darah ke tubuh Anda. Langkah medis ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Anda ketika tubuh kekurangan darah. 2.Indikasi pemberian transfusi darah Lima indikasi umum transfusi darah: 1.Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan perdarahan masih terus terjadi. 2.Anemia berat 3.Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan sebagai tambahan dari pemberian antibiotik) 4.Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan, karena komponen darah spesifik yang lain tidak ada 5.Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat. 3.Risiko Transfusi Darah Risiko yang dapat muncul, walaupun jarang, pada saat transfusi darah atau beberapa waktu setelahnya, di antaranya: Demam. Dapat terjadi secara tiba-tiba ketika transfusi darah. Walau demikian, demam merupakan bentuk respons tubuh terhadap sel darah putih pendonor yang masuk ke dalam tubuh resipien. Reaksi alergi. Menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri dada atau punggung, sulit bernapas, demam, mengigil, kulit memerah, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, dan mual. Kelebihan zat besi. Terlalu banyak jumlah darah yang ditransfusikan bisa menyebabkan kelebihan zat besi. Kondisi ini umumnya dialami penderita thalasemia, yang sering membutuhkan transfusi darah. Kelebihan zat besi bisa mengakibatkan kerusakan jantung, hati, dan organ tubuh lainnya. Cedera paru-paru. Walau jarang terjadi, transfusi darah bisa merusak paru-paru. Kondisi ini umumnya terjadi 6 jam setelah prosedur dilakukan. Dalam beberapa kasus, pasien dapat sembuh dari kondisi ini. Infeksi. Penyakit infeksi, seperti HIV, hepatitis B, atau hepatitis C, dapat ditularkan melalui darah pendonor. Namun hal ini sangat jarang terjadi di masa sekarang, karena darah yang akan didonorkan sudah diperiksa terlebih dahulu ada tidaknya infeksi 4.Mengenal beberapa jenis transfusi darah
1. Sel darah merah (packed red blood cell)
Jenis transfusi ini adalah yang paling sering dilakukan. Transfusi sel darah merah dibutuhkan pada kasus anemia yang berat. Pada kondisi tersebut, suplementasi vitamin dan mineral tidak cukup cepat untuk bisa membantu tubuh membentuk sel darah merah yang baru, sehingga diperlukan penambahan sel darah merah melalui transfusi. 2. Konsentrat trombosit Secara medis, trombosit berperan penting dalam menghentikan perdarahan. Oleh sebab itu, konsentrat trombosit umumnya dibutuhkan jika kadar trombosit sangat rendah, disertai dengan adanya perdarahan misalnya mimisan, perdarahan gusi, atau perdarahan saluran pencernaan. 3. Plasma beku segar (fresh frozen plasma atau FFP) FFP merupakan komponen darah yang terdiri dari semua faktor pembekuan darah. Umumnya, jenis transfusi ini dibutuhkan oleh penderita kelainan pembekuan darah yang sedang mengalami perdarahan. 4. Whole blood Transfusi whole blood artinya seluruh komponen di darah tak dipisahkan, melainkan semuanya langsung diberikan melalui proses transfusi darah. Jenis transfusi darah ini dulu sering diberikan pada kasus perdarahan hebat, misalnya pasca kecelakaan atau saat operasi besar. 5.Manfaat transfusi darah
1. Menurunkan risiko terkena penyakit
jantung dan pembuluh darah 2. Menurunkan risiko kanker 3. Membantu menurunkan berat badan 4. Mendeteksi penyakit serius 5. Membuat lebih sehat secara psikologis dan memperpanjang usia 6.kondisi di mana Anda tidak dianjurkan untuk mendonorkan darah: 1. Sedang demam atau flu 2. Berat badan kurang dari 50 kg 3. Memiliki tekanan darah tinggi 4. Kadar gula darah tinggi 5. Mengonsumsi antibiotik 6. Mengalami gangguan fungsi jantung 7. Baru saja ditindik di tubuh 8. Terkena infeksi menular seksual 9. Sedang hamil 10. Memiliki riwayat tertentu 6.beberapa hal yang harus Anda persiapkan sebelum donor darah: 1.Minumlah banyak cairan sehari sebelum donor darah terutama jika cuacanya sedang panas. Pasalnya, saat donor darah, volume darah Anda akan menurun. 2.Anda bisa mengonsumsi makanan asin kira-kira 12 jam sebelum mendonorkan darah karena setelah darah Anda diambil, Anda kehilangan kurang-lebih 3 gram garam dari tubuh. 3.Cukupi kebutuhan zat besi harian Anda supaya Anda tidak mengalami kekurangan zat besi. Anda dapat menemukan sumber zat besi dari daging sapi, ikan, brokoli, asparagus, bayam, dan sayuran hijau lainnya. 4.Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup sebelum darah. 5.Beri tahu semua jenis obat-obatan yang sedang Anda konsumsi (baik itu obat dengan resep, tanpa resep, vitamin, atau herbal) sebelum mendonorkan darah.