Anda di halaman 1dari 21

Corrosion Characterization of

Aluminium-7075/Silicon Carbide
Metal Matrix Composites

Zara Aulia 1710412012


Abstract
Metal matrix composites adalah sistem heterogen yang
mengandung matriks dan penguat, yang sifat mekanik dan
sifat fisiknya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. MMC
digunakan dalam industri mobil, pesawat terbang dan industri
kelautan karena ketahanannya terhadap korosi. Dalam tulisan
ini dilakukan uji weight loss corrosion test, open circuit
potential test dan potentiostat test terhadap AL7075/ SiC
dalam larutan klorida dengan konsentrasi yang berbeda.
Komposit dipersiapkan dengan teknik liquid melt metallurgy
menggunakan metoda vortex. Komposit mengandung 2, 4,
dan 6 persen SiC. weight loss corrosion test, open circuit
potential test dan potentiostat test dilakukan dalam larutan
natrium klorida 0.035, 0.35 dan 3.5%.
1. Introduction
• Metal matrix composites (MMC) dengan reinforced partikulat keramik
telah mendapat perhatian karena mempunyai potensi ketangguhan dan
kekuatan yang tinggi. aluminum MMC mempunyai potensial aplikasi pada
lingkungan dengan temperatur tinggi terutama pada bagian mesin mobil,
seperti piston, poros mesin, rotor rem, dan aplikasi luar angkasa.
• Kecuali noble metal, tidak terdapat metal dan alloy yang stabil pada
temperatur ruangan, yang cenderung membentuk oksida.
• Kebanyakan logam dalam keadan padat atau cair mempunyai morfologi
yang tidak stabil di udara. Penelitian yang berkaitan dengan temperatur
piston dalam mesin diesel menunjukkan bahwa temperaturnya dapat
mencapai 200-600°C. Karena piston dan silinder terpapar suhu lingkungan
yang tinggi maka pada aplikasi ini digunakan MMC yang memiliki stabilitas
yang cukup sifat mekanik dan kekuatan kimia (oksidasi). Oksidasi terjadi
pada batasa butir pada alloy, pada antarmuka diantara partikel dan
matriks dalam MMC biasanya meningkatkan intergranular fracture,
menyebabkan kegagalan prematur dan kerapuhan yang parah. Oleh
karena itu, pada aplikasi temperatur tinggi, penting untuk memiliki
pemahaman tentang sifat oksidasi dari aluminium MMC.
2. Experimental Procedure
2.1 Material Selection
Dalam penelitian ini digunakan teknik liquid metallurgy dan Al 7075,
yang menunjukkan sifat pengecoran yang sangat baik dan kekuatan
yang lumayan, Yang digunakan sebagai dasar alloy Al 7075 alloy
dengan kekuatan yang bagus cocok untuk produksi massal pengecoran
logam ringan. Komposisi kimia dari Al 7075 terdapat pada tabel 1.

Partikulat karbida silikon yang tersedia secara komersial berukuran 50-


80 mikron digunakan sebagai penguat. Pengujian dilakukan dalam
larutan Natrium Klorida 0.035, 0.35 dan 3.5%.
2.2 Composites Preparation
liquid metallurgy route menggunakan teknik vortex digunakan
untuk menyiapkan komposit. Persentase berat dari silikon
karbida yang digunakan adalah 2, 4 dan 6%. Matrix juga dicor
dengan cara yang sama untuk perbandingan.
2.3 Specimen Preparation
Untuk uji weight loss corrosion test, komposit dan matriks dipotong
dalam bentuk sillinder dengan dimensi 18x18cm dan untuk uji circuit
potential test dan potentiostat test spesimen dengan ukuran 20mmx
10mmx 1mm dibentuk. Dimensi dari semua spesimen ditentukan
menggunakan alat ukur vernier.
2.4 Corrosion Test
Tes korosi dilakukan pada suhu kamar dengan menggunkan metode
conventional weight loss. Spesimen direndam sampai 24, 48, 72, dan
96 jam. Penurunan berat dihitung dan dikonversi ke laju korosi dan
diungkapkan dalam mils penetration per year (mpy).
Laju korosi dihitung menggunakan formula
Corrosion Rate in mpy = 534W/DAT
Dimana W adalah weight loss dalam gram, D adalah density dari
spesimen gm/cc, A adalah luas area dari spesimen (inch²) dan T adalah
waktu dalam jam.
• Untuk uji circuit potential test spesimen dipasangkan dengan calomel
electrode and dihubungkan pada multi meter, selanjutnya dicelupkan ke
dalam corrodent solutions dan potensialnya dicatat setiap jam
• Untuk uji potentiostat test peralatan yang digunakan adalah potentiostat-
Galvanostat (model CL95) terhubung dengan function generator dan
graphic plotter. Perangkat ini terhubung dengan personal computer untuk
mensimulasikan hasil yang diperoleh. Tingkat korosi dalam MPY diperoleh
langsung pada komputer.
3. RESULTS AND DISCUSSION
Gambar 1 sampai 3 menunjukkan laju korosi komposit dengan
metode conventional weight loss dan gambar 4 sampai 6
menunjukkan kurva simulasi untuk potensi sirkuit terbuka
dengan MMC dan matriks dalam larutan Natrium Klorida dengan
konsentrasi berbeda. Gambar 7 sampai 9 menunjukkan kurva
simulasi untuk studi potensiostatik dari MMC dibandingakan
dengan matriks.
• Grafik 1- 3. terjadi kenaikan tingkat korosi
apabila durasi tes diturunkan pada semua
konsentrasi NaCl. Dari grafik didapatkan
ketahanan korosi dari komposit lebih tinggi
dari matriks.
• Gambar 4-6. potensial dari MMC lebih kecil
dari matriks. Terjadi penurunan potensial jika
durasi dan konsentrasi penguat dinaikkan.
3.1. Effect of Exposure Time
• Pada weight loss corotion test (gambar 1-3) diamati bahwa MMC
dan matriks mengalami penurunan laju korosi dengan peningkatan
durasi uji dalam semua konsentrasi larutan natrium klorida.
Dijelaskan dari grafik bahwa ketahanan korosi dari komposit lebih
tinggi dibandingkan matriks.
• Kecenderungan yang sama juga diamati pada open circuit potential
test (gambar 4-6), dimana potensial untuk MMC dan matriks terus
menurun dengan waktu pemaparan dan menjadi konstan setelah
30 jam pemaparan. Potensial yang dialami MMC lebih rendah
dibandingan matriks. Pada kedua tes akan terdapat black deposit
pada spesimen. Fenomena penurunan laju korosi secara bertahap
menunjukkan kemungkinan pasivasi dari matriks alloy.
3.2. Effect of Silicon Carbide Content
Dari gambar 1-6 dapat diamati dengan jelas bahwa untuk MMC,
laju korosi menurun secara monoton dengan kenaikan
kandungan silika karbida. Dalam kasus ini, laju korosi komposit
dan matriks alloy didominasi karena pembentukan lubang, retak
pada pemukaan. Dalam kasus dasar alloy, severity dasar dari
permukaan digunakan menginduksi formasi retak pada
permukaannya, yang akhirnya mengarah pada pembentukan
lubang, sehingga menyebabkan hilangnya material. Adanya
retak dan lubang di permukaan dasar alloy teramati dengan
jelas, karena tidak ada penguat yang tersedia dalam berbagai
bentuk. permukaan dasar alloy tidak bisa memberikan semacam
pertahanan terhadap medium dasar. Oleh karena itu penurunan
berat dalam kasus alloy tanpa penguat lebih tinggi daripada
komposit. Penjelasan yang sama juga dapat menjelaskan open
circuit potential test.
CONCLUSIONS
• AL 7075 yang berbasis MMC yang diperkuat partikel silikon karbida
dengan konsentrasi 2, 4 sampai 6% dapat diproduksi dengan teknik
liquid melt metallurgical
• Tingkat korosi dari alloy dan komposit semakin menurun
berdasarkan waktu
• Normalitas NaCl memainkan peran penting dalam korosi MMC.
Tingkat korosi dari alloy dan MMC meningkat dengan peningkatan
konsentrasi larutan NaCl
• Tingkat korosi dari komposit lebih rendah daripada alloy
• Semakin bertambah persentase penguat semakin menurun tingkat
korosinya
• Penggunaan MMC pada aplikasi kelautan lebih cocok dari pada
penggunaan alloy

Anda mungkin juga menyukai