Anda di halaman 1dari 24

P LAS E NTA P RE VIA

Disusun oleh :
MAS MEI SANTI WULANDARI
G3A019166
PLASENTA NORMAL

 Placenta berbentuk bundar/hampir bundar,


diameter 15-20cm & tebal ±2,5cm, berat rata-
rata 500gr.
 Umumnya placenta terbentuk lengkap pada
kehamilan < 16 minggu dengan ruang amnion
telah mengisi seluruh kavum uteri.
 Letak plasenta umumnya di depan atau di
belakang dinding uterus,agak ke atas arah
fundus uteri.
Plasenta previa adalah
plasenta yang
berimplantasi pada segmen
bawah rahim (SBR) dan
Definisi
menutupi sebagian atau
Plasenta
seluruh ostium uteri
Previa
internum (OUI) dan atau
yang terletak pada atau
dekat jalan lahir pada
kehamilan 28 minggu atau
lebih.
KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA
 Plasenta previa totalis atau komplit
 Implantasi plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum.
 Plasenta previa parsialis

 Plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum


 Plasenta previa marginalis

 Plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri


internum.
 Plasenta previa letak rendah

 Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim


demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih
kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm
dianggap plasenta letak normal.
 PATHWAY PLACENTA PREVIA
INSIDENSI
 Insidensi plasenta previa berkisar antara 0,3-0,5 %.
 Berdasarkan derajatnya insidensi tersebut adalah :

 Plasenta previa totalis : 23 – 31,3 %


 Plasenta previa parsialis : 20.6 – 33 %
 Plasenta letak rendah : 37 – 54,9 %
 Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik,
mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran
hidup.
Usia ibu

Paritas

Riwayat
kehamilan atau
persalinan
Faktor resiko sebelumnya
plasenta previa
Merokok

Plasenta yang
besar

Multifetal
gestasion

Kelainan pada
endometrium
PATOFISIOLOGI
 Setelah trimester ketiga kehamilan atau mungkin lebih
awal kehamilan terjadi peregangan pada dinding
rahim.
 Akibatnya isthmus uteri tertarik menjadi bagian
dinding corpus uteri yang disebut segmen bawah
rahim.
 Pada plasenta previa, hal ini menyebakan lepasnya
tapak dari plasenta. Tapak plasenta terbentuk dari
jaringan maternal yaitu bagian dari desidua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Darah
terutama berasal dari ibu yaitu dari ruangan
intervilosa.
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
sehingga tidak berakibat fatal.
Namun semakin bertambah nya usia kehamilan,
perdarahan akan semakin banyak.
Perdarahan relatif lebih banyak oleh karena
segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu
berkontraksi dengan kuat oleh karena elemen
otot yang dimiliki sangat minimal.
Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa
sebab, tanpa nyeri dan darah berwarna merah
segar.
GEJALA KLINIS
 Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur
kehamilan trimester kedua atau awal trimester
ketiga merupakan tanda utama plasenta previa.
 Tanpa alasan dan tanpa nyeri
 Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah
darah yang hilang,
 Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke
dalam Pintu Atas panggul (PAP) akan terhalang.
DIAGNOSA

1. ANAMNESIS
• Gejala pertama : perdarahan pada
kehamilan setelah 28 minggu/trimester
III
• Sifat perdarahan : tanpa sebab, tanpa
nyeri, berulang, darah bewarna merah
terang.
PEMERIKSAAN FISIK

 Vital sign dan denyut jantung janin harus diawasi dengan


ketat.
 Inspeksi

• Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau


sedikit.
• Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
 Palpasi abdomen

• Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah


• Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala
biasanya kepala masih goyang/floating.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


 USG transabdominal

Metode paling sederhana, tepat, dan aman untuk


mengetahui lokasi plasenta.

 USG transvaginal
Dapat digunakan untuk menentukan plasenta
previa letak rendah dan lebih akurat
diibandingkan USG transabdominal.
DIAGNOSA BANDING

Solusio plasenta
Vasa previa
Laserasi serviks atau vagina
PENATALAKSANAAN

Penanganan plasenta previa bergantung


kepada :
Keadaan umum pasien, kadar hb.
Jumlah perdarahan yang terjadi.
Umur kehamilan/taksiran BB janin.
Jenis plasenta previa.
Paritas dan kemajuan persalinan
TERAPI EKSPEKTATIF (PASIF)
 Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak
terlahir prematur.
 Syarat-syarat terapi ekspektatif:
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan
sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar
hemoglobin dalam batas normal).
d. Janin masih hidup.
Upaya yang dilakukan yaitu :
 Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika
profilaksis.
 Pemeriksaan USG

 Periksa Hb, Ht, golongan darah.

 Awasi tanda vital ibu, perdarahan, dan detak jantung


janin.
 Berikan tokolitik bila ada kontraksi :

 MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam

 Nifedipin 3 x 20 mg/hari

 Betamethason 12 mg tiap 24 jam selama 48 jam.

 Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau


ferous fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
TERAPI AKTIF
Terapi aktif dilakukan apabila ditemukan beberapa
syarat, yaitu :
 Perdarahan yang telah berlangsung atau akan
berlangsung dapat membahayakan ibu dan janin
 Kehamilan telah cukup 37 minggu atau berat janin
telah mencapai 2500 gram
 Sudah inpartu

Terapi aktif berupa terminasi kehamilan segera.


TERAPI AKTIF
 Sectio Cesaria
Seksio sesaria dilakukan dengan indikasi :
 Semua plasenta previa totalis, janin hidup atau meninggal.

 Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan


tidak berhenti dengan tindakan-tindakan yang ada.
 Plasenta previa dengan panggul sempit letak lintang.

Tujuan seksio sesaria :


 Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat
segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan.
 Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada
serviks uteri jika janin dilahirkan pervaginam
TERAPI AKTIF
 Pervaginam

Melakukan tekanan pada plasenta supaya


pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat
tertutup kembali (tamponade pada plasenta).
 1. Amniotomi (pemecahan selaput ketuban)

Cara ini merupakan cara yang dipilih untuk


melancarkan persalinan pervaginam. Cara ini
dilakukan apabila plasenta previa lateralis,
plasenta previa marginalis atau plasenta letak
rendah, bila ada pembukaan pada primigravida
telah terjadi pembukaan 4 cm atau lebih.
TERAPI AKTIF
 Pervaginam

Melakukan tekanan pada plasenta supaya


pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat
tertutup kembali (tamponade pada plasenta).
 Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks ialah
mengadakan temponade plasenta dengan
bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks
tidak dilakukan pada janin yang masih hidup.
KOMPLIKASI
Perdarahan, anemia, syok bahkan
morbiditas
Plasenta akreta, inkreta atau bahkan
plasenta perkreta
Malpresentasi janin
Prematuritas, gawat janin bahkan lahir
mati.
Infeksi

Anda mungkin juga menyukai