Anda di halaman 1dari 41

Benar atau salah pertanyaan berikut?

• Saya mengukur panjang meja dengan


penggaris, hasil pengukurannya 20 cm?
• Pengukuran 21,1 cm dan 21,10 cm sama saja
akurasinya.
• Berapakah ketelitian jangka sorong dan
mikrometer Sekrup?

January 20, 2009


Teknik Pengukuran dan Ralat

January 20, 2009


Benar atau salah pertanyaan berikut?
• Saya mengukur panjang meja dengan
penggaris, hasil pengukurannya 20 cm?
• Pengukuran 21,1 cm dan 21,10 cm sama saja
akurasinya.
• Berapakah ketelitian jangka sorong dan
mikrometer Sekrup?

January 20, 2009


Pengukuran dan Kesalahan (error)

 Pengukuran dilakukan untuk menentukan nilai suatu


besaran (kuantitas) atau variabel.
 Dalam melakukan pengukuran mutlak dibutuhkan alat
bantu (instrumen).
 Instrumen didefinisikan sebagai sebuah alat yang
digunakan untuk menentukan nilai dari suatu besaran
 Tidak ada instrumen yang sempurna (setiap
pengukuran selalu disertai suatu kesalahan (error)).
 Hasil pengukuran suatu besaran selalu diliputi
ketidakpastian.
AB = 101 cm100 cm
CD =
EF = 102 cm BERAPAKAH
PANJANG MEJA ??
TIDAK SAMA!!

A B
C SEMUA PENGUKURAN
D TIDAK PASTI
E F

5
SUMBER KETIDAKPASTIAN

• Standar atau acuan


• Benda ukur
• Peralatan
• Metode pengukuran
• Kondisi lingkungan
• Personil pelaku pengukuran
Pentingnya Analisis Kesalahan
1. Memahami jenis-jenis kesalahan yang terjadi
dalam melakukan pengukuran.
2. Memahami teknik meminimalisir kesalahan
yang dilakukan dalam melakukan pengukuran
1. Kesalahan umum (gross errors)
Kesalahan umum didefinisikan sebagai kesalahan yang
disebabkan kecerobohan . Sebagai contoh dalam membaca
ampermeter analog dibaca 30,5 A padahal range yang
diggunakan adalah 300 mA (nilai sebenarnya adalah 30,5
mA). Kesalahan lain yang termasuk dalam kesalahan umum
adalah penyetelan instrumen yang tidak tepat dan
pemakaian instrumen yang tidak sesuai. Selain itu
kesalahan penafsiran termasuk jenis kesalahan ini juga
 Kesalahan sistematis adalah kesalahan yang secara
konsisiten terulang apabila dilakukan pengulangan
percobaan.
 Contoh kesalahan sistematis antara lain kesalahan kalibrasi
alat ukur atau perubahan dalam system yang menyebabkan
kesalahan pembacaan alat ukur . Misalkan pada kasus
perubahan kelenturan pegas atau penurunan kekuatan
magnet karena faktor umur atau kesalahan dalam
menggunakan skala pengukuran.
 Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meminimalisasi kesalahan sistematis ini adalah dengan
mengkalibrasi alat ukur yang akan dipergunakan secara
tepat jika masih memungkinkan.
Kesalahan acak
• Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi secara kebetulan, besarnya
berfluktuasi tanpa bisa diduga dengan menggunakan pengetahuan
system pengukuran dan kondisi pengukuran.
• Kesalahan acak biasanya diakibatkan dari ketidakmampuan peneliti
untuk melakukan pengukuran yang sama pada cara yang sama untuk
memperoleh angka eksak yang sama.
• Misalkan Anda mengukur massa bola sebanyak tiga kali dengan
timbangan yang sama sehingga anda peroleh hasil pembacaan yang agak
berbeda yaitu 77,46 g, 77,43 g dan 77,45 g.
• Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan acak yang
terjadi adalah dengan melakukan percobaan untuk memperoleh data
yang lebih banyak.
• Kesalahan acak dapat dievaluasi dengan analisis statistik dan tingkat
kesalahannya dapat dikurangi dengan merata-rata sejumlah besar data
pengamatan.
Istilah-istilah Umum dalam Pengukuran
1. Keterbacaan (Readability)
Keterbacaan menunjukkan seberapa teliti skala suatu alat ukur dapat
dibaca secara jelas. Voltmeter yang mempunyai skala 10 volt tentu saja
memiliki keterbacaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan voltmeter
yang memiliki skala 5 volt pada jangkauan (range ) yang sama
2 Kepekaan (Sensibility)
Kepekaan instrumen menyatakan perbandingan antara gerakan linear
jarum penunjuk pada alat ukur dengan perubahan nilai besaran yang
diukur yang menyebabkan gerakan itu. Misalkan suatu perekam 1 mV
memiliki skala yang panjangnya 25 cm maka kepekaan perekam ini
adalah 25 cm/mV, jika pengukuran itu linear sepanjang skala.
lanjutan

3. Ketelitian (Accuracy)
Akurasi menyatakan seberapa dekat antara nilai hasil pengukuran dengan
nilai sebenarnya atau nilai yang dapat diterima dari suatu besaran yang
diukur.
4. Presisi (ketepatan) menunjukkan tingkat kesamaan di dalam sekelompok
pengukuran atau sejumlah instrumen.
5. Resolusi menyatakan perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
(instrumen akan memberi respon). Sebagai contoh voltmeter analog 10
V memiliki presisi 50 mV, dengan demikian 50 mV menyatakan
perubahan tegangan terkecilnya sehinggga resolusi pengukurannya adalah
50 mV.

January 20, 2009


Perbedaan Antara Akurasi dan Presisi
• Jika hasil percobaan dinyatakan dengan notasi
berikut
• Y=x±Δx
Bagaimanakah akurasi dan presisi hasil
percobaan tersebut?

January 20, 2009


1. Pengukuran Tunggal
• Pengukuran tunggal merupakan pengukuran
yang hanya dilakukan sekali saja,
• Besarnya ralat/ketidakpastian pada tunggal
adalah 0,5 NST (nilai skala terkecil).
• Hasil yang dilaporkan adalah X ± 0,5 NST
Contoh kasus
• Volume balok diukur • Dengan memperhatikan
dengan mengukur ketelitian mistar maka V
panjang, lebar dan maks = 10,15x 5,15x 2,05 =
tinggi masing-masing 107, 16 cc sedang Vmin=
sekali. P = 10,1 cm, l = 10,05x5,05x2,05 = 98,97 cc
5,1 cm dan t = 2,0 cm • Volume sebenarnya 99-
• Maka volume balok 107cc (2 angka di belakang
adalah p.l.t = 103,02 cm koma gak perlu). Oleh
karena itu hasil yang
dilaporkan (103± 4 ) cc
Ingat
• Dalam menuliskan ralat, jangan pernah
menuliskan ralat lebih presisi daripada nilai rata-
ratanya.
• Jangan terlalu banyak menggunakan angka
penting untuk menyatakan hasil akhir
pengukurannya.
• (103±1,6 ) cc seharusnya dituliskan (103±2) cc
• (103,2±1,6 ) cc seharusnya dituliskan (103±2) cc
Standar Deviasi
• Menyatakan sebaran data dibandingkan nilai rata-
ratanya.
• Misalkan λ adalah 587, 588, 589, 589,591,
590,591,590,588,589.
• Rata-rata panjang gelombangnya 589 nm
• Standar deviasinya 1,3 mm
• Hasil yang dilaporkan ( 589 ± 1) nm
• Artinya 68 % data berada diantara 588-590 nm dan
95% data berada diantara 587-591 nm
• Kesimpulan: penulisan ( 589 ± 1) nm secara statistk
tepat
2.Pengukuran berulang
a. Pengukuran yang diulang beberapa kali saja
• Misalkan dilakukan tiga kali pengukuran dengan hasil x1, x2 dan x3, maka
hasil yang dilaporkan adalah
dengan dan seterusnya.
• ∆x yang kita pilih adalah nilai terbesar dari atau dapat juga
dengan merata-rata nilai dari
• Misalkan nilai x1=10,1 x2 = 9,7 dan x3 = 10,2 maka nilai rata-ratanya
adalah 10,0 dan nilai terbesarnya 0,3.sedangkan nilai rata-
rata adalah 0,2.
• Dengan kedua cara tersebut disimpulkan bahwa tidak semua nilai x hasil
pengukuran memenuhi interval dan
lanjutan
b. Pengukuran yang dilakukan cukup sering (≥10 kali).
Misalkan dari pengukuran diperoleh data x1…xn
maka hasil yang dilaporkan adalah
dengan
dan

Atau
Nilai ∆x harus lebih kecil dari nilai 0,5 NST alat yang
dipergunakan.
Standar Deviasi
• Menyatakan sebaran data dibandingkan nilai rata-
ratanya.
• Misalkan λ adalah 587, 588, 589, 589,591,
590,591,590,588,589.
• Rata-rata panjang gelombangnya 589 nm
• Standar deviasinya 1,3 mm
• Hasil yang dilaporkan ( 589 ± 1) nm
• Artinya 68 % data berada diantara 588-590 nm dan
95% data berada diantara 587-591 nm
• Kesimpulan: penulisan ( 589 ± 1) nm secara statistk
tepat
Penjumlahan/pengurangan ralat
• Z = A + B atau Z = A-B
• ∆Z = ∆A + ∆B
• Sebenarnya hasil penjumlahan ralat tidak
realistis, yang realistis menggunakan statistik
Contoh kasus
• Jika A = (10,1 ± 0,1) cm dan B = (6,2 ± 0,2) cm
• ∆Z = 0,1+0,2 = 0,3 sehingga
• Z = (16,3 ± 0,3 )cm

• Maka Z = (16,3 ± 0,2) cm


• Yang paling realistis adalah Zs karena galat terkecil Z
dengan mengurangi galat A dan B adalah 0,1 dan
galat maksimum 0,3).
Perkalian dan pembagian
• Misalkan Z = A x B atau Z = A/B
• Pada kasus X dan / terkadang lebih mudah
menggunakan prosentase
• Galat umum

• Galat statistik
Contoh kasus
• Jika F = m x a
• m = (1,00 ± 0,01 ) kg, ∆m/m = 1/100 =1 %
• a = (2,1 ± 0,1 ) m/s2, ∆a/a = 1/21 =4,8 %
• Galat maksimum bagian ∆F/F =0,01+0,048
=0,058 (5,8%)
• ∆F = Fx galat bagian= 2,1 x 0,058 = 0,12 N
• F = (2,10 ± 0,12) atau yang lebih realistik F =
(2,1 ± 0,1)
Pangkat
• Z= Kan maka ∆Z/Z= n ∆A/A
• contoh luas penampang kawat A = ∏ d2/4
• Misalkan d =( 0,46 ± 0,01 ) cm, berapa nilai A?
• Maka kesalahan bagian dari d adalah 1/46 = 2,2 %
sehingga kesalahan bagian A adalah 2 x 2,2 = 4,4 %
• A = ∏ d2/4 = 0,166 cm2
• ∆A/A =0,044 x 0,166 = 0,007 cm2 atau 4,4 % dari
0,166
• A =(0,166 ± 0,007) cm2
3. Perambatan Ralat
• Pada kenyataannya banyak besaran yang akan
ditentukan tidak dapat ditentukan secara langsung
tetapi harus dihitung dari berbagai besaran-besaran
yang diukur secara langsung.
• Misalkan besaran z merupakan suatu fungsi dari
besaran x dan y sehingga dinyatakan sebagai
z = z(x,y).
• Hasil pengukuran z harus dilaporkan sebagai
• Dengan …(1)
Tentukan turunan dari fungsi-fungsi
berikut:
No z(x,y)

1 z=x ± y
2 z= x y
3 Z=x/y
4 z = a xn
5 z = a ex
6 Z = a ln x
7 z = xm yn
Beberapa fungsi dan persamaan diferensialnya

No z(x,y) ∆z ∆z/z

1 z=x ± y ∆x ± ∆y (∆x ± ∆y)/(x+y)


2 z= x y y ∆x ± x ∆y (∆x/x) + (∆y/y)
3 Z=x/y (∆x/y)-(x∆y/y2 ) (∆x/x) - (∆y/y)
4 z = a xn naxn-1∆x n ∆x/x
5 z = a ex a ex ∆x ∆x
6 Z = a ln x a ∆x/x ∆x/( x ln x)
7 z = xm yn myn xm-1∆x + n xm yn-1∆x (m∆x/x)+(n∆y/y)
Aturan penerapan persamaan (1)
• Jika ∆x dan ∆y ditentukan dari NST maka

• Jika ∆x dan ∆y ditentukan dari deviasi standar


maka

dengan dan menyatakan deviasi


standar rata-rata.
lanjutan
• Jika ∆x ditentukan dari NST sedangkan ∆y ditentukan
dari deviasi standar maka makna statistik keduanya
berbeda sehingga sebelumnya harus disamakan
terlebih dahulu seperti dengan membuat jaminan ∆x
dari 100% menjadi 68%.
• Adapun persamaan yang dipakai adalah
Contoh 1: panjang, lebar dan tinggi suatu balok diukur sekali dengan
data sbb. P= (4,0±0,05) cm, l=(3,0±0,05) cm dan t=
(2,0±0,05) cm. tentukan V ± V!

Solusi
• V = plt = 4,0 x 3, 0 x 2,0 = 24,00 cc
• ∆V = lt ∆p + pt ∆l + pl ∆t
(∆V/V) = (∆p/p) + (∆l/l) + (∆t/t)
(∆V/V) = (0,05/4,0) + (0,05/3,0) + (0,05/2,0)=0,053
Dengan demikian ∆V = 0,053 x 24,00 = 1,272
sehingga V = (24 ± 1 ) cc (silahkan Anda cek
penggunaan aturan angka penting pada soal ini.
Contoh 2: panjang, lebar dan tinggi suatu balok diukur beberapa kali
dengan data sbb. P= (4,00±0,02) cm, l=(3,00±0,03) cm dan t=
(2,00±0,04) cm. tentukan V ± V!

• Solusi
V = plt = 4,00 x 3, 00 x 2,00 = 24,00 cc

∆V = 0,5817
sehingga V = (24,0 ± 0,6) cc
Contoh 3 : kita akan menentukan massa jenis benda tak beraturan dengan
mengukur massa dan volumenya. Massa benda diukur sekali dengan nilai m =
(5,00±0,05) g sedang volume diukur beberapa klai dengan hasil (1,00±0,02) cc.
tentukan massa jenis benda tersebut?

Penyelesaian
ρ = m/V =5,00/1,00 = 5,00
Karena teknik pengukuran m dan v berlainan maka

∆ρ = 0,1044
Sehingga ρ = (5,00 ± 0,10 ) g/cc
Angka Berarti/Penting Versi Umum
• Hasil pengukuran selalu merupakan nilai
pendekatan saja
• 15,7 cm (3 AP) berarti pengukuran diukur
pada interval 15,65 cm sampai 15,75 cm.
• 15,70 cm (4 AP) berarti pengukuran diukur
sampai per-ratusan cm yg terdekat
Penulisan Angka Penting
• Jika x= 22/7 = 3, 14285….tergantung dari
ketepatan yang dicapai dari hasil pengukuran.
• x = (3,14 ± 0,01) 3 AP misalkan ketelitiannya
0,01
• x = (3,143 ± 0,001) 4 AP misalkan ketelitiannya
0,001
Angka Nol
• Kadang merupakan angka berarti, kadang tidak
karena hanya menunjukkan letak koma desimal.
• 9800 N belum bisa menunjukkan ketelitiannya, jika
ditimbang sampai ketelitian ratusan newton bilangan
tsb hanya memiliki 2 AP (9,8.103 )
• Apabila berat benda 9800 N ditimbang dengan
puluhan newton maka berat benda terdiri 3 AP
(9,80.103)
Error analysis is inexact
• Uncertainty analysis is the art of estimating
how off we think we could be in our
experiment.
• After all, if we knew exactly how much we
were off by, we would know the actual value
of the measurement (or result)!
How many digits should be kept?
• Experimental uncertainties should be
rounded to one significant figure.
• Experimental uncertainties are, by nature, inexact.
Uncertainties are almost always quoted to one
significant digit (example: ±0.05 s).
• If the uncertainty starts with a one, some scientists
quote the uncertainty to two significant digits
(example: ±0.0012 kg).
• Wrong: 52.3 cm ± 4.1 cm
• Correct: 52 cm ± 4 cm
• Always round the experimental measurement
or result to the same decimal place as the
uncertainty.
• It would be confusing (and perhaps dishonest) to
suggest that you knew the digit in the hundredths (or
thousandths) place when you admit that you unsure
of the tenths place.
• Wrong: 1.237 s ± 0.1 s
• Correct: 1.2 s ± 0.1 s
Angka Berarti
ingat Aturan AP internasionalnya
• Misalkan diameter suatu benda dinyatakan dengan
D1 = (12 ± 0,5 )mm dan D2 = (12,0 ± 0,08 )mm.
• Apabila dibuat dalam bilangan baku maka akan
dituliskan atau
atau
• Apabila diperhatikan bahwa bilangan di dalam
kurung tidak berubah jika satuannya diubah. D1
terdiri 2 angka berarti sedang D2 terdiri 3 angka
berarti.

Anda mungkin juga menyukai