Anda di halaman 1dari 37

RHEOLOGI

Violeta G. M. Tambingon
18101105091
Farmasi B 2018
• Kata Rheologi berasal dari bahasa
Yunani
Rheo > Mengalir
Logos > Ilmu

Rheologi berarti aliran zat cair


atau perubahan bentuk
(deformasi) zat di bawah tekanan
Manfaat di bidang kefarmasian
• Mengetahui hubungan antara
tekanan gesek (shearing stess)
dengan kecepatan geser
(shearing rate) pada cairan,
atau hubungan anatara strain
dan stess pada benda padat.
Istilah dalam Rheologi
• Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan
perbedaan (dv) antara dua bidang cairan yang
dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
• Shearing stress (F) F’/A untuk menyatakan gaya
per satuan luas yang diperlukan untk
menyebabkan aliran
• Penerapannya digunakan dalam
formulasi dan analisis dari produk
farmasi :
emulsi, pasta, suppositoria, dan
penyalutan tablet yang menyangkut
stabilitas, keseragaman dosis, dan
keajekan hasil produk
Pengukuran Rheologi digunakan untuk
• Kemudahan penuangan dari botol
• Penekanan atau pemencetan dari suatu tube
atau wadah lain yang dapat berubah bentuk
• Pemeliharaan bentuk produk
• Penggosokan bentuk produk
• Pemompaan produk dari pencampuran dan
penyimpanan ke alat pengisian atau pelewatan
dari suatu jarum suntik yang diproduksi oleh
industri
Penerapan rheologi dalam dunia farmasi
Sifat Rheologi dalam Suspensi
Sifat Rheologi dalam Emulsi
Sifat Rheoligi dalam Semisolid
Sifat Aliran pada Serbuk
Karakteristik Rheologi
1. Sistem Newtonian
jika bidang cairan paling atas bergerak dengan
suatu kecepatan konstan, setiap lapisan
bawahnya akan bergerak dengan suatu
kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak
lapisan dasar yang diam.
2. Sistem Non-Newtonian
a. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi
memotong sumbu shearing stress pada suatu titik
tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield.
Pada harga stress di bawah harga yield value, zat
bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu
kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).
U = (F – f) / G
U : Viskositas plastis
F : yield value
b. Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan
farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair
dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan
natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis
diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini
berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari
partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi

FN = η’ G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat
hingga seperti aliran newton. Jika N=1 aliran tersebut
sama dengan aliran newton.
c. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang
memiliki presentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi
peningkatan daya hambat untuk mengalir
(viskositas) dengan meningkatnya rate of
shear. Jika stress dihilangkan, suatu
sistem dilatan akan kembali ke keadaan
fluiditas aslinya.
Terima kasih
Sistem koloid dan
Ukuran Partikel
Violeta G. M. Tambingon
18101105091
Farmasi B 2018
Pengertian
Sistem koloid → Sistem dispersi
Sistem dispersi merupakan campuran zat
terlarut dengan pelarut

• Dalam sistem dispersi, zat terlarut jumlahnya


lebih sedikit dibanding dengan zat pelarut.

Zat terlarut > fasa terdispersi.


 Zat pelarut > medium pendispers
Pengertian
Jadi, sistem dipresi adalah
pencampuran antara fasa terdispersi
dengan medium pendispersi yang
bercampu secara merata, memiliki
ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar yaitu 1 – 1000 nm.
Pengelompokan sistem dipersi
• 1. Dispersi kasar (suspensi)
• 2. Dispersi halus (larutan sejati)
• 3. Dispersi koloid
Dispersi Koloid
• Merupakan campuran antara system
dispersi kasar dan dispersi halus. Dalam
sistem koloid antara fasa teridpersi dan
medium pendispersi tampak homogen.
• Namun sesungguhnya, dispersi koloid
merupakan campuran yang heterogen.
Hal ini terlihat jelas saat diamati
menggunakan mikroskop ultra.
• Contoh : Campuran antara air dan tinta
Perbedaan suspensi, larutan, dan koloid

Larutan Koloid Suspensi


• Bersifat homogen • Terlihat homogen •Bersifat heterogen
• Ukuran partikel < 10-7 tetapi bersifat •Ukuran partikel > 10-5
cm (1 nm) hetrogen cm
• Ukuran patikel •Bersifat tidak stabil
• Terdiri dari satu fase
•Dapat disaring
• Bantuk stabil 10-7 s/d 10-7 cm
• Tidak dapat disaring • Terdiri dari dua
fase
• Tidak dapat
disaring
• Larutan homogen
• Suspensi
• Koloid
Pengelompokan sistem koloid
Medium Teridpersi

Padat Cari Gas

Padat Sol padat Emulsi Padat Busa Padat

Cair Sol cair Emulsi Cair Buih

Gas Aerosol padat Aerosol Cair Larutan Sejati

Kombinasi antara zat terdispersi gas dan


medium pendispersi gas selalu akan membentuk
larutan sejati, bukan koloid
Sol padat (padat – padat)
• Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa
padan
Emulsi Padat (cair – padat)
• Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa
padatan
Busa padat (gas – padat)
• Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa gas dan fasa pendispersinya berupa
padatan
Sol (padat – cair)
• Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa
cairan
Emulsi (cair – cair)
• Sistem kolid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa
cairan.
Buih / busa (gas – cair)
• Sistem koloid ini terbentuk dari fase terdispersi
berupa gas dan fasa pendispersinya berupa
cairan
Aerosol Padat (padat – gas)
• Sistem koloid initerbentuk dari fasa terdispersi
berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa
gas
Aerosol (cair – gas)
• Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa
gas
Sifat – sifat Koloid
A. Efek tyndall
Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Efek ini ditemukan oleh John Tyndall.
Contoh :
- Sorot lampu pada kabut
- Warna biru langit pada siang hari dan warna
jingga di langit pada saat matahari terbenam.
B. Gerak Brown
- Merupakan gerak acak (zig – zag) partikel koloid
dalam medium pendispersinya. Ditemukan oleh
Robert Brown.
- Gerak ini terjadi karena adanya tumbukan yang
tidak seimbang antara molekul – molekul
medium terhadap partikel koloid.
- Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak Brown
berlangsung karena energi kinetik molekul
medium meningkat menghasilkan tumbukan
yang lebih kuat.
C. Elektroforesa
Pergerakan partikel koloid di bawah
pengaruh medan listrik. Partikel – partikel
koloid dapat bermuatan listrik karena
terjadi penyerapan ion pada permukaan
koloid.
Koloid yang bermuatan negatif akan
bergerak ke anode (elektode positif)
sedangkan koloid yang bermuatan positif
bergerak ke katode (elektrode negatif).
D. Adsorpsi
Proses penyerapan suatu zat di
permukaan zat lain. Zat yang diserap
disebut fase terserap dan zat yang
menyerap disebut adsorpen.
Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya
tarik molekul-molekul pada
permukaan adsorpen.
E. Koagulasi
Peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid
sehingga fase terdispersi terpisah dari medium
pendispersinya.
Koagulasi disebabkan hilangnya kestabilan
untuk mempertahankan partikel-partikel agar
tetap tersebar di dalam medium pendispersinya.
Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis
dan kimia
F. Dialisis
Penghilangan muatan koloid dengan cara
memasukkan koloid ke dalam membrane
semipermeabel dan kemudian dimasukkan ke
dalam aliran zat cair.

G. Koloid pelindung
Koloid yang dapat menstabilkan system koloid
lain.
TERIMA KASI

Anda mungkin juga menyukai