Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

O
DENGAN LEUKEMIA MIELOID AKUT
Desti Novitasari
(2720162823)

Tri Octaviani Isna Rifqi F


(2720162865) (2720162836)

Tamim Azhary Reni Hastomo


(2720162863) (2720162854)
DEFINISI
Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang
ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi
sel-sel progenitor dari seri mieloid.

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam
tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat
sisa.
suatu senyawa kimia yang di gunakan
Benzene pada industri penyamakan kulit di
Negara sedang berkembang.
di ketahui dari penelitian tentang tingginya
Radiasi insidensi kasus leukemia, termasuk AML, pada
Ionik orang-orang yang selamat dari serangan bom atom
di Hirosima dan Nagasaki

Trisomi pada pasien yang terkena sindrom down


Kromosom mempuyai resiko 10 hingga 18 kali lebih tinggi
untuk menderita leukemia

Pengobatan
dengan
kemoterapi
Tanda dan gejala AML digolongkan menjadi 3 golongan besar:

Gejala kegagalan sumsung


tulang

Keadaan hiperkatabolik

Infiltrasi ke dalam organ


menimbulkan organomegali
M1 : Myelositik leukemia M4 : Myelomonositik
akut tanpa diferensi. leukemia akut .

M2 : Myelositik leukemia M5: Monositik leukemia


akut dengan diferensi akut dengan deferensiasi

M3 : Promyelositik leukemia M5A: Monoblastik leukemia


akut . akut tanpa deferensiasi.

M6 : Eritroleukimia.
Pathogenesis utama AML adalah adanya blockade maturitas yang menyebabkan proses
diferensiasi sel-sel myeloid terhenti pada sel-sel muda (blast) dengan akibat terjadinya
akumulasi blast di sumsum tulang. Akumulasi blast dalam sumsum tulang akan
menyebabkan sindrom kegagalan sumsum tulang yang di tandai dengan adanya
sitopenia (anemia, lekopenia dan trombositopenia). Adanay anemia akan menyebabkan
pasien mudah leleah dan pada kasus yang lebih berat sesak nafas, trombositopenia akan
menyebabkan tanda-tanda pendarahan, sedang adanya leukopenia akan menyebabkan
pasien rentan terhadap infeksi. Selain itu sel-sel blast yang terbentuk juga punya
kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang dan berinfilterasi ke organ-organ lain
seperti kulit, tulang, jaringan lunak dan system syaraf pusat dan merusak organ-organ
tersebut dengan segala akibatnya (Kurnianda, 2007).
• Fase pertama terapi (remisi-induksi)
1

• Kemoterapi paska induksi


2

• Treansplantasi sumsum tulang


3
Nn. O usia 25 tahun Sejak + 3 bulan SMRS, pasien mengeluh badannya terasa menjadi mudahlelah
dan demam, demam naik turun. Pasien juga merasa linu-linu pada kaki dan tangan baik kanan
maupun kiri. Linu-linu sering terasa pada pagi hari. Pasien sering merasa demam sumer-sumer
sepanjang hari. Sejak + 1 bulan SMRS, pasien mengeluh sakit gigi, namun tidak mimisan dan tidak
nyeri telinga.Sejak + 15 hari SMRS muncul bintik-bintik merah pada wajah pasien kemudian timbul
pada tangan dan kaki, bintik-bintik yang timbul pada wajah pasien di rasakan perih dan panas,
awalnya sebelum muncul bintik merah wajah pasien bengkak dan berwarna biru-biru. Pasien juga
mengeluh kedua matanya merah Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang hingga badannya
terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Sebelum demam pasien mengeluh nyeri tenggorokan. Hari 1
MRS mata pasien kemerahan tampak berdarah dan gusi pasien membengkak. Hari 3 MRS pasien
pilek dan batuk, tidak berdahak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah,
kesadaran composmentis. Pemeriksaan kepala pada konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan
umum didapatkan purpura pada wajah, tangan dan kaki. Selain itu, didapatkan edema palpebra dan
perdarahan pada kedua mata serta terdapat pembengkakan gusi. Hasil pemeriksaan laboratorium
Hb : 8,5 gr %, Leukosit : 35.000/mm3. Diangnosa medis pasien :Leukemia Mieloid Akut. Tindakan
medis yang sudah dilakukan selam pasien dirawat adalah pemasangan infus RL 20 tpm, njeksi
cefotaxime 3 x 1 gram, Injeksi Kalnex 3 x 1 ampul, Injeksi Sotatik 3 x 1 ampul, Aspar K 3 x 1 tablet.
Nama Nn. O
Umur 25 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Sewon, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Status Perkawinan Belum Kawin
Agama Islam
Suku Jawa
Pendidikan SMA
Pekerjaan Mahasiswa
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
1. Pasien mengeluh badannya terasa 1. Pada wajah pasien nampak muncul
mudah lelah dan demam naik turun bintik merah
2. Pasien merasa linu – linu pada kaki 2. Pasien tampak kurus
dan tangan pada pagi hari 3. Mata pasien tampak kemerahan,
3. Pasien mengeluh sakit gigi, mimisan, tampak berdarah, gusi bengkak
nyeri telinga 4. Pasien pilek dan batuk tidak
4. Pasien mengatakan bintik– bintik berdahak
merah pada wajah muncul lebih dari 5. Hasil pemeriksaan
15 SMRS Keadaan umum lemah
5. Pasien mengatakan perih dan panas Kesadaran Composmentis
6. Pasien mengeliuh kedua matanya TD : 130/80mmHg
merah S : 39,5C
7. Pasien mengatakan nafsu makan N: 110X/menit
berkurang RR: 24x/menit
8. Pasien mengeluh nyeri tenggorokan 6. Pemeriksaan kepala
Konjungtiva anemis
7. Pemeriksaan umum
Didapatkan purpura pada wajah, tangan
dan kaki
8. Pemeriksaan Lab
Hb: 8,5 gr%
Leukosit : 35.000/mm3
Didapatkan edema palpebra dan
perdarahan pada kedua mata dan
pembengkakan pada gusi
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan Koagulasi
Inheren
2. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulasi inheren

INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring risiko perdarahan 1. Agar dapat mengetahui seberapa
2. Monitoring membran mukosa banyak darah yang keluar
3. Bersihkan perdarahan yang terjadi 2. Mengetahui apakah pasien
4. Dorong keluarga untuk mengalami dehidrasi
mendampingi klien dengan cara 3. Agar pasien lebih nyaman
yang tepat 4. Agar pasien cepat sembuh dan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam cepat dalam masa pemulihan
pemberian obat kalnek, aspar 5. Kalnek berguna untuk
menghentikan perdarahan, aspar
berguna untuk hipovolemik
2. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis

INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring intake makanan/cairan 1. Untuk mengetahui seberapa
2. Berikan nutrisi yang dibutuhkan banyak makanan/cairan yang
sesuai batas diet yang dianjurkan dikonsumsi
3. Ajarkan pasien dan keluarga 2. Agar makanan/cairan yang masuk
mengenai diet yang dianjurkan ke tubuh pasien dapat
4. Kolaborasi dengan ahli gizi dan dimetabolisme dengan baik
dokter dalam pemberian obat 3. Agar keluarga tidak salah dalam
memberikan diet makanan bagi
pasien
4. Agar pasien dapat segera pulih dan
pemberian diet tidak sah

Anda mungkin juga menyukai