Sistem Keyakinan /
Kepercayaan
Dasar utama kepercayaan
agama Hindu adalah Panca
Sraddha
• Keyakinan terhadap Sang
Hyang Widhi Wasa
• Kepercayaan terhadap roh
leluhur, makhluk halus/gaib,
dan kekuatan sakti
• Kepercayaan Terhadap
Karmaphala (hukum sebab
akibat)
Lanjutan…
Kelompok keagamaan
Keluarga inti atau kelompok lain kekerabatan yang kecil.
Kelompok kekerabatan unilenial yang besar seperti klen
Kesatuan-kesatuan hidup setempat atau komuniti
Kesatuan-kesatuan sosial dengan orientasi yang khas
Adat-istiadat Masyarakat Bali Yang Terdapat Dalam Novel Kenanga
Karya Oka Rusmini
Atmadja dkk (2017) menyatakan Atmadja dkk (2017) ada tiga kerangka
Sistem
bahwa manusia adalah homo religius
sehingga dalam diri manusia
dasar dalam pemahaman dan
pelaksanaan ajaran agama Hindu,
religi yang
senantiasa ada benih-benih
ketuhanan yang mendorong
antara lain: 1) Tattwa, 2) Etika , dan 3)
Upacara atau ritual.
terdapat
seseorang untuk selalu dekat dengan
Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Menurut Dira dan Juliantara (2019) dalam
sumber-sumber ajaran tattwa adalah
Hyang Widhi Wasa melalui
sembahyang sebagai tanda bakti. pustaka-pustaka Hindu yang Novel
merupakan sumber ajaran kebenaran
Emosi keagamaan yang
atau kenyataan. Yang menjadi bagian Kenanga
terpenting dalam tattwa adalah ajaran
panca sradha. karya Oka
penelitian Nitayadya (2012) yang Rusmini
meneliti tentang hukum karmaphala
dalam novel “Sukreni Gadis Bali” karya
Putu Wijaya.
Keterkaitan Aspek Budaya Karya Sastra dengan Latar Belakang Pengarang
Latar tempat
Kata sapaan yang digunakan tokoh
Sistem Upacara /Ritual Kelompok Keagamaan
Ritual = Yadya. Berasal dari kata • Keluarga inti / kelompok lain kekerabatan yang
“yaj” bahasa sansekerta yang kecil. Menurut Atmadja dkk (2017) Keluarga inti
berarti korban suci.
Panca yadya berarti Lima korban
disebut kuren atau keluarga batih yang tinggal di
karang paumahan sebagai aspek palemahan.
Sistem
suci. Panca yadya meliputi:
Dewa yadya, Pitra yadya,
• Kelompok kekerabatan unilenial yang lebih besar
seperti klen. Koentjaraningrat menyattakan
religi yang
Manusa yadya, Rsi yadya dan
Butha yadya.
beberapa kuren membentuk kelmpok lebih besar di
sebut dadia.
terdapat
Penelitian terkait upacara /ritual :
Penelitian ernatip (2018) tentang
• Kesatuan-kesatuan hidup setempat. Komuniti lebih
luas dari kelompok ini disebut desa pakraman.
dalam
upacara Ngaben, Penelitian
Ernawati (2012) dan Wiguna
• Kesatuan –kesatuan sosial dengan orientasi yang
khas. Menutut Koentjaraningrat dalam masyarakat
Novel
(2017) tentang upacara potong
gigi, penelitian Ngurah dan
Bali terdapat kelompok yang disebut sekaa seperti:
sekaa gong, sekaa pande, dan sekaa tukang kayu.
Kenanga
seniwati (2019) tentang upacara
otonan.
Menurut Padma di Bali dikenal adanya sekte. Ada
Sembilan sekte yang pernah berkembang di Bali
karya Oka
yaitu 1) sekte Bairawa, 2) Sekte Brahma , 3) Sekte
Siwa Sidhanta, 4) Sekte Waisnawa, 5) Sekte
Rusmini
Pasupata, 6) Sekte Bhoda/Sogatha, 7) Sekte Rsi,
8) Sekte Sora, 9) Sekte Ganapati.
Tiga sekte yang masih ada sampai saat ini yaitu
sekte Siwa Sidanta, sekte Waisnawa dan sekte
Boda.
Adat Istiadat Masyarakat Bali yang Terdapat
dalam Novel Kenanga Karya Oka Rusmini
• Adanya catur wangsa dalam masyarakat Hindu Bali. Penelitian Kertih dan Susila (2014) tentang kesalahpahaman tentang
kasta. Penelitian Winarta (2015) tentang keberadaan kasta membuat interaksi tidak seimbang.
• Sapaan Jero untuk kaum jaba wangsa yang menikah dengan kaum tri wangsa. Seseorang yang bergalar “jero” tidak boleh
lagi bersembahyang di pura keluarga, tidak boleh mendoakan orang tuanya.
• Sebutan wang jero untuk kaum sudra yang mengabdi pada keluarga griya. Kaum sudra yang menjadi pelayan di griya
disebut wang jero.
• Sapaan “Ratu” untuk keluarga griya. Sapaan “Ratu” sebagai tanda penghormatan pada kaum brahmana.
• Perkawinan beda kasta (perkawinan nyerod). Penelitian Sudarma (2015) tentang perkawinan antar wangsa yang disebut
asu pundung dan alangkahi karang hul. Penelitian Kebayantini (2016) tentang upacara patiwangi. Penelitian Widetya dkk
menyatakan perempuan yang melakukan perkawinan nyerod sangat lemah kedudukannya.
• Larangan mencantumkan gelar kebangsawanan pada anak yang lahir sebelum perkawinan yang sah. Penelitian Pramana
tentang anak yang lahir diluar perkawinan. Penelitian Widyanta (2010) tentang anak astra
• Budaya mebraya, majenukan, dan ngayah dalam masyarakat Hindu Bali. Penelitian Suwindia dkk tentang konsep menyama
braya. Penelitian Suryawan (2017) terjalinya hubungan harmonis antara agama Hindu dan Muslim di kampung Angantiga
desa Petang Kab. Badung.
• Tajen sabung ayam masyarakat Bali. Penelitian Aryanata (2017) tentang tajen
• Tuak minuman khas Bali. Tuak minuman khas Bali yang rasanya manis namun jika lebih sehari rasanya berubah dan
memabukan.
• Taksu pada barang milik kaum brahmana. Taksu diduga berasal dari kata “Caksu” yang berasal dari bahasa sansekerta
04
yang berarti mata atau penglihatan. Dibia (2011) menyatakan bahwa taksu adalah kekuatan yang dapat memberikan
kecerdasan dan kewibawaan kepada pelakunya.
• Makanan khas Bali. Penelitian Sukerti dkk (2017) tentang sedikitnya restoran tradisional yang menyajikan maknan khas Bali
• Tradisi masyarakat Hindu Bali menanam bunga di pekarangan. Sudarta (2001) menyatakan bahwa bunga merupakan salah
satu sarana upacara. Sebagai simbol Tuhan dan sarana persembahan.
• Udeng tutup kepala Khas Bali. Dikenakan oleh pria Bali saat beribadah dan acara adat dan upacara keagamaan.
Simpulan
1. Sistem Religi yang Terdapat dalam Novel Kenanga Karya Oka Rusmini.
Secara keseluruhan sistem religi yang terdapat dalam novel “Kenanga”
karya Oka Rusmini dapat digambarkan sebagai berikut: (a) emosi keag
amaan (b) sistem kepercayaan atau keyakinan (c) sistem upacara atau
ritual, (d) Kelompok keagamaan.
2. Adat istiadat Masyarakat Bali yang Terdapat dalam Novel Kenanga kary
a Oka Rusmini. Adat istiadat yang terdapat dalam novel Kenanga karya
Oka Rusmini meliputi: (a) adanya catur wangsa dalam masyarakat Hind
u Bali, (b) sapaan jero untuk kaum jaba wangsa yang menikah dengan
kaum tri wangsa, (c) sebutan wang jero untuk kaum sudra yang menga
bdi pada keluarga griya. (d) sapaan ratu untuk keluarga griya, (e) perka
winan beda kasta (perkawinan nyerod), (f) larangan untuk mencantumk
an gelar kebangsawanan pada anak yang lahir sebelum perkawinan ya
ng sah, (g) budaya mebraya, majenukan dan ngayah dalam masyaraka
t Hindu Bali, (h) tajen sabung ayam masyarakat Bali, (i) tuak minuman k
has Bali,(j) taksu pada barang milik kaum brahmana, (k) makanan khas
Bali, (l) tradisi masyarakat Hindu Bali menanam bunga di pekarangan d
an (m) udeng tutup kepala khas Bali.
3. Keterkaitan Aspek Budaya Karya Sastra dengan Latar Belakang Penga
rang dalam Novel Kenanga karya Oka Rusmini. Keterkaitan aspek bud
aya karya sastra dengan latar belakang pengarang dalam novel Kenan
ga karya Oka Rusmini dapat dilihat pada aspek berikut:
• Keyakinan atau kepercayaan tokoh,
• Status sosial tokoh cerita.
• Latar tempat
• Kata sapaan yang digunakan tokoh cerita
• Adat istiadat yang ada dalam cerita.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here