Penegakan Diagnosis Difteri
Penegakan Diagnosis Difteri
DIAGNOSIS DIFTERI
Oleh : dr. Anissa Nadya K.
Puskesmas Pulomerak
2018
PENDAHULUAN
Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat
menular, dapat dicegah dengan imunisasi, dan
disebabkan oleh bakteri gram positif
Corynebacterium diptheriae strain toksin.
Penyakit ini ditandai dengan adanya peradangan
pada tempat infeksi, terutama pada selaput
mukosa faring, laring, tonsil, hidung dan juga
pada kulit.
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta : Kemenkes RI.
PENULARAN
Penularan terjadi secara droplet (percikan ludah) dari :
Batuk
Bersin
Muntahan
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta : Kemenkes RI.
TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala berupa infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) bagian atas :
Adanya nyeri tenggorok,
Nyeri menelan,
Demam tidak tinggi (kurang dari 38,5o C),
dan ditemui adanya pseudomembrane
putih/keabu-abuan/kehitaman di tonsil, faring,
atau laring yang tak mudah lepas, serta berdarah
apabila diangkat. Sebanyak 94 % kasus Difteri
mengenai tonsil dan faring.
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta :
Kemenkes RI.
Pada keadaan lebih berat dapat ditandai dengan
:
Kesulitan menelan,
Sesak nafas, stridor dan pembengkakan leher
yang tampak seperti leher sapi (bullneck).
Kematian biasanya terjadi karena
obstruksi/sumbatan jalan nafas, kerusakan
otot jantung, serta kelainan susunan saraf
pusat dan ginjal.
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta :
Kemenkes RI.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
KLASFIKASI PENDERITA DIFTERI
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta :
Kemenkes RI.
Probable Difteri adalah orang dengan suspek Difteri ditambah dengan salah satu gejala berikut:
d. Stridor, Bullneck.
g. Myocarditis.
h. Meninggal.
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta : Kemenkes RI.
Kasus konfirmasi laboratorium adalah kasus
suspek Difteri dengan hasil kultur positif
Corynebacterium diphtheriae strain toxigenic
atau PCR (Polymerase Chain Reaction) positif
Corynebacterium diphtheriae yang telah
dikonfirmasi dengan Elek test.
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri. Jakarta : Kemenkes RI.
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Difteri.
Jakarta : Kemenkes RI.
Sumber : Chen RT, Broome CV, Weinstein RA. Diphtheria in the United States, 1971-81. Am J Public
Health. 1985 Dec. 75(12):1393-7.
Sumber : Chen RT, Broome CV, Weinstein RA. Diphtheria in the United States, 1971-81. Am J
Public Health. 1985 Dec. 75(12):1393-7.
Sumber : Dallman T, Neal S, Green J,
Efstratiou A. Development of an online
database for diphtheria molecular
epidemiology under the remit of the DIPNET
project. Euro Surveill. 2008 May 8. 13(19)
Sumber : Mandell, Bennett, Dolin. Corynebacterium diphtheriae. Principles and Practice of
Infectious Diseases. 2005. 2457-2464.
Sumber : Mandell, Bennett, Dolin. Corynebacterium diphtheriae. Principles
and Practice of Infectious Diseases. 2005. 2457-2464
Sumber : Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Difteri. Jakarta : Kemenkes RI.
SUMBER
Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Difteri. Jakarta : Kemenkes RI.
Mandell, Bennett, Dolin. Corynebacterium diphtheriae.
Principles and Practice of Infectious Diseases. 2005.
2457-2464
Dallman T, Neal S, Green J, Efstratiou A. Development
of an online database for diphtheria molecular
epidemiology under the remit of the DIPNET project.
Euro Surveill. 2008 May 8. 13(19)
Chen RT, Broome CV, Weinstein RA. Diphtheria in the
United States, 1971-81. Am J Public Health. 1985 Dec.
75(12):1393-7.
ALHAMDULILLAH.. SELESAI..