KEBUTUHAN PERUMAHAN

KOTA

MATERI KULIAH
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
PERTEMUAN KE -6
 KEBUTUHAN PERUMAHAN KOTA

DITINJAU DARI :

1. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK

2. JUMLAH RUMAH LAYAK HUNI
3. LUAS KOTA
4. SOSIAL EKONOMI PENDUDUK
1 RT : terdiri dari 150 – 250 jiwa penduduk
1 RW : (2.500 jiwa penduduk) terdiri dari 8 – 10 RT
1 kelurahan (≈ lingkungan) : (30.000 jiwa penduduk) terdiri dari
10 – 12 RW
1 kecamatan : (120.000 jiwa penduduk) terdiri dari 4 – 6 kelurahan
/ lingkungan
1 kota : terdiri dari sekurang-kurangnya 1 kecamatan

Note:
 Penentuan asumsi dasar satuan unit lingkungan dapat
dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi konteks lokal yang
telah dimiliki. Contoh kasus di daerah Bali, satuan unit lingkungan RW
≈ banjar dinas, satuan unit lingkungan kelurahan ≈
lingkungan ≈ desa dinas.
 Sedangkan kasus di daerah Padang, satuan unit lingkungan
kelurahan ≈ nagari yang terdiri dari > 10 RW.
 JUMLAH PENDUDUK

FAKTOR INI MEMPENGARUHI :

 LUAS KEBUTUHAN RUANG

 KEBUTUHAN FASILITAS DAN
PELAYANAN
 KLASIFIKASI KOTA
 STRUKTUR PENDUDUK

 UMUR DAN JENIS KELAMIN, mempengaruhi

besaran dan jenis fasilitas,serta tipe lingkungan
perumahan

 ANGKA TENAGA KERJA

 SEBARAN PENDUDUK
 KEPADATAN PENDUDUK

PENYEBAB PERTAMBAHAN PENDUDUK KOTA :

 URBANISASI / MIGRASI
 ANGKA KELAHIRAN LEBIH > ANGKA
KEMATIAN
 TINGKAT KESEHATAN MAKIN TINGGI
KEPADATAN PENDUDUK
BRUTTO =

JUMLAH PENDUDUK
________________________

LUAS LAHAN KOTA

 PERHITUNGAN LUAS KOTA

Luas Lantai Yang dibutuhkan :

23,5 m2 - 52, 3 m2 Lantai / org

Bila jumlah penduduk 100.000 jiwa, berapa perkiraan

luas kota ?
 PERHITUNGAN LUAS KAVLING
TEMPAT KERJA

PIRAMIDA PENDUDUK DARI SEGI

PRODUKTIVITAS KERJA

PENDUDUK
1 USIA TUA
PERBANDINGAN
USIA :
6 USIA 1 : 6 : 3
PRODUKTIF

3 ANAK-
ANAK
 PERHITUNGAN LUAS KAVLING
TEMPAT KERJA

ASUMSI PIRAMIDA PEKERJAAN :

1 : 2 : 7 STANDARD
LUAS RUMAH

1 PIMPINAN 72 M2

2 PEGAWAI 54 M2

7
BURUH 36 M2
 PERHITUNGAN LUAS KAVLING
TEMPAT KERJA

ASUMSI KEBUTUHAN LUAS LANTAI PER ORANG :

INDUSTRI : 25 M2 LANTAI / ORANG

JASA & KOMERSIAL : 15 M2 LANTAI / ORG
ADMINISTRASI, dll : 12 M2 LANTAI / ORG
 ANALISA KEBUTUHAN RUMAH

DITINJAU DARI :
 PERTUMBUHAN PENDUDUK
MISAL : Jakarta 2,4 % per tahun
 GAYA / POLA HIDUP MASYARAKAT
 BACK LOG
Selisih jumlah rumah yang seharusnya ada
dibanding dengan jumlah penduduk
 ASPEK SOSIAL EKONOMI

Konsep kebutuhan akan rumah ditinjau dari sosial

budaya masyarakat :

1. Normative Needs
2. Felt Needs
3. Comparative Needs
4. Expressed Needs
 HOUSING NEEDS

DITINJAU DARI :
 Kebutuhan rumah saat ini (Existing Housing
Need)
 Kebutuhan rumah akan datang (Future Housing
Need)
 EXISTING HOUSING NEEDS

Yang perlu diketahui dari Existing Housing Need

adalah:
 Jumlah rumah yang ada pada saat ini (Housing
Stock = s) baik yang layak maupun yang tidak layak.
 Jumlah rumah yang tidak layak huni (Unsuitable
Dwelling = u)
 Jumlah rumah tangga (Household = HH atau
jumlah KK
 EXISTING HOUSING NEEDS

EHN = HH – (s-u) … … … (1)

S = Stock
 HH = Household = Jumlah rumah tangga
 EHN = Existing Housing Need
 u = Unsuitable dwelling
 (s-u) = Rumah layak huni
 FUTURE HOUSING NEEDS

Yaitu memperkirakan jumlah rumah di saat tertentu

Dengan mempertimbangkan :
1. Proyeksi Jumlah penduduk
2. Household Size rate
3. Proyeksi Stock
4. Proyeksi Unsuitable Dwelling
5. Replacement rate
 FUTURE HOUSING NEEDS

FHN = HHt – (St – Ut) + rrSo

S = Stock
 HH = Household = jumlah rumah tangga
 FHN = Future Housing Need
 u = Unsuitable dwelling
 (s-u) = Rumah layak huni
 rr = Replacement Rate
 Thank You....

See U Next Week > .... Quiz