Anda di halaman 1dari 109

ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

PENGERTIAN

 Elektrokardiografiadalah ilmu yang


mempelajari aktifitas listrik jantung.

 Elektrokardiogram(EKG) adalah suatu


grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung.
 Aktifitaslistrik jantung dicatat dan direkam
melalui elektroda – elektroda yang dipasang
pada permukaan tubuh.

 Ingat !!!
Hasil EKG normal belum tentu jantungnya
normal.
NORMAL CONDUCTION SYSTEM
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
 Nodus SA (SA nodes).
- Terletak pada pertemuan vena kava superior dengan
atrium kanan.
- Sel-nya dengan teratur mengeluarkan impuls pada
kecepatan 60-100 x/menit.

 Nodus AV (AV nodes).


- Terletak diatas sinus karotikus pada dinding posterior
atrium kanan.
- Sel-nya mengeluarkan impuls lebih rendah yaitu 40-60
x/menit.
SISTEM KONDUKSI JANTUNG

 Berkas His.
- Terletak disepanjang septum ventrikel.
- Terdiri dari Cabang berkas His kiri (LBB) dan Cabang
berkas His kanan (RBB).

 Serabut Purkinje.
- Terletak di miokard ventrikel.
- Mampu mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40
x/menit.
Gel. P Gel. QRS
ION YANG BERPERAN

 Kalium (K+).
 Natrium (Na+).

 Kalsium (Ca2+).

 Klorida (Cl-).
AKSI POTENSIAL :

Depolarisasi
 proses perubahan muatan akibat rangsangan
Rangsangan listrik yang tiba-tiba Na dari luar ke dalam
Muatan dalam sel menjadi lebih positif
Repolarisasi
 pengembalian muatan ke keadaan semula
Bagian luar sel positif dan negatif di dalam sel
Polarisasi
 Fase istirahat
Transmembran Potential
+++ +++ +++
Resting

Depolarization
+++ +++ +++

+++ +++ +++


Repolarization
GAMBAR AKSI POTENSIAL
FASE2 POTENSIAL AKSI
 Fase 0.
- Disebut fase depolarisasi cepat.
- Peristiwa masuknya ion natrium yang cepat ke dalam sel.
- Muatan di dalam sel menjadi lebih positif.

 Fase 1.
- Disebut fase repolarisasi lambat.
- Peristiwa masuknya ion klorida ke dalam sel.

 Fase 2.
- Disebut periode plateu.
- Peristiwa masuknya ion kalsium.
FASE2 POTENSIAL AKSI

 Fase 3.
- Disebut fase repolarisasi cepat.
- Peristiwa keluarnya ion kalium dari dalam ke luar sel.

 Fase 4.
- Disebut fase istirahat.
- Bagian dalam sel bermuatan negatif, diluar sel
bermuatan positif.
DEPOLARIZATION AND REPOLARIZATION OF ATRIUM
AND VENTRICLE
CARDIAC
CYCLE
Gel. P Gel. QRS
SANDAPAN (LEAD) EKG

 Sandapan Bipolar.
 Sandapan unipolar.
SANDAPAN (LEAD) BIPOLAR (A)
 Sandapan (lead) I
- Merekam perbedaan potensi listrik antara ekstremitas kiri atas dengan
kanan atas.
- Hasilnya : Ekstremitas kiri atas lebih positif dari kanan atas.

 Sandapan (lead) II
- Merekam perbedaan potensi listrik antara ekstremitas kanan atas dengan
ekstremitas kiri bawah.
- Hasilnya : Ekstremitas kiri bawah lebih positif dari kanan atas.

 Sandapan (lead) III


- Merekam perbedaan potensi listrik antara ekstremitas kiri atas dengan
ekstremitas kiri bawah.
- Hasilnya : Ekstremitas kiri bawah lebih positif dari kiri atas.
SANDAPAN (LEAD) UNIPOLAR : EKSTREMITAS.

 Sandapan (lead) aVR.


- Merekam potensi listrik pada tangan kanan (RA).
- Tangan kanan bermuatan (+).
- Tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.

 Sandapan (lead) aVL.


- Merekam potensi listrik pada tangan kiri (LA).
- Tangan kiri bermuatan (+).
- Tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.

 Sandapan (lead) aVF.


- Merekam potensi listrik pada kaki kiri (F).
- Kaki kiri bermuatan (+).
- Tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen.
SANDAPAN (LEAD) UNIPOLAR :
PREKORDIAL (A)
 Sandapan (lead) V1.
- Ruang interkosta IV garis sternal kanan.
- Untuk menggambarkan septal jantung.

 Sandapan (lead) V2.


- Ruang interkosta IV garis sternal kiri.
- Untuk menggambarkan septal jantung.

 Sandapan (lead) V3.


- Pertengahan antara V2 dan V4.
- Untuk menggambarkan anterior jantung.
SANDAPAN (LEAD) UNIPOLAR :
PREKORDIAL (B)
 Sandapan (lead) V4.
- Ruang interkosta IV MCLS.
- Untuk menggambarkan anterior jantung.

 Sandapan (lead) V5.


- Sejajar dengan V4 pada garis aksila anterior kiri.
- Untuk menggambarkan lateral jantung.

 Sandapan (lead) V6.


- Sejajar V5 pada garis midaksilaris kiri.
- Untuk menggambarkan lateral jantung.
STANDARD LIMB LEADS (SANDAPAN
EKSTREMITAS)
AUGMENTED LEADS
PRECORDIAL LEADS (SANDAPAN DADA)
EKG: MEMOTRET JANTUNG DARI SISI FRONTAL DAN
HORIZONTAL
EKG: REKAMAN AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG PADA
PERMUKAAN TUBUH
KERTAS EKG
 Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan
vertikal (keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil).
 Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04
detik, sedangkan 5 mm = 0.2 detik.
 Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1
mV, sedangkan 10 mm = 1 mV.
 Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25
mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat pada
setiap sandapan (lead).
KERTAS EKG
 Garis Horisontal :
 Waktu / detik
 1 Kotak kecil= 1 mm = 0,04
detik
 5 kotak kecil = 5 mm = 0,2
detik
 Garis Vertikal :
 Voltase / mV
 1 kotak kecil = 0,1 mV
 5 kotak kecil = 0,5 mV
KURVA EKG
 Menggambarkan proses listrik pada atrium dan
ventrikel.
 Proses listrik tersebut antara lain :
a. Depolarisasi atrium.
b. Repolarisasi atrium.
c. Depolarisasi ventrikel.
d. Repolarisasi ventrikel.
 Terdiri dari gelombang : P, Q, R, S, T, dan kadang-kadang
U.
GELOMBANG “P”
 Merupakan proses depolarisasi atrium.
 Gelombang “P”normal, bila :
a. Lebar kurang dari 0.12 detik (3 kotak kecil).
b. Tinggi kurang dari 0.25 mV (2.5 kotak kecil).
c. Selalu positif di lead II.
d. Selalu negatif di lead aVR.
KOMPLEKS “QRS”
 Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel.
 Kompleks “QRS” normal, bila :
a. Lebar 0.06 – 0.12 detik.
b. Tinggi tergantung lead.
GELOMBANG “T”

 Merupakan gambaran
proses repolarisasi
ventrikel.
 Umumnya positif di lead

I, II, V3 - V6 dan
negatif pada aVR.
INTERVAL “PR”
 Diukur dari permukaan
gelombang P sampai
permulaan kompleks QRS.
 Nilai normal :

0.12 – 0.20 detik.


SEGMEN “ST”
 Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang
T.
 Segmen ST yang naik disebut ST Elevasi, segmen ST
yang turun disebut ST Depresi.
CARA MENILAI EKG
 Tentukan irama jantung (Rhytme).
 Tentukan frekuensi.

 Tentukan sumbu jantung.

 Tentukan ada tidaknya hipertropi.

 Tentukan ada tidaknya iskemik atau infark.

 Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit.


MENENTUKAN IRAMA JANTUNG (RHYTME)

 Tentukan apakah denyut jantung teratur atau tidak.


 Tentukan frekuensi jantung.

 Tentukan gelombang “P” normal atau tidak.

 Tentukan interval “PR” normal atau tidak.

 Tentukan kompleks “QRS” normal atau tidak.

 Lihat bentuk gelombang sama atau tidak.


CARA MENILAI EKG (LANJUTAN)…

1. Menentukan frekuensi , dapat dilakukan dengan 3 cara :


a. 300
jumlah kotak besar antara R – R

b. 1500
jumlah kotak kecil antara R – R
KERTAS EKG

3 detik 3 detik

•Setiap 3 detik pada garis horisontal terdapat 15 kotak besar


•Setiap 6 detik pada garis horisontal terdapat 30 kotak besar

c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik,


hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 10
Atau ambil EKG 12 detik , hitung jumlah QRS dan
kalikan dengan 5
MENENTUKAN SUMBU JANTUNG
(AXIS)
VEKTOR
-
90

Extreme
Right Axis Left Axis
Deviation Deviation

180 0

Right Axis Normal


Deviation Axis

+9
0
- More Precise
- 90
Axis
15
0

+18 0 Lead I
0

+3
+12 0
Lead
III 0
+9
0
Lead
AVF
AXIS
NORMAL
LEFT AXIS DEVIATION
RIGHT AXIS DEVIATION
-90
Lead I Lead AVF
6
5 1

180 1 0 Lead I 2

4 2 3
3

+90 4

Lead
AVF 5

6
CARA MENENTUKAN SUMBU JANTUNG
(AXIS)
 Lihat sandapan (lead) I
Jumlahkan ketinggian R dan kedalaman S (+/-).

 Lihat sandapan (lead) aVF.


Jumlahkan ketinggian R dan kedalaman S (+/-).

 Lalu buat gradien seperti gambar (slide 30).

 Tentukan normal axis, axis bergerak ke kiri (LAD), axis bergerak ke kanan (RAD),
atau indeterminate axis (IND)
PROSEDUR PEREKAMAN EKG (1)
 Persiapan Alat.
a. Mesin EKG yang dilengkapi : kabel sumber listrik, kabel untuk bumi (ground),
kabel elektroda : ekstremitas dan dada, plat elektroda ekstremitas dan
pengikatnya, dan balon penghisap elektroda dada.
b. Jelly.
c. Kertas tissue.
d. Gaas/kapas alkohol.
e. Spidol.
f. Kertas EKG.
g. Pulpen.
PROSEDUR PEREKAMAN EKG (2)
 Persiapan Pasien.
a. Penjelasan tentang : tujuan pemeriksaan, hal-hal yang
harus diperhatikan saat perekaman EKG.
b. Dinding dada harus terbuka.
CARA KERJA (1)
 Nyalakan mesin EKG.
 Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang cukup luas, tangan dan kaki
tidak saling bersentuhan.
 Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol (kalau
perlu dada dan pergelangan kaki di cukur).
 Keempat elektroda ekstremitas diberi jelly.
 Pasang keempat elektroda ekstremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki.
 Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda V1 sampai V6.
 Pasang elektroda dada dengan menekan karet balon penghisapnya.
CARA KERJA (2)
 Buat kalibrasi sebanyak 3 buah.
 Rekam setiap lead, 3-4 beat.
 Setelah selesai perekaman semua lead, buat kalibrasi ulang.
 Semua elektroda dilepas.
 Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
 Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
 Matikan mesin EKG.
 Catat : nama pasien, umur, tanggal dan jam pengambilan.
 Bersihkan dan rapikan alat.
IRAMA JANTUNG NORMAL
(SINUS RHYTME)
 Irama teratur.
 HR = 60 – 100 x/menit.

 Gelombang “P” normal, setiap gelombang “P” selalu


diikuti oleh kompleks “QRS”.
 Interval “PR” normal (0.12-0.20 detik).

 Kompleks “QRS” normal (0.06-0.12 detik).

 Semua gelombang sama.

SINUS TACIKARDI DAN BRADIKARDI ???


AVR +
+ IRAMA SINUS

II +
+ II
I +
AVF
UNSTABLE
ANGINA/NSTE STEMI
MI
ISKEMIA
INFARK=INJURY
KLASSIFIKASI PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK)

ANGINA SINDROMA
PEKTORIS KORONER AKUT
STABIL

ANGINA NON ST ST ELEVASI


PEKTORIS TAK ELEVASI MI MI
STABIL
SKA DENGAN ST ELEVASI

Infark Miokard Akut (Acute MCI)


Troponin T
CKMB Memerlukan terapi trombolitik (strepto
Kinase) atau Percutaneous Coronary
SKA TANPA ST ELEVASI

Trop T + Trop T negatif


NSTEMI (Infark
CKMB naik non-Q) Angina Pektoris tak Stabil
(APTS)
HIPERTROFI
LVH
RVH
ARITMIA
 Aritmia atau disritmia adalah gangguan irama,
berdasarkan penyebabnya disritmia dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Aritmia karena gangguan pembentukan
2. Aritmia karena gangguan hantaran
Gangguan pembentukan impuls.
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
 . Takikardia sinus

 · Bradikardia sinus

 · Aritmia sinus

 · Sinus Arest

b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia atrial).


 · Ekstrasistol atrial

 · Takiakardia atrial

 · Flater atrial

 · Fibrilasi atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia penghubung).
 · Ekstrasistole Junctional

 · Takikardia Junctional

 · Irama Junctional Junctional

d. Pembentukan impuls di ventricular (Aritmia ventricular).


 · Ekstrasistole ventricular.

 · Takikardia ventricular.

 ·· Fibrilasi ventricular.
2) Gangguan penghantaran impuls.

 a. Blok sino atrial


 b. Blok atrio-ventrikular

 c. Blok intraventrikular.
ARITMIA YANG MENGANCAM
1. VENTRIKEL FIBRILASI
2. VENTRIKEL TRACIKARDI TANPA NADI
3. PULSLES ELEKTRIC ACTIVITE ( PEA )
4. ASISTOL
FIBRILASI VENTRIKEL (VF)
 Irama : Tidak teratur
 Frekwensi HR : < 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
 Gel. P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gel. QRS : Lebar dan tidak teratur
 @ VF kasar (Coarse VF)
 @ VF halus (Fine VF)
TAKIKARDI VENTRIKEL (VT)

 Irama : Teratur
 Frekwensi HR : 100 – 250 x/menit
 Gel. P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gel. QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
PEA
PADA GAMBARAN DI MONITOR TERLIHAT
ADANYA GAMBARAN AKTIVITAS LISTRIK
JANTUNG TETAPI PADA SAAT DI PALPASI
DENYUT NADI TIDAK TERABA
ASISTOL
PADA GAMBARAN MONITOR TIDAK TEREKAM
GAMBARAN AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG DAN
NADI TIDAK TERABA
PENANGAN ARITMIA YANG MENGANCAM NYAWA
AGORITMA VF –
VT TANPA NADI

VT TANPA NADI – VF

DEFIBRILATOR 360 JOUL

RJP / BHD 30 : 2

SIAPKAN PEMASANGAN INTUBASI


LAKUKAN PEMASANGAN INTUBASI

SIAPKAN ADRENALIN 1 mg

RJP 10 : 100 / mnt

SIAPKAN DC SHCOK 360 JOUL

BERIKAN ADRENALIN 1 mg
SIAPKAN AMIODARON / LIDOKAIN
AMIODARON 300 mg
LIDOKAIN 1 – 1,5 mg/kgbb

DC SHOCK 360 JOUL

RJP 10 : 100 /mnt

BERIKAN AMIODARON / LIDOKAIN


DC SHOCK 360 JOUL

RJP 10 : 100 /mnt

SIAPKAN ADRENALIN 1 mg

DC SHOCK 360 JOUL


SIAPKAN AMIODARON 150mg

RJP 10:100 /mnt

DC 360 JOULE

RJP 10:100 /mnt

BERIKAN AMIODARON 150mg


RJP 10: 100 x/ MNT

CATATAN :

1. ADRENALIN DAPAT DI BERIKAN SETIAP 3 – 5 mnt


2. DOSIS AMIODARON DI BERIKAN DOSIS TUNGGAL 300 mg
3. DOSIS ULANG AMIODARON 150 mg HANYA DI BERIKAN
1 KALI
4. DOSIS LIDOKAIN MAKSIMAL 3 mg/ kg bb
5. DOSIS MAINTENNEN ( 900 mg / 24 jam )
A. 360 mg /6 jam
B. 540 mg / 18 jam
6. DC SHCOK DIBERIKAN SETIAP 2 Menit
ALGORITMA PEA - ASISTOL

PEA - ASISTOL

BHD / RJP 30: 2 / mnt

LAKUKAN PEMASANGAN INTUBASI


SETELAH PEMASANGAN INTUBASI
RJP 10 : 100 ( EVALUASI 2 MENIT )

BERIKAN OBAT ADRENALIN 1 mg

SIAPKAN OBAT YANG LAIN


SA 1 mg

RJP 10 : 100 / MENIT( EVALUASI 2 menit )


BERIKAN OBAT SA 1 mg

RJP 10 : 100 / MENIT( EVALUASI 2 menit )

CATATAN :

1. ADRENALIN DAPAT DI BERIKAN SETIAP 3 s/d 5 MENIT


2. SA DOSIS MAKSIMAL 3 mg
3. PEMBERIAN OBAT DI BERIKAN PADA MENIT PERTAMA ATAU
DI BAWAH HITUNGAN VENTILASI SEBELUM 10

Anda mungkin juga menyukai