• Karbohiderat merupakan komponen utama yang dipecah dalam proses fermentasi. Proses fermentasi diawali
dengan pemecahan polisakarida karbohiderat menjadi gula sederhana, misalnya hidrolisis pati menjadi unit
glukosa. Selanjutnya, glukosa akan dipecah menjadi senyawa lain tergantung dari jenis fermentasinya.
• Reaksi oksidasi tidak dapat berlangsung tanpa reaksi reduksi yang seimbang. Oleh sebab itu, jumlah atom
hiderogen yang dilepaskan pada tahap pertama fermentasi selalu seimbang dengan jumlah atom hiderogen
yang digunakan dalam tahap kedua. Pada tahap pertama fermentasi glukosa selalu terbentuk asam piruvat
.Pemecahan glukosa menjadi asam priruvat dapat dilakukan melalui jalur reaksi yaitu Jalur Embden-Meyerhof-
Parnas (EMP), Jalur Entner Doudoroff (ED), Jalur hexamonophospahate (HMP) dan jalur fosfoketolase
Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan proses Industri fermentasi
• Mikroba
• Bahan dasar
• Sifat proses
• Pilot-plant
Syarat mikrobia :
c. Stabil. Pada kondisi yang diberikan, mikrobia harus mempunyai sifat yang tetaptidak
mengalami perubahan karena mutasi atau lingkungan
d. Bukan Patogen. Mikroba yang digunakan bersifat aman bagi manusia maupun
hewan. Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga agar tidak menimbulkan
akibat samping pada lingkungan.
Lanjutan
• Kelompok mikroba yang mampu memfermentasi nutrisi yang terdapat dalam bahan
pangan akan mengubah sebagian atau seluruh komponen pangan menjadi produk hasil
fermentasi, misalnya asam laktat, etanol, CO2 atau asam organik lainnya (Rahayu, 2012)
• Mikroba yang berperan dalam proses fermentasi dapat berasal dari satu jenis mikroba
(sebagai kultur tunggal) atau lebih dari satu jenis mikroba ( sebagai kultur campuran).
• Apabila proses fermentasi yang terjadi secara spontan maka jenis dan jumlah mikroba
yang berperan dalam fermentasi tidak terkontrol (tergantung dari bahan baku dan
keadaan lingkungannya)
• Apabila proses fermentasi dilakukan secara terkontrol maka diperlukan inokulum
(starter) yang menyebabkan jenis dan jumlah mikroba menjadi selektif sehingga produk
hasil fermentasi lebih terjamin.
• Inokulum yang digunakan pada proses fermentasi terkontrol berada pada fase
pertumbuhan eksponensial yang akan diinokulasikan ke dalam bahan pangan sebagai
media pertumbuhannya.
• Penggunaan inokulum tergantung dari produk fermentasi yang akan dihasilkan sehingga
pemilihan jenis atau galur mikroba secara tepat, sehingga akan diperoleh jenis mikroba
yang potensial untuk menghasilkan produk metabolisme yang diinginkan
Lanjutan
• Mikroba terpilih tersebut dikembangkan dalam skala produksi komersial sebagai inokulum ,
jika inokulum di produksi dalam skala besar oleh suatu industri baik kultur tunggal atau
campuran biasanya dalam bentuk bubuk kering-beku (freeze-dreid powder) sehingga
memudahkan dalam penanganann dan distribusinya
• Fermentasi secara umum dibagi menjadi 2 model utama yaitu fermentasi media cair (liquid
state fermentation, LSF) dan fermentasi media padat (solid state fermentation, SSF).
Fermentasi media cair diartikan sebagai fermentasi yang melibatkan air sebagai fase kontinu
dari sistem pertumbuhan sel bersangkutan atau substrat baik sumber karbon maupun
mineral terlarut atau suspensi sebagai partikel-partikel dalam fase cair. Fermentasi media
padat merupakan proses fermentasi yang berlangsung dalam substrat tidak terlarut namun
mengandung air yang cukup sekalipun tidak mengalir bebas.
• Media yang digunakan dalam proses fermentasi dapat berupa media padat ataupun cair.
Syarat pemilihan medium sebagai bahan baku dalam proses fermentasi adalah :
a. Penanganannya mudah
b. Kondisi relatif stabil dalam penyimpanan
c. Harga terjangkau
Bahan Dasar
• Syarat
1. Mudah didapat
2. Jumlahnya besar
3. Murah harganya
• Perbedaan kondisi yang dibutuhkan oleh mikrobia dalam proses industri juga akan
menentukan
1. Tipe fermentaor
Digunakan dalam proses pembuatan wine dan bir dan pembuatan roti (ragi roti)
• Saccharomyces roxii