGRAF HAL LAIN (SA 706)

34
PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL
Ketika auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan
keuangan pada suatu hal atau beberapa hal yang telah disajikan atau diungkapkan
dalam laporan keuangan yang sedemikian penting, yang bersifat fundamental bagi
pemahaman pengguna laporan keuangan.

Penekanan Suatu Hal


Kami menarik perhatian ke Catatan [x] atas laporan keuangan, yang menjelaskan
tentang ketidakpastian yang terkait dengan hasil persengketaan hukum yang diajukan
oleh PT XYZ terhadap Perusahaan. Opini kami atas hal ini bukan merupakan opini
wajar dengan pengecualian.

35
PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL (ljt)
• Diletakkan segera setelah paragraf opini;
• Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal”;
• Mencantumkan dalam pragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas
tentang hal yang ditekankan dan rujukan pada catatan atas laporan
keuangan yang relevan tempat hal tersebut diungkapkan (bukan pengganti
pengungkapan yang diharuskan);
• Mengindikasikan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan
dengan hal yang ditekankan tersebut (bukan pengganti opini wajar dengan
pengecualian, opini tidak wajar ataut opini tidak menyatakan pendapat)..

36
CONTOH KONDISI DIPERLUKANNYA
PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL
• Suatu ketidakpastian yang berhubungan dengan hasil masa depan atas
perkara litigasi yang tidak biasa atau tindakan yang akan dilakukan oleh
regulator.
• Penerapan awal suatu SAK baru yang berdampak pervasif sebelum tanggal
efektif berlaku.
• Bencana alam yang telah, atau masih berlanjut, mempunyai dampak
signifikan terhadap posisi keuangan.

Dampak negatif penggunaan paragraf penekanan suatu hal yang terlalu luas:
1. Mengurangi efektivitas komunikasi auditor atas hal tersebut.
2. Jika informasi lebih luas dari pada yang telah diungkapkan dalam laporan
keuangan, dapat berdampak bahwa informasi tersebut belum disajikan atau
diungkapkan dengan tepat.

37
PARAGRAF HAL LAIN
Ketika auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna pada suatu atau
beberapa hal selain yang telah disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan
yang relevan bagi pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggung
jawab auditor atau laporan auditor.

Ketentuan dalam ISA yang mengharuskan auditor untuk mencantumkan paragraf hal
lain:
1. SA 560: Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan – par 12 (b) dan 16;
2. SA 710: Informasi Komparatif – Angka Korespondensi dan Laporan Keuangan
Komparatif – par 13-14, 16-17, dan 19;
3. SA 720: Tanggung Jawab Auditor yang Berkaitan dengan Informasi Lain dalam
Dokumen yang Mencantumkan Laporan Keuangan Auditan – par 10 (a).

38
INFORMASI KOMPARATIF
SA 710

39
TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS
INFORMASI KOMPARATIF
• Informasi komparatif: jumlah dan pengungkapan yang dimasukkan dalam
laporan keuangan yang berkaitan dengan satu atau lebih periode
sebelumnya.

• Tanggung jawab auditor atas pelaporan sehubungan dengan informasi


komparatif tergantung pendekatan yang digunakan yaitu:
1. Pendekatan angka korespondensi; atau
2. Pendekatan laporan keuangan komparatif.

• Pendekatan yang akan digunakan seringkali ditentukan oleh peraturan


perundang-undangan, tetapi dapat juga ditentukan oleh persyaratan
perikatan.

40
PENDEKATAN INFORMASI KOMPARATIF
(ISA 710 PAR 06)
Pendekatan Uraian
Angka Jumlah dan pengungkapan lainnya untuk periode sebelumnya
Korespondensi dimasukkan sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
periode kini, dan dimaksudkan untuk dibaca hanya dalam
hubungannya dengan jumlah dan pengungkapan lainnya yang
berkaitan dengan periode kini. Tingkat kerincian: ditentukan
terutama oleh relevansi angka tersebut dengan angka periode kini.

Opini auditor hanya mengacu pada periode kini


Laporan Keuangan Jumlah dan pengungkapan lainnya untuk periode sebelumnya
Komparatif dicantumkan untuk perbandingan dengan laporan keuangan periode
kini. Tingkat kerincian: dapat diperbandingkan dengan informasi
laporan keuangan periode kini (dianggap sebagai laporan keuangan
terpisah)

Opini auditor mengacu pada setiap periode yang tercantum dalam


laporan keuangan.
41
BAGAN ALUR ANALISIS (ISA 710 PAR 02)
S

Apakah kerangka
Pendekatan yang digunakan
pelaporan keuangan yg Ya auditor sesuai dg kerangka
berlaku mengatur sifat
pelaporan keuangan yg
informasi komparatif
berlaku.
yg disajikan dalam LK?

Tidak
Apakah peraturan
perUUan mengatur
tanggung jawab Ya Pendekatan yang digunakan
auditor sesuai dg peraturan
auditor atas sifat
perUUan yg berlaku.
pelaporan informasi
komparatif?

Tidak
Pendekatan yang digunakan
auditor sesuai dg ketentuan
perikatan.
42
PELAPORAN AUDIT
ANGKA KORESPONDENSI
Kondisi Laporan Auditor
Ketentuan Umum Opini auditor harus tidak mengacu ke angka-angka
korespondensi kecuali dalam keadaan dijelaskan pada
Par 11, 12, dan 14.
Par 11: opini auditor atas Auditor harus memodifikasi pendapat periode berjalan.
periode sebelumnya berisi Dalam paragraf Basis untuk Modifikasi dalam laporan
opini modifikasian, yang auditor, auditor harus :
tidak dapat diselesaikan • Mengacu baik ke angka-angka periode kini dan angka-
(unresolved) angka korespondensi bila dampak terhadap angka
periode kini adalah material; atau
• menjelaskan bahwa opini auditor telah dimodifikasi
karena dampak dari hal yang tidak dapat diselesaikan
tersebut terhadap daya banding angka-angka periode
kini dan angka-angka korespondensi.

43
PELAPORAN AUDIT
ANGKA KORESPONDENSI - ljt
Kondisi Laporan Auditor
Par 12: terdapat salah saji Opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
material dalam laporan wajar atas laporan keuangan periode kini.
keuangan periode sebelumnya
yang telah diterbitkan opini Jika angka-angka korespondensi sudah dinyatakan
tanpa modifikasi dan belum kembali dengan tepat: opini tanpa modifikasi dan
disajikan kembali dengan mencantumkannya dalam Paragraf Penekanan Suatu
semestinya Hal.
Par 14: laporan keuangan Nyatakan dalam Paragraf Hal Lain bahwa angka
periode sebelumnya tidak korespondensi tidak diaudit.
diaudit
Namun pernyataan tersebut tidak membebaskan
auditor untuk untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat bahwa saldo awal tidak mengandung
salah saji material. Jika terdapat salah saji material,
figur terkait memerlukan restatement dan
pengungkapan yg tepat. Jika tidak dapat dilakukan,
pendapat auditor atas periode kini harus dimodifikasi. 44
PELAPORAN AUDIT
ANGKA KORESPONDENSI - ljt
Kondisi Laporan Auditor
Par 13: laporan keuangan diaudit oleh Auditor harus menyatakan dalam Paragraf Hal Lain
auditor pendahulu dan auditor tidak bahwa:
dilarang oleh peraturan perundang- • Laporan keuangan periode sebelumnya diaudit
undangan untuk mengacu ke laporan oleh auditor pendahulu;
auditor pendahulu dan memutuskan • Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor
untuk melakukan hal demikian. pendahulu dan, jika opini tersebut dimodifikasi,
alasan modifikasi tersebut; dan
• Tanggal laporan tersebut.

45
PELAPORAN AUDIT
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF
Kondisi Laporan Auditor
Ketentuan umum Opini auditor harus mengacu ke setiap periode yang
laporan keuangannya disajikan.
Opini auditor atas laporan Ungkapkan alasan pemberian pendapat yang
keuangan periode komparatif berbeda dalam Paragraf Hal Lain.
berbeda dengan opini auditor
sebelumnya
Laporan keuangan periode Sebagai tambahan atas opini laporan keuangan
sebelumnya diaudit diaudit periode kini, auditor harus menyatakan dalam
oleh auditor pendahulu Paragraf Hal Lain:
• Bahwa laporan keuangan periode sebelumnya
diaudit oleh auditor pendahulu;
• Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor
pendahulu dan, jika opini tersebut
dimodifikasi,alasan modifikasi tersebut, dan;
• Tanggal laporan tersebut.
kecuali jika laporan auditor pendahulu diterbitkan
kembali bersama dengan laporan keuangan tersebut. 46
PELAPORAN AUDIT
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF - ljt
Kondisi Laporan Auditor
Terdapat salah saji • Komunikasikan salah saji tersebut kepada manajemen,
material dalam laporan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola itu dan
keuangan periode meminta agar auditor pendahulu diberi informasi.
sebelumnya yang telah • Jika laporan keuangan periode sebelumnya diubah, dan
diterbitkan opini tanpa auditor pendahulu setuju untuk menerbitkan laporan
modifikasi dan belum auditor baru atas laporan keuangan periode
disajikan kembali dengan sebelumnya yang telah diubah, auditor harus
semestinya melaporkan hanya untuk periode kini.
Laporan keuangan Nyatakan dalam Paragraf Hal Lain bahwa laporan keuangan
periode sebelumnya komparatif tidak diaudit.
tidak diaudit Namun pernyataan tersebut tidak membebaskan auditor
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
bahwa saldo awal tidak mengandung salah saji material.
Jika terdapat salah saji material, figur terkait memerlukan
restatement dan pengungkapan yg tepat. Jika tidak dapat
dilakukan, pendapat auditor atas periode kini harus
dimodifikasi. 47
PROSEDUR AUDIT
ATAS INFORMASI KOMPARATIF
• Auditor harus menentukan apakah laporan keuangan mencakup informasi
komparatif yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
• Auditor harus meminta representasi tertulis untuk setiap periode yang diacu
dalam opini audit.
• Peroleh representasi tertulis spesifik berkaitan dengan penyajian kembali yang
dibuat untuk membetulkan kesalahan penyajian material periode sebelumnya.

48
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR -
ANGKA KORESPONDENSI
Kondisi:

• Laporan auditor atas periode sebelumnya, yang diterbitkan sebelumnya, mengandung


opini wajar dengan pengecualian.
• Hal yang menimbulkan modifikasi tidak terselesaikan.
• Dampak atau kemungkinan dampak atas suatu hal terhadap angka-angka periode kini
adalah material dan memerlukan modifikasi terhadap opini auditor berkaitan dengan
angka-angka periode kini.

49
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR -
ANGKA KORESPONDENSI - ljt
Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan, tidak ada depresiasi yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang merupakan penyimpangan dari Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. Ini merupakan hasil suatu keputusan yang diambil oleh manajemen
pada awal tahun dan menyebabkan kami memberikan pengecualian dalam opini audit kami
atas laporan keuangan tahun tersebut. Berdasarkan metode depresiasi garis lurus dan tarif
tahunan 5% untuk gedung dan 20% untuk peralatan, kerugian untuk tahun tersebut harus
dinaikkan sebesar RpXXX dalam tahun 20X1 dan XXX dalam tahun 20X0, bangunan, pabrik,
dan peralatan harus dikurangi dengan depresiasi akumulasian sebesar XXX dalam tahun
20X1 dan XXX dalam tahun 20X0, dan kerugian akumulasian harus dinaikkan sebesar XXX
dalam tahun 20X1 dan XXX dalam tahun 20X0.

50
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR -
ANGKA KORESPONDENSI - ljt
Opini Wajar dengan Pengecualian

Menurut opini kami, kecuali dampak dari hal yang telah kami jelaskan dalam paragraf Basis
untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan Entitas ABC pada 31 Desember 20X1, dan kinerja
keuangan, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

51
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR -
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF
Kondisi:

• Auditor diharuskan untuk melaporkan baik laporan keuangan periode kini maupun
laporan keuangan periode sebelumnya sehubungan dengan audit tahun kini.
• Laporan auditor atas periode sebelumnya, yang diterbitkan sebelumnya, mengandung
opini wajar dengan pengecualian.
• Hal yang menimbulkan modifikasi merupakan hal yang belum dapat diselesaikan.
• Dampak atau kemungkinan dampak atas angka-angka periode kini adalah material
terhadap laporan keuangan periode kini maupun laporan keuangan periode sebelumnya
dan mengharuskan modifikasi atas opini auditor.

52
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR -
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF - ljt
Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian

Sebagaimana yang dibahas dalam Catatan X atas laporan keuangan, tidak ada depresiasi
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang merupakan penyimpangan dari Standar
Pelaporan Keuangan. Berdasarkan metode depresiasi garis lurus dengan tarif tahunan 5%
untuk gedung dan 20% untuk peralatan, kerugian untuk tahun tersebut harus dinaikkan
sebesar RpXXX dalam tahun 20X1 dan XXX dalam tahun 20X0, tanah, pabrik, dan peralatan
harus dikurangi dengan akumulasi depresiasi sebesar RpXXX dalam tahun 20X1 dan RpXXX
dalam tahun 20X0, dan akumulasi kerugian harus dinaikkan sebesar RpXXX dalam tahun
20X1 dan RpXXX dalam tahun 20X0.

53
ILUSTRASI LAPORAN AUDITOR -
LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF - ljt
Opini Wajar dengan Pengecualian

Menurut opini kami, kecuali dampak yang kami jelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan Entitas ABC tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0, dan
kinerja keuangan serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

54
PEMUTAKHIRAN STANDAR
PROFESIONAL

55
ADOPSI LANJUTAN STANDAR
PROFESI IFAC
Standar Perikatan Asurans Lainnya (“SPA”)
• ISAE 3000: Assurance Engagement Other than Audits or Reviews of Historical
Financial Information;
• ISAE 3400: The Examination of Prospective Financial Information;
• ISAE 3402: Assurance Reports on Controls at a Service Organization;

Standar Jasa Terkait (“SJT”)


• ISRS 4410: Engagements to Compile Financial Information;

56
PEMUTAKHIRAN STANDAR PROFESI
• Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik”): (i) pencantuman Bagian C (kode
etik untuk akuntan profesional dalam dunis bisnis), dan (ii) perubahan nama
Kode Etik?
• Standar Pengendalian Mutu 1 (“SPM 1”).
• Standar Audit (“SA”) tertentu:
 HB 2012: ISA 315 (Revised) – Identifying and assessing the risks of material
misstatement through understanding the entity and its environment.
 HB 2013: ISA 610 (Revised 2013) – Using the work of internal auditors (and
conforming amendments to other SAs).
• Standar Perikatan Reviu (“SPR”) tertentu:
 ISRE 2400 (Revised) – Engagements to review historical financial
statements.

57
58

Anda mungkin juga menyukai