Anda di halaman 1dari 35

KATARAK

MUHAMMAD TAUFIQ, S.Ked

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MATA


RSUD BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
ANATOMI LENSA

-Struktur bikonveks, avaskular, tak


berwarna, dan hampir transparan.
-Tebal: ± 4 mm, Diameter: ± 9 mm. -Terletak di belakang iris,
-Kapsul lensa  membran dasar -Terfiksasi pada serat zonula dari
yang elastis dan transparan badan siliar.
mempertahankan bentuk lensa -Serat zonula menempel dan
pada saat akomodasi. Terdiri dari menyatu pada bagian anterior
serat kolagen tipe IV  sel-sel epitel dan posterior dari kapsul lensa.
lensa.
FISIOLOGI LENSA
◦ Fungsi utama  memfokuskan berkas cahaya ke retina.
◦ Mengubah fokus dari benda jauh ke benda dekat dengan cara akomodasi
◦ Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh badan siliar terhadap serat-
serat zonula. Akomodasi Tanpa Akomodasi

Muskulus Cilliaris Kontraksi Relaksasi

Ketegangan Serat Zonular Menurun Meningkat

Bentuk Lensa Lebih cembung Lebih pipih

Tebal Axial Lensa Meningkat Menurun

Dioptri Lensa Meningkat Menurun


METABOLISME LENSA
◦ Transparansi lensa  keseimbangan air dan kation (natrium dan
kalium). kation berasal dari humour aqueous dan vitreous.
◦ Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan
posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar.
◦ Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt
(5%) menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan
ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose
reduktase.
◦ Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa menjadi
sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol
dehidrogenase.
METABOLISME LENSA
◦ Ion K bergerak ke bagian posterior
dan keluar ke aqueous humour,
dari luar Ion Na masuk secara
difusi dan bergerak ke bagian
anterior untuk menggantikan ion K
dan keluar melalui pompa aktif
Na-K ATPase, sedangkan kadar
kalsium tetap dipertahankan di
dalam oleh Ca-ATPase
DEFINISI
◦ Katarak → dari bahasa Yunani Katarrhakies,
bahasa Inggris Cataract, dan
Latin Cataracta yang berarti air terjun.

Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh.

◦ Katarak  Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya.
◦ Umumnya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat
tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
ETIOLOGI
◦ degeneratif (usia)
◦ kongenital
◦ penyakit sistemik (misal DM, hipertensi, hipoparatiroidisme)
◦ penyakit lokal pada mata (misal uveitis, glaukoma dll)
◦ trauma
◦ bahan toksik (kimia & fisik)
◦ Akibat obat-obat tertentu (kortikosteroid, Miotikum, dll)
PATOFISIOLOGI
◦ Teori Hidrasi  kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang berada di
subkapsular anterior  air tdk dpt dikeluarkan dari lensa  bertambahnya tekanan osmotik 
kekeruhan lensa.

◦ Teori Sklerosis  serabut kolagen terus bertambah  pemadatan serabut kolagen di tengah
 semakin bertambah banyak  sklerosis nukleus lensa.
GEJALA
◦ Penglihatan tidak jelas, seperti
terdapat kabut menghalangi objek.
• Peka terhadap sinar atau cahaya.
• Dapat melihat dobel pada satu
mata.
• Memerlukan pencahayaan yang
terang untuk dapat membaca.
• Lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu.
JENIS-JENIS KATARAK

◦ Katarak komplikata
◦ Katarak traumatik
◦ Menurut usia :
◦ Katarak kongenital,
◦ Katarak juvenil,
◦ Katarak presenil,
◦ Katarak senil,
KATRAK SENILIS
◦ Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun yang
mengakibatkan gangguan penglihatan dengan gejala karakteristik penebalan lensa secara
perlahan dan progresif.
ETIOLOGI KATARAK SENILIS

◦ Perubahan lensa pada usia lanjut :


◦ Terjadi penebalan dan kurang elastisnya kapsul, mulai terjadi presbiopia, bentuk lamel
kapsul berkurang atau kabur, dan terlihat bahan granular.
◦ Modifikasi kimia dan proteolisis dari kristalin (protein lensa) menghasilkan formasi agregat
protein  fluktuasi mendadak dalam indeks refraktif lokal lensa  menghamburkan
cahaya dan menurunkan transparansi/meningkatkan pigmentasi (lensa
kuning/kecoklatan)
◦ Penurunan konsentrasi dari glutation dan kalium serta peningkatan konsentrasi natrium
dan kalsium dalam sitoplasma sel lensa
KLASIFIKASI KATARAK SENILIS
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR
Visus 5/5 dg koreksi s.d 1/60 1/300 – 1/~ 1/~
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah (air Normal Berkurang (air+masa
masuk) lensa keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaucoma


◦ Berdasarkan lokasi terjadinya :
◦ Katarak Inti (Nuclear Sclerosis)
◦ Katarak Kortical
◦ Katarak Subkapsular

◦ Grading menurut Buratto ada 5 grade yaitu :


◦ I (nucleus lunak, visus >6/12),
◦ II (nucleus dengan kekerasan ringan, visus 6/12),
◦ III (nucleus dengan kekerasanmenengah, visus 6/30-3/60),
◦ IV (nucleus keras kuning kecoklatan, visus 3/60-1/60),
◦ V (nucleus sangat keras black katarak, visus < 1/60).
GEJALA SUBYEKTIF
◦ Pandangan kabur
◦ Penglihatan silau
◦ Sensitifitas terhadap kontras
◦ Miopisasi
◦ Variasi Diurnal Penglihatan
◦ Distorsi
◦ Halo
◦ Diplopia monokuler
◦ Perubahan persepsi warna
◦ Bintik hitam
GEJALA OBYEKTIF
◦ Pada lensa  tanda-tanda inflamasi (-)
◦ Pmrx dg Snellen, hitung jari, lambai tangan, senter  penurunan visus.
◦ Pmrx dg senter  Lensa tampak keruh keabuan atau keputihan
dengan latar hitam.
◦ Penyinaran miring (45o dari poros mata) menilai iris shadow .
◦ Pmrx opthalmoskop  fundus reflex : kekeruhan tampak hitam
dengan latar oranye. Pada stadium matur  warna putih atau
tampak kehitaman tanpa latar orange  lensa sudah keruh
seluruhnya.
PENATALAKSANAAN
◦ Penatalaksanaan non bedah untuk visus lebih baik atau sama dengan 6/12  pemberian
kacamata dengan koreksi terbaik.
◦ Jika visus masih lebih baik dari 6/12 tetapi sudah mengganggu untk melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada indikasi medis lain untuk operasi 
operasi katarak
◦ Indikasi pembedahan:
Indikasi Optis
Indikasi Medis  ada komplikasi
Indikasi Kosmetik
TEKNIK OPERASI KATARAK
◦ Intra-Capsular Cataract Extraction (ICCE) ..\..\..\Video\Intracapsular Cataract Extraction (ICCE).MP4

◦ Extra-Capsular Cataract Extraction (ECCE) ..\..\..\Video\Extracapsular Cataract Extraction (ECCE).MP4


◦ Small Incision Catharact Surgery
◦ Phacoemulsification ..\..\..\Video\Cataract Surgery (FAST PHACO) 1288.MP4
ICCE ECCE
Pengangkatan lensa Lensa dan kapsul diangkat Nukleus lensa diangkat dari
kapsul
Kapsula posterior dan Zonula Diangkat Utuh
Zinii
Insisi Lebih besar (10 mm) Lebih kecil
Iridektomi perifer Dilakukan Tidak dilakukan
Waktu operasi Lebih lama Lebih cepat
Lokasi IOL Anterior chamber Posterior chamber
Keahlian Teknik lebih mudah Teknik lebih sulit
Biaya Lebih murah Lebih mahal
Komplikasi yang muncul Prolaps vitreus, cystoid macular Katarak sekunder
edema, endophtalmitis, aphakic
glaucoma

Komplikasi yang dapat Katarak sekunder Komplikasi pada ICCE


dihilangkan
Indikasi Dislokasi lensa, subluksasi lensa, Chronic Dapat untuk semua jenis
lens induced uveitis, Intra-lenticular katarak kecuali dengan kontra
foreign bodies indikasi

Kontraindikasi Pasien muda (< 35 tahun) yang vitreus Dislokasi lensa, subluksasi lensa
dan lensa nya masih memiliki
penempelan yang kuat
KOMPLIKASI PASCA BEDAH

◦Intraoperasi :
◦ Kerusakan endotel kornea
◦ Ruptur kapsula posterior
◦ Vitreus proplaps
◦ Hifema
◦ Dislokasi nukleus ke vitreus
◦ Perdarahan ekspulsif
KOMPLIKASI PASCA BEDAH

◦Postoperasi Awal Postoperasi Lambat


◦ Edema korrnea  Kekeruhan kapsula
◦ Iris prolaps posterior (PCO)
◦ COA dangkal atau datar  Cystoid macular edema
◦ Hyphema  Bullous Keratophaty
◦ Hypotony  Glaukoma
◦ Glaukoma
◦ Dislokasi IOL
◦ Endophtalmitis
KOMPLIKASI KATARAK
◦ Lens induced glaucoma :
Phacomorphic glaucoma
Phacolytic glaucoma
Phacotoxic Glaucoma
◦ Lens Induced Uveitis
◦ Subluksasi atau Dislokasi Lensa
KIE
◦ Mata yang telah dioperasi, ditutup dengan kasa dan tidak boleh terkena air selama 4
minggu, tidak boleh terpukul, atau digosok.
◦ Jaga kebersihan mata, cuci tangan sebelum menyentuh mata, dan minum obat-obatan
atau menggunakan obat tetes mata steroid dan antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter
untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi.
◦ Untuk melindungi mata dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan kacamata atau
pelindung mata minimal selama 1 (satu) minggu setelah operasi.
◦ Jangan menunduk atau membungkukkan badan (kepala lebih rendah dari dada)
untuk mengangkat benda dari lantai. Jangan mengangkat barang yang berat dan
tidur tengkurap.
◦ Jangan merokok dan menghindari asap rokok.
◦ Makan makanan yang bergizi, tinggi kalori dan tinggi protein.
◦ Bila terdapat keluhan pada mata, segera kontrol.
TERIMAKASIH
GEJALA OBYEKTIF

◦ Lensa  Tanda-tanda inflamasi (-), lensa tampak


keruh keabuan atau keputihan dengan latar hitam,
iris shadow (+).

◦ Pmrx dg Snellen, hitung jari, lambai tangan, senter 


Penurunan visus.

◦ BMD  Dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut


BMD menyempit  TIO meningkat  glaukoma.

Anda mungkin juga menyukai