Anda di halaman 1dari 32

Primary Health

Care
Latar Belakang
Primary Health Care (PHC) merupakan hasil pengkajian, pemikiran,
serta pengalaman dalam pembangunan kesehatan di banyak negara yang
diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan
penyakit menular.
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan
mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas system kesehatan yang
dijalankan dan banyak issue tentang kurangnya pemerataan pelayanan
kesehatan di daerah-daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang
Kesehatan Sedunia (World Health Essembly) dihasilkan kesepakatan global
untuk mencapai “Kesehatan bagi Semua tahun 2000” atau “Health for All by
The Year 2000” pada tahun 2000 (KBS 2000 / HFA by The Year 2000) dengan
semesta sasaran utamanya adalah “Tercapainya suatu derajat kesehatan yang
optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara sosial
maupun ekonomi”.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
perubahan orientasi dalam pembangunan kesehatan yang
meliputi perubahan-perubahan dari:
1. Pelayanan kuratif ke promotif dan preventif
2. Daerah perkotaan ke pedesaan
3. Golongan mampu ke golongan masyarakat berpenghasilan
rendah
4. Kampanye masal ke upaya kesehatan terpadu
Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1978,
Konferensi Alma Ata menetapkan Primary Health Care
(PHC) sebagai pendekatan atau strategi global untuk
mencapai Kesehatan Bagi Semua (KBS) atau Health for
All by The Year 2000 (HFA 2000). Dalam konferensi
tersebut Indonesia juga ikut menandatangani dan telah
mengambil kesepakatan global pula dengan menyatakan
bahwa untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua (KBS
2000/HFA 2000) kuncinya adalah Primary Health Care
(PHC) dan bentuk operasional dari PHC di Indonesia
adalah PKMD (Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Desa).
Pengertian


Menurut Deklarasi Alma Ata (1978),
Primary Health Care adalah kontak pertama
individu, keluarga, atau masyarakat dengan system
pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang
menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah
upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama
perorangan atau masyarakat dengan pelayanan
kesehatan (Depkes , 2011).
Pada intinya, perawatan kesehatan primer adalah
tentang merawat orang, daripada hanya mengobati penyakit
atau kondisi tertentu. PHC terdiri dari tiga bidang utama;
masyarakat dan komunitas yang diberdayakan; kebijakan dan
aksi multisektoral; dan perawatan primer dan fungsi kesehatan
masyarakat yang penting sebagai inti dari layanan kesehatan
terpadu. Ini termasuk spektrum layanan dari pencegahan
(yaitu vaksinasi dan keluarga berencana) untuk manajemen
kondisi kesehatan kronis dan perawatan paliatif (WHO).
Perkembangan
Primary Health Care
di Indonesia
Di Indonesia, PHC memiliki tiga
strategi utama yaitu

Kerja sama Partisipasi Penerapan


Multisektoral Masyarakat Teknologi
Strategi PHC Pertama
Kemenkes RI mengadopsi nilai inklusif,
yang merupakan salah satu dari lima nilai
yang harus diterapkan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan yaitu pro-rakyat,
inklusif, responsif, efektif,dan bersih.
Strategi yang Kedua
Sejalan dengan misi menkes yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, melindungi
kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata,
bermutu, dan adil, serta menjamin ketersediaan
dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan
juga menciptakan tata kelola kepemerintahan
yang baik.
Strategi ketiga
Menkes membuat salah satu program yaitu
saintifikasi jamu yang dimulai sejak 2010 untuk
meningkatkan keterjangkauan masyarakat
terhadap obat-obatan. Menkes juga
menambahkan untuk tercapainya strategi
tersebut diperlukan kerjama lintas sektor
maupun regional, khususnya kawasan Asia
Tenggara.
Menurut Menkes RI (2011), reformasi PHC yang mengadopsi
pendekatan WHO dalam WHO Annual Report 2008 dengan judul Primary
Health Care, Now More Then Ever, terdiri dari empat pilar yaitu :
• Reformasi pembiayaan kesehatan pembiayaan pemerintah lebih
diarahkan pada upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan bagi
orang miskin
• Reformasi kebijakan kesehatan; kebijakan kesehatann berbasis fakta
• Reformasi kepemimpinan kesehatan; harus bersifat inklusif,
partisipasif, dan mampu menggerakan lintas sektor melalui advokasi
• Reformasi pelayanan kesehatan; harus mengembangkan sistem yang
kokoh dalam konteks puskesmas dengan jejaringnya serta suprasistemnya.
Kementrian Kesehatan RI (2011) mengatakan, di masa
mendatang PHC yang diinginkan adalah puskesmas sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan komprehensif di
strata pertama. Disamping itu Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat dapat berjalan secara lintas sektor, Puskesmas
sebagai pembina teknis, terdapat alokasi anggaran yang cukup,
serta sistem yang jelas mengenai peran Puskesmas dan
jejaringnya.
Partisipasi Masyarakat dalam
Primary Health Care
• French dkk (1960) mengartikan partisipasi sebagai suatu
proses dimana dua atau lebih pihak-pihak yang terlibat,
saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam
mebuat keputusan yang mempunyai akibat di masa depan
bagi semua pihak
• Gandiputra (1978) menyimpulkan bahwa partisipasi
mengandung tiga elemen, yaitu:
• pengambilan keputusan atau pemecahan masalah,
• interaksi
• kesederajatan kekuasaan
• Dalam konteks PHC, maka partisipasi masyarakat merupakan hal yang
penting, karena upaya kesehatan primer merupakan suatu kegiatan
kontak pertama dari suatu proses pemecahan masalah kesehatan.
• Melalui partisipasi masyarakat maka kesenjangan yang ada antara
provider dan consumer dicoba untuk dijembatani
• Melalui partisipasi masyarakat, potensi setempat dicoba untuk
didayagunakan dan melalui partisipasi ini proses belajar akan
berlangsung lebih efektif (Haggard, 1944),
• Sehingga mempercepat peningkatan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan, seperti yang menjadi
tujuan dari pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1982)
Contoh peran serta masyarakat dalam Primary
Health Care (PHC)
A. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD)
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat
yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain
yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan
sehat sejahtera.
Tujuan PKMD
• Tujuan Umum PKMD
o Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.

• Tujuan Khusus PKMD


o Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka
o Mengembangan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri
o Menghailkan lebh banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu
terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa
Ciri-ciri PKMD
• Pelaksanaan kegiatan berlandaskan
• Kegiatan dilaksanakan atas dasar pada peran serta aktif dan swadaya
kesadaran, kemampuan dan masyarakat dalam arti
prakarsa masyarakat sendiri, dalam
arti kegiatan dimulai dengan memanfaatkan secara optimal
kegiatan untuk mengatasi masalah kemampuan dan sumber daya yang
kesehatan yang memang dirasakan ada
oleh masyarakat sendiri sebagai • Masukan dari luar hanya bersifat
kebutuhan
memacu, melengkapi dan
• Perencanaan kegiatan ditetapkan menunjang tidak mengakibatkan
oleh masyarakat secara
musyawarah dan mufakat ketergantungan
• Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenga
mayarakat setempat
• Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai
dengan kegiataan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat
walaupaun kegiatan tersebut bukan
merupakan kegiatan kesehatan secara
langsung
Prinsip PKMD • Dalam membina kegiatan masyarakat
diperlukan kerjasama yang baik
• Dalam keadaan dimana masyarakat tidak
dapat memecahkan masalah atau
kebutuhannya sendiri maka pelayanan
langsung diberikan oleh sektor yang
bersangkutan
B. Penggerakkan Peran Serta Masyarakat (PSM)
Peran Serta Masyarakat (PSM) adalah proses
dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat
termasuk swasta :
• Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat.
• Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan
diri, keluarga dan masyarakat.
• Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang
menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan
kebersamaan.
Peran Kader dalam Primary Health
Care
• Kader adalah warga
masyarakat setempat yang
dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja
secara sukarela. (Depkes RI)
• kader kesehatan atau
dinamakan juga promotor
kesehatan desa (prokes) adalah
tenaga sukarela yang dipilih
oleh dari masyarakat dan
bertugas mengembangkan Sehingga, kader adalah seorang
masyarakat. (L.A Gunawan) tenaga sukarela yang direkrut dari,
oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran
pelayanan kesehatan.
Macam-macam Kader Kesehatan
1. Kader Posyandu Balita
• Kader yang bertugas di pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan kegiatan
rutin setiap bulannya melakukan pendaftaran, pencatatan, penimbangan
bayi dan balita.
2. Kader Posyandu Lansia
• Kader yang bertugas di posyandu lanjut usia (lansia) dengan
kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat
pemeriksaan kesehatan pasien lansia.
3. Kader Masalah Gizi
• Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan pendataan,
penimbangan bayi dan balita yang mengalami gangguan gizi (malnutrisi).
4. Kader Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
• Kader yang bertugas membantu bidan puskesmas melakukan
pendataan, pemeriksaan ibu hamil dan anak-anak yang
mengalami gangguan kesehatan (penyakit).
5. Kader Keluarga Berencana (KB)
• Kader yang bertugas membantu petugas KB melakukan
pendataan, pelaksanaan pelayanan KB kepada pasangan usia
subur di lingkungan tempat tinggalnya
6. Kader Juru Pengamatan Jentik (Jumantik)
• Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas
melakukan pendataan dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah
penduduk sekitar wilayah kerja puskesmas
7. Kader Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
• Kader yang membantu petugas puskesmas melakukan
pendataan dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di
lingkungan pos tempat kerjanya
8. Kader Promosi Kesehatan (Promkes)
• Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan
penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam
kelompok masyarakat
9. Kader Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
• Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas
melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan anak-anak
usia sekolah pada pos pelayanan UKS
Peran Kader
A. Merencanakan kegiatan, antara lain:
• menyiapkan dan melaksanakan survey
mawasdiri, membahas hasil survei, B. Menggerakan masyarakat:
• menentukan masalah dan kebutuhan • Mendorong masyarakat untuk
kesehatan masyarakat desa, gotong royong
• menentukan kegiatan penanggulangan • Memberikan informasi tentang
masalah kesehatan bersama masyarakat, kegiatan kesehatan
• membahas pembagian tugas , • Pendamping dan pengarah
• melakukan komunikasi, informasi dan dalam pelayanan kesehatan
motivasi kunjungan, alat peraga dan
• Mengadakan kesepakatan kegiatan
percontohan.
apa yang akan dilaksanakan.
C. Memberikan pelayanan yaitu:
• Membagi obat
• Penghubung masyarakat pada memberi pelayanan
• Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan,
• Memberikan pertolongan pemantauan penyakit,
• Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga
binaan
• Melakukan pertemuan kelompok.
• Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
• Melaksanakan evaluasi kegiatan bersama tenaga kesehatan
D. Melakukan pencatatan yaitu:
• KB: jumlah peserta aktif dan sebagainya
• KIA: jumlah ibu hamil, vitamin A yang
dibagikan dan sebagainya.
• Imunisasi: jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil
dan jumlah bayi dan balita yang
diimunisasikan .
• Gizi: jumlah bayi yang ada, yang
mempunyai KMS, balita yang ditimbang
dan yang naik timbangannya.
• Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita
yang ditemukan dan dirujuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai